MANAJEMEN LOGISTIK
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Muhammad Rafid : 197210461
Rahmat Hidayat : 197210410
Ridho Pramudia : 197210271
Rizka Kamalia : 197210051
Sifa Fauzia : 207213022
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber dari suara suara hati yang bersifat mulia,
AllahSubhanahu wa Ta’ala.Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW. Di balik
terselesaikannya makalah ini,ada seorang yang bijak yang begitu mendorong kami untuk
menyelesaikannya.Ia sekaligus dosen kami,sumber referensi utama dalam penulisan makalah
ini.Kami tujukan rasa terimakasih kepada beliau atas bimbingan dan ilmunya.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan inspirasi bagi pembaca
mengenai “Manajemen Logistik” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber.
Saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh
dari sempurna,oleh karena itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihakyang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.Akhirnya saya berharap,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau yang membutuhkannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
C. Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................. 5
A. Pengertian Jasa ............................................................................................................ 5
B. Saran .......................................................................................................................... 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tujuan utama dari manajemen logistik adalah mengembangkan operasi yang terpadu.
Manajemen kegiatan logistik individual seringkali di bawah perngarahan dan pengawasan
dari berbagai departemen dalam suatu perusahaan. Bila dilihat dari siklus fungsi-fungsi
logistik maka tahap pertama fungsi logistik adalah rencana kebutuhan logistik. Tahap
berikutnya yakni tahap kedua adalah semua kegiatan menyediakan barang-barang logistik
untuk menunjang pelaksanaan tugas seluruh organisasi. Pelaksanaan suatu rencana logistik
yang telah direvisi itu biasanya menyangkut modifikasi prosedur operating atau perubahan
besar dalam jaringan kerja sistem yang ada. Bergantung pada situasi perencanaannya,
banyak sekali pengumpulan dan analisa data yang mungkin diperlukan untuk
menyelesaikan suatu rencana.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis
mengajukan rumusannya masalah secara singkat sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan pengadaan logistik?
2. Bagaimana cara pengadaan logistik?
3. Bagaimana sistem pengadaan logistik?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari pembuatan
makalah, yaitu:
1. Mengetahui pengertian pengadaan logistik.
2. Mengetahui cara pengadaan logistik.
3. Mengetahui sistem dari pengadaan logistik
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jasa
Jasa adalah suatu tindakan atau bentuk layanan yang ditawarkan oleh suatu kelompok
kepada orang lain. Menurut Kotler (2004), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud, dan
tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apa pun. Sementara menurut Lovelock
(2011), jasa adalah suatu kegiatan yang bersifat melayani, membantu, dan melakukan hal
yang bermanfaat bagi orang lain atau perilaku yang ditujukan untuk menjaga kesejahteraan
orang lain. Selanjutnya Lupiyadi (2013) berpendapat bahwa jasa adalah semua aktivitas
ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik, memberikan nilai
tambah, atau sebuah pemecahan atas masalah yang dihadapi oleh konsumen. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang
mendatangkan nilai dan memberikan keuntungan keuntungan bagi pelanggan pada waktu-
waktu dan tempat tertentu serta mendatangkan hasil dari perubahan yang dikehendaki pada
atau untuk kepentingan penerima jasa.
6
Contohnya, pemasar jasa menawarkan kesempatan untuk menyewakan
penggunaan objek-objek fisik.
Dalam hal seperti menyewa mobil, kamar hotel, atau tenaga kerja,
kepemilikan objek fisik tidak secara otomatis akan ikut beralih kepada pelanggan
jasa. Pelanggan hanya berhak menggunakan mobil dalam jangka waktu perjanjian
penyewaan saja. Setelah transaksi selesai maka kepemilikan mobil tetap berada di
tangan pemilik usaha penyewaan mobil. Pelanggan hanya berhak mendapatkan
manfaat dari menyewa mobil.
8
menggunakan testimoni pelanggan untuk menyampaikan atau menekankan atribut
pengalaman dalam proses komunikasi dan edukasi jasa asuransinya.
