TINJAUAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORI
1. Case Manager
a. Pengertian
Case manager adalah seorang profesional yang mengelola satu
atau lebih kasus yang dipercayakan kepadanya dengan jalur yang telah
ditentukan, dalam konteks ruang dan waktu yang ditentukan
(Fabbri et al., 2017)
. Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) menggunakan
istilah case manager sebagai Manajer Pelayanan Pasien (MPP) yaitu
seseorang professional yang mengimplementasikan proses kolaborasi,
melalui asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi pelayanan,
evaluasi dan advokasi dalam pelayanan, agar pemenuhan kebutuhan
pasien terpenuhi secara komprehensif, melalui komunikasi yang efektif
dan pemanfaatan sumber daya rumah sakit yang ada untuk
menghasilkan asuhan pasien yang bermutu dengan biaya efektif
(KARS, 2016).
Case manager berperan aktif, bertanggung jawab dan
berkolaborasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan pelayanan yang efektif dan efisien. Case manager
bertanggung jawab pada pelaksanaan program terapi dan pemeriksaan
penunjang yang telah ditentukan hingga melakukan kontrol terhadap
pelayanan yang diterima pasien untuk memastikan pasien
mendapatkan pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan
(Indrian, 2018)
. Case manager juga secara aktif berpartisipasi dengan klien
untuk mengidentifikasi dan memfasilitasi pilihan dan layanan sesuai
kebutuhan kesehatan individu, dengan tujuan mengurangi fragmentasi
dan duplikasi perawatan dan meningkatkan kualitas, hasil klinis yang
hemat biaya (Peggy Rossi, 2014).
Case manager merupakan bagian dari manajemen pelayanan
pasien yang berasal dari seorang perawat atau dokter yang bertanggung
jawab terhadap kesinambungan pelayanan pasien dan mengatur
pelayanan pasien selama rawat inap, meningkatkan kontinuitas
pelayanan, koordinasi, kepuasan pasien, kualitas pelayanan dan hasil
yang diharapkan termasuk mengintegrasikan pelayanan keperawatan,
efektifitas biaya dari pengobatan medis, discharge planing, dan hasil
manajemen.
b. Tujuan Case Manager
Dalam pelaksanaan manejemen kasus, case manager memiliki
tujuan (Peggy Rossi, 2014):
1) Memberikan hasil perawatan klinis yang berkualitas tinggi, hemat
biaya, efisien dan tepat waktu di seluruh rangkaian sumber daya
perawatan.
2) Menahan atau mengurangi biaya dengan menyeimbangkan
pemanfaatan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai hasil
klinis yang realistis dan mencegah pasien dirawat kembali setelah
mendapatkan perawatan dirumah sakit
3) Memastikan pasien mendapatkan perawatan yang tepat setiap saat
dengan lama rawat inap se-efisien dan sesingkat mungkin
4) Pastikan pengalaman case manager yang memuaskan untuk semua
orang
Tujuan case manager menurut (KARS, 2016) adalah untuk
melibatkan pasien dan keluargannya didalam pemberian asuhan yang
untuk pasien, agar merasa menjadi bagian dalam keputusan
pengobatan dan rencana asuhan.
c. Manfaat Case Manager
Case manager dalam pelaksanaan tugas sebagai profesional
manajemen pelayanan pasien dapat memberikan manfaat diantaranya
sebagai berikut (KARS, 2016):
1) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
2) Meningkatkan tingkat kepuasan pasien dan keluarga
3) Meningkatkan keterlibatan dan kepatuhan pasien dalam asuhan
sehingga dapat meningkatan kualitas hidup pasien
4) Peningkatan kolaborasi interprofesional tim PPA
5) Penurunan tingkat asuhan sesuai kebutuhan pasien dan panduan
klinis yang diharapkan dapat menurunkan lama rawat di RS dan
dapat mencegah hari rawat yang tidak perlu
6) Penurunan frekuensi, jenis dan lama pemeriksaan, termasuk
pemeriksaan yang tidak perlu
7) Menghindari tagihan yang tidak perlu
8) Penurunan readmisi ke rumah sakit dan kunjungan pasien yang
sama ke IGD
Sedangkan bagi rumah sakit, dengan adanya case manajer
memberikan keuntungan berupa penetapan biaya pelayanan efektif,
orientasi pelayanan yang holistik, kontinuitas pelayanan, memberikan
informasi pada klien sehingga mengetahui siapa yang harus dihubungi
untuk bantuan dan membantu proses evaluasi penerapan clinical
pathway (KARS, 2016).
