A. Pendahuluan
Setiap organisasi, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam
menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan ditentukan oleh fungsi yang sangat penting
dalam memimpin yaitu pengambilan keputusan. Semakin tinggi posisi seseorang
dalam kepemimpinan organisasi maka pengambilan keputusan menjadi tugas
utama yang harus dilakukan. Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan
dapat dipakai sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi dalam organisasi.
Pengambilan keputusan adalah sesuatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang
dari alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat. Dalam mengambil keputusan pemimpin
1
juga dapat melibatkan bawahannya atau dapat dikatakan sebagai pengambilan
keputusan yang partisipatif. Hal ini tergantung dari kebijakan pemimpin itu sendiri.
Untuk itu dalam mengambil keputusan pemimpin harus berhati-hati. Karena
keputusan merupakan permulaan dari suatu tindakan. Pengambilan keputusan
yang salah dapat merugikan organisasi itu sendiri. Pemahaman mengenai
pengambilan keputusan sangatlah penting demi kerberlanjutan
B. Pokok-Pokok Isi
6.1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Pengambilan Keputusan (Decision
Making) adalah pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria
tertentu. Proses ini meliputi dua atau lebih alternatif karena seandainya hanya ada
satu alternatif tidak akan ada keputusan yang diambil.
Dermawan (2004)
Terry (2003)
Suharnan (2005)
2
Baron dan Byrne (2008)
Menurut Baron dan Byrne, Pengambilan Keputusan adalah suatu proses melalui
kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada dengan
tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan tindakan.
Simon (1993)
Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif
yakni mudah terkena sugesti, pengaruh luar dan faktor kejiwaan lainnya.
Pengambilan keputusan berdasarkan intusisi, membutuhkan waktu yang singkat
untuk masalah yang memiliki dampak terbatas.
Pengalaman
Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang
masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu memudahkan
pemecahan masalah.
Fakta
Keputusan berdasarkan fakta, data atau informasi yang cukup merupakan keputusan
yang baik dan solid, tetapi untuk mendapatkan informasi yang cukup sangat sulit.
3
Wewenang
Keputusan berdasarkan wewenang akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadang sering membuat pembuat keputusan melewati permasalahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah yang
dihadapi membutuhkan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.
Rational (Rasional)
Gaya pengambilan keputusan ini ditandai dengan strategi yang sistematis dan
berencana dengan orientasi masa depan yang jelas.
Intuitive (Intuisi)
Gaya pengambilan keputusan ini ditandai dengan ketergantungan pada pengalaman
batin, fantasi dan kecendrungan untuk memutuskan dengan cepat tanpa banyak
pertimbangan atau pengumpulan informasi.
Dependent (Dependen)
Gaya pengambilan keputusan ini, menolak tanggung jawab atas pilihan mereka dan
melibatkan tanggung jawab kepada orang lain. Dengan kata lain, gaya ini cenderung
pada keputusan orang lain yang mereka anggap sebagai figur otoritas seperti orang
tua, keluarga dan teman.
4
Indecisiveness (Keraguan)
Gaya pengambilan keputusan ini cenderung menghindari situasi pengambilan
keputusan atau tanggunga jawab terhadap orang lain.
2. Mengidentifikasi Permasalahan
Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan
diidentifikasi. Permasalahan merupakan kondisi dimana adanya ketidaksamaan
antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Permasalahan dalam
organisasi dapat berupa rendahnya produktivitas, adanya konflik disfungsional,
biaya operasional yang terlalu tinggi, pelayanan tidak memuaskan klien, dan
lain-lain. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya identifikasi
yang tepat atas penyebab permasalahan. Jika penyebab timbulnya permasalahan
tidak dapat diidentifikasi dengan tepat, maka permasalahannya yang ada tidak
dapat diselesaikan dengan baik. Ada tiga kesalahan yang sering terjadi dalam
mengidentifikasi permasalahan, yaitu mengabaikan permasalahan yang ada,
pemusatan perhatian pada gejala dan bukan pada penybab permasalahan yang
sebenarnya, serta melindungi diri karena informasi dianggap mengancan harga diri.
5
3. Mengembangkan sejumlah alternatif
Setelah permasalahan diidentifikasi, kemudian dikembangkan serangkaian
alternatif untuk menyelesaikan permasalahan. Organisasi harus mengkaji berbagai
informasi baik interen maupun eksteren untuk mengembangkan serangkaian
alternatif yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi.
Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan seseorang menolak untuk
membuat keputusan yang terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian
keputusan yang efektif.
Proses pengambilan keputusan yang rasional mengharuskan pengambil keputusan
untuk mengkaji semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Akan tetapi
dalam kenyataannya seringkali terjadi bahwa proses pencarian alternatif
pemecahan masalah seringkali terbatas.
5. Melaksanakan keputusan
Jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut
kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi sering
kali keputusan yang baik sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan
dengan benar. Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan
bukan semata-mata tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen dari
bawahan untuk melaksanakannya juga memegang peranan yang penting (Gillies,
1996; Gitosudarmo, 1997).
Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga
6
mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun
baiknya suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka
keputusan itu tidak ada artinya. Pengambil keputusan membuat keputusan
berkaitan dengan tujuan yang ideal dan hanya sedikit mempertimbangkan
penerapan operasionalnya (Gitosudarmo, 1997).
1. Menetapkan tujuan
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengembangkan sejumlah alternative
4. Penilaian dan pemilihan alternative.
7
3. Pemilihan alternative (Choice), kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan
alternative yang disukai.
4. Implementasi (Implementation), adalah pelaksanaan keputusan yang meliputi
pemberian penjelasan kepada pihak-pihak terkait serta membuat konsensus
bahwa keputusan menitikberatkan pada kebaikan dan menanamkan komitmen.
