Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

DISUSUN OLEH :

Titania Aurilia
1911166096

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-
Nya, sehinga kami dapat menyelesaikan makalah “KONSEP PRAKTIK
KEPERAWATAN PROFESIONAL”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 4


B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 5
C. TUJUAN.................................................................................................. 5
D. MANFAAT ............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PRAKTIK KEPERAWATAN DAN STANDAR


PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL .................................... 6
B. FALSAFAH DAN HAKIKAT PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL ...................................................................................... 6
C. CIRI-CIRI PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL .................. 8
D. FOKUS DAN NILAI-NILAI PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL ...................................................................................... 8
E. RUANG LINGKUP KEWENANGAN PERAWAT DALAM
PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL .................................... 12

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 15
B. SARAN.................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan bentuk pelayanan professional kepada klien yang
diberikan secara manusiawi komprehensif dan individualistik, berkesinambungan
sejak klien membutuhkan pelayanan sampai saat klien mampu melakukan
kegiatan sehari- hari secara produktif untuk diri sendiri dan orang lain. Pelayanan
keperawatan profesional hanya dapat diberikan oleh tenaga keperawatan
profesional yang telah memiliki izin dan kewenangan untuk melakukan tindakan
keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.
Praktik keperawatan profesional adalah tindakan mandiri perawat Ahli
Madia Keperawatan, Ners, Ners Spesialis dan Ners Konsultan melalui kerjasama
bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik
keperawatan di Indonesia seringkali diasumsikan sama dengan praktik
kedokteran, baik oleh masyarakat atau perawat sendiri. Salah satu penyebab hal
ini adalah kurangnya pengetahuan tentang praktik keperawatan profesional, di lain
pihak hukum masih dianggap suatu hal yang menakutkan yang sering dikaitkan
dengan sanksi atau hukuman.
Untuk memperjelas tentang praktik keperawatan profesional, akan dibahas
tentang lingkup praktik keperawatan sehingga diharapkan dapat memperjelas
pemahaman tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan serta
dapat melindungi masyarakat dari malpraktik keperawatan. Sebagai suatu profesi,
perawat bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai
dengan wewenang yang dimiliki secara mandiri dan atau berkolaborasi. Hal
tersebut dimungkinkan karena perawat memiliki ilmu dan kiat keperawatan yang
mendasari praktik profesionalnya.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian praktik keperawatan professional dan standar praktik
keperawatan profesional ?
2. Apa pengertian falsafah dan hakikat praktik keperawatan profesional ?
3. Ciri-ciri praktik keperawatan profesional ?
4. Apa saja fokus dan nilai nilai professional dalam praktik keperawatan ?
5. Apa saja ruang lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan
professional ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan standar praktik keperawatan
2. Untuk mengetahui falsafah dan hakikat praktik keperawatan
3. Untu mengetahui ciri-ciri praktik keperawatan
4. Untuk mengetahui fokus keperawatan dan nilai-nilai professional dalam
praktik keperawatan profesional
5. Untuk mengetahui ruang lingkup kewenangan perawat dalam praktik
keperawatan

D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami
pengertian dan standar praktik keperawatan professional , falsafah dan hakekat
praktik keperawatan, ciri-ciri praktek keperawatan, dan juga mengetahui fokus dan
nilai-nilai profesional praktik keperawatan dan ruang lingkup kewenangan perawatn
dalam praktik keperawatan professional.

BAB II

5
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Dan Standar Praktik Keperawatan Profesional


Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerjasama bersifat kolaboratif dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya (Kelompok Kerja Keperawatan-Konsorsium Ilmu Kesehatan
(1992)).
Praktik keperawatan profesional (professional nursing practice) adalah
suatu proses ketika Ners terlibat dengan klien, dan melalui kegiatan ini masalah
kesehatan klien diidentifikasi dan diatasi (Malkemes, L.C.(1983))
Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap
tenaga professional. Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan-
harapan minimal dalam membarikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan
etis (PPNI, 2005).
Standar praktik keperawatan merupakan komitmen profesi
keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan
oleh anggota profesi (PPNI, 2005).

B. Falsafah Dan Hakikat Praktik Keperawatan Profesional


Falsafah
Pernyataan falsafah keperawatan di Indonesia ( Lokakarya Nasional (1983))
1. Perawat merupakan bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari.
2. Kegiatan dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulihan, serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan kepada upaya pelayanan utama (PHC) sesuai
dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperawatan.