d. Kualifikasi Case Manager
Seseorang yang dapat ditetapkan adalah seorang ners atau dokter
umum yang berpengalaman pada pelayanan rumah sakit, berdasarkan
kualifikasi (KARS, 2016):
1) Perawat
a) Berpendidikan minimal profesi Ners;
b) Berpengalaman sebagai perawat di ruang rawat inap minimal 3
(tiga) tahun;
c) Berpengalaman menjadi kepala ruangan minimal 2 (dua) tahun.
2) Dokter (Umum)
a) Memiliki pengalaman minimal 3 tahun dalam pelayanan klinis
di rumah sakit.
b) Memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan minimal 1 tahun.
Selain kualifikasi diatas, seorang case manager juga perlu
menambah pengetahuan dan beberapa kompetensi yang mendukung
praktiknya dengan mengikuti pelatihan antara lain:
1) Pelatihan penyusunan Standart Prosedur Operasional, Panduan
Praktik Klinik, clinical pathway dan pelatihan lain yang terkait
pengetahuan klinis.
2) Pelatihan patient center care (PCC).
3) Pelatihan dengan tema perasuransian termasuk INA-CBGs.
4) Pelatihan tentang discard planning.
5) Pelatihan tentang manajemen risiko.
6) Pelatihan mengenai hukum dan etiko-legal.
7) Pelatihan komunikasi efektif
e. Prinsip Kerja Case Manager
Case manager fokus menggunakan prinsip – prisip kerja utuk
melaksanakan pekerjaannya (KARS, 2016), yaitu:
1) Menggunakan pendekatan pasien sebagai fokus pelayanan atau
patient center care dengan tetap memberikan fasilitas otonomi pada
pasien dalam perawatan, untuk ikut serta pada pengambilan
keputusan.
2) Melakukan pendekatan secara komprehensif dan holistik dengan
tetap mengedepankan pendekatan budaya untuk meningkatkan
kesadaran dan menghargai perbedaan.
3) Mendorong semua pelayanan pasien mengacu pada keselamatan
pasien.
4) Membina hubungan baik steakholder di Masyarakat.
5) Membantu melewati alur sistem pelayanan kesehatan agar dapat
melewati transisi dengan baik.
6) Meningkatkan professionalisme dalam menjalankan pekerjaannya
dan menunjukkan hasil yang baik didukung fakta – fakta.
7) Mendukung regulasi secara nasional, regional maupun lokal dalam
upaya mendukung kesehatan pasien.
f. Peran dan Fungsi Case Manager
Menurut KARS (2016), Case manager memiliki peran yang
cukup luas dalam pelayanan pasien yang mencakup:
1) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, keluarga dan
PPA, baik dalam kondisi akut sampai dalam proses rehabilitasi, di
rumah sakit maupun pasca rawat.
2) Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien
dengan mengintegrasikan asuhan pasien dengan meningkatkan
kolaborasi interprofesional
3) Mengoptimalkan proses reimbursemen
Dalam CMSA (2016) , Case Manager dapat berperan dalam
melakukan koordinasi pelayanan perawatan kesehatan yang diperoleh
pasien:
1) Mengidenfitikasi manfaat layanan
Case manager mempertimbangkan model dalam
memprediksi, menyaring data dan memutuskan apakah klien akan
mendapat manfaat dari layanan manajemen kasus.