9
B. Penggolongan Dan Karakteristik Jasa
Penggolongan jasa adalah berdasarkan dua pendekatan, yaitu kontak pelanggan
(customer contact) dan padat karya (labor intensiveness). Jasa dengan pendekatan kontak
pelanggan (customer contact) adalah pendekatan dengan melihat sampai seberapa jauh
kontak dengan pelanggannya, apakah tinggi atau rendah. Sementara jasa dengan
pendekatan padat karya (labor intensiveness) adalah pendekatan jasa dengan melihat
sampai seberapa besar keterlibatan tenaga kerja dan juga keterlibatan modal dan teknologi.
Jasa mempunyai sifat tidak terwujud karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba,
didengar atau dicium sebelum ada transaksi pembelian. Pada bisnis jasa, pembeli harus
percaya dan yakin kepada penjual jasa. Ada beberapa hal tertentu yang dilakukan oleh
pemilik jasa agar kepercayaan konsumen dapat ditingkatkan:
1. Meningkatkan gambaran ciri-ciri suatu jasa.
2. Lebih menekankan manfaat dari jasa tersebut.
3. Pemberian nama merek bagi jasa yang dijual untuk menambah kepercayaan.
4. Pemberian jasa dapat pula mengandalkan nama seseorang yang sudah terkenal untuk
meningkatkan kepercayaan calon konsumen.
Contohnya, industri pendidikan yang ingin mengomunikasikan ide agar jasanya
dapat dipercaya untuk tujuan ini, mereka harus dapat menempatkan strategi posisi, yaitu
dengan menyediakan ruaingan belajar yang bersih dan memadai, para staf pengajar yang
berpengalaman, serta memilih sebuah nama dan simbol untuk jasanya agar dapat selalu
dikenal dan diingat oleh konsumen
Menurut Griffin (1996), ada beberapa karakteristik jasa, yaitu intangibility (tidak
berwujud) unstorability (tidak dapat disimpan), dan customization. Intangibility (tidak
berwujud) identik dengan karakteristik jasa yang tidak dapat dilihat, tidak dapat dirasa,
maupun tidak dapat Sementara unstorability (tidak dapat disimpan) berarti jasa memiliki
karakteristik tidak mengenal persediaan atau tempat penyimpanan dari produk yang
dihasilkan. Kemudian, customization adalah karakteristik jasa yang sering kali didesain
khusus untuk kebutuhan pelanggan. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan nilai
kepuasan, kenikmatan, dan rasa aman bagi pelanggan.
Jika dilihat dari sisi operasi, jasa dapat dibedakan menjadi dua tipe utama, yaitu bisnis
jasa(service business) dan jasa internal (internal services). Bisnis jasa (service business)
pembagian, yaitu perusahaan penyedia jasa berbasis tempat dan perusahaan penyedia jasa
berbasis fasilitas. Perusahaan jasa berbasis tempat adalah tipe pemberian jasa kepada
10
konsumen yang dilakukan dengan cara mendatangi kediaman konsumen yang
membutuhkan, seperti jasa pengecatan rumah pembuatan taman, dan pemasangan instalasi
listrik, air, atau gas. Sementara jasa berbasis fasilitas adalah tipe pemberian jasa yang
dilakukan kepada konsumen yang datang ke fasilitas pelayanan yang disediakan, seperti
jasa pengisian bensin di SPBU, salon kecantikan, bengkel mobil, dan sekolah pendidikan
formal. Selanjutnya, jasa internal (internal services) berarti kegunaan jasa yang disediakan
oleh suatu departemen dari sebuah perusahaan yang akan dimanfaatkan oleh departemen
lainnya, seperti jasa-jasa kepegawaian dari departemen sumber daya manusia yang
dimanfaatkan oleh departemen lainnya yang berkaitan dengan departemen pendayagunaan
sumber daya manusia.
