Anda di halaman 1dari 25

BAB III

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit


1. Sejarah Rumah Sakit Angkatan Udara Lanud Sulaiman
Pada tahun 1954 pembangunan kembali Pangkalan Udara selesai dan
diresmikan menjadi Pangkalan Udara (PU) Margahayu. Sesuai dengan tugas
pokoknya Pangkalan Udara Margahayu memerlukan satuan pendukung agar
dalam pelaksanaan tugas pokoknya dapat berjalan dengan lancar. Kesehatan
Angkatan Udara Republik Indonesia memerintahkan Kepada Mayor Udara dr.
Murjawan untuk bertugas sebagai Perwira Kesehatan di Pangkalan Angkatan
dibantu
Udara Margahayu Bandung. Beliau oleh beberapa personel yang ada
yaitu Letnan Muda Udara II Djadja, Letnan Muda Udara I Taswat dan Kopral
Udara II G.K.A. Harsono. LMU II Djadja dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
menjabat sebagai Wakil Kepala Kesehatan. Dikarenakan banyaknya Jumlah
cidera siswa sekolah Paradasar di PAU Margahayu yang setiap tahunnya
meningkat maka pada Tahun 1956 Rumah Sakit Pangkalan Udara
Margahayu dibangun untuk melayani anggota AURI serta keluarganya.
Pada tanggal 17 Agustus 1958 Rumah Sakit PAU Margahayu yang
terletak di Blok D diresmikan, bentuk Rumah Sakit PAU Margahayu ini
merupakan replika sempurna dari Rumah Sakit Halim (RSAU dr. Esnawan
Antariksa) dengan pimpinan pertamanya dipercayakan kepada Letnan Udara
I dr. Soebagyo. Dari tahun 1958 sampai dengan tahun 1978 Rumah Sakit
PAU Margahayu terus berbenah untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada anggota TNI AU dan keluarganya serta masyarakat di sekitar. Pada
tahun 1978 dr. MT. Budiono selaku kepala Rumah Sakit Margahayu
mempunyai pemikiran untuk memindahkan Rumah Sakit Margahayu ke
pinggir jalan raya untuk dapat lebih memberikan pelayanan kesehatan yang
maksimal kepada anggota dan keluarganya serta masyarakat sekitarnya.
Tahun 1991 dr. Norman T. Lubis menceritakan awal mula
pembangunan Poliklinik dipinggir jalan raya terusan Kopo atau di depan Pos
IV agar TNI AU tidak saja melayani kesehatan kepada anggota dan
keluarganya, tetapi juga memberikan pengabdian kepada masyarakat umum
berupa pelayanan kesehatan baik rawat jalan maupun rawat inap. Sebagai
48

dokter spesialis mata dan sebagai Penerbang Pesawat Bermotor Ringan


sekaligus sebagai Pengurus Fasi Pusat dan Fasida Jabar, beliau banyak
berhubungan dengan pejabat dibeberapa instansi. Dalam setiap kesempatan
beliau menceritakan mengenai cita-citanya untuk membangun Poliklinik
tersebut yang belum sampai terwujud karena terbentur pada dana.
Dari pembicaraan dengan pejabat atau rekanan itu, akhirnya beliau
berhasil mendapatkan bantuan dana dari Pemda Jawa Barat. Kemudian
beliau menghadap Komandan Lanud Sulaiman yang pada saat itu dijabat
Kolonel Nav Mulyono untuk menggunakan tanah kosong di Pos IV guna
membangun Poliklinik rawat jalan. Komandan menyetujuinya dan segera
memerintahkan Kasi Fasint untuk membersihkan tanah kosong tersebut agar
dapat gunakan untuk membangun Poliklinik. Setelah persiapan cukup matang
maka Karumkit segera menghubungi pemborong atau rekanan Lanud
Sulaiman untuk segera membangun Poliklinik yang terdiri dari beberapa
ruangan yaitu :
a. Ruangan kartu
b. Ruangan periksa Perwira beserta keluarganya
c. Ruangan periksa Bintara, Tamtama serta keluarganya dan untuk umum
d. Ruangan Unit Gawat Darurat
e. Ruangan BKIA/KIA/Vaksinasi
f. Ruangan Poliklinik Gigi
g. Ruangan Laboratorium
h. Ruangan Apotik
i. Ruangan piket atau jaga
j. Kamar mandi umum
k. Ruangan posyandu untuk RW. 7 Kampung Jambatan Desa Sulaiman
Pembangunan poliklinik tersebut di atas merupakan cikal bakal Rumah
sakit Lanud Sulaiman. Pada tanggal 10 September 1993 poliklinik yang
berada di jalan terusan kopo km 10 No. 457 diresmikan sebagai Pos KB
terpadu Rajawali dan Rawat Jalan Rumah Sakit Lanud Sulaiman.
Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor :
YM.02.04.3.1.3446 tanggal 1 Agustus 2006 tentang Pemberian izin
penyelenggaraan kepada Markas Besar Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Udara Jalan Raya HankaM Cilangkap Jakarta Timur, DKI Jakarta
49

untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum dengan Nama “Rumkit Lanud


