Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

CLINICAL PATHWAY

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kegawatdaruratan Kebidanan

Disusun oleh:
Rahma Salsabella 1610104035
Rahma Suci Ladya 1610104036
Asia Novita 1610104040
Masrinih16101040
Fransiska A.Hadji 16101040

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Clinical Pathway (CP) merupakan alur klinis atau konsep perencanaan


pelayanan kesehatan terpadu yang sering digunakan di berbagai rumah sakit.
Clinical Pathway merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien
berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan keperawatan, dan standar
pelayanan tenaga kesehatan lainnya (Rivany, 2009). Menurut Gang Du, et.al
(2013) CP menunjukkan secara detail tahap-tahap penting dari pelayanan
kesehatan mulai saat penerimaan hingga pemulangan pasien. CP merupakan
pelayanan terintegrasi dari para professional di bidang kesehatan (dokter,
perawat/bidan, nutrisionis, dan farmasis) yang akan membangun suatu
kontinuitas pelayanan selama pasien dirawat di Rumah Sakit. Kontinuitas
pelayanan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan kepada pasien, sehingga CP dijadikan sebagai salah satu perangkat
untuk kendali mutu.

CP memberikan tata laksana dengan standar pelayanan yang dianggap


sesuai. Pelayanan dalam CP bersifat multidisiplin sehingga semua pihak yang
terlibat dalam pelayanan (dokter/dokter gigi, perawat, fisioterapis, dll) dapat
menggunakan format sarana. Format tersebut memiliki kelebihan yaitu sebagai
perkembangan pasien dapat dimonitor setiap hari, baik intervensi maupun
outcomenya. Oleh karena itu maka CP paling layak dibuat untuk penyakit atau
kondisi klinis yang memerlukan pendekatan multidisiplin, dan perjalanan
klinisnya dapat diprediksi. (TIM CP & PPK RSUD dr. Saiful Anwar, 2017).
Dalam penerapan tata laksana yang sesuai diperlukan standar prosedur
oprasional sebagai acuan.

PPK (Panduan Praktik Klinik) merupakan istilah teknis sebagai


pengganti standar prosedur oprasional (SPO) sebagaimana yang telah
diterapkan dalam Undang-undang praktik kedokteran keperawatan.
Penggantian ini perlu untuk menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin
terjadi, bahwa "standar" merupakan hal yang harus dilakukan pada semua
keadaan. jadi secara teknis standar prosedur operasional (SPO) dibuat berupa
panduan praktik klinis (PPK) yang dapat berupa atau disertai dengan salah satu
atau lebih: alur klinis (clinical pathway), protokol, prosedur, algoritme,
standing order. Para dokter melakukan praktik PPK untuk menegakan
diagnosa, memberikan pengobatan dan untuk memberikan penjelasan pada
pasien dan keluarganya tentang kemungkinan hasil hasil pengobatan. PPK
seharusnya dibuat untuk semua jenis penyakit atau kondisi klinis yang
ditemukan dalam fasyankes. Namun dalam pelaksanaannya dapat dibuat secara
bertahap, dengan mengedepankan misalnya 10 penyakit tersering yang ada di
tiap bagian yang high volume, high cost, dan high risk or impact (TIM CP &
PPK RSUD dr. Saiful Anwar, 2017).