2) Melakukan pengkajian, identifikasi tujuan dan merencanakan
intervensi
Peran case manager melakukakan pengkajian kebutuhan
kesehatan maupun psikososial pasien, termasuk mengkaji adanya
dukungan dan kemampuan klien dalam implementasi manajemen
kasus. Kemudian melakukan identifikasi tujuan perawatan dengan
klien, keluarga klien, maupun pemberi pelayanan kesehatan. Case
manager juga merencanakan intervensi perawatan dan sumber
daya yang dibutuhkan dengan melibatkan klien, keluarga maupun
PPA lain untuk memaksimalkan respons klien, keamanan,
efektifitas biaya dan pelayanan perawatan yang optimal.
3) Komunikasi dan kolaborasi
Untuk meminimalkan fragmentasi layanan dan mencegah
risiko pelayanan, case manager dapat memfasilitasi komunikasi
dan koordinasi antar anggota dari tim perawatan kesehatan dengan
tetap melibatkan klien dalam proses pengambilan keputusan.
Kemudian juga berkolaborasi dengan PPA lain untuk menyediakan
perawatan yang aman, dan jika diperlukan case manager akan
mengkoordinasikan rujukan klien.
Case manager juga melakukan komunikasi berkelanjutan
dengan klien, keluarga klien maupun PPA lain yang terlibat untuk
memastikan bahwa semua mendapat informasi yang baik tentang
rencana perawatan dan layanan manajemen kasus.
4) Edukasi dan Konseling
Melakukan edukasi kepada klien dan keluarga tentang
pelayanan pengobatan, manfaat asuransi, masalah keuangan, dan
layanan manajemen kasus, untuk membuat perawatan yang tepat
waktu. Case manager juga melakukan konseling melalui
pemberdayaan pasien untuk memecahkan masalah dengan
mengekplorasi rencana pilihan perawatan dan alternatifnya untuk
mencapai hasil yang optimal
5) Identifikasi hambatan perawatan
Mengidentifikasi hambatan perawatan dan keterlibatan
klien dalam perawatan kesehatannya sendiri untuk mencegah hasil
perawatan yang tidak optimal serta membantu klien dalam transisi
perawatan yang aman ke penyedia pelayanan berikutnya yang
paling tepat. Dalam hal ini case manajer juga berperan dalam
meningkatkan kemandirian klien untuk penentuan nasib sendiri dan
penyediaan perawatan yang berpusat pada klien dan sesuai budaya.
6) Advokasi
Melakukan advokasi antara klien dan pembayar untuk
memfasilitasi hasil positif bagi klien, PPA dan pembayar, dengan
tetap menjadikan kebutuhan klien sebagai prioritas utama.
7) Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap nilai dan efektivitas rencana
perawatan manajemen kasus, alokasi sumber daya, dan penyediaan
layanan dengan menerapkan ukuran hasil yang mencerminkan
kebijakan dan harapan organisasi, standar akreditasi, dan
persyaratan peraturan. Evaluasi dilakukan untuk meningkatkan
kinerja agar akses klien lebih optimal dan pencapaian sasaran
sasaran dan hasil yang diinginkan.
Sedangkan fungsi case manager secara garis besar adalah
memfasilitasi permasalahan pasien dengan mengkolaborasikan antara
pasien, keluarga dan profesional pemberi asuhan dengan cara
menjalankan fungsi asesmen, perencanaan, fasilitasi dan advokasi,
melalui kolaborasi dengan pasien, keluarga, professional pemberi
asuhan, sehingga menghasilkan hasil asuhan yang diharapkan
(KARS, 2016)
.
