Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKALAH S-BAR

Disusun Oleh:

Saiful Dani Setiawan (1910201032)

Ikhsanuriah Happy (1910201034)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Kanajemen
Keperawatan “Makalah Situation, Background, Assessment, Recommendation (SBAR).”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah Kanajemen Keperawatan “Makalah Situation,
Background, Assessment, Recommendation (SBAR) ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Yogyakarta, 21 Desember 2022

(Penyusun)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN .........................................................................................................1
A. Latar
Belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................................................1
C. Waktu Pemberian SBAR .....................................................................................................1
BAB 2
PEMBAHASAN………………….................................................................................2
A. Definisi ................................................................................................................................2
B. Tujuan Komunikasi Efektif S-BAR ....................................................................................2
C. Hal yang harus dilakukan sebelum melakukan SBAR ........................................................3
D. Keuntungan Komunikasi Efektif S-BAR ............................................................................3
E. Pengaplikasian Komunikasi Metode S-BAR ......................................................................3
F. Penjabaran S-BAR ..............................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................7
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................7
B. Kritik.....................................................................................................................................7
C. Saran .....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................8
ROLE PLAY.............................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan risiko kesalahan dalam
pemberian asuhan keperawatan. Sebagai contoh kesalahan dalam pemberian obat ke
pasien, kesalahan melakukan prosedur tindakan perawatan. Mencegah terjadinya
risiko kesalahan pemberian asuhan keperawatan maka perawat harus melaksanakan
sasaran keselamatan pasien: komunikasi efektif di Instalasi Rawat Inap. Komunikasi
efektif dapat dilakukan antar teman sejawat (dokter dengan dokter/ perawat dengan
perawat) dan antar profesi (perawat dengan dokter).
Kualitas suatu rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk
teknologi jasa kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan medis
dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien (Tjiptono,2001). Menurur
Walker, Evan dan Robbson (2003), komunikasi efektif dalam praktik keperawatan
profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal. Kegiatan keperawatan yang
memerlukan komunikasi efektif adalah saat serah terima tugas (handover) dan
komunikasi lewat telepon.

B. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Dari Komunikasi Dengan Metode S-BAR
2. Mengetahui Tujuan Dari Komunikasi Dengan Metode S-BAR
3. Mengetahui Cara Mengaplikasikan Komunikasi Dengan Metode S-BAR

C. Waktu Pemberian SBAR


1. Penggunaa SBAR pada saat terjadi perubahan kondisi via telefon.
2. Saat visite dokter
3. Saat pertukaran shift.
4. Saat transfer pasien.

BAB II
PEMBAHASAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN METODE S-BAR

A. Definisi
Komunikasi S-BAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis
untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat
dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur S-BAR (Situation,
Background, Assesment, Recomendation) untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis,
dan menghemat waktu. (NHS, 2012).
S-BAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting
yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi
yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan
secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah
klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk
memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi.
SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim
kesehatan lainnya.

B. Tujuan Komunikasi Efektif S-BAR


Dengan berkomunikasi secara efektif dapat menjalin saling pengertian dengan
teman sejawat perawat atau perawat dengan dokter karena komunikasi memiliki
manfaat, antara lain adalah:
1. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas
sesuai dengan yang dimaksudkan.
2. Adanya saling kesefahaman dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar
dari salah persepsi.
3. Memberikan sesuatu pesan kepada pihak tertentu, dengan maksud agar pihak
yang diberi informasi dapat memahaminya.
C. Hal yang harus dilakukan sebelum melakukan SBAR
1. Evaluasi kondisi pasien: Cek TTV dan pemeriksaan lainnya yang sesuai
dengan kondisi pasien (misalnya: cek gula darah, suara paru, suara peristaltik,
dan lain.
2. Siapkan informasi-informasi yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Review hasil laboratorium terakhir dan analisanya (kecenderungan naik, turun,
atau tidak ada perubahan), catatan keperawatan terkini, obat-obatan terkini

D. Keuntungan Komunikasi Efektif S-BAR


1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.
2. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham
akan kondisi pasien.
3. Memperbaiki komunikasi / memperbaiki keamanan pasien.

E. Pengaplikasian Komunikasi Metode S-BAR


Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment,
Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga
kesehatan, sehingga dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan
dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. sehingga tenaga
kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan pasien.