Sulaiman” di Margahayau Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan Surat Izin Sementara Sarana Pelayanan Kesehatan
Swasta Nomor 445.93/007-BP/SIS/III.12/Dinkes tanggal 27 Maret 2012,
Rumah Sakit Lanud Sulaiman menjadi Klinik Utama “Lanud Sulaiman”.
Berdasarkan Keputusan Bupati Bandung Nomor 445/Kep.319-Dinkes/2014
tanggal 13 Mei 2014 tentang Izin Sementara Operasional Rumah Sakit TNI
AU Lanud Sulaiman yang terletak di Jalan Raya Terusan Kopo Sayati
Margahayu Kabupaten Bandung. Berdasarkan Keputusan Bupati Bandung
Nomor 445/Kep.118-Dinkes/2016 tanggal 7 Januari 2016 tentang Izin
Sementara Operasional Rumah Sakit TNI AU Lanud Sulaiman yang terletak
di Jalan Raya Terusan Kopo Sayati Margahayu Kabupaten Bandung.
Terhitung mulai tanggal 28 Desember 2016 Rumah Sakit Lanud
Sulaiman yang terletak di Jalan Terusan Kopo Km. 10 Nomor 457 Desa
Sulaiman Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung telah mendapatkan
Surat Izin Operasional Tetap sesuai dengan Keputusan Bupati Bandung
nomor 445/Kep.774-Dinkes/2016 tanggal 28 Desember 2016 tentang Izin
Operasional Rumah Sakit dan berlaku sampai dengan 28 Desember 2021.
Berdasarkan keputusan Buparti Bandung Nomor 445/Kep.643-Dinkes/2017
tentang Izin Operasional Rumah Sakit Kelas D dengan nama Rumah Sakit
TNI AU Lanud Sulaiman.

2. Kajian Situasi Ruang Perawatan Rumah Sakit


Angkatan Udara Lanud Sulaiman
ASPEK DESKRIPSI SITUASI
Pelayanan a. Lokasi ruang Perawatan terletak di bagian barat rumah sakit
Fisik b. Ruang rawat terdiri dari :
Ruangan 1. Pertama masuk ruang Perawatan terdapat ners station dan
ruangan-ruangan perawatan.
2. Di nursing station terdapat dokumen dokumen pendukung
pelayanan keperawatan dan meja administrasi.
3. Ruang perawatan terdiri dari kelas I, kelas II dan Kelas III.
4. Pelayanan Perawatan meliputi 4 Dokter Penanggung Jawab
Pasien yaitu Dokter Spesialis Bedah Umum, Dokter Spesialis
Obgin, Dokter Spesialis Anak, dan Dokter Spesialis Dalam.
5. Rumah sakit terdiri dari satu ruang perawatan, yang terdiri dari 8
kamar : ruang dadali (kls 1) rajawali (kls 1), ruang nuri (kelas 2),
kutilang (kelas2), gelatik (kelas 2), merpati (kelas 2), ruang
merak (kelas 3), parkit (kelas 3) dengan satu nurse station.
6. Diruang kelas satu terdiri dari 2 ruang yaitu ruang dadali dan
ruang rajawali yang terdiri dari satu bed bisa dipakai untuk anak
dan dewasa.
7. Diruang kelas 2 terdiri dari ruang nuri dan gelatik yang terdiri dari
2 bed untuk anak. Sedangkan ruangan kelas 2 lainnya adalah
50

ruang gelatik dan merpati yang terdiri dari 3 bed.


8. Diruang kelas 3 terdiri dari ruang merak (3 bed) untuk perempuan
dan parkit untuk laki-laki dengan kapasitas (6 bed). Kapasitas
tempat tidur laki-laki lebih banyak dibanding dengan perempuan.
9. Ruang tempat assesment, mushola, ruang ganti perawat, tempat
tindakan masih bersatu lokasi. Tidak ada ruangan khusus untuk
kepala ruangan dan tempat rapat. Ruang tempat asesment
pasien baru masih dilakukan di nurse station.
10. Sudah terdapat dapur dan pantry dan juga spoel hock.
11. Disetiap kamar tidak terdapat toilet, toilet hanya terdapat 3 buah,
2 buah untuk kelas 1 dan 2 bersatu denagn closet duduk, dan 1
buah untuk kelas 3 dengan closet jongkok
Alat dan 1. O2 tabung di selasar belakang ruang perawatan
bahan 2. Terdapat 2 alat spigmomanometer (1 tensimeter angin dan 1
kesehatan tensimeter raksa rusak) tensi anak 1.
3. Terdapat 1 stetoskop anak dan 4 stetokop dewasa.
4. Terdapat 1 timbangan berat badan untuk anak dan 1 timbangan berat
badan untuk dewasa
5. Mempunyai 2 bak instrument kecil
6. Mempunyai 2 bengkok
7. Mempunyai 2 pispot
8. Terdapat 1 ember besar untuk linen kotor di tepan kamar mandi
9. Spoolhook belum ada, buang limbah ke whastafel khusus yang telah
terhubung dengan ipal
10. Mempunyai 5 urinal
11. Mempunyai 4 termometer digital
12. Mempunyai 20 standar infuse
13. Mempunyai 1 reflek hamer
14. Mempunyai 1 kursi roda
15. Mempunyai 1 tas emergeensi
16. Mempunyai 20 meja pasien
17. Mempunyai 5 waskom mandi
18. Mempunyai 1 lampu senter
19. Mempunyai 2 nampan
20. Mempunyai 1 troli tindakan
21. Mempunyai 20 tempat tidur fungsional
22. Mempunyai 1 dorongan 02
23. Mempunyai 6 keran air
24. Mempunyai 5 tempat sampah pasien
25. Mempunyai 50 formulir laboratorium
26. Mempunyai 50 formulir radiologi
27. Mempunyai 50 formulir observasi
28. Mempunyai 50 formulir permintaan darah
29. Mempunyai 8 buku resep
30. Mempunyai 50 formulir konsul
31. Mempunyai 50 formulir permintaan obat/alkes
32. Mempunyai 2 buku ekspedisi
33. Mempunyai 2 buku registrasi pasien
34. Mempunyai 1 white board
35. Mempunyai 2 perporator
36. Mempunyai 5 steples
37. Mempunyai 2 pensil
38. Mempunyai 1 lusin spidol merah, biru, hijau dan hitam
39. Mempunyai 3 spidol white board (4 permanen)
40. Ruang kepala ruangan masih double fungsi dengan ruang rapat
41. Tersedia (handrub) sebanyak 13 unit
51

