Anda di halaman 1dari 11

Aspek Keprilakuan Pada Pengambilan

Keputusan
K
E
L
O
M
P
O
K

Nama Anggota Kelompok:


• Agrillia (B1032201016)
• Bella Rizky Putri Nabila (B1032201004)
• Cik Dara Kamila (B1032201010)
• Fera Sasmita (B1032201037)
• Jihan Safanah (B1032201005)
• Poppy Indarti (B1032201042)
• Vivi Theresia (B1032201017)
Akuntansi Keprilakuan merupakan hal penting dalam sebuah perusahaan, salah satunya pada
aspek pengambil keputusan. Pengambilan keputusan merupakan proses yang selalu berada dan
dijalani oleh setiap manusia dalam hidup bermasyarakat. Proses pengambilan keputusan adalah
salah satu mekanisme pemikiran manusia yang paling kompleks karena berbagai faktor dan
tindakan camput tangan didalamnya, dengan hasil yang berbeda.

Proses Pengambilan Keputusan

1. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang.


Langkah ini merupakan respon terhadap suatu masalah, ancaman
yang dirasakan, atau kesempatan dibayangkan. Untuk mengenali dan
mendefinisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan
memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan, dan operasi.
2. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas konsekuensinya
Ketika definisi dari masalah atau peluang selesai, pencarian untuk program alternatif
tindakan dan kuantifikasi konsekuensi mereka dimulai. Pada langkah ini, sebagai
alternatif praktis sebanyak mungkin diidentifikasi dan dievaluasi. Pencarian sering
dimulai dengan melihat masalah serupa yang terjadi di masa lalu dan tindakan yang
dipilih pada saat itu. Jika saja dipilih tindakan bekerja dengan baik, mungkin akan
diulangi. Jika tidak, pencarian alternatif tambahan akan diperpanjang.
3. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan
Tahap yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih
salah satu dari beberapa alternatif. Meskipun langkah ini mungkin memunculkan pilihan
rasional, pilihan terakhir sering didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis
daripada fakta ekonomi.
4. Penerapan dan tindak lanjut
Kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada efisiensi
penerapannya. Pelaksanaan hanya akan berhasil jika individu-individu yang memiliki
kontrol atas sumber daya organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan
(misalnya, uang, orang, dan informasi) benar-benar berkomitmen untuk membuatnya
bekerja.

Motif Kesadaran

Motif kesadaran ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu yang masih berada dalam tingkat kesadaran seseorang. Terdapat dua faktor penting dari
motif kesadaran dalam konteks pengambilan keputusan, yaitu :
1. Keinginan akan kestabilan atau kepastian
Keinginan akan kestabilan menegaskan adanya kemampuan untuk memprediksikan
Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita untuk membuat bagian- bagian dari konsep
yang cocok satu sama lain secara konsisten. Motif ini mengaktifkan baik pikiran sadar
dan bawah sadar untuk membuat masuk akal suatu ketidakseimbangan, ambigu, atau
ketidakpastian informasi.
2. Keinginanan akan kompleksitas dan keragaman
Motif kompleksitas menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi serta
mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru dari ingatan atau
lingkungan, kemudian menyeimbangkannya dan mengaturnya dengan motif. Selain itu,
faktor yang berhubungan erat dengan prediksi adalah perbedaan dalam teori keputusan
secara matematis antara kepastian, risiko, dan ketidakpastian.
Kepastian didapat ketika semua akibat dari suatu alternatif keputusan tidak diketahui.
Risiko dapat terjadi ketika seseorang menentukan suatu pilihan dari berbagai alternatif
yang ada. Ketidakpastian timbul ketika seseorang tidak dapat menentukan kemungkinan
konseuensi yang timbul dari tindakan yang dilakukannya.

Jenis-jenis dari Model Proses

Tiga model utama dalam pengambilan keputusan dari seorang pengambil keputusan dalam suatu
organisasi, model-model tersebut adalah:
1. Model Ekonomi
Model tradisional mengasumsikan bahwa semua tindakan manusia dan keputusan
secara sempurna rasional dan bahwa dalam sebuah organisasi, ada konsistensi antara
berbagai motif dan tujuan. Diasumsikan bahwa semua alternatif adalah dikenal dan
bahwa probabilitas yang terkait dengan alternatif dapat dihitung dengan pasti. Keputusan
tidak tergantung pada preferensi pribadi, tetapi lebih merupakan didikte oleh tujuan yang
konsisten dari organisasi.
2. Model Sosial
Model ini merupakan kebalikan ekstrem dari model ekonomi. Model ini
mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional dan bahwa keputusan
dihitung berdasarkan interaksi sosial. Model ini merasakan bahwa tekanan dan ekspektasi
adalah kekuatan motivasi utama.
3. Model Kepuasan Simon
Model ini lebih berguna dan model yang lebih praktis. Hal ini didasarkan pada
konsep Simon pada orang administrasi, di mana manusia dipandang sebagai rasional
karena mereka memiliki kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, membuat
pilihan, dan belajar.

