BIOSCIENCE
DISUSUN OLEH :
NIM : 190600055
TAHUN 2019/2020
BAB I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. SKENARIO
Penyusunan clinical pathway secara teknis di lakukan di rumah sakit X
di Indonesia, dilakukan oleh kelompok staf medis (KSM) yang disesuaikan
dengan Pedoman Praktik Klinis (PPK) yang ada dan dikoordinasi oleh komite
medik. Prioritas pemilihan clinical pathway berdasarkan jumlah high volume,
high risk serta cenderung high cost. Clinical pathway telah diterapkan di rumah
sakit X sejak tahun 2015 sebagaimana standar akreditasi rumah sakit
berdasarkan Permenkes Nomor 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit.
Clinical pathway di rumah sakit X terdiri dari 5 jenis yaitu clinical
pathway Dengue Shock Syndrome (DSS) pada bagian anak, Penyakit Dalam
dengan Penyakit Ginjal Kronik (PGK), Obstetri Ginekologi dengan
Preeklampsia Berat, Bedah dengan penyakit Benign Prostat Hipertrophy (BPH)
dan Kardiologi dengan Miokard Infark Akut (MCI) tanpa komplikasi.
Pengawasan pelaksanaan clinical pathway dilakukan oleh penanggung jawab
manajemen rumah sakit dan Komite PMKP (Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien).
B. SEVEN JUMP
Komite PMKP
C. Learning Objective
1. Pentingnya Clinical Pathway di RS?
2. Apa tujuan Clinical Pathway?
3. Manfaat Clinical Pathway di RS?
4. Siapa penentu kebijakann Clinical Pathway?
5. Bagaimana cara menerapkan Clinical Pathway?
6. Kenapa pemilihan Clinical Pathway harus didasarkan High
Volume,High Risk,& High Cost?
7. Apakah Clinical Pathway ada di Puskesmas dan Klinik
8. Apa saja tugas komite PMKP?
9. Isi pedoman praktik klinis?
10. Contoh Clinical Pathway?
11. Apa saja dasar hokum Clinical Pathway?
12. Proses implementasi pada Clinical Pathway serta evaluasinya?
Jawab:
1. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program
kerja PMKP
2. Memimpin, mengkoordinir, dan mengevaluasi pelaksanaan
operasional PMKP secara efektif, efisien dan bermutu
3. Mengumpulkan data indikator baik dari Koordinator
Peningkatan Mutu maupun dari Koordinator Keselamatan
Pasien RS dan unit kerja terkait
4. Menganalisa data indikator mutu pelayanan baik indikator
mutu klinis RS maupun indicator mutu manajerial RS serta
indikator keselamatan pasien
5. Mengevaluasi pelaksanaan 5 (lima) area prioritas yang sudah
ditetapkan oleh Direktur dengan fokus utama pada
penggunaan PPK, clinical pathway dan indikator mutu kunci
6. Melaksanakan analisis terhadap data yang dikumpulkan dan
diubah menjadi informasi
7. Melakukan validasi dataPMKP secara internaldan dilakukan
secara periodic
8. Menyebarkan informasi tentang peningkatan mutu dan
keselamatan pasien secara regular melalui rapat staf
9. Meningkatkan pengetahuan anggota dengan memberikan
pelatihan terhadap staf yang ikut serta dalam program PMKP.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan, kecuali pada gastritis kronis dengan
melakukan pemeriksaan:
a. Darah rutin.
b. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori: pemeriksaan
breathe test dan feses.
c. Rontgen dengan barium enema.
d. Endoskopi.
Komplikasi
a. Pendarahan saluran cerna bagian atas.
b. Ulkus peptikum.
c. Perforasi lambung.
d. Anemia.
Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang,
ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Umumnya
prognosis gastritis adalah bonam, namun dapat terjadi berulang
bila pola hidup tidak berubah.
Sarana Prasarana
Laboratorium untuk pemeriksaan Gram.
PEMERIKSAAN KLINIS
- Sensorium : CM
- TD : 220/110 mmHg
- HR : 96 x/i
- RR : 32 x/i
- TEMP : 36,5oc
Palpasi Tidak ada massa tumor, tidak ada nyeri tekan, vocal
fremitus simetris kiri=kanan
DIFERENSIAL DIAGNOSA
1 Hipertensi Krisis
2 HHD II-III + LVH
3 CHF ec PJK
4 CHF ec Cardiomyopati
TRIASE(UGD)
TRANSPORT KE RUANGAN
NO PERIHAL KETERANGAN
1 Model transportasi Pasien diantar dengan menggunakan bed, diantar
oleh 2 perawat mencegah jatuh, dipasang O2 4-6
L dan infuse.
2 Serah terima Serah terima asuhan keperawat ruangan
1. Obat-obat yang sudah diberikan
2. Tingkat keseriusan pasien mengenai
Tingginya tekanan darah (banyak yang
kurang paham)
3 Lain-lain Diingatkan tingkat keseriusan pasien
Diet MB MB
Aktivitas Bed rest Bed rest
Vital sign Sensorium : Compos Mentis Sensorium ComposMentis
TD : 200/100 mmHg TD 180/90 mmHg
HR : 100 x/i HR 100 x/i
RR : 36 x/i RR 36 x/i
Temp : 36,7ºC Temp 36,2ºC
Rencana Darah rutin, Urine Rutin , Ureum, Darah rutin, Urine Rutin ,
Penjajagan Kreatinin, EKG, Foto Thoraks, Ureum, Kreatinin, EKG, Foto
KGD, Lipid Profile, Asam Urat. Thoraks, KGD, Lipid Profile,
Asam Urat.