Luasnya cakupan peran dan dan fungsi ini, seorang case
manager dituntut memiliki kompentensi yang baik dalam hal konsep
manajemen pelayanan pasien, prinsip praktik manajemen pelayanan
pasien, manajemen pelayanan kesehatan dan pelaksanaannya,
reimbursement pelayanan kesehatan, aspek psikososial asuhan pasien,
rehabilitasi, dan pengembangan profesional (Tahan et al., 2016).
g. Komponen Proses Case Management
Dalam praktiknya case manager berfikir secara kritis melihat
fenomena yang ada didasari evidence based praktice. Melaksanakan
fungsi dan tanggung jawab pada proses, fasilitasi, koordinasi, dan
kolaborasi selama pasien dirawat. Sedangkan langkah – langkah case
managemen antara lain (CMSA, 2016):
1) Identifikasi kelayakan pasien case management
Berfokus pada identifikasi klien untuk menentukan kelayakan dan
manfaat dari layanan manajemen kasus dengan melibatkan klien
dan keluarga termasuk dalam memperoleh persetujuan untuk
layanan manajemen kasus. Tahap identifikasi merupakan langkah
untuk menilai, menjelaskan dan menjalin hubungan pelayanan
dengan klien. Pada tahap ini seorang case manager diharapkan
untuk:
a) Mendapatkan persetujuan klien untuk berpartisipasi dalam
program manajemen kasus dan memastikan setiap klien
memahami hak dan tanggung jawabnya serta memberikan
informasi yang cukup tentang opsi yang berlaku jika tidak
memenuhi syarat
b) Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan tentang klien,
mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan awal setiap
klien.
c) Menjelaskan proses manajemen kasus kepada klien, termasuk
kelayakan, penilaian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
transisi.
d) Memastikan klien memahami proses keluhan dan banding
untuk layanan sebagaimana mestinya.
e) Berkomunikasi dengan klien mengenai kriteria yang
menunjukkan akhir dari hubungan layanan manajemen kasus.
2) Asesmen dan penilaian peluang
Melakukan pengumpulan data, analisis, dan sintesis
informasi untuk mengembangkan rencana perawatan yang berpusat
pada klien. Asesmen mencakup kondisi medis, kesehatan perilaku,
penggunaan dan penyalahgunaan zat dan determinan kesehatan
sosial. Kebutuhan dan peluang perawatan diidentifikasi melalui
analisis temuan dan penentuan kebutuhan, hambatan, dan/atau
kebutuhan yang teridentifikasi dalam perawatan.
3) Pengembangan rencana manajemen kasus
Mengembangkan rencana manajemen kasus yang meliputi
menentukan prioritas tujuan dan/atau hasil yang ingin dicapai; dan
intervensi yang diperlukan. Planning atau perencanaan
mencangkup identifikasi sumber daya yang ada, serta mengatasi
hambatan-hambatan yang terkait. Perencanaan yang dirancang
untuk mendokumentasikan tindakanan untuk mencapai tujuan
jangka pendek dan jangka panjang pasien serta hasil yang optimal.
Masukan dan partisipasi klien dan/atau keluarga klien sangat
penting untuk meningkakan perawatan yang berpusat pada pasien
dan memaksimalkan potensi untuk mencapai sasaran sasaran.
4) Implementasi dan Koordinasi
Implementasi dari rencana manajemen kasus dilaksanakan
dengan memfasilitasi koordinasi perawatan, layanan, sumber daya,
dan pendidikan kesehatan yang ditentukan dalam intervensi yang
telah direncanakan. Koordinasi perawatan yang efektif
membutuhkan komunikasi dan kolaborasi berkelanjutan dengan
klien dan/atau keluarga, serta seluruh interprofesional tim
perawatan kesehatan.
Case manager bekerja untuk memastikan bahwa semua
pihak terlibat bekerja sama secara konstruktif dan efisien sehingga
setiap klien menerima layanan, sumber daya, dan dukungan yang
telah direncanakan. Case manager melakukan hal – hal:
a) Membangun hubungan untuk memastikan pendekatan yang
berpusat pada klien.
b) Memfasilitasi dan mengembangkan keterampilan manajemen
diri klien.
c) Menambah independensi klien, menjaga komunikasi dengan
klien dan penyedia layanan informal dan formal
d) Mengatur diskusi kelompok dan sesi pengambilan keputusan
serta melakukan pemantauan kebutuhan dan preferensi klien
e) Mengidentifikasi, memfasilitasi dan mengatasi dan konflik
dengan segera
f) Menjelaskan dan menegaskan kembali kemungkinan alternatif
transisi, peran, dan tanggung jawab transisi yang potensial
kepada klien.