B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk memahami terkait Clinical Pathway (CP) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian Clinical Pathway (CP)
Untukmmengetahui tujuan dari Clinical Pathway (CP) dan Untuk
mengetahu prinsip-prinsip penyusunan Clinical Pathway (CP
2. Untuk mengetahu langkah-langkah penyusunan Clinical Pathway (CP
1. CLINICAL PATHWAY
A. DEFINISI
Clinical pathway atau juga dikenal dengan nama lain seperti:
critical care pathway, integrated care pathway, coordinated vare pathway,
caremaps, atau anticipated recovery pathway, adalah sebuah rencana yang
menyediakan secara detail setiap tahap penting dari pelayanan kesehatan,
bagi sebagian besar pasien dengan masalah klinis (diagnosis atau
prosedur) tertentu, berikut dengan hasil yang diharapkan (Djasri, 2006).
Clinical pathway dapat didefinisikan sebagai pendekatan
multidisiplin yang berbasis waktu yang digunakan untuk membantu
pasien-pasien tertentu mencapai luaran positif yang diharapkan. Langkah-
langkah dalam pathway seharusnya berlaku bagi sebagian besar pasien
untuk suatu luaran yang diharapkan. Kondisi klinis pasien tentulah tidak
sama, dan perubahan kondisi klinis pastilah seringkali terjadi, sehingga
diperlukan fleksibilitas suatu pathway. Clinical pathway merupakan
perangkat koordinasi dan komunikasi bagi para petugas yang terlibat
dalam tatalaksana pasien yang sama. Clinical pathway merupakan
perangkat bantu untuk penerapan standar pelayanan medik (Rozany,
Yuliansyah, & J Susilo, 2017).
Clinical pathway dibuat oleh suatu tim yang independen yang
merupakan gabungan dari berbagai profesi, yaitu dokter, perawat, dan
perawat professional di bidang penyakit yang diderita pasien. Pada pasien
dengan kasus bedah, clinical pathway dibuat mulai dari perioperative care,
post operative care, hingga discharge planning. Hal spesifik yang
dimasukkan ke dalam pathway adalah alat drain, obat- obatan, kriteria
kapan peralatan tersebut harus dilepas, diet pasien, pemeriksaan
laboratorium dan radiologi (Rozany et al., 2017).

B. TUJUAN PEMBERLAKUAN CLINICAL PATHWAY


Menurut (Rozany et al., 2017) yaitu:
1. Meningkatkan mutu pelayanan medis dengan proses pelayanan yang
lebih terstandarisasi dan terkoordinasi dengan baik.
2. Meningkatkan mutu dokumentasi.
3. Meningkatkan pengukuran proses dan luaran pelayanan klinis.
4. Meningkatkan koordinasi antara tim yang terlibat dalam proses
pelayanan medis.

C. KOMPONEN UTAMA CLINICAL PATHWAY


Ada 4 komponen utama clinical pathway, yaitu meliputi (Fallis, 2013):
a. Kerangka waktu
Kerangka waktu menggambarkan tahapan berdasarkan pada hari
perawatan atau berdasarkan tahapan 15 pelayanan seperti: fase pre-
operasi, intraoperasi dan pasca operasi.
b. Kategori asuhan
Kategori asuhan berisi aktivitas yang menggambarkan asuhan seluruh
tim kesehatan yang diberikan kepada pasien.
c. Kriteria hasil
Kriteria hasil memuat hasil yang diharapkan dari standar asuhan yang
diberikan, meliputi kriteria jangka panjang yaitu menggambarkan
kriteria hasil dari keseluruhan asuhan dan jangka pendek, yaitu
menggambarkan kriteria hasil pada setiap tahapan pelayanan pada
jangka waktu tertentu.
d. Pencatatan varian
Lembaran varian mencatat dan menganalisis deviasi dari standar yang
ditetapkan dalam clinical pathway. Kondisi pasien yang tidak sesuai
dengan standar asuhan atau standar yang tidak bisa dilakukan dicatat
dalam lembar varian.