B. Hasil Kajian
1. Man
a. Kepuasaan Pasien dan Keluarga
hasil survey kepuasan pasien dan keluarga dirawat inap 88%,
dengan standar nilainya ≤90%. desember 2019
b. Tenaga perawat di ruang perawatan berjumlah 9 Orang : pegawai
tetap 4 orang, dan pegawai kontrak 5 orang.
c. Seluruh perawat telah pelatihan BHD, Apar, Cuci Tangan, APD,
manajemen nyeri dan Hak dan kewajiban pasien
d. Perawat hampir semua usia produktif.
e. Adanya motivasi untuk melanjutkan kuliah.
f. Kepala ruangan mampu memanage ruangan.
g. Kepala ruangan masih lulusan D3
h. Kebijakan RS mendukung peningkatan kompetensi (diklat)
i. Adanya harapan dari pihak RS untuk menjadikan RSAU dr. Norman
T. Lubis sebagai RS pendidikan
j. Tuntutan pasien dan masyarakat untuk memper oleh perawatan
yang profesional
k. Pendidikan dan wawasan masyarakat terhadap kesehatan semakin
meningkat.
l. Tenaga Honorer mudah untuk keluar
2. Money
a. Dana operasional berasal dari rumah sakit
b. Dana penyedian alkes oleh rumah sakit sesuai dengan kebutuhan
ruangan
c. Adanya jaminan kesehatan bagi karyawan Militer dan PNS.
d. Penghasilan berupa gaji dan insentif diberikan setiap bulan.
e. Adanya tunjangan hari raya
f. Adanya jaminan hari tua untuk pegawai Militer dan PNS. Tidak
ada jaminan kesehatan bagi Tenaga Honorer.
g. Tenaga Honorer tidak mendapat jaminan hari tua.
h. Tidak ada tunjangan akhir tahun.
i. Tidak adanya biaya pendidikan bagi karyawan
52

j. Penghasilan tenaga honorer tidak pasti Kerjasama dengan


instasnsi pendidikan dapat menjadi sumber dana alternatif.
k. Banyaknya rumah sakit lain dengan modal pendaan yang lebih
besar berada di sekitar lokasi RS
3. Material
a. Ruang perawatan
Kelas Nama Ruang Bed Keterangan
1 Dadali 1 Anak atau dewasa
Rajawali 1
2 Nuri 2 Anak
Kutilang 2 Dewasa
Gelatik 3
Merpati 2
3 Merak 3 Wanita
Parkit 6 Pria

b. Ruang penunjang
Nama Ruang Jumlah Keterangan
Nurse stasion 1
bersatu
Ruang assesment, 1
mushola 1
ruang ganti perawat 1 bersatu
tempat tindakan 1
Dapur
Spoel hoek

c. Alat pendukung pelayanan


Nama Barang Jumlah
white board 1
perporator 2
steples 5
pensil 2
spidol kecil warna 1 lusin
spidol white board 3
spidol permanen 4
53

d. Alat pelayanan pasien


Nama Barang Jumlah Kondisi
spigmomanometer angin 1 Baik
spigmomanometer raksa 1 Rusak
stetoskop anak 1 Baik
stetokop dewasa. 4 Baik
timbangan berat badan 1 Baik
anak
timbangan berat badan 1 Baik
dewasa
bak instrument kecil 2 Baik
bengkok 2 Baik
pispot 2 Baik
ember besar untuk linen 1 Baik
kotor
urinal 5 Baik
termometer digital 4 Baik
standar infuse 20 Baik
reflek hamer 1 Baik
kursi roda 1 Baik
tas emergensi 1 Baik
meja pasien 10 Baik
waskom mandi 5 Baik
lampu senter 1 Baik
nampan 2 Baik
troli tindakan 1 Baik
tempat tidur fungsional 20 Baik
dorongan 02 1 Baik
tempat sampah pasien 5 Baik
formulir laboratorium 50
formulir radiologi 50
formulir observasi 50
formulir permintaan darah 50
54