5) Monitoring dan evaluasi
Melakukan monitoring untuk menilai kemajuan klien dengan
intervensi yang telah direncanakan, mengevaluasi apakah tujuan
dan intervensi perawatan tetap sesuai, relevan, dan realistis.
Kemudian menentukan apakah diperlukan revisi atau modifikasi
untuk kebutuhan, tujuan, atau intervensi perawatan yang
ditentukan.
6) Pengakhiran asuhan case manager
Pengakhiran asuhan berfokus pada penghentian layanan
manajemen kasus profesional ketika pasien telah mencapai tingkat
fungsi dan pemulihan tertinggi atau ketika klien dilakukan rujukan.
B. KERANGKA TEORI
PERAN CASE MANAGER
AKTIVITAS CASE MANAGER
1. Memfasilitasi pemenuhan
1. Asessment
kebutuhan asuhan.
2. Planning
2. Mengoptimalkan terlaksananya
3. Implementasi
PCC
4. Coordinating
3. Mengoptimalkan proses
5. Monitoring
reimbursemen
6. Evaluate
PELAKSANAAN CASE
PRINSIP PELAKSANAAN CASE MANAJEMEN
MANAGEMENT
1. Identifikasi kelayakan pasien case
management Mutu pelayanan keperwatan:
2. Asesmen dan penilaian peluang 1. Daya tanggap
3. Pengembangan rencana (responsiveness)
manajemen kasus 2. Jaminan (Assurance)
4. Implementasi dan Koordinasi 3. Bukti Fisik (Tangible)
5. Monitoring dan evaluasi 4. Empati (Empathy)
6. Pengakhiran asuhan case 5. Keandalan (Reliability)
manager
Empati (Empathy)
Keandalan (Reliability)
PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimanakah Peran Case Manager Terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan
Di Rumah Sakit Umum Daerah Pandanarang Boyolali?
Astuti, P. P. (2017). HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN
PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL.
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/15621
Butar-Butar, J., Simamora, R. H., Rsud, P., Kabupaten, P., Tengah, T., Fakultas, D., Universitas,
K., & Utara, S. (2016). HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD PANDAN KABUPATEN TAPANULI
TENGAH. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 50–63. https://doi.org/10.31258/JNI.6.1.50-63
Fabbri, E., de Maria, M., & Bertolaccini, L. (2017). Case management: An up-to-date review of
literature and a proposal of a county utilization. In Annals of Translational Medicine (Vol.
5, Issue 20). AME Publishing Company. https://doi.org/10.21037/atm.2017.07.26
KARS. (2016). Panduan Praktik Manajer Pelayanan Pasien-MPP di Rumah Sakit (Case
Manager).
Peggy Rossi, K. Z. (2014). The Hospital Case Management Orientation Manual. Danvers, MA :
HCPro, [2014] ©2014.
Sureskiarti, E., & Husniah. (2021). Hubungan Kinerja Perawat dalam Melakukan Asuhan
Keperawatan terhadap Empati Mutu Pelayanan Keperawatan di RSIA Qurrata A’yun
Samarinda. Borneo Student Research, Vol 2, No 3, 1727–2733.
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/issue/view/46
Tahan, H. M., Watson, A. C., & Sminkey, P. v. (2016). Informing the content and composition
of the CCM certification examination a national study from the commission for case
manager certification: Part 2. Professional Case Management, 21(1), 3–21.
https://doi.org/10.1097/NCM.0000000000000129
Triwibowo, C. (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit. Trans Info Media.
E.