Anda di halaman 1dari 4

Konsep Manajemen Logistik

July 27, 2012 Manajemen, Pendidikan dan Pembelajaran

A.Logistik
Secara etimologi, logistik berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari dua suku kata,
yaitu Logic yang berarti rasional, masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan. Suku kata
yang kedua adalah Thios yang berarti berpikir. Jika arti kedua suku kata itu dirangkai,
memiliki makna berpikir rasional dan dapat dipertanggungjawabkan (Sutarman, 2005).
Seiring berkembangnya jaman, arti logistik mengalami pergeseran.
Menurut Sondang P Siagian (2003:58) Logistik adalah keseluruhan bahan, barang, alat dan
sarana yang diperlukan dan dipergunakan oleh suatu organsasi dalam rangka pencapaian
tujuan dan berbagai sasarannya.
Pendapat di atas diperkuat dengan pendapat Lukas Dwiantara dan Rumsari H.S (2004:2)
yang menyebutkan Logistik adalah segala sesuatu atau benda yang berwujud dan dapat
diperlakukan secara fisik (tangible), baik yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan
pokok maupun kegiatan penunjang (administrasi).
Sementara Yolanda M. Siagian (2005:3) melihat logistik dari segi dunia bisnis yakni
Logistik merupakan bagian dari proses rantai suplai yang berfungsi merencanakan,
melaksanakan, mengontrol secara efektif, efisien proses pengadaan, pengelolaan,
penyimpanan barang, pelayanan dan informasi mulai dari titik awal (point of origin) hingga
titik konsumsi (point of consumption) dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen.
Dengan demikian logistik adalah segala sesuatu baik itu berupa bahan, barang, alat, atau
sarana yang digunakan untuk membantu kegiatan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.

B.Fungsi logistik
Fungsi logistik merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan saling berkaitan satu
sama lainnya serta saling mendukung satu sama dan lainnya. Proses logistik menurut subagya
(1996:10) terdiri dari:
1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
Fungsi perencnaan mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedomanpedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik. Sementara penentuan kebutuhan
merupakan perincian dari fungsi perencanaan, bilamana perlu semua faktor yang
mempenagruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan.
Setiap tahap dan langkah kegiatan pengadaan logistik tersebut harus mendapat perhatian
secara proposional guna mendukung kinerja setiap unit kerja maupun mendukung efektivitas
dan efisiensi organisasi secara keseluruhan.

1. Fungsi penganggaran
Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan
perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah
biaya dengan memperlihatkan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.
1. Fungsi pengadaan
Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan dan
penganggaran.
1. Fungsi penyimpanan dan penyaluran
Fungsi ini merupakan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran perlengkapan
yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk kemudian disalurkan kepada
instansi-instansi pelaksana.
1. Fungsi pemeliharaan
Menurut Keith Lockyer (1999:186) Pemeliharaan adalah suatu usaha untuk memaksimalkan
umur kegunaan dari alat sehingga peralatan dapat bekerja secara memuaskan dan
meminimalkan biaya kerusakan. Fungsi pemeliharaan sendiri adalah usaha atau proses
kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna barang inventaris..
Batasan pengertian tersebut, menegaskan bahwa yang hendak dicapai dalam kegiatan
pemeliharaan adalah menjaga dan menjamin setiap logistik yang ada tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Disamping itu, pemeliharaan logistik diarahkan agar umur pemakaian
logistik dapat mencapai batas waktu yang optimal (sesuai batas waktu yang ditetapkan).
Dengan demikian pemeliharaan logistik juga ditujukan untuk mendukung efisiensi organisasi.
1. Fungsi penghapusan
Penghapusan suatu barang logistik dilakukan apabila barang telah mencapai titik akhir
manfaatnya. Penghapusan logistik dapat dilakukan tergantung dari kebijakan yang diterapkan
oleh instansi ataupun perusahaan.
Menurut Sondang P Siagian (2004:62) penghapusan merupakan kegiatan penghapusan
inventaris yang sudah tidak bermanfaat.
Sementara Subagya (1996:92) mendefiisikan penghapusan sebagai kegiatan dan usaha-usaha
pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan atau perundang-undangan
yang berlaku.
1. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian merupakan fungsi inti dari pengelolaan logistik yang meliputi usaha
untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Dalam fungsi
pengendalian ini terdapat kegiatan-kegiatan yakni pengendalian inventarisasi dan Expediting
yang merupakan unsure-unsur utamanya.