6
Hakikat
Pada hakikatnya, keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien di atas kepentingan
sendiri, bentuk pelayanan bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara
holistik, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta
menggunakan kode etik sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
Hubungan profesional perawat dengan klien yang pada hakikatnya mengacu
pada sistem interaksi antara perawat dengan klien secara positif atau mengadakan
hubungan terapeutik yang berarti bahwa setiap interaksi yang dilakukan
memberikan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk berkembang
lebih baik.
Karakteristik hubungan profesional
1. Berorientasi pada kebutuhan klien.
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan.
3. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah klien.
4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasannya.
5. Memberikan penilaian berdasarkan norma yang disepakati antara perawat
dengan klien.
6. Berkewajiban memberi bantuan pada klien agar mampu menolong dirinya
secara mandiri.
7. Berkewajiban untuk membina hubungan berdasarkan pada rasa percaya.
8. Bekerja sesuai dengan kaidah etik untuk menjaga kerahasiaan klien dan hanya
menggunakan informasi untuk kepentingan dan persetujuan klien.
9. Berkewajiban menggunakan komunikasi efektif dalam memenuhi kebutuhan
klien.

C. Ciri-ciri Praktik Keperawatan Profesional

7
1. Otoritas (autority), yakni memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya
yang akan mempengaruhi proses asuhan melalui peran profesional.
2. Akuntabilitas (accountability), yakni tanggung gugat terhadap apa yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan bertanggung
jawab kepada klien, diri sendiri, dan profesi, serta mengambil keputusan yang
berhubungan dengan asuhan.
3. Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision making), berarti
sesuai dengan kewenangannya dengan dilandasi oleh pengetahuan yang kokoh
dan menggunakan pendekatan yang ilmiah dengan membuat keputusan
(judgnents) pada tiap tahap proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien.
4. Kolaborasi (collaboration ), artinya dapat bekerja sama, baik lintas program
maupun lintas sektor dengan mengadakan hubungan kerja dengan berbagai
disiplin dalam mengakses masalah klien, dan membantu klien
menyelesaikannya.
5. Pembelaan atau dukungan (advocacy), artinya bertindak demi hak klien untuk
mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan intrevensi untuk
kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya, serta berhadapan
dengan pihak-pihak lain yang lebih luas.
6. Fasilitasi (facilitation), artinya mampu memberdayakan klien dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatannya dengan memaksimalkan potensi dari
organisasi dan sistem klien-keluarga.

D. Fokus Dan Nilai-Nilai Praktik Keperawatan Profesional


Fokus Praktik Keperawatan Profesional
Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat
dunia dan sistem kesehatan nasional. Fokus utama keperawatan saat ini adalah
kesehatan masyarakat dengan target populasi total. Manusia tidak dipandang
hanya dari aspek fisik tetapi dipandang sebagai makhluk yang holistik yang terdiri
atas bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual.

8
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan
masyarakat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi lima area yang terkait dengan kesehatan
(Kozier & Erb, 1990), yaitu:
1. Peningkatan kesehatan ( Health Promotion)
Kesehatan merupakan status kemampuan individu atau manusia yang
didefinisikan sebagai kemampuan dari salah satu kemampuan yang maksimal
maupun potensial. The American Hospital Association tahun 1980
mendeskripsikan kesehatan sebagai berikut, “Kesehan yang objektif tidak
hanya untuk menghindari penyakit atau untuk memperpanjang hidup, yang
objektif adalah untuk mempertinggi kualitas hidup seseorang”. Kesehatan
adalah bagian esensial dari masing-masing tujuan keperawatan.
Peningkatan kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan.
Kesadaran diri klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan
penggunaan semua sumber yang dipertimbangkan sebagai perawat yang
diberikan oleh perawat. Peningkatan kesehatan membantu masyarakat dalam
mengembangkan sumber untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Tujuan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Fokus peningkatan kesehatan
diarahkan untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan umum, individu,
keluarga dan komunitas.
Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan:
1. Pendidikan untuk public atau masyarakat dan individu.
2. Perundang-undangan atau kebijakan yang mendukung.
3. Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung.
Area keperawatan yang melibatkan perawat meliputi:
a. Mendorong dan mengadakan suatu latihan fisik secara periodik dan
pemantauan terhadap proses penyakit.
b. Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat melalui
pameran kesehatan dan program kesehatan mental.