buku resep 8
formulir konsul 50
formulir permintaan

a. Ruang perawatan, yang terdiri dari 8 kamar terbagi dalm 3 kelas


perawatan
b. Alat-alat fasilitas kesehatan sudah tersedia dengan jumlah yang sesuai
dengan kebijakan dan pengadaan rumah sakit
b. Monitoring alat kesehatan dari Karu setiap 1 bulan sekali
c. Tidak ada buku serah terima alat-alat kesehatan antar petugas
kesehatan.
d. Mendapatkan dukungan logistic dari pemerintah Lanud Sulaiman
e. Alat yang tersedia sesuai dengan kebutuhan standar operasional
prosedur
f. Risiko kehilangan dan kerusakan alat kesehatan
Sarana dan prasarana penunjang kesehataan tersedia sesuai dengan
pengadaan dan kebijakan rumah sakit, hanya saja belum tersedia buku
untuk alat inventarisir alat-alat yang ada diruangan sehingga hal itu akan
membuat resiko terjadinya kehilangan.
4. Methode
a. Gaya kepemimpinan secara militer memungkinkan bawahan untuk
patuh pada perintah atasan
b. Metode timbang terima sudah menggunakan metode SBAR
Handover
c. Belum adanya model asuhan keperawatan profesional yang
diterapkan di ruang rawat inap
d. Tidak ada program temu ilmiah perawat secara terencana
e. Bidang keperawatan belum memiliki program bimbingan teknis
berjenjang sampai kepala ruangan
f. Bidang keperawatan belum memiliki program rapat koordinasi teknis
dengan staff dan kepala ruangan
g. Kepala Bidang keperawatan belum memiliki Peer Review/ komunitas
profesional membahas visi dan pengembangan pelayanan
keperawatan
55

h. Bidang Keperawatan belum memiliki laporan berkala pelayanan


keperawatan
i. Program bimbingan untuk mahasiswa dan perawat baru belum
tersedia Adanya mahasiswa yang sedang praktik keperawatan baik
dari jenjang SMK maupun STIKes
j. Peluang bagi perawat untuk melanjutkan pendidikan
k. Peluang peningkatan pegetahuan yang lebih luas dengan
karakteristik penyakit pasien yang beragam
l. Adanya kebijakan pengembangan SAK
m. Memungkinkan terjadinya konflik dalam pengambilan keputusan
dalam melakukan asuhan keperawatan terhada pasien
5. Market
a. Adanya visi, misi, falsafah dan moto RSAU dr. Norman T. Lubis
b. Kerjasama dengan SMK kesehatan.
c. Tarif ruangan tersedia dengan jelas
d. Terdapat kotak saran.
e. BOR (Bed Occupancy Rate) : 65%
f. LOS (Length Of Stay ) : 3-4 hari
g. TOI : 2 hari
h. Tersedian dukungan sistem infomasi RS
i. Tidak adanya instansi pendidikan keperawatan yang melakukan
praktek lapang perawat professional.
j. Belum adanya leaflet 10 besar kasus diruang rawat inap
k. Layanan unggulan belum tersedia
l. Rumah sakit Agkatan Udara Suleman termasuk rumah sakit tipe D
m. Potensi rumah sakit sebagai lahan praktek mahasiswa/i
n. Lokasi berada di jalan raya utama penghubung kabupaten dan kota
Bandung
o. Potensi untuk layanan home visit pada pasien pasca rawat
p. Potensi bekerjasama dengan perusahaan baik swasta mapun
pemerintah dalam penyediaan layanan kesehatan
q. Memilikipotensi untuk bekerjasama dengan institusi pendidikan
keperawatan profesional,Persaingan dengan masuknya perawat
asing sejak diberlakukannya AFTA 2003
r. Tuntutan dari RS untuk menerapkan system MPKP pemula
56

s. Berdirinya rumah sakit-rumah sakit negeri dan swasta yang


berlomba memberikan pelayanan terbaik
t. Persaingan antara rumah sakit baik negeri maupun swasta.

C. ANALISA SWOT
VARIABEL STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHS
(1) (2) (3) (4) (5)

MAN 1. Tenaga perawat di 1. Kepala 1. Kebijakan RS 1. Tuntutan


ruang perawatan ruangan mendukung pasien dan
berjumlah 9 Orang : masih lulusan peningkatan masyarakat
pegawai tetap 4 D3 kompetensi (diklat) untuk memper
orang, dan pegawai 2. Masih ada 2. Adanya harapan oleh
kontrak 5 orang. perawat dari pihak RS untuk perawatan
2. Seluruh perawat dengan status menjadikan RSAU yang
telah pelatihan BHD, honorer dr. Norman T. Lubis profesional
Apar, Cuci Tangan, sebagai RS 2. Pendidikan
APD, manajemen pendidikan dan wawasan
nyeri dan Hak dan masyarakat
kewajiban pasien terhadap
3. Perawat hampir kesehatan
semua usia produktif. semakin
4. Adanya motivasi meningkat.
untuk melanjutkan 3. Tenaga
kuliah. Honorer
5. Kepala ruangan mudah untuk
mampu memanage keluar
ruangan.
MONEY 1. Dana operasional 1. Tidak ada 1. Kerjasama dengan 1. Banyaknya
berasal dari rumah jaminan instasnsi pendidikan rumah sakit lain
sakit kesehatan dapat menjadi dengan modal
2. Dana penyedian bagi Tenaga sumber dana pendaan yang
alkes oleh rumah Honorer. alternatif. lebih besar
sakit sesuai dengan 2. Tenaga berada di
kebutuhan ruangan Honorer tidak sekitar lokasi
3. Adanya jaminan mendapat RS
kesehatan bagi jaminan hari
karyawan Militer dan tua.
PNS. 3. Tidak ada
4. Penghasilan berupa tunjangan
gaji dan insentif akhir tahun.
diberikan setiap 4. Tidak adanya
bulan. biaya
5. Adanya tunjangan pendidikan
hari raya bagi
6. Adanya jaminan hari karyawan
tua untuk pegawai 5. Penghasilan
Militer dan PNS. tenaga
honorer tidak
pasti
MATERIAL 1. Ruang perawatan, 1. Tidak ada 1. Mendapatkan 1. Risiko
yang terdiri dari 8 buku serah dukungan logistic kehilangan dan
kamar terbagi dalm 3 terima alat- dari pemerintah kerusakan alat
kelas perawatan alat Lanud Sulaiman kesehatan
2. Alat-alat fasilitas kesehatan 2. Alat yang tersedia
kesehatan sudah antar petugas sesuai dengan
tersedia dengan kesehatan kebutuhan standar
jumlah yang sesuai operasional prosedur
dengan kebijakan
dan pengadaan
rumah sakit
3. Monitoring alat
kesehatan dari Karu
setiap 1 bulan sekali
METHOD 1. Gaya kepemimpinan 1. Belum 1. Adanya mahasiswa 1. Memungkinkan
secara militer adanya model yang sedang praktik terjadinya
memungkinkan asuhan keperawatan baik konflik dalam
57