Fungsi-fungsi tadi pada dasarnya merupakan sebuah siklus kegiatan yang secara visual dapat
dilihat sebagai berikut:

Sumber: Subagya, 1996:12

C.Sistem Informasi Logistik


Kedudukan logistik dalam suatu perusahaan ataupun organisasi sama pentingnya dengan
keberadaan sumber daya lainnya dalam organisasi atau perusahaan. Kelancaran administrasi
dalam organisasi dapat ditunjang oleh logistik yang memadai. Hal itu sesuai dengan
pendapat Lukas dan Rumsari (2004:1) Keberadaan logistik yang memadai sangat
menentukan kelancaran pelaksanaan kegiatan administrasi di dalam seiap organisasi
Banyaknya jumlah barang dalam suatu organisasi memerlukan penanganan dan pengelolaan
yang baik, oleh karena itu untuk mengatur dan mengelola logistik tersebut diperlukan sebuah
sistem informasi yang mengatur logistik organisasi yang bersangkutan yang kemudian
dinamakan sistem informasi logistik. Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 62
Tahun 1998 pasal 1 tentang Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan disebutkan bahwa
Sistem informasi Perlengkapan merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen
Departemen Dalam Negeri adalah rangkaian unsur-unsur kegiatan perencanaan dan
penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pemeliharaan
dan penghapusan barang secara terpadu dengan menggunakan alat bantu komputer, untuk
mendukung pelaksanaan tugas Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah
Sistem informasi logistik dapat dijelaskan dalam beberapa bagian fungsi dan operasi
internalnya. Tujuan utamanya adalah berupaya mengumpulkan, memperkuat dan
memanfaatkan data perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang strategi yang
akan digunakan serta memfasilitasi transaksi bisnis. Secara umum sistem informasi logistik
melibatkan beberapa faktor, internal, eksternal, sistem manajemen gudang dan sistem
transportasi.
Sistem informasi logistik atau biasa dikenal dengan Sistem Informasi Barang Daerah di
kalangan Pemerintah Kota Bandung mempunyai tujuan untuk dapat menyajikan informasi
data yang cepat dan akurat dalam mendukung proses pengambilan keputusan di bidang
pengelolaan barang-barang dalam hal perumusan kebijaksanaan mulai dari proses:

Perencanaan dan Penentuan Kebuuhan

Penganggaran

Pengadaan

Pemeliharaan

Proses Perubahan Status Hukum

Dengan adanya sistem informasi logistik, maka organisasi dapat lebih meningkatkan
efektivitas dan efisiensinya dalam pengelolaan logistiknya. Secara umum manfaat utama dari
sistem informasi barang daerah yang diterapkan di Pemerintah Kota Bandung adalah:
1. Meningkatkan kegiatan tertib administrasi yang meliputi proses pencatatan dan
pelaporan
2. Membantu menentukan arah kebijsanaan tentang mekanisme penyeragaman data
3. Membuat database asset yang akurat
4. Mendukung pengambilan keputusan pada setiap tingkatan manajemen, khususnya di
bidang manajemen pengelolaan barang daerah.
5. Membuat keseragaman dan keakuratan data antar unit kerja.
6. Mempermudah pengawasan dan pengendalian barang.

D.Daftar Pustaka
Subagya, (1996), Manajemen Logistik, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung
Laporan Pekerjaan Sistem Informasi Barang Daerah Tahun Anggaran 2003, Bandung,
Pemerintah Kota Bandung
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2001 tentang Sistem Manajemen Barang
Daerah
Petunjuk Operasional Sistem Informasi Barang Daerah (2003). Bandung. CV. Nusantara
Citra

Anda mungkin juga menyukai