OLEH :
TIZA BUDIYONO
NIK 19911739
2023
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Selalu menerapkan keselamatan pasien dalam terpenuhinya 7 benar obat ( benar pasien,
benar obat,benar dosis,benar cara pemberian,benar waktu,benar dokumentasi,benar
informasi )
a. Bagi Pasien
1) Memperoleh rasa percaya diri, rasa optimisme (harapan kesembuhan),
mendatangkan ketenangan/tidak merasakan kecemasan selama proses perawatan
2) Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan
3) Mendapatkan hak pasien yaitu memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
b. Bagi Perawat
1) Meningkatkan hubungan saling percaya antara pasien dengan perawat
2) Meningkatkan aktualisasi diri perawat
3) Menerapkan prinsip Etik Non-Maleficence
c. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan citra baik dari masyarakat dan meningkatkan tingkat kepuasan
pasien terhadap rumah sakit.
D. PEMBAHASAN
1. Masalah/ Isu yang Muncul
An M mendapat terapi oral dalam sediaan sirup, saat obat sirup datang
perawat yg memberikan obat pertama kali tidak memberikan label pada obat sediaan
sirup dengan lengkap, hanya terdapat tanggal jam buka obat, tidak ada nama perawat
dan tanda tangan perawat, penulisan tanggal dan jam expired tidak sesuai dengan
panduan rekonstitusi obat di RSUP dr Kariadi
2. Pembahasan
Tindakan pemberian obat menjadi salah satu tindakan yang selalu dilakukan
oleh perawat, sehingga butuh ketrampilan dan keahlian untuk memperoleh efek
terapeutik secara maksimal. Pengelolaan obat sangatlah penting dalam proses
keperawatan, selain keamanan pasien, pemborosan juga dapat dihindari (Smith &
Johnson, 2010). Peran perawat dalam pengobatan menurut (Lestari, 2009) antara lain
memberikan obat sesuai program terapi kepada pasien dengan menerapkan prinsip
enam benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute, benar waktu dan benar
dokumentasi); mengatur penyimpanan, peletakan, dan sistem maintanance obat di
dalam ruang rawat agar siap tersedia, siap digunakan, kondisi utuh, mudah dicari dan
tidak expired (Mahfudhah & Mayasari, 2018).
Salah satu hal yang perlu di perhatikan dalam pemberian obat adalah
pengawasan tanggal kadaluarsa. Pada penggunaan obat di ruangan selain mengetahui
cara penyimpanan perawat juga perlu mengetahui apa itu beyond use date. Beyond
use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah diracik/disiapkan
atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak (Allen LV,2012). Pengertian BUD
berbeda dari expiration date (ED) atau tanggal kedaluwarsa karena ED
menggambarkan batas waktu penggunaan produk obat setelah diproduksi oleh pabrik
farmasi, sebelum kemasannya dibuka. BUD bisa sama dengan atau lebih pendek
daripada ED. ED dicantumkan oleh pabrik farmasi pada kemasan produk obat,
sementara BUD tidak selalu tercantum. Idealnya, BUD dan ED ditetapkan
berdasarkan hasil uji stabilitas produk obat dan dicantumkan pada kemasannya
(Dexametasone journal, 2010).
F. KESIMPULAN
Pentingnya informasi yang lengkap di sediaan obat yang telah dibuka sesuai
panduan rekonstitusi obat, agar bisa dijadikan patokan untuk pemberian obat dengan
benar, sehingga tidak ada keraguan dan kekeliruan dalam memberikan sedian obat yang
sudah terbuka, hal ini dapat mendukung proses perawatan yang berkelanjutan dengan
baik. Semua informasi yang dituliskan pada sedian obat sirup pada pasien menjadi dasar
pelayanan professional perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Y. N. (2009). Pengalaman perawat dalam menerapkan prinsip enam benar dalam
pemberian obat di ruang rawat inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
Mahfudhah, A. N., & Mayasari, P. (2018). Pemberian Obat Oleh Perawat Diruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Kota Banda Aceh. JIM FKep, III(4), 1–9.
Mugianti, Sri (2016). Manajemen dan kepemimpinan dalam praktik keperawatan. Jakarta
Selatan: Pusdik SDM Kesehatan
Potter, Perry. (2010). Fundamental of nursing: concept, process and practice. Edisi 7.
Vol. 3. Jakarta : EGC
Sari WK, Karso I & Huda M. (2017). Hubungan penerapan sop penerimaan pasien baru
dengan tingkat kepuasan pasien. Jurnal Ilmiah Keperawatan, Volume 3(2): 1-8
Sari, E. I,. Rofii, M. (2017). Gambaran perawat dalam melakukan orientasi pasien baru di
instalasi rawat inap RSUD HJ. Anna Lasmanah Banjarnegara. Eprints UNDIP
Smith, T. J., & Johnson, J. Y. (2010). Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Stuart & Subdeen. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Kee J.L dan Hayes E.R., 1993, Farmakologi Pendekatan Poses Keperawatan,
diterjemahkan oleh Peter A, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Allen LV. Beyond Use Date - Part 1, 2 and 3: Science and Technology for Hospital
Pharmacy. Intern J Pharm Comp [Internet]. 2011 [cited 2012 Jun 10]. Available
from: h t t p : / / c o m p o u n d i n g to d a y . c o m /
Newsletter/Science_and_Tech_1105.cfm.. Beyond Use Date - Part 1, 2 and 3:
Science and Technology for Hospital Pharmacy. Intern J Pharm Comp [Internet].
2011 [cited 2012 Jun 10]. Available from: h t t p : / / c o m p o u n d i n g to d a y .
c o m / Newsletter/Science_and_Tech_1105.cfm.
Dexamethasone 3.3 mg/ml solution for injection (vial) [SPC] [Internet]. 2012 [update
2010 Apr; cited 2012 Oct 3]. Available from: http://www.medicines.
org.uk/EMC/medicine/23141/SPC/ D e x a m e th a s o n e+ 3 . 3 + m g + m l +
Solution+for+Injection+%28vial%29/
LAMPIRAN-LAMPIRAN