VARIABEL STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHS


(1) (2) (3) (4) (5)

bawahan untuk keperawatan dari jenjang SMK pengambilan


patuh pada perintah profesional maupun STIKes keputusan
atasan yang 2. Peluang bagi dalam
2. Metode timbang diterapkan di perawat untuk melakukan
terima sudah ruang rawat melanjutkan asuhan
menggunakan inap pendidikan keperawatan
metode SBAR 2. Tidak ada 3. Peluang peningkatan terhada pasien
Handover program temu pegetahuan yang
ilmiah lebih luas dengan
perawat karakteristik penyakit
secara pasien yang
terencana beragam
3. Bidang 4. Adanya kebijakan
keperawatan pengembangan SAK
belum
memiliki
program
bimbingan
teknis
berjenjang
sampai
kepala
ruangan
4. Bidang
keperawatan
belum
memiliki
program rapat
koordinasi
teknis dengan
staff dan
kepala
ruangan
5. Kepala
Bidang
keperawatan
belum
memiliki Peer
Review/
komunitas
profesional
membahas
visi dan
pengembang
an pelayanan
keperawatan
6. Bidang
Keperawatan
belum
memiliki
laporan
berkala
pelayanan
keperawatan
7. Program
bimbingan
untuk
mahasiswa
dan perawat
baru belum
tersedia
MARKET 1. Adanya visi, misi, 1. Tidak adanya 1. Rumah sakit 1. Persaingan
falsafah dan moto instansi Agkatan Udara dengan
RSAU dr. Norman pendidikan Suleman termasuk masuknya
T. Lubis keperawatan rumah sakit tipe D perawat asing
2. Kerjasama dengan yang 2. Potensi rumah sakit sejak
SMK kesehatan. melakukan sebagai lahan diberlakukanny
3. Tarif ruangan praktek praktek mahasiswa/i a AFTA 2003
tersedia dengan lapang 3. Lokasi berada di 2. Tuntutan dari
58

VARIABEL STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITY TREATHS


(1) (2) (3) (4) (5)

jelas perawat jalan raya utama RS untuk


4. Terdapat kotak professional. penghubung menerapkan
saran. 2. Belum kabupaten dan kota system MPKP
5. BOR (Bed adanya Bandung pemula
Occupancy Rate) : leaflet 10 4. Potensi untuk 3. Berdirinya
65% besar kasus layanan home visit rumah sakit-
6. LOS (Length Of diruang rawat pada pasien pasca rumah sakit
Stay ) : 3-4 hari inap rawat negeri dan
7. TOI : 2 hari 3. Layanan 5. Potensi swasta yang
8. Tersedian unggulan bekerjasama berlomba
dukungan sistem belum dengan perusahaan memberikan
infomasi RS tersedia baik swasta mapun pelayanan
pemerintah dalam terbaik
penyediaan layanan 4. Persaingan
kesehatan antara rumah
6. Memiliki potensi sakit baik
untuk bekerjasama negeri maupun
dengan institusi swasta.
pendidikan
keperawatan
profesional,
58

D. MATRIX TOWS
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
Tenaga perawat di ruang perawatan berjumlah 9 Orang : pegawai tetap 4 orang,
1 0,3 3 0,9
dan pegawai kontrak 5 orang.
Seluruh perawat telah pelatihan BHD, Apar, Cuci Tangan, APD, manajemen
2 0,3 4 1,2
nyeri dan Hak dan kewajiban pasien
3 Perawat hampir semua usia produktif. 0,2 3 0,6
S
4 Adanya motivasi untuk melanjutkan kuliah. 0,1 3 0,3
S-W
IFAS 5 0,1 2 0,2
Kepala ruangan mampu memanage ruangan. 0,2
Jumlah 1,0   3,2

1 0,4 3 1,2
Kepala ruangan masih lulusan D3
Man W 2 0,6 3 1,8
Masih ada perawat dengan status honorer
Jumlah 1,0   3,0

1 0,6 3 1,8
Kebijakan RS mendukung peningkatan kompetensi (diklat)
Adanya harapan dari pihak RS untuk menjadikan RSAU dr. Norman T. Lubis
O 2 0,4 3 1,2
sebagai RS pendidikan
Jumlah 1,0   3,0
O-T
EFAS
1
Tuntutan pasien dan masyarakat untuk memper oleh perawatan yang
0,4 4 1,6
-0,4
profesional
T 2 0,3 3 0,9
Pendidikan dan wawasan masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat.
3 0,3 3 0,9
Tenaga Honorer mudah untuk keluar
59

