“KERTAS KERJA”
Dosen Pengampu: I Ketut Sunarwijaya, SE.,M.Si
Oleh:
Deva Putri Anggreni (03)
Ni Ketut Ayu Antari (15)
Ni Putu Astrid Carolia P (22)
Kertas kerja harus mengikuti bentuk dan susunan yang konsisten, selain itu
kertas kerja diupayakan rapi, seragam, dapat dipahami, relevan, ekonomis,
lengkap secara wajar, sederhana, dan disusun secara logis, dengan cara
sebagai berikut :
1. Menjaga kerapian kertas kerja.
semua nama dan jabatan harus dicetak dengan jelas dan mudah
dipahami.
2. Menjaga keseragaman kertas kerja.
semua kertas kerja harus disiapkan pada kertas kerja dengan ukuran dan
tampilan yang sama. Adanya map dengan penjepit yang baik, dan
pembatas dapam memisahkan bagian-bagian dokumen audit.
3. Menyiapkan kertas kerja agar dapat dipahami.
Setipa orang yang membaca kertas kerja tersebut harus dapat
memahami apa yang diputuskan auditor untuk dilakukan, apa yang
telah mereka lakukan, apa yang mereka temukan, apa kesimpulan yang
diambil, dan apa saja yang tidak diputuskan untuk diambil.
4. Menjaga kertas kerja yang relevan.
Memiliki pernyataan tujuan yang jelas pada kertas kerja membantu
memastikan relevansi. Materi latar belakang bisa menjadi hal yang
penting.
5. Menjaga keekonomisan kertas kerja.
Memanfaatkan semaksimal mungkin kertas kerja yang dibuat pada
audit sebelumnya, jika pernah dilakukan audit sebelumnya. Bagan Alir,
deskripsi sistem, dan data lainnya mungkin masih valid.
6. Menjaga kecukupan kertas kerja.
Auditor harus menyimpan daftar “yang akan dikerjakan” di kertas kerja
mereka. pada daftar ini mereka bisa menuliskan hal-hal yang masih
harus dilakukan, pemikiran baru yang layak dipertimbangkan, dan
halhal lain yang tidak secara khusus ditetapkan di program audit tetapi
memerlukan tindakan audit.
7. Menjaga kesederhanaan penulisan.
Kesederhanan dan kejelasam dalam kertas kerja tidak berarti harus
menggunakan struktur bahasa yang sempurna. Kalimat-kalimat ringkas
tetap bisa digunakan dan menghemat waktu.
8. Menggunakan susunan kertas kerja yang logis.
Dibelakang narasi akan ada catatan audit: bagan alir dari sistem kontrol,
jadwal pengujian audit, dan ringkasan temuan. Setiap lembar kerja
umumnya akan berisi: Judul yang deskriptif
• Referensi ke penugasan audit
• Tanda silang atau simbol lainnya
• Tanggal pembuatan dan inisial auditor
• Nomor referensi kertas kerja
• Sumber-sumber data
Latar Belakang
Tiga Organisasi proyek ang terpisah menyiapkan dan mengeluarkan gambar:
Proyek A, B, dan C. Setiap proyek diimpin serorang insinyur proyek. Ketiga
insinyur proyek melapor ke Kepala Proyek. Departemen pemeriksaan yang
terpisah, dibawah seorang Kepala Pemeriksaan, juga melaporkan secara langsug
ke Kepala Proyek dan oleh karena itu tidak berda dibawah kendali orang yan
ggambarnya diperiksa. Lihat Bagan C5.
Setiap proyek memiliki prosedur masing-masing untuk mengontrol penyiapan,
pemeriksaan, persetujuan, dan pengeluaran gambar.
Setiap proyek memiliki rentang waktu 20 hari pabrik sejak penyelesaian gambar
hingga pengeluarannya ke pabrik. [Tanggal pabrik adalah angka-angka mulai dari
1 hingga 1000(kembali ke 1 bila sudah mencapai 1000) tidak termasuk akhir
pekan dan hari libur]. Dua puluh hari tersebut mencakup memeriksa gambar,
memperbaikinya, dan mendapatkan persetujuan.
Sistem Kontrol
1 Untuk memasikan keakuratan gambar, setiap gambar akan diverifikasi oleh
seorang oemeriksa menggunakan warna pemeriksaan yang berbeda: kuning
menunjukkan akurasi, merah menunjukkan adanya kesalahan. Semua
kesalahan akan diperbaiki atau jika tida diperbaiki, alasan pengeluaran
gambar tanpa dikoreksi harus dijelaskan.
2 Untuk memastikan bahwa gambar memnuhi spesifikasi kontrak, maka harus
disetujui secara tertulis oleh
: Penyelia Rekayasa, Insinyur Proyek, Insinyur Porduksi, dan Insinyur
Bagian Mutu
Proyek B dan C memiliki sistem penelaahan gambar sebagai bukti
pemeriksaan dan persetujuan sebelum dikeluarkan ke pabrik. Sedangkan
proyek A tidak.
