“Pengambilan Keputusan”
KELOMPOK 2:
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi dari suatu masalah. Terdapat
penyimpangan antara harapan dan kenyataan yang menun pertimbangan alternative. Semua
keputusan memuntut penafsiran dan evalusi terhadap informasi. Lazimnya, data diterima
dari berbagai sumber dan data itu perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Data yang
manakah, misalnya yang paling relevan dengan keputusan dan data yang mana tidak?
Pandangan-pandangan keputusan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
1. Rasional Terbatas
Salah satu aspek yang menarik dari konsep rasional terbatas adalan membuat urutan
pertimbangan beberapa altenative. Pengurutan altenative tersebut sangat penting dalam
menentukan altenative yang dipilih. Jika pengambil keputusan sedang melakukan
optimasi, semua alternative akan dipertimbangkan, maka urutan dengan mana alternative-
alternative tersebut dievaluasi tidak akan relevan. Akan tetapi, tidak demikian halnya
dengan kasus yang solusinya dianggap cukup memuaskan. Demgan mengasumsikan
bahwa suatu masalah mempunyai lebih dari satu solusi potensial, pilihan yang cukup
memuaskan akan menjadi pilihan pertama yang dapat diterima dengan baik oleh
pengambil keputusan.
2. Intuisi
Pengambilan keputusan intuitif merupakan suatu proses tidak sadar yang diciptakan
dari pengalaman tersaring. Intuisi tidak harus berjalan secara independent dari analisis
rasional. Lebih tepatnya, keduanya saling melengkapi. Pengambilan keputusan intuitif
kemungkinan diambil dalam kondisi:
1. Bila ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi.
2. Bila hanya sedikit preseden untuk diikuti.
3. Bila variable-variabel dapat diramalkan secara ilmiah.
4. Bila fakta terbatas.
5. Bila fakta tidak dengan jelas menunjukkan jalan untuk dikuti.
6. Bila data analisis kurang berguna.
7. Bila terdapat beberpaa penyelesaian alternative yang masuk akal untuk dipilih
dengan argument yang baik untuk masing-masing alternative.
8. Dan bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera mengambil keputusan yang
tepat.
3. Identifikasi
Masalah-masalah yang tampak cenderung memiliki kemungkinan terpilih yang lebih
tinggi dibandingkan dengan masalah-masalah yang penting. Pernyataan ini didasarkan
setidaknya pada dua alasan. Pertama, mudah untuk mengenali masalah-masalah yang
tampak (visible). Kedua, perlu diingat bahwa semua orang menaruh perhatian yang
besar terhadap pengambilan keputusan dalam organisasi. Para pengambil keputusan
ingin tampil kompeten dan menguasai masalah. Hal ini memotivasi mereka untuk
sekali-kali mengabaikan kepentingan pribadi dari si pengambil keputusan.
4. Membuat Pilihan
Untuk menghindari informasi yang terlalu padat, para pengambil keputusan
mengandalkan heuristic atau jalan pintas penilaian dalan pengambilan keputusan.
Terdapat dua kategori umum heuristic, vaitu ketersediaan dan keterwakilan. Masing-
masing kategori menciptakan bias dalam penilaian. Bias lain yang sering ada pada para
pengambil keputusan adalah kecenderungan untuk mengangkat komitmen kejalur
tindakan yang gagal.
5. Perbedaan Individual : Gaya Pengambilan Keputusan
Riset tentang gaya pengambilan keputusan telah mengidentifikasi empat
pendekatan individual yang berbeda terhadap pengambilan keputusan. Fondasi dasar
yang menjadi modal adalah pengakuan bahwa orang-orang itu berbeda sepanjang dua
dimensi. Pertama adalah cara meraka beripikir. Ada orang yang berpikir secara logis
dan rasional. Mereka memahami segala sesuatu secara keseluruhan. Perlu dicatat bahwa
perbedaan ini melampaui batas-batas manusiawi umumnya sebagaiaman digunakan
sehubungan dengan rasionalitas terbatas. Dimensi lain ialah toleransi pribasi terhadap
ambiguitas. Orang yang menggunakan gaya direktif memiliki toleransi yang rendah atas
ambiguitas san mencari rasionalitas. Mereka bekerja dengan efisien dan logis, tetapi
efisiensi mereka memperhatikan hasil dalam keputusan yang diambil dengan informasi
minimal dan dengan beberapa alternative.
Tipe analitis memiliki toleransi yang jauh lebih besar terhadap ambiguitas
dibandingkan dengan pengambil keputusan yang direktif. Hal ini disebabkan tipe
analitis memiliki keinginan untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan
mempertimbangkan lebih bnayak alternative dibandingkan dengan alternative yang
dianggap lebih benar bagi tipe direktif. Para individu dengan gaya koseptual cenderung
menjadi sangat luas dalam pandangan mereka dan mempertimbangkan banyak
alternative. Orientasi mereka adalah jangka panjang dan mereka sangat baik dalam
menemukan solusi yang kreatif bagi masalah. Kategori terakhir adalah gaya perilaku
yang dicirikan oleh pengambil keputusan yang dapat bekerja baik dengan pihak lain.
Gaya ini adalah untuk menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.
6. Keterbatasan Organisasi
Organisasi itu sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil keputusan,
para manajer, misalnya membentuk keputusan-keputusan untuk mencerminkan system
penilaian kinerja dan pemberian imbalan, untuk mematuhi peraturan-peraturan formal,
dan untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan organisasi. Keputusan-keputusan
yang lalu juga merupakan preseden yang memaksa diambilnya keputusan saat ini.
9.2 Peran kepribadian dan gaya kognitif dalam pembuatan keputusan
dan gaya kognitif. Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakinan individu, sementara
gaya kognitif mengacu pada cara-cara atau metode yang merupakan receivies individu,
yang sama mungkin memiliki gaya cogniyive berbeda dan menggunakan metode yang
sangat berbeda ketika menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Dengan cara
yang sama, individu dengan sikap sangat berbeda dan beliefe dapat menunjukkan gaya
kognitif yang sama. Toleransi untuk mengukur ambiguitas sejauh mana individu merasa
merasa bahwa orang-orang yang tidak toleran terhadap ambiguitas diharapkan menjadi
kurang percaya diri dalam mitra toleran mereka. Lain menunjukkan bahwa tolerants dapat
karena itu mereka mungkin menunjukkan kepercayaan yang lebih besar dan mencari
ketika attemting untuk membentuk opini. Lapangan individu depent lebih recepting
daripada individu independen yang diajukan ke informasi ambigu dan situasi masalah.
Lapangan individu tergantung lebih cinfident dalam pilihan keputusan mereka
bagaimanapun, akan lebih parah untuk individu dengan toleransi rendah dibandingkan
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-akuntansi-keperilakuan/