1. Jasa Bisnis.
2. Jasa Komunikasi.
3. Jasa Konstruksi dan Jasa Teknik.
4. Jasa Distribusi.
5. Jasa Pendidikan.
6. Jasa Lingkungan Hidup.
7. Jasa Keuangan.
8. Jasa Kesehatan dan Jasa Sosial.
9. Jasa Kepariwisataan dan Jasa Perjalanan.
10. Jasa Rekreasi, Budaya, dan Olahraga.
11. Jasa Transportasi.
12. Jasa lain yang belum termasuk kategori mana pun.
2. Berdasarkan Sifat Penerimaan Proses Jasa secara Langsung atau Tidak Langsung
Beberapa jasa ditujukan pada konsumen secara langsung, Para konsumen
mencari jasa untuk meningkatkan objek yang mereka miliki, tetapi mereka tetap tidak
terlibat dalam proses penyampaian jasa dan tidak dapat menikmati keuntungan
hingga proses penyampaian jasa tersebut usai. Contohnya, jasa potong rambut atau
transportasi publik yang merupakan proses penyampaian jasa yang ditujukan kepada
para konsumen secara langsung. Jenis jasa dengan sifat penerimaan langsung lebih
memudahkan penyedia layanan jasa untuk melihat respons dari pelanggan.
Sementara pada jasa dengan sifat penerimaan tidak langsung, para konsumen juga
mencari jasa untuk meningkatkan atau memperbaiki objek yang mereka miliki, tetapi
mereka tetap tidak terlibat dalam proses penyampaian jasa. Contohnya, jasa asuransi
atau pengiriman paket. Pada jenis jasa seperti ini, penyedia jasa akan membutuhkan
usaha lebih keras untuk mendapatkan respons dari pengalaman jasa konsumennya.
13
faktor musim. Contohnya, jasa taman membutuhkan sistem penyampaian dengan
mendatangi pelanggan.
14
c. Pemrosesan rangsang mental merujuk pada aksi terikat yang ditujukan pada
pemikiran masyarakat. Jasa dalam kategori ini mencakup hiburan, penggemar
olahraga, peragaan teater, dan pendidikan.
d. Pemrosesan informasi menggambarkan aksi tidak terikat yang ditujukan pada aset
milik konsumen. Dalam kategori ini, keterlibatan langsung dengan konsumen
mungkin lebih sedikit diperlukan setelah permintaan jasa disetujui.
2. Kebijakan-Kebijakan Pemerintah
Kinerja-kinerja lembaga pemerintahan pada tingkat regional, nasional, dan
internasional terus berjalan untuk membentuk struktur perekonomian jasa dan situasi
yang kompetitif. Lembaga pemerintahan ditugaskan pada bagian penetapan kebijakan-
kebijakan harga, pembatasan letak geografis dengan strategi, dan didefinisikan sebagai
pelengkap produk. Namun, terdapat beberapa pandangan yang menyatakan bahwa
kebijakan atau regulasi pemerintah perlu untuk diminimalkan. Contoh privatisasi pada
tingkat lokal antara lain jasa pelayanan pengelolaan barang rongsokan, termasuk proses
daur ulang.
3. Perubahan-Perubahan Sosial
15
Perubahan sosial sangat berdampak pada permintaan penggunaan jasa.
Contohnya, adanya perubahan sosial ketika lebih banyak orang yang hidup mandiri
daripada sebelumnya, maupun adanya keluarga dengan suami dan istri yang bekerja
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap segala sesuatu yang
bersifat serba instan.
Internalisasi perusahaan jasa pelayanan telah dilakukan oleh beberapa usaha jasa
perjalanan. Perluasan strategi internasional dapat dikendalikan dengan mencari pasar
baru atau kebutuhan untuk merespons pelanggan yang bepergian ke luar negeri dalam
upaya
16
G. Penetapan Posisi dan Rancangan Jasa
Perusahaan jasa merupakan salah satu sektor yang dilihat oleh konsumennya dari sisi
performanya. Konsumen menilai suatu perusahaan jasa berdasarkan pelayanan yang
diberikan, penghargaan atas nilai uang, kenyamanan, atau keandalan personel yang
dimiliki. Namun, tidak bisa disangkal bahwa ada pula konsumen yang mengatakan, " pada
dasarnya usaha jasa adalah sama saja". Pada kenyataannya, tidak mungkin bagi usaha jasa
untuk dapat sama persis dalam hal desain lingkup jasanya, para pekerjanya, kepribadian
para pemimpinnya, atau kebiasaan yang mereka ciptakan. Sejalan dengan persaingan yang
semakin intens bagi usaha di sektor jasa, mengembangkan dan mengomumikasikan
perbedaan pun menjadi hal -hal penting yang perlu diperhatikan untuk profitabilitas jangka
panjang Perusahaan yang berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan konsumen
merupakan suatu hal yang mustahil. Ini karena jumlah konsumen sendiri terlalu banyak,
ditambah dengan kebutuhan, kebiasaan berbelanja, dan pola konsumsi mereka yang terlalu
bervariasi.
