KELOMPOK 7
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
DEFINISI
Dari ketiga pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu
diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya
telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya
harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
MODEL-MODEL KEPUTUSAN ORGANISASI
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif
yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-
masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat
intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga
hal-hal yang lain sering diabaikan.
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang
dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat,
keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat
terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan
organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata
akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan
berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan
yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
1. Tahap identifikasi,
di mana pengenalan masalah atau kesempatanmuncul dan diagnosis dibuat Diketahui
bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep
masalah yang sederhana tidak.
2. Tahap pengembangan,
di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada a s mendesain
solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses pencarian d percobaan
di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
3. Tahap seleksi,
di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi:
dengan penilaian pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis
logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat
seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada.
Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. POSISI/KEDUDUKAN
2. MASALAH
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan,
yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau
dikehendaki dan harus diselesaikan.
3. SITUASI
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan
yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak
kita perbuat. Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut:
· Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau
tetap keadaanya.
· Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya
selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
4. KONDISI
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut
merupakan sumber daya-sumber daya.