Pengambil Keputusan dalam Organisasi

Pertama, kita akan melihat perusahaan sebagai unit pengambilan keputusan dan kemudian pada
individu dan kelompok yang bertindak sebagai pengambil keputusan dan pemecah masalah.

 Perusahaan sebagai unit pengambilan keputusan

Perusahaan dapat dianggap unit pengambilan keputusan yang mirip dalam banyak
cara untuk individu. Masalah keputusan yang dihadapi perusahaan sangat banyak dan
gejala masalah dana alternatif yang paling jelas. Jika pencarian gagal akan membuktikan
asli organisasi memperluas penelitian mereka dan bahkan memperpanjang ke daerah-
daerah rentan organisatoris.

 Pembelajaran organisasi
Ketika pendekatan pencarian tertentu menemukan solusi yang layak untuk suatu
masalah, organisasi kemungkinan besar akan mengulang pendekatan yang sama dalam
memecahkan masalah serupa di masa mendatang. Ketika sebuah pendekatan khusus
gagal, maka akan menghindari dalam pencarian masa depan.

Kekuatan dan kelemahan individu sebagai pengambilan keputusan

Manusia merupakan makhluk rasional karena memilih kepastian untuk berpikir, memilih, dan
belajar. Tetapi rasionalitas manusia sangat terbatas karena mereka hampir tidak pernah
memperoleh informasi yang penuh dan hanya mampu memproses informasi yang tersedia secara
berurutan. Perilaku rasional dari individu dalam situasi pengambilan keputusan oleh karena itu
terdiri dari pencarian diantara alternatif-alternatif yang terbatas akan suatu solusi yang masuk
akal dalam kondisi dimana konsekuensi dari tindakan tidaklah pasti.

Peran Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan

Secara definisi, keputusan manajemen mempengaruhi kejadian atau tindakan masa depan.
Sedangkan informasi akuntansi memfokuskan pada peristiwa-peristiwa di masa lalu tidak dapat
mengubah kejadian atau dampaknya kecuali jika hal itu dilakukan melalui proses pengambilan
keputusan dengan kejadian masa depan beserta konsekuensi yang ditentukan. Karena
pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja akuntansi fokus pada periode
waktu yang berbeda, maka keduanya hanya dihubungkan oleh fakta bahwa proses pengambilan
keputusan menggunakan data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain informasi non-
keuangan.

Dampak Data Akuntansi dalam Pilihan Keputusan

Bobot yang diberikan kepada informasi akuntansi dalam pilihan akhir sangat bervariasi. Hal itu
bergantung pada sejauh mana hal itu dipandang mengurangi ketidakpastian yang mengelilingi
proses pengambilan keputusan. Data penjualan dan biaya masa lalu, misalnya, akan digunakan
sebagai pendekatan pertama terhadap permintaan masa depan untuk produk yang di jual pada
masa lalu. Dua elemen lainnya yang mempengaruhi keyakinan yang diberikan pada informasi
akuntansi adalah permintaan dan persaingan. Perusahaan yang menghadapi sedikit persaingan
dan memiliki permintaan yang tidak elastis akan lebih banyak bergantung pada data biaya yang
disediakanoleh sistem akuntansinya ketika membuat keputusan mengenai pasar yang kompetitif.
Telah ditemukan bahwa semakin penting kebutuhan akan suatu keputusan, maka semakin besar
pendekatan yang diberikan pada data akuntansi yang langsung tersedia. Informasi akuntansi
memainkan peran yang lebih penting dalam keputusan jangka pendek dibandingkan dalam
keputusan yang melibatkan konsekuensi jangka panjang, karena informasi akuntansi hanya
mencerminkan biaya dan pendapatan yang berkaitan dengan operasi sekarang.

PAPER PENELITIAN

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian keuangan pada swalayan di
Tanjungpinang. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel,
peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat degeneralisasikan terhadap populasi
penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Jenis data yang
digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu observasi dan data yang diperoleh melaui
kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perpustakaan dan sumber-sumber lain seperti
internet dan media sosial. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara secara tidak langsung, yaitu melalui penyebaran kuesioner secara personal. Pengujian
melalui kuesioner digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan,
efektivitas pengambilan keputusan, dan pemberian kompensasi insentif terhadap kinerja
karyawan. Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala likert. Indikator yang
digunakan pada setiap pertanyaan kuesioner bersumber dari penelitian terdahulu yang membahas
variabel yang sama. Metode analisis data uji regresi linier berganda. uji regresi linier berganda
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yaitu menggunakan Uji signifikansi parsial (uji t)
dan uji signifikansi simultan (uji F), serta uji koefisien
PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah karyawan bagian keuangan pada swalayan-swalayan di Tanjungpinang.