Di sisi lain, perusahaan pun memiliki kemampuan yang berbeda dalam melayani
tipe-tipe konsumen. Oleh karena itu, ketimbang berusaha untuk bersaing di keseluruhan
pasar, tiap-tiap perusahaan sebaiknya memfokuskan usahanya untuk memberikan
pelayanan terbaik pada sektor usaha yang paling dikuasai. Dalam istilah pemasaran, fokus
berarti menyempitkan variasi produk untuk memenuhi segmen pasar tertentu—kelompok
konsumen yang memiliki karakteristik, kebutuhan, kebiasaan berbelanja, dan pola
konsumsi.
H. Produk yang Diperkuat (Augmented Product)
Pemasar menggunakan istilah produk yang diperkuat (augmented product) untuk
mendeskripsikan kombinasi dari suatu produk inti dengan rangkaian elemen pelengkap
tambahan nilai. Para ahli teori pemasaran jasa pun telah mengembangkan beberapa kerangka
untuk mendeskripsikan produk yang diperkuat. Lynn Shostack menciptakan suatu model
molekuler yang bisa diterapkan untuk barang atau jasa. Model ini menggunakan suatu analogi
kimiawi guna membantu pemasar memvisualisasikan dan mengelola apa yang disebut sebagai
suatu "kesatuan pasar total". Pada pusatnya terdapat manfaat inti yang membicarakan
kebutuhan dasar pelanggan, yang terkait dengan serangkaian karakteristik jasa lain. Sementara
di sekeliling molekul-molekul tersebut terdapat serangkaian elemen yang merepresentasikan
harga, distribusi, dan positioning pasar (pesan-pesan komunikasi). Sebagaimana dalam
formulasi kimia, suatu perubahan dalam satu unsur bisa sepenuhnya mengubah sifat kesatuan
atau keseluruhannya. Model molekuler membantu mengidentifikasi unsur-unsur berwujud dan
17
tak berwujud tercakup dalam penyampaian layanan. Dengan menyoroti unsur-unsur yang be
pemasar dapat menentukan apakah jasa mereka dominan--berwujud (tangible) atau dominan-
tak berwujud (intangible).
1) ATRIBUT JASA
Apabila sebuah perusahaan telah menentukan target segmen tertentu maka perusahaan
tersebut wajib untuk menggali lebih dalam mengenai konsep jasa yang tepat bagi perusahaan.
Oleh karena itu, diperlukan identifikasi secara menyeluruh untuk mengetahui atribut-atribut
yang penting dari sebuab jasa sesuai dengan segmennya dan persepsi pelanggan pada atribut-
atribut tertentu dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Perlu kita ingat bersama bahwa setiap
individu akan memiliki pertimbangan yang berbeda tergantung pada:
18
2. Pengambilan keputusan.
3. Waktu penggunaan.
4. Pengguna jasa; apakah individual atau kelompok (tergantung pada komposisi kelompok
tersebut).
Contohnya, ketika hendak memilih sebuah restoran untuk makan siang, ada beberapa hal
yang akan kita pertimbangkan, antara lain apakah tujuan makan siang untuk membicarakan
sebuah kesepakatan bisnis bersama dengan kolega ataukah sekadar makan siang cepat bersama
teman kantor. Dengan berbagai pertimbangan yang ada maka sangat memungkinkan jika Anda
akan memilih restoran yang berbeda pada setiap kesempatan. Oleh karena itu, sangat penting
bagi sektor jasa untuk memperhatikan situasi dan konteks pelanggan dalam membeli atau
menggunakan jasa.