F. Penjabaran S-BAR
1. Situation: Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
a. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
b. Diagnosa medis
c. Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan

2. Background: Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan


situasi?
a. Obat saat ini dan alergi
b. Tanda-tanda vital terbaru
c. Hasil laboratorium: tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
d. Riwayat medis
e. Temuan klinis terbaru
3. Assessment: berbagai hasil penilaian klinis perawat
a. Apa temuan klinis?
b. Apa analisis dan pertimbangan perawat?
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?

4. Recommendation: apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?


a. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
b. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
c. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
d. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi efektif adalah unsur utama dari sasaran keselamatan pasien karena
komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient safety).
Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh
penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Maka dalam
komunikasi efektif harus dibangun aspek kejelasan, ketepatan, sesuai dengan konteks
baik bahasa dan informasi, alur yang sistematis, dan budaya.
Kerangka komunikasi yang efektif yang digunakan adalah komunikasi model
SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation). Metode ini digunakan
secara efektif saat serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama
atau berbeda. SBAR juga digunakan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau
tim kesehatan lainnya (perawat-dokter).

B. Saran
Dengan komunikasi efektif diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam pemberian
asuhan ke pasien. Komunikasi efektif dengan metode SBAR akan terbentuk catatan
dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Sehingga disarankan dokumentasi catatan
perkembangan pasien terintegrasi dengan baik, sehingga tenaga kesehatan lain dapat
mengetahui perkembangan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety).
Jakarta: Bakti Husada.
Permenkes RI No 1691 (2010). Keselamatan pasien rumah sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan
RI. Materi komunikasi efektif. Diakses
http://galericampuran.blogspot.com/2013/03/materi-komunikasi-efektif.html
Joint Commission Accreditation of Health Organization. (2010). National patient safety
goals. Rofii, Muhamad. (2013).
Komunikasi efektif dengan SBAR. Disampaikan dalam pelatihan di RSUD Tugurejo
Semarang tanggal 21 November 2013.
ROLE PLAY SBAR

Penggunaa SBAR pada saat terjadi perubahan kondisi via telefon.

Kasus
Pada tanggal 21 Desember 2022 ada pasien masuk dengan nama Tn. A usia 59 tahun di RS
Jasa Kartini ruang camar sudah 2 hari perawatan. DPJP: dr. Nazar Sp. PD dengan diagnosa
medis GGK mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam, mengalami sesak napas.
sudah terpasang DC, Pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu, SaO2 88%.
Program sudah dapat injeksi Lasik 3 x 1 amp IV. Hasil laboratorium terbaru tanggal 26
Januari 2019 : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 23 mg/dl. TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit,
Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites. Kesadaran composmentis, bunyi
nafas ronchi.

Peran
Dokter : Ikhsanuriah Happy
Perawat : Saiful Dani Setiawan

Contoh dialog Komunikasi SBAR oleh kelompok 1:

Perawat : Assalamualaikum, Selamat pagi DokterApakah benar dengan dokter Happy?

Dokter : Waalaikumussalam, iya benar

Perawat : Saya Fauzi perawat jaga pagi dari RS Jasa Kartini ruang camar ingin melaporkan
keadaan pasien dengan nama Tn. A usia 59 tahun. Tanggal masuk 21 Desember
2022, sudah 2 hari perawatan DPJP dr. Nazar, Diagnosa Medis: GGK Program
sudah dapat injeksi Lasik 3 x 1 amp IV. Hasil laboratorium terbaru tanggal 22
Desember 2022: Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 23 mg/dl. TD 150/80 mmHg, RR
30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites. Kesadaran
composmentis, bunyi nafas ronchi.

Dokter : Iya, ada apa?


Perawat : Tn. A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam dan juga mengalami
sesak napas. Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang
DC, Pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu, Saturasi O2 88%. Saya
pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit lebih. Pasien tampak gelisah. Tindakan apa lagi yang harus dilakukan
dok? Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM? Apa advice dokter?
Perlukah peningkatan diuretic atau drip diuretic Apakah dokter akan
memindahkan pasien ke HCU?

Dokter : Ya, Benar beri oksigen NRM mulai 8 liter/menit, ektra lasik 2 ampul , lanjut
pasang drip lasik mulai jalan 5cc/jam, observasi respirasi rate, tekanan darah dan
pengeluaran urine.

Perawat : Baik dokter, saya ulangi kembali instruksinya, beri O2 NRM mulai 8 liter/menit,
ektra lasik 2 ampul , lanjut pasang drip lasik mulai jalan 5cc/jam, observasi
respirasi rate, tekanan darah dan pengeluaran urine.

Dokter : Iya benar

Perawat : Terima kasih dokter selamat pagi., assalamualaikum.

Dokter : Waalikumussalam

Anda mungkin juga menyukai