Analisa SWOT Bobot Rating Bobot X Rating


Jumlah 1,0   3,4

1 Dana operasional berasal dari rumah sakit 0,1 3 0,3

2 Dana penyedian alkes oleh rumah sakit sesuai dengan kebutuhan ruangan 0,1 3 0,3

3 Adanya jaminan kesehatan bagi karyawan Militer dan PNS. 0,2 3 0,6

S 4 Penghasilan berupa gaji dan insentif diberikan setiap bulan. 0,2 3 0,6

5 Adanya tunjangan hari raya 0,2 2 0,4

6 0,2 2 0,4
Adanya jaminan hari tua untuk pegawai Militer dan PNS.
S-W
IFAS Jumlah 1,0   2,6
-0,2
Money 1 Tidak ada jaminan kesehatan bagi Tenaga Honorer. 0,2 2 0,4

2 Tenaga Honorer tidak mendapat jaminan hari tua. 0,1 2 0,2

3 Tidak ada tunjangan akhir tahun. 0,2 2 0,4


W
4 Tidak adanya biaya pendidikan bagi karyawan 0,2 3 0,6

5 0,3 4 1,2
Penghasilan tenaga honorer tidak pasti
Jumlah 1,0   2,8

O 1 1,0 3 3,0
Kerjasama dengan instasnsi pendidikan dapat menjadi sumber dana alternatif. O-T
EFAS
Banyaknya rumah sakit lain dengan modal pendaan yang lebih besar berada di 0,0
T 1 1,0 3 3,0
sekitar lokasi RS
60

Analisa SWOT Bobot Rating Bobot X Rating


1 Ruang perawatan, yang terdiri dari 8 kamar terbagi dalm 3 kelas perawatan 3 1,2
0,4
Alat-alat fasilitas kesehatan sudah tersedia dengan jumlah yang sesuai dengan
S 2 0,9
kebijakan dan pengadaan rumah sakit 0,3 3
IFAS
3 Monitoring alat kesehatan dari Karu setiap 1 bulan sekali 0,3 3 0,9 S-W
Jumlah 1,0   3,0 0,0
Material
W 1 Tidak ada buku serah terima alat-alat kesehatan antar petugas kesehatan 3,0
1,0 3
1 Mendapatkan dukungan logistic dari pemerintah Lanud Sulaiman 0,5 3 1,5
O 2 Alat yang tersedia sesuai dengan kebutuhan standar operasional prosedur 0,5 3 1,5 O-T
EFAS
Jumlah 1,0   3,0 0,0
T 1 Risiko kehilangan dan kerusakan alat kesehatan 1,0 3 3,0
Gaya kepemimpinan secara militer memungkinkan bawahan untuk patuh pada
1 1,5
perintah atasan 0,5 3
S
2 Metode timbang terima sudah menggunakan metode SBAR Handover 1,5
0,5 3
Jumlah 1,0   3,0
Belum adanya model asuhan keperawatan profesional yang diterapkan di ruang
1 0,3
rawat inap 0,1 3
S-W
Methode IFAS 2 Tidak ada program temu ilmiah perawat secara terencana 0,2 4 0,8
-0,2
Bidang keperawatan belum memiliki program bimbingan teknis berjenjang
3 0,3
sampai kepala ruangan 0,1 3
W
Bidang keperawatan belum memiliki program rapat koordinasi teknis dengan
4 0,3
staff dan kepala ruangan 0,1 3
Kepala Bidang keperawatan belum memiliki Peer Review/ komunitas profesional
5 0,6
membahas visi dan pengembangan pelayanan keperawatan
0,2 3
61

Analisa SWOT Bobot Rating Bobot X Rating


6 Bidang Keperawatan belum memiliki laporan berkala pelayanan keperawatan 0,3
0,1 3
7 Program bimbingan untuk mahasiswa dan perawat baru belum tersedia 0,6
0,2 3
Jumlah 1,0   3,2
Adanya mahasiswa yang sedang praktik keperawatan baik dari jenjang SMK
1 0,9
maupun STIKes 0,3 3
2 Peluang bagi perawat untuk melanjutkan pendidikan 0,2 4 0,8
O Peluang peningkatan pegetahuan yang lebih luas dengan karakteristik penyakit
3 1,2 O-T
EFAS pasien yang beragam 0,3 4
0,5
4 Adanya kebijakan pengembangan SAK 0,2 3 0,6
  1,0   3,5
Memungkinkan terjadinya konflik dalam pengambilan keputusan dalam
T 1 3,0
melakukan asuhan keperawatan terhada pasien 1,0 3
1 Adanya visi, misi, falsafah dan moto RSAU dr. Norman T. Lubis 0,1 2 0,2
2 Kerjasama dengan SMK kesehatan. 0,1 3 0,3
3 Tarif ruangan tersedia dengan jelas 0,2 4 0,8
4 Terdapat kotak saran. 0,1 3 0,3
S 5 BOR (Bed Occupancy Rate) : 65% 0,1 2 0,2
6 LOS (Length Of Stay ) : 3-4 hari 0,2 4 0,8
S-W
Market IFAS 7 TOI : 2 hari 0,1 3 0,3 0,1
8 Tersedian dukungan sistem infomasi RS 0,1 2 0,2
Jumlah 1,0   3,1
Tidak adanya instansi pendidikan keperawatan yang melakukan praktek lapang
1 1,2
perawat professional. 0,4 3
W
2 Belum adanya leaflet 10 besar kasus diruang rawat inap 0,3 3 0,9
3 Layanan unggulan belum tersedia 0,3 3 0,9
62