Hasil Darah rutin
Penjajagan Hb : 12,5 gr/dl
LED : 15 mm/jam
Leukosit : 11.000 mm³
Trombosit : 215.000 u/l
HT : 37 %
Urine rutin
Warna : Kuning Jernih
Berat Jenis : 1.020
Eritrosit : (-)
Protein : (-)
Leukosit : (-)
Bakteri : (-)
Fungsi
Ginjal
Ureum : 36,48 mg/%
Creatinin : 0,96 mg/%
Asamurat : 7,6 mg%
Lipid
profile : 180 mg/%
Cholesterol
total : 40 mg/%
HDL
cholesterol : 100 mg/%
LDL
Trigliserida : 120 mg/%
DBN
Foto thorax 95 mg/dl
KGD ad
random
Terapi IVFD RL 10 gtt/I IVFD RL 10 gtt/I
penunjang
O2 4 – 6 L/i O2 4 – 6 L/i
Diet MB
Aktivitas Bed rest
Vital sign Sensorium : Compos Mentis
TD : 140/80 mmHg
HR : 92x/i
RR : 24 x/i
Temp : 36,5ºC
Rencana -
penjajagan
Hasil -
penjajagan
Terapi IVFD RL 10 gtt/ I
penunjang
O2 4 – 6 L/i
Captopril 25 mg 2 x 1
Aspilet 100 mg 1 x 1
Propanolol 10-40 mg 2 x 1
NO HAL PENJELASAN
1 Obat Tensi tetap dikontrol
Obat harus dimakan secara teratur.
2 Diet/makanan Usahakan makan 3x sehari
Makan yang seimbang dan sesuai kalori
kebutuhan
Hindari makanan tinggi garam dan
meningkatkan kolesterol
3 Pantangan Makanan yang meningkatkan kolesterol,
Makanan tinggi garam,
Rokok dan alcohol
Hindari aktivitas yang terlalu berat
Hindari makan berpengawet
4 Aktivitas Aktivitas dibatasi, jangan diporsir dulu
bekerja untuk beberapa saat setelah pulang
dari opname
5 Lain-lain - Tekanan darah dikontrol
- Kontrol ulang sesuai dengan anjuran dokter
- Kontrol ke RSUD : Bagian Penyakit
Dalam/ Nefrologi
NO PERIHAL KETERANGAN
1 Metode transportasi Pakai kursi roda dari ruangan
sampai ke mobil yang akan
membawa pasien pulang
kerumahnya, tidak boleh jalan
sendiri dari rumah sakit.
2 Serah terima Perawat ruangan menyerahkan
kepada keluarga, serah terima
pasien, terapi yang sudah diberi,
hasil penjajagan dan obat yang
diserahkan kepada keluarga
3 Lain-lain Serah terima pasien, berikan
terapi, hasil penjajagan dan obat
lain nya kepada keluarga.
Klasifikasi
1. Hipertensi emergensi
Naiknya TD secara mendadak yang disertai kerusakan organ
target yang progresif. Pada keadaan ini memerlukan penurunan TD
yang segera dalam kurun waktu menit atau jam.
2. Hipertensi urgensi
Naiknya TD secara mendadak yang tidak disertai kerusakan
organ target.
Penurunan TD pada keadaan ini harus dilaksanakan dalam kurun waktu
24-48 jam.
Jawab:
1. UU no 23/1992 tentang kesehatan
2. UU no. 29/2004 tentang praktik kedokteran
3. Permenkes RI No.159b/Menkes/Per/II/1988 tentang rumah
sakit
4. KepMenkes RI No.436/1993 tentang berlakunya standar
pelayanan rs dan SPM rumah sakit
5. PerMenkes RI No.920 Menkes/Per/XII/1996 tentang Upaya
Pelayanan Kesehatan RS Swasta di bidang medik
6. KepMenkes RI No.496/Menkes/SK/IV/2005 tentang
Pedoman audit medis di RS
7. KepMenkes RI No. 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang
Peraturan Internal Staf Medis.
yang seharusnya,
Tribowo anang.. 2018. Peran Komite Medik Dalam Pembentukan Panduan Praktik
Klinis.Denpasar
Depkes. (2005). Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan, dan Penyajian Data Rumah Sakit.
Jakarta : Depkes RI.
Hatta, G.R. (2012). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : UI-Press.
Pahriyani, A. (2014). Implementasi Clinical Pathway terhadap Outcome Klinik dan Eknomik
pada Pasien Acute Coronary Syndrome (ACS) di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Tesis.
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter Di fasilitas Kesehatan Primer
Rahma Puti Aulia, 2013 Implementasi Clinical Pathway Untuk Kendali Mutu
dan Kendali Biaya Pelayanan Kesehatan Majalah Dental&Dental