9
c. Mendukung undang-undang yang ditunjukkan untuk pemeliharaan
kesehatan dan program perlindungan anak.
d. Peningkatan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Pencegah penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko
penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk
mempertahankan fungsi individu secara optimal. Aktivitas atau kegiatan yang
dapat dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawatan ibu
hamil, program melarang atau menghindari rokok, seminar mengurangi atau
mencegah stress.
2. Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat,
misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
3. Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olahraga,
dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media masa atau media elektronik.
4. Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu
hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
5. Membantu tumbuh kembang bayi dan balita
6. Memberikan imunisasi.
7. Melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol dan kanker.
8. Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi dan
penghentian rokok.
Peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi hal-hal
berikut:
a. Bertindak sebagai model peran dalam berperilaku serta bergaya hidup
sehat.
b. Mengajarkan klien tentang strategi keperawatan dan usaha meningkatkan
kesehatan, misalnya dengan cara perbaikan gizi, pengendalian stress,
usaha untuk membina hubungan yang baik dengan sesame.
c. Meningkatkan klien untuk meningkatkan derajat kesehatannya.

10
d. Menunjukkan klien cara pemecahan masalah yang tepat dan mengambil
keputusan yang efektif.
e. Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan pribadi dan keluarga.
3. Pemeliharaan Kesehatan ( Health Maintenance)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan
yang membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat
melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status
kesehatannya. Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan:
1. Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita
mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur untuk
usia diatas 35 tahun.
2. Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan dengan
perubahan struktur sosial masyarakat.
3. Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab penyakit
karena stress.
4. Pemeliharaan Kesehatan (Health Restoration)
Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan
kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit. Kegiatan
yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-hal berikut:
1. Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang sakit,
misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
2. Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan kesehatan
mental.
3. Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
4. Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu,
misalnya pada pasien stroke, serangan jantung, arthritis.
5. Perawatan Pasien Menjelang Ajal
Area praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa
nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat
dilakukan di rumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan lainnya.

11
Nilai-nilai professional dalam praktik keperawatan
Nilai Intelektual
Terdiri dari 3 kompenen yang sangat terkait, yaitu:
1. Body of knowledge yang melandasi praktik profesional
2. Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu pengetahuan
3. Penggunaan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif
Nilai Komitmen Moral
Perilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral yang meliputi hal-hal berikut.
1. Beneficience yang berarti sebagai seorang profesional perawat harus selalu
mengupayakan tiap keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien (Johnstone, 1994).
2. Adil yang berarti tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial
budaya, keadaan ekonomi, dan sebagainya tetapi memperlakukan klien sebagai
individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki
3. Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha mmenepati janji,
memberikan harapan yang memadai, memiliki komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
4. Otonomi, Kendali, dan Tanggung Gugat
Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan melakukan tindakan secara mandiri,
kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau
orang dan tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah
dilakukan.

E. Ruang Lingkup Kewenangan Perawat Dalam Praktik Keperawatan


Lingkup Standar Praktik Keperawatan Indonesia meliputi :
Standar Praktik Professional
a. Standar I Pengkajian
b. Standar II Diagnosa Keperawatan
c. Standar III Perencanaan
d. Standar IV Pelaksanaan Tindakan (Impelementasi)
e. Standar V Evaluasi

12
Bentuk ruang lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan adalah
sebagai berikut :

A. Praktik Keperawatan di Rumah Sakit dan Puskesmas


Lingkup cakupan dan batasan wewenang serta tanggung jawab seorang
perawat professional (ners) dalam praktik keperawatan di rumah sakit ataupun
di puskesmas dikaji. Kedudukan dan hubungannya dengan pelayanan rumah
sakit atau puskesmas secara keseluruhan dan sifat interdependensi dengan
pelayanan rumah sakit atau puskesmas dengan pelayanan professional lainnya
yang terdapat di rumah sakit atau puskesmas. Perawat professional dengan
sikap dan kemampuan professional yang dapat diberi wewenang dan tanggung
jawab melaksanakan praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas , serta
proses dan prosedur pencatatan dan pemberian kewenangan , tanggung jawab
melaksanakan praktik.
Melalui hasil kajian dari model keperawatan rumah sakit atau puskesmas
dapat disarankan kepada yang berwenang hal hal yang berhubungan dengan
pengertian praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas dan lingkup
cakupannya sebagai salah satu bentuk praktik keperawatan professional , seta
proses prosedur dan registrasi dan legislasi keperawatan.
B. Praktek Keperawatan di Rumah (Home Nursing Practice) dalam Konteks
Perpanjangan Pelayanan Rumah sakit atau Puskesmas
Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan seperti yang diuraikan untuk
praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas. Pada bentuk praktik
keperawatan rumah dalam kajian awalnya , ditekankan pada pelaksanaan
pelayanan / asuhan keperawatan sebagai kelanjutan pelayanan rumah sakit atau
puskesmas. Dilakukan oleh para perawat professional pelayanan rumah sakit
atau puskesmas, atau melalui pengikutsertaan perawat professional yang
melakukan praktik keperawatan berkelompok.