Analisa SWOT Bobot Rating Bobot X Rating


Jumlah 1,0   3,0
  Rumah sakit Agkatan Udara Suleman termasuk rumah sakit tipe D 0,1 3 0,3
  Potensi rumah sakit sebagai lahan praktek mahasiswa/i 0,2 3 0,6
  Lokasi berada di jalan raya utama penghubung kabupaten dan kota Bandung 0,8
0,2 4
  Potensi untuk layanan home visit pada pasien pasca rawat 0,8
O 0,2 4
Potensi bekerjasama dengan perusahaan baik swasta mapun pemerintah dalam
  0,3
penyediaan layanan kesehatan 0,1 3
Memiliki potensi untuk bekerjasama dengan institusi pendidikan keperawatan
EFAS   0,6
profesional, 0,2 3
Jumlah 1,0   3,4
O-T
  Persaingan dengan masuknya perawat asing sejak diberlakukannya AFTA 2003 0,4 0,8
0,2 2
  Tuntutan dari RS untuk menerapkan system MPKP pemula 0,2 2 0,4
T Berdirinya rumah sakit-rumah sakit negeri dan swasta yang berlomba
  0,9
memberikan pelayanan terbaik 0,3 3
  Persaingan antara rumah sakit baik negeri maupun swasta. 0,3 3 0,9
Jumlah 1,0   2,6
63

E. PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan hasil skoring analisa SWOT didapatkan urutan masalah sebagai
berikut :

Masalah IFAS EFAS

Methode -0,2 0,5

Money -0,2 0

Material 0 0

Market 0,1 0,8

Man 0,2 -0,4

Prioritas masalah terdapat pada faktor Methode, dengan nilai (-0,2 ; 0,5)
seperti ditunjukan pada diagram berikut ini.

Diagram layang SWOT

III I

0,5

W - 0,2 S
IV II

Berdasarkan diagram diatas, makan permasalah terdapat pada kudran III


dimana strategi yang cocok untuk menghadapi permasalahan ini adalah
strategi yang dikenal dengan “perubahan taktik” yaitu mengurangi
dampak dari kelemahan dibarengi dengan pemanfaatan peluang yang
ada.
64

Simpulan dari strategi matrik space diatas adalah:


1. Product development
Adalah strategi yang berusaha meningkatkan penjualan dengan jalan
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada. Strategi
ini dipilih bila organisasi mempunyai produk sukses yang sudah dalam
tahap matang dengan menarik pelanggan yang puas terhadap produk
baru, persaingan industri dengan ciri teknologi yang cepat
berkembang, pesaing utama menawarkan produk dengan kualitas
yang lebih baik dengan harga bersaing, organisasi bersaing dalam
industri dengan pertumbuhan tinggi atau mempunyai kemampuan
riset dan pengembangan yang kuat. Rencana dalam strategi ini
adalah membuat media promosi pemasaran melalui media social
yang mudah di akses oleh semua kalangan. Dalam promosi
pemasaran di buat profil rumah sakit dan program unggulan
pelayanan kesehatan yaitu USG 4
2. Conglomerate Divers Strategy
Menambah produk atau jasa baru. Beberapa perusahaan melakukan
diversifikasi konglomerat sebagian didasarkan pada harapan laba
dari memecah-mecah perusahaan yang dibeli dan menjual divisi
sebagian demi sebagian.
3. Horizontal diversification
Menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan untuk
pelanggan yang sudah ada. Resiko strategi ini tidak sebesar
diversifikasi konglomerat karena perusahaan pasti sudah mengenal
pelanggan yang sudah ada. Rencana dalam strategi ini adalah
membuat produk pelayanan baru yaitu jasa pelayanan homecare.
65
65

F. PLAN OF ACTION MANAJEMEN KEPERAWATAN RSAU dr. NORMAN T. LUBIS LANUD SULAIMAN TAHUN 2020
Penangguang Indikator
No. SWOT Kegiatan Tujuan Rincian Kegiatan Waktu
jawab keberhasilan
1 Rizka Nurjamil, 1. Timbang Terima Minggu
Rika Rostikasari (Kepala Ruangan) ke 3
Rizka Nurjamil, Minggu
2. Pre-Post Conference
Mengadakan role play Sosialisasi Rika Rostikasari ke 3 Terlaksana salah satu
proses manajemen manajemen Nita Puji Astuti, Minggu metode asuhan
3. Supervisi
keperawatan keperawatan Andrianto ke 3 keperawatan yang
keperawatan yang terpilih Mardalena, Yogi 4. Orientasi Pasien Minggu tepat
Andriansyah Baru ke 3
Mardalena, Yogi 5. Perencanaan Pasien Minggu
Andriansyah Pulang ke 3
Nining Nurseha,
1. Membuat proposal Minggu
Mengadakan IHT Terpilih dan Rukmiwi Dwi Proposal IHT
IHT ke 2
tentang metode terbentuk Winawung
2 METHODE manajemen metode asuhan Yunni Nurkania 2. Membuat Undangan Minggu
keperawatan yang keperawatan Undangan IHT
Dewi IHT ke 3
tepat yang tepat Minggu
Hermawan 3. Pelaksanaan IHT Dokumentasi IHT
ke 4
Kejelasan
Membuat SOTK
Struktur
sesuai metode Awal SOTK sesuai dengan
Organisasi Popi Febriani,
3 manajemen daftar nama perawat Minggu Metode yang
sesuai dengan Wulan Sari
keperawatan yang ke 4 disepakati
Metode yang
terpilih
terpilih
Terbentuknya
Terbentuknya
Membuat SOP pre Kartikaningsih, Awal rencana pembuatan
program
4 post confrence dan Ilham Rohmat sop salah satu tindakan Minggu indikator/ SOP
bimbingan teknis
supervisi Febrian ke 4 tentang bimbingan
berjenjang
teknis berjenjang
66