3 Untuk memastikan pegeluaran gambar telah dilakukan tepat waktu untuk
memenuhi kebutuan pabrik diberikan jadwal yang mencakup pembuatan draf
untuk menyelesaikan gambar dalam 20 hari dari tanggal kebutuhan pabrik.
Proyek B memiliki sistem tindak lanjut. Proyek A dan C tidak.
4 Semua proyek menggunakan register untuk mencatat gambar yang sudah
selesai. Semua proyek memiliki tanggal pengeluaran. Hanya proyek B yang
memiliki tanggal penerimaan (Lihat bagan alir C5)
Tujuan
Menentukan apakah sistem kontrol memadai untuk memnui tujuan :
1 Akurasi
2 Kesesuaian dengan ketentuan spesifikasi
3 Kesesuaian dengan jadwal
Untuk menentukan apakah kinerja telah efektif dalam hal :
● Semua gambar telah diperiksa dan diperbaiki
● Semua gambar memiliki bukti persetujuan
Ruang Lingkup
Kami mengambil sampel berdasarkan pertimbangan untuk penelaahan awal atas
gambar yang dikeluarkan selama setengah tahun 190x. Kami memiliki secara
acak, menggunakan teknik pemilihan interval, dari register gambar yang
dikeluarkan yang dimiliki setiap proyek. Kami memutuskan untuk mengambil
sampel sebanyak 20 gambar untuk pengujian awal dan memperluas pengujian
kami jika perlu. karena temuan kami bersifat konklusif untuk setiap proyek, kami
memutuskan untuk tidak memperluas pengujian
(Lanjutan)
Temuan
Kontrol
1 Akurasi Proyek A tidak memiliki ketentuan penelaahan gambar
sebelum di keluarkan atau untuk 2 Memenuhi membuktikan adanya
pemeriksaan dan persetujuan.
Spesifikasi
3 Jadwal proyek A dan C tidak memiliki sistem tindak lanjut untuk gambar yang
sedang dalam proses pemeriksaan
Proyek B memiliki sistem ini. C9
Kontrol
1 Akurasi ProyekA : 4 gambar lolos pemeriksaan; total ada 7 kesalahan yang
tidak diperbaiki; 3 gambar tidak memiliki tanda tangan dari karyawan
produksi.
2 Memenuhi
Spesifikasi
3 Jadwal Proyek B dan C, kami tidak menemukan kesalahan. C10
Proyek A - 5 dari 20 gambar mengalami keterlambatan 21 hingga 50 hari
Proyek C - 8 dari 50 gambar mengalami keterlambatan 10 hingga 50 hari
Proyek B - semua gambar dalam sampel dikeluarkan tepat waktu
Opini
Proyek A Kontrol atas Akurasi, kesesuaian dengan spesifikasi dan jadwal tidak
memadai
Proyek B Kontrol Memuaskan
Proyek C Kontrol atas jadwal tidak memadai
Rekomendasi
Terapkan pada Proyek A dan C sistem yang sama dengan yang diterapkan pada
Proyek B.
Karyawan Proyek pada A dan C setuju dengan rekomendasi kami. Mereka
mengeluarkan intruksi ke pasa asisten administratif. Lihat C12 dan C 13
Penelaahan lanjutan menunjukkan bahwa kontrol yang baru telah diterapkan
dalam operasi
C4
A - 1105 -1 62 - 20 = 42 C - 331 60 - 20 = 40
A - 1232 58 - 20 = 38 C - 334 63 - 20 = 43
A - 1250 70 - 20 = 50 C - 338 53 - 20 = 33
A - 1283 50 - 20 = 30 C - 350 48 - 20 = 28
C - 359 30 - 20 = 10
C - 376 53 - 20 = 33
C - 389 40 - 20 = 20
Tampilan 9.10
Kepada : Administrator, Proyek A
Dari : Kepala Proyek, Proyek A
Hal : Kontrol atas Gambar - Pemeriksaan Persetujuan, Tindak Lanjut
Tampilan 9.11
Kepada : Administrator, Proyek C
Dari : Kepala Proyek, Proyek C
Hal : Kontrol atas Gambar yang sedang diperiksa
Harapan terapan prosedur-prosedur berikut ini segera, tunda pengeluaran instruksi kerja:
Administrator harus membuat dan memiliki catatan semua gambar yang
diperiksa, yang menunjukkan tanggal pengeluaran ke dan dari pemeriksaan.
Setiap minggu, administrator harus menyiapkan daftar berisi semua gambar yang
sedang diperiksa lebih dari 20 hari. satu salinan lapoan harus diserahkan
ke bagian proyek dan satu salinan diberikan ke Kepala Pemeriksaan.
/s/T. Blow
Kepala Proyek
Proyek C
C13
Kesimpulan