Empat Strategi Fokus suatu perusahaan dapat dijabarkan menjadi dua dimensi:
Kedua dimensi di atas memunculkan empat strategi dasar dalam hal fokus:
1. Fully focused: Perusahaan menyediakan lingkup jasa yang sangat sempit bahkan
mungkin hanya satu produk jasa bagi segmen pasar tertentu dan sangat spesifik.
Contohnya, biro perjalanan "Aspen" yang melayani kebutuhan jasa khusus untuk
industri perfilman.
2. Market focused: Perusahaan memfokuskan pada segmen pasar yang sempit, tetapi
dengan lingkup pelayanan jasa yang luas. Contohnya, tiap toko "Travelfest" melayani
segmen pasar yang secara geografis sempit serta mengarah pada segmen keluarga dan
individu, tetapi memiliki pelayanan variasi jasa yang luas.
3. Service focused: Perusahaan memfokuskan pada segmen pelayanan yang sempit, tetapi
dengan sasaran pasar yang luas. Contohnya, "CPT" menspesialisasikan usahanya pada
19
lingkup jasa sempit, yaitu diskon bagi perjalanan dengan berlayar, tetapi dapat
menjangkau konsumen yang secara geografis berada jauh dari perusahaannya.
Setelah menentukan segmen pasar yang menjadi target maka perusahaan perlu menyusun
suatu keseluruhan strategi, yaitu strategi jasa, dengan tujuan untuk mendapat dan
mempertahankan posisi persaingan yang nyata atau jelas, termasuk di dalamnya strategi
pelayanan atau jasa guna mencapai dan menjaga posisi persaingan yang khusus. Strategi
pelayanan dapat diartikan sebagai nilai dari suatu layanan yang diberikan kepada pelanggan
untuk menciptakan pelayanan yang terbaik atau memuaskan. Strategi pelayanan terbaik dapat
dilakukan dengan cara menempatkan kebutuhan manusia sebagai yang paling utama dan tidak
akan berubah dalam jangka waktu yang lama. Jadi, perusahaan harus dapat menempat gerakan
yang mendukung visi dari layanan yang memuaskan dan menempatkan petunjuk arah yang
menjadi perhatian khusus bagi masa depan.
Beberapa pakar pemasaran jasa menekankan pentingnya strategi jasa sebagai berikut.
Perusahaan jasa yang besar memiliki strategi jasa yang jelas dan nyata. Mereka memiliki
"alasan keberadaan" yang merupakan pemicu bagi kemajuan perusahaan. Strategi jasa
menentukan bagaimana jasa tersebut menjadi berharga bagi konsumen. Strategi jasa suatu
perusahaan biasanya dapat dinyatakan dalam bentuk rangkaian kalimat atau kata yang
merupakan panutan dan memacu para pekerjanya.
Contohnya, strategi jasa sebuah restoran cepat saji adalah dengan menawarkan makanan cepat
saji paling istimewa kapan pun dan di mana pun konsumen merasa lapar. Walaupun terdengar
sederhana, namun pernyataan tersebut mampu menimbulkan dampak yang cukup besar bagi
perusahaan dalam mendefinisikan dirinya serta kinerjanya.
20
pertama dalam menciptakan strategi jasa adalah dengan berfokus pada kebutuhan konsumen.
Kebutuhan penting bagi konsumen yang tidak diketahui oleh para pesaing dapat membuka
kesempatan bagi perusahaan untuk memosisikan dirinya secara terbuka di segmen pasar
tertentu.
Dua hal utama yang harus diperhatikan mengenai kebutuban dan harapan dari suatu target
pasar terkait jasa yang ditawarkan adalah (1) Apa yang benar-benar penting bagi segmen
konsumen tersebut? dan (2) Hal seperti apa yang akan menyenangkan mereka setelah itu,
strategi jasa dapat disusun untuk memenuhi hal yang penting bagi konsumen serta yang
berpotensi untuk memenuhi harapan konsumen.
3) POSITIONING JASA
Menurut Jack Trout, penempatan yang utama dapat dibagi ke dalam empat prinsip:
1. Perusahaan harus membentuk atau menempatkan posisi dengan tujuan. Posisi tersebut
adalah pelanggan yang menjadi sasaran utamanya.