Swalayan merupakan sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari seperti bahan
makanan, minuman, sembako, barang elektronik, keperluan rumah tangga, dan lain sebagainya.
Dalam menentukan populasi, peneliti menetapkan beberapa kriteria tertentu untuk membatasi
masalah penelitian. Adapun yang menjadi kriteria dalam mengambil populasi yaitu swalayan
atau supermarket (tidak termasuk minimarket) yang sudah berdiri minimal 3 tahun dan terdaftar
di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungpinang. Berdasarkan data yang diperoleh
dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, terdapat 25 swalayan yang terdaftar di
Tanjungpinang. Dari 25 swalayan yang ada kemudian diseleksi menurut kriteria penelitian, dan
terdapat 11 swalayan yang memenuhi kriteria. Dari 11 swalayan tersebut yang bersedia menjadi
objek penelitian hanya 6 swalayan. Penyebaran kuesioner kepada responden disemua swalayan
berjumlah 60 kuesioner, dan hanya kembali 52. Selanjutnya dari 52 kuesioner yang kembali
terdapat jawaban data responden yang tidak lengkap, dan diperoleh 45 kuesioner yang dapat
diolah. Berdasarkan kuesioner tersebut, maka dapat ditentukan banyaknya sampel dalam
penelitian ini adalah berjumlah 45 responden.

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Sum of Mean
Model Df F Sig
Squares Square
1 Regression 69.125 3 23.042 5.214 .004n
Residual 181.186 41 4.419
Total 250.311 44

a. Predictors: (Constant), Kompensasi Insentif (X3), Pengambilan Keputusan (X2), Gaya


Kepemimpinan (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Unstandardized Standardized
Model t Sig
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.074 3.155 2.551 .015
Gaya kepemimpinan 2.073 .044
.279 .135 .298
(X1)
Pengambilan .599 .553
.047 .078 .081
Keputusan (X2)
Kompensasi Insentif .288 .135 .310 2.144 .038

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square
Square Estimate
1 .536 a .276 .223 2.102

a. Predictors: (Constant), Kompensasi Insentif (X3), Pengambilan Keputusan (X2),


Gaya Kepemimpinan (X1)

Uji Regresi Linier Berganda

1. Uji Signifikansi Parsial (uji t)

Uji signifikansi parsial digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen. Pengambilan keputusan
dalam uji t dapat dilihat dari tingkat signifikansi dan perbandingan t hitung dengan t tabel.
Jika nilai t hitung > t tabel dengan tingkat signifikan < 0,05, maka hipotesis H1 diterima.
Berdasarkan tabel regresi linier berganda pada slide terakhir, dapat disimpulkan hasil
analisis dari ketiga hipotesis variabel independen adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis 1

Nilai t hitung sebesar 2,073 dengan taraf signifikan sebesar 0,044. Berdasarkan rumus n-
k, didapat t tabel sebesar 2,020. Dengan demikian t hitung > t tabel, dan nilai signifikan
< 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sehfudin (2011) dan Kasanaton
(2012) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan.

b. Hipotesis 2

Nilai t hitung sebesar 0,599 dengan taraf signifikan sebesar 0,553. Berdasarkan rumus
n-k, didapat t tabel sebesar 2,020. Dengan demikian t hitung < t tabel, dan nilai
signifikan > 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengambilan keputusan
tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kasanaton (2012) yang menyatakan bahwa efektivitas pengambilan
keputusan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

c. Hipotesis 3

Nilai t hitung sebesar 2,144 dengan taraf signifikan sebesar 0,038. Berdasarkan rumus n-
k, didapat t tabel sebesar 2,020. Dengan demikian t hitung > t tabel, dan nilai signifikan
< 0,05. Artinya dapat di simpulkan bahwa kompensasi insentif berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Saputra (2010) dan Vabiola (2012)
yang menyatakan bahwa kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan.

2. Uji Signifikansi Simultan (uji F)

Uji signifikansi simultan digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Pengambilan keputusan dalam uji F dapat dilihat dari tingkat signifikansi
dan perbandingan F hitung dengan F tabel. Jika nilai F hitung > F tabel dengan tingkat
signifikan < 0,05, maka hipotesis H1 diterima.

d. Hipotesis 4

Nilai F hitung sebesar 5,214 dengan taraf signifikan sebesar 0,004. Berdasarkan rumus
n-k dan k-1, didapat F tabel sebesar 2,83. Dengan demikian F hitung > F tabel, dan nilai
signifikan < 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan, 13 efektivitas
pengambilan keputusan, dan kompensasi insentif secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.

3. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2007), koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Berdasarkan tabel koefisien determinasi pada slide sebelumnya, dapat dilihat
besarnya adjusted R2 adalah 0,223. Hal ini berarti 22,3% variasi variabel dependen (kinerja
karyawan) dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen (gaya
kepemimpinan, efektivitas pengambilan keputusan, dan kompensasi insentif). Sedangkan
sisanya, 77,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian.
SIMPULAN

1. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal
ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel (2,073 > 2,020) dan nilai signifikansi < taraf
signifikansi (0,044 < 0,05).
2. Pengambilan keputusan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai t hitung < t tabel (0,599 < 2,020) dan nilai signifikansi > taraf
signifikansi (0,553 > 0,05).
3. Kompensasi insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal
ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel (2,144 > 2,020) dan nilai signifikansi < taraf
signifikansi (0,038 < 0,05).
4. Gaya kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan kompensasi insentif secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
dapat dilihat dari nilai F hitung > F tabel (5,214 > 2,83) dan nilai signifikansi < taraf
signifikan (0,004 < 0,05)

Anda mungkin juga menyukai