8
6. Mengevaluasi alternative pemecahan masalah. Hal ini dapat dilakukan melalui
cara-cara statistis atau pengalaman pribadi untuk memprediksi kemungkinan
keberhasilan (meritis).
7. Memilih alternative terbaik, yaitu alternative yang mengandung peluang
berhasil terbaik.
8. Mengimplementasikan pilihan terbaik. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
menggunakan kemampuan manajerial, administrative dan persuasif serta
meyakinkan bahwa keputusan dilaksanakan.
9
2. Tahapan probabilistic yaitu penilaian atas tingkat ketidakpastian setiap
variable dalam bentuk suatu nilai.
3. Tahapan informasional yaitu peninjauan hasil atas dua tahap terdahulu untuk
menentukan nilia ekonomis setiap veriabel dan bila diperlukan mengusahakan
informasi tambahan untuk mengurangi kadar ketidakpastian.
10
8. Mengevaluasi efektivitas keputusan, yakni menilai hasil keputusan itu untuk
melihat apakah masalahnya telah terpecahkan dan mencapai hasil seperti yang
dikehendaki.
11
biasanya dilakukan untuk permasalahan-permasalahan yang tidak kompleks.
Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama
yaitu nilai individu, kepribadian dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.
B. Kepribadian
Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti
kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang berpengaruh terhadap
keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan dan emosional versus
obyektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki suatu orientasi ideologi
tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi atau suatu
perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil keputusan atau orang lain
mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara politis akan meningkatkan
kekuasaannya secara pribadi.
12
C. Kecenderungan terhadap pengambilan resiko
Untuk meningkatkan kecakapan dalam membuat keputusan, perawat haus
membedakan situasi ketidakpastian dari situasi resiko, karena keputusan yang
berbeda dibutuhkan dalam kedua situasi tersebut. ketidakpastian adalah kurangnya
pengetahuan hasil tindakan, sedangkan resiko adalah kurangnya kendali atas hasil
tindakan dan menganggap bahwa si pengambil keputusan memiliki pengetahuan
hasil tindakan walaupun ia tidak dapat mengendalikannya. Lebih sulit membuat
keputusan dibawah ketidakpastian dibanding dibawah kondisi bahaya. Dibawah
ketidakpastian si pengambil keputusan tidak memiliki dasar rasional terhadap
pilihan satu strategi atas strategi lainnya.
Dalam mengambil suatu keputusan ada orang yang senang dengan resiko dan ada
orang yang tidak senang. Ada juga orang yang dikatakan netral terhadap resiko.
Orang yang senang dengan resiko akan berbeda dalam mengevaluasi serangkaian
alternatif maupun memilih suatu alternatif dengan mereka yang tidak senang
dengan resiko. Dalam keputusan investasi misalnya, orang yang senang dengan
resiko akan memilih investasi yang memberikan hasil yang besar sekalipun
resikonya juga besar. Sebaliknya, orang yang tidak senang dengan resiko akan
memilih alternatif investasi yang resikonya paling kecil sekalipun hasilnya juga
rendah.
Neil Niven (2002) menerangkan secara aplikatif bahwa jika suatu keputusan
mempunyai resiko yang tinggi, orang akan lebih mungkin mengikuti aturan yang
rasional dan matematis. Banyak keputusan yang berhubungan dengan kesehatan
pasien mencakup resiko tingkat tinggi dan karenanya mempunyai komponen
penggunaan subyektif dan membutuhkan pertimbangan yang cermat.
A. Pengertian keputusan
13
Pengambilan keputusan sering dijelaskan sebagai tindakan memilih di antara
beberapa kemungkinan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses lebih pelik
dari sekedar memilih di antara beberapa kemungkinan.
Keputusan tertentu tampaknya memang menjadi lebih baik jika dibuat oleh
kelompok, seperri Keputusan tidak terprogram lebih cocok jika dibuat oleh
kelompok.
Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat membuat keputusan
tak terprogram, yaitu:
14
kelompok juga biasanya lebih dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi
bersama.
15
3. Teknik Pengambilan Keputusan dengan Pertemuan Elektronik,
Pendekatan yang terbaru untuk pengambilan keputusan kelompok adalah
mencampurkan teknik kelompok nominal dengan teknologi komputer
canggih. Bentuk ini disebut dengan pertemuan elektronik (electronic
meeting). Jika tehnologi sudah dipakai, konsepnya sederhana saja. Sampai
dengan lima puluh orang duduk mengelilingi meja berbentuk U (tapal kuda)
yang disana hanya ada seperangkat terminal komputer. Masalah
dipresentasikan kepada para peseta pertemuan dan meraka mengetik
tanggapan mereka ke layar komputer. Komentar individu, serta jumlah
suara diperlihatkan di layar proyeksi di ruangan tersebut.
16
F. Kekurangan pengambilan keputusan kelompok
17
mungkin dukungan persetujuan, maka keputusan kelompok jadi lebih efektif.
Dalam kerja kelompok pengambil keputusan, telah teruji bahwa jumlah anggota 5
sampai 7 orang adalah produktif dan efektif. Efektif tentu diacu juga dengan
efisiensi. Keputusan kelompok bisa jadi tidak efisien dibandingkan dengan
keputusan individual, bila diukur dari waktuyang dipakai untuk mengambil
keputusan. Pengambilan keputusan bentuk mana yang akan dipakai bergantung
kepada aspek yang mana yang dipentingkan, efektivitas atau efisiensi.
Keadaan Internal
Tersedianya informasi yang diperlukan.
Keadaan Ekstern
Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan.
C. Kesimpulan
18
D. Latihan /Soal
19