13
C. Praktik Keperawatan Berkelompok (Group Nursing Practice)

Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan seperti yang diuraikan untuk

praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas. Beberapa perawat

professional membuka praktik keperawatan selama 24 jam kepada masyarakat

yang memerlukan pelayanan / asuhan keperawatan , mengatasii berbagai

bentuk keperawatan yang dihadapi masyarakat. Bentuk praktik keperawatan ini

diperkirakan akan sangat diperlukan di masa depan , terutama jika pandangan

tentang lama rawat rumah sakit perlu dipersingkat mengingat biaya perawat

rumah sakit diperkirakan akan terus meningkat.

Praktik keperawatan berkelompok sebagai model yang akan diujicobakan

memerlukan dukungan peraturan yang berwenang sehingga baik perawatan

yang melaksanakan praktik keperawatan , maupun masyarakat yang menerima

asuhan keperawatan terlindungi.

D. Praktik Keperawatan Individu/Perorangan (Individual Nursing Practice)

Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan yang sama seperti yang

diuraikan untuk praktik keperawatan rumah sakit atau puskesmas . Perawat

professional senior dan berpengalaman secara perorangan / sendiri membuka

praktik keperawatan dalam jam praktik tertentu , memberi pelayanan /

asuhan keperawatan khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi masyarakat

yang memerlukannya dalam mengatasi masalah keperawatan.

Bentuk praktik yang demikian ini sangat diperlukan oleh kelompok /

golongan masyarakat yang tinggal jauh terpencil dari fasilitas pelayanan

kesehatan , khususnya pelayanan keperawatan yang dikembangkan oleh

pemerintah.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada saat ini kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan termasuk

pelayanan keperawatan akan terus meningkat. Masyarakat akan menuntut

tersedianya pelayanan kesehatan dan keperawatan dengan kualitas secara

profesional dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar pelayanan

keperawatan yang ditentukan.

Untuk melindungi masyarakat terhadap tindakan kelalaian ataupun

penyimpangan atau malpraktik dan untuk melindungi tenaga keperawatan sebagai

tenaga pemberi jasa pelayanan serta sesuai dengan kepentingannya, pengaturan

praktik keperawatan perlu dirumuskan dalam tatanan perundang-undangan yang

tinggi kedudukannya.

Mekanisme regristasi, sertifikasi dan lisensi merupakan proses yang

diperlukan untuk memperlakukan suatu sistem legislasi. Sistem legislasi

keperawatan erupakan sistem perundang-undangan keperawatan yang

mencerminkan diberlakukannya hukum praktik keperawatan. Seluruh sistem yang

mengatur tindakan keperawatan dari tenaga keperawatan merupakan suatu sistem

regulasi keperawatan

B. Saran

Diharapkan mahasiswa/I mampu memahami tentang konsep praktik keperawatan

profesional dan standar praktik keperawatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kozier,B., Erb,G. 1988. Concepts and Issuses in Nursing Practice. Addisoin-Wesley

Publ. Comp. Health Science Division.

Priharjo, R. 1995, Praktik Keperawatan Profesional, Concpts, Process and Hukum.

EGC. Jakarta

16
Nama : Titania Aurilia
Nim : 1911166096
Kelas : B 2019

SOAL

1. An. A (14 tahun) dirawat diruang mawar RSUD Indrasari Rengat,


dengan diagnosa medis CA Colon stadium akhir, pasien dirawat
dengan keluhan sakit dibagian perut. ibu An. A meminta perawat
untuk memberikan tambahan dosis obat yang mengurangi nyeri. An.A
mendapatkan therapy morphin yang menimbulkan adiksi dan apabila
berlebihan dapat menimbulkan depresi sistem pernafasan. Perawat
menolak permintaan dari ibu An.A tersebut.
Apa yang dilakukan oleh perawat pada kasus diatas berdasarkan pada
nilai-nilai profesional dalam praktik keperawatan profesional ?
a. Beneficence (A)
b. Otonomi
c. Adil
d. Fidelity
e. Veracity
2. Tn. B (75 tahun ) dirawat diruang ICU RSUD Indrasari, TN. B dalam
keadaan koma, sudah 7 hari, dimonitor perawat mendapati Tn.B
dalam keadaan Apnue, lalu perawat bergegas sesuai SOP dalam
melakukan tindakan (membawa BVM, dan alat-alat lainnya).
Apa yang dilakukan oleh perawat pada kasus diatas berdasarkan ciri-
ciri praktik keperawatan profesional ?
a. Otoriter
b. Otoriter dan Akuntabilitas (B)
c. Kolaborasi
d. independent decision making
e. Fasilitasi

17

Anda mungkin juga menyukai