2. Posisi seharusnya berada dalam keadaan tunggal serta dapat memberikan suatu
kemudahan dan pesan yang konsisten.
4. Perusahaan tidak dapat disamakan sebagai suatu benda bagi semua orang. Oleh karena
itu, perusahaan harus memusatkan dirinya pada usaha-usaha.
21
Contohnya, menggunakan layanan surat elektronik America Online (AOL) karena
merupakan layanan yang terbaik.
Contohnya, Visa card lebih banyak digunakan oleh pelanggan karena Visa card tidak
menggunakan American Express.
Contohnya, Ski Resort menawarkan bukit yang melandai pada musim salju, mendaki,
dan bersepeda gunung pada musim panas.
Contohnya, CheapTickets menjadi tempat pemesanan tiket secara online untuk para
pelancong Fasilitas melalui internet ini akan memberikan kenyamanan dalam
memesan tiket.
Para pemasar dapat menggunakan kombinasi dari pendekatan pemosisian di atas. Pada
dasarnya, apa pun strategi yang dipilih oleh perusahaan, sasaran utamanya adalah membedakan
diri dari para pesaingnya. Di sini perusahaan pun menekankan keuntungan khusus dari layanan
yang ditawarkan. Jika keuntungan yang diperoleh hampir sama dengan pesaingnya maka
perusahaan mungkin akan memutuskan untuk menekan perbedaan keuntungan tersebut dalam
usaha promosi.
1. Perusahaan harus mampu menciptakan satu posisi pada pemikiran para konsumen yang
menjadi targetnya.
2. Posisi tersebut harus jelas, sederhana, dan konsisten.
3. Posisi tersebut harus berbeda dari pesaing lainnya.
4. Perusahaan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dan harus memfokuskan diri.
Berikut prinsip-prinsip pemosisian yang dapat digunakan dalam manajemen pemasaran:
1.Menyediakan sarana analisis yang berguna untuk mendefinisikan dan memahami keterikatan
antara produk dan pasar.
b. Seberapa efektif kinerja produk tersebut dalam memenuhi kebutuhan dan harapan
konsumen pada kriteria kinerja yang spesifik?
c. Bagaimana perkiraan tingkat konsumsi suatu produk dengan kriteria kinerja dan
harga tertentu?
3. Menyusun keputusan pemasaran baru dengan tujuan mendahului atau merespons terhadap
persaingan:
a. Strategi distribusi
b. Strategi penetapan harga
c. Strategi komunikasi
23
4) REPOSITIONING JASA
Untuk menciptakan peta persepsi, para peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi atribut
atau hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen. Setelah itu, peneliti akan mengukur
seberapa jauh perusahaan tersebut maupun pesaingnya memenuhi atribut yang ada. Hasil yang
diperoleh dapat ditunjukkan dalam bentuk diagram. Berikut atribut yang secara umum
digunakan.
1. Kenyamanan.
4. Harga.
6. Reliabilitas.
7. Kecepatan.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Logistik adalah perencanaan, pelaksanaan, pengendalian faktor produksi
secara efektif dan efisien dalam rangka memperoleh barang atau jasa sejak dari titik asal
ke titik konsumsi sesuai dengan harapan pelanggan.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terletak pada kegiatan bekerja
sama dalam membangun sebuah perusahaan dimana setelah tersedia segala hal yang
diperlukan sebagai informasi perusahaan, maka akan sangat dibutuhkan orang yang dapat
mengelola dan mengontrolnya agar dapat berjalan dengan lancar dan memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
B. Saran
Saran semoga makalah yang sudah dipaparkan oleh penulis bermanfaat untuk kita
semua, umumnya untuk para pembaca dan khususnya untuk penulisnya sendiri.
25
DAFTAR PUSTAKA
artikata.com/arti-338771-logistik.htmlhttp://dpy.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-
manajemen.htmlhttp://dwisholeharini.blogspot.com/http://rinatnunay.com/2013/07/02/bebera
pa-pengertian-tentang-logistik/http://rinatnunay.com/2013/07/01/apa-sih-logistik-
itu/mli.web.id/perihal/pengertian-logistik
26