Agar dalam
pelaksanaan Perawat dapat
Membuat dan Membuat dan
pelayanan Minggu melaksanakan
5 menentukan rincian Kartikaningsih menentukan rincian
sesuai dengan ke 2 jobdesk masing
jobdesk perawat jobdesk perawat
standar yang di masing
tetapkan
Didapat Hasil
Rukmiwi Dwi Minggu
Menghitung Proporsional perhitungan kebutuhan Hasil Analisa
6 Winawung, ke 2 - ke
Kebutuhan tenaga Tenaga yang tenaga Kebutuhan Tenaga
Nining Nurseha 3
Optimal
Memenuhi 1. Rancangan RKH
kebutuhan
Membuat rencana Ilham Rohmat Minggu
7 Indeks Kinerja 2. Sosialisasi/Simulasi RKH
kerja harian perawat Febrian ke 2
Perawat dan pengisian RKH
Jenjang Karir
MAN Untuk
meningkatkan
SOP ronde Terbentuk sistem
Role play tentang pengetahuan
Hermawan, keperawatan, Minggu sharing ilmiah yang
8 journal reading atau serta me-refresh
Wulan Sari penentuan kasus ke 4 terjadwal (JADWAL
sharing keperawatan ilmu
tentang materi ronde RONDE KEP)
keperawatan
terbaru
Membantu
mahasiswa
praktik atau
Terdapat CI yang
pegawai baru Yunni Nurkania
Membuat rincian Minggu bertanggungjawab
9 mendapat Dewi, Popi penunjukan CI
syarat seorang CI ke 3 terhadap siswa prakti
arahan yang Febriani
maupun pegawai baru
tepat, serta
mengurangi
beban kerja karu
67

Menyiapkan buku
Membuat buku
Pemeliharaan Popi Febriani, inventarisir alat Minggu
10 MATERIAL inventarisir alat Buku Inventarisir
alat kesehatan Wulan Sari kesehatan, pendataaan ke 2
kesehatan
alat kesehatan
1. Pembuatan Proposal
Membuat ajuan Meningkatkan Minggu
11 MONEY Siti Rohimah 2. Pengajuan Proposal Proposal
(proposal) homecare income perawat ke 2
3. Revisi Proposal
Meningkatkan 1. Visi Misi
Membuat sistem
pemasaran Andrianto, Egi 2. Akses Lokasi Minggu IG, Facebook,
12 MARKET pemasaran berbentuk
pelayanan Taufik Ramdan 3. Pelayanan Unggulan ke 2 Tweeter
media sosial
unggulan 4. Contact Pearson
68

BAB IV
KAJIAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Indicator
NO Masalah Tujuan Operasional Evaluasi Kendala
Keberhasilan
1. Methode : Terlaksana manajemen 1. Mengadakan role 1. Perawat mengerti dan Kontrak waktu Terlaksana salah
Belum Diterapkan asuhan keperawatan play proses mengetahui sulit satu metode
nya sistem yang efektif yang manajemen bagaimana ditentukan asuhan
manajemen berorientasi pada keperawatan melaksanakan role keperawatan yang
keperawatan yang kepuasan pasien keperawatan play keperawatan tepat
efektif dalam 2. Mengadakan IHT 2. Mengetahui secara
pelayanan tentang metode mendalam tentang
keperawatan manajemen masalah kesehatan
keperawatan yang klien
tepat 3. Adanya stuktur
3. Membuat SOTK organisasi yang jelas
sesuai metode 4. Adanya SOP pre post
manajemen confrence dan
keperawatan yang supervisi yang jelas
terpilih
4. Membuat SOP pre
post confrence dan
supervisi
2. Man : Terciptanya perawat yang 1. Membuat dan 1. Adanya rincian Membutuhkan Terciptanya
Belum optimalnya melaksanakan asuhan menentukan jobdesk perawat yang banyak Waktu perawat yang
sumber daya keperawatan yang rincian jobdesk jelas melaksanakan
manusia dan professional, unggul perawat 2. Adanya kebutuhan asuhan
system asuhan dalam aspek kognitif, 2. Menghitung tenaga kerja yang keperawatan
keperawatan yang psikomotor dan afektif. Kebutuhan tenaga sesuai
efektif dalam 3. Membuat rencana 3. Perawat mengetahui
69

pelayanan kerja harian rencana kerja sesuai


keperawatan perawat dengan jodesk
4. Role play tentang 4. Perawat mengerti dan
journal reading mengetahui
atau sharing bagaimana
keperawatan melaksanakan role
5. Membuat rincian play tentang journal
syarat seorang CI reading atau sharing
keperawatan
5. Adanya uraian tugas
seorang CI
3. Material : menciptakan 1. Membuat buku Perawat melaksanakan Tidak ada Buku Inventarisir
pemeliharaan alat-alat inventarisir alat dan mendokumentasikan
kesehatan kesehatan inventarisir alat kesehatan
4. Money : meningkatkan 1. Membuat ajuan Perawat mengerti dan Tidak ada Proposal
kesejahteraan (income) (proposal) mengetahui bagaimana
bagi perawat homecare melaksanakan homecare
5. Market : Meningkatkan pemasaran 1. Membuat sistem Tersedianya layanan Tidak ada IG, Facebook,
pelayanan unggulan pemasaran informasi melalui media Tweeter
berbentuk media sosial
sosial

Anda mungkin juga menyukai