D. PRINSIP PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY


Prinsip dalam dalam penyusunan clinical pathway, memenuhi beberapa
hal mendasar, seperti (Fallis, 2013) :
1. Seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan harus secara integrasi
dan berorientasi fokus terhadap pasien serta berkesinambungan.
2. Melibatkan seluruh profesi yang terlibat dalam pelayanan rumah
sakit terhadap pasien.
3. Dalam batasan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan
perjalanan penyakit pasien dan dicatat dalam bentuk periode harian
untuk kasus rawat inap atau jam untuk kasus kegawatdaruratan.
4. Mencatat seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien
secara terintegrasi dan berkesinambungan ke dalam dokumen
rekam medis.
5. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan clinical pathway
dicatat sebagai varians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk
audit.
6. Varians tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit
penyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis.
7. Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalam
rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan.
E. ALUR PROSES PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY

Gambar 1. Skema alur pengembangan clinical pathway


Sumber: Queensland government. A toolkit for developing a clinical pathway (2005)
F. FORM BENTUK UMUM DARI CLINICAL PATHWAY
Seacara umum clinical pathway ditulis dalam bentuk formulit matrix
dengan aspek pelayanan di satu sisi, dan waktu pelayanan disisi yang lain
(Gambar 1). Interval waktu biasanya dalam hitungan hari mengikuti instruksi
klinik harian, namun hal ini dapat berbeda tergantung dari perjalanan dan
perkembangan penyakit atau tindakan yag ada (misalnya clinical pathway
untuk penyakit kronis mungkin memiliki interval waktu perminggu atau
bulan)
Clinical pathway mengintegrasikan protocol terapi, rencana asuhan
keperawatan dan aktifitas dari pelayanan klinik dalam sebuah rencana
pelayanan yang secara jelas mendefinisikan harapan dari perkembangan dan
outcome yang akan didapat oleh pasien. Umumnya clinical pathway
dikembangkan untuk diagnose atau tindakan yang “high-volume”, “high-risk”
dan “high-cost”. Clinical pathway umumnya banyak dikembangkan di rumah
sakit namun saat ini secara bertahap sudah mulai diperkenalkan ke sarana
pelayanan kesehatan lain seperti nursing homes.
LEMBAR KERJA

PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY

1) Pemilihan Topik

2) A. Topik: Hiperemesis Gravidarum

B. Alasan pemilihan topik: kasus banyak (kasus pertahun)

3) Menunjuk Koordinator (Penasehat Multi disiplin)

Koordinator: dr. L Budiadi, SpOG

4) Menetapkan Pemain Kunci

Semua yang terlibat langsung dalam pelayanan klinis pasien sesuai topik
clinical pathways:

a) Dokter Obsgin
b) Bidan
c) Perawat
d) Gizi
e) Laboratorium

f) Farmasi

5) Melakukan Kunjungan Lapangan

Hasil Telaah PPK Berdasar Kunjungan Lapangan:

a) Pasien datang terlambat


b) Pasien tidak melakukan ANC teratur

6) Melakukan Pencarian Literatur

Hasil Telaah PPK Berdasar Literatur:

a) Memberikan edukasi dan suport kepada pasien

7) Penentuan Lama Rawat Inap

Lama Hari yang Ditetapkan Untuk Rawat Inap: 4 hari

8) Menentukan Desain Clinical Pathway -- Pengukuran Proses dan


Outcome
Cara mengisi:

a) Sesuaikan kolom “time line” sesuai dengan lama hari yang ditetapkan
untuk rawat inap
b) Isi item-item yang ada dalam SOP dan SAK (versi revisi berdasar hasil
telaah ke dalam formulir )
DAFTAR PUSTAKA

Djasri, H. (2006).Kajian Singkat Penyusunan dan Penerapan Clinical Pathway di


Pusat Jantung Terpadu RSCM. Materi Seminar Nasional Casemix -
DRG’s, Hotel Santika – Jakarta.
Gang Du. (2013). Clinical Pathway Sceduling Using Hybrid Genetic Algorihm. J

Med Sys, 37:9945

Tim CP &PPK RSUD dr.Saiful Anwar. (2017). Panduan Praktik Klinik dan
Clinical Pathway (Perencanaan, Implementasi, Monitor dan Evaluasi).
Malang : RSUD dr. Saiful Anwar,

Anda mungkin juga menyukai