Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG IRNA III B RSUD KOTA MATARAM


TANGGAL 9 - 21 MEI 2022

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Klinik Manajemen


Keperawatan Pada Prodi Profesi Ners

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1. YAYU KALTUM SARI (P07120421141N)
2. HENDRI PRATAMA YUDHY (P07120421092N)
3. SRI LATIFAH HIDAYATI (P07120421064N)
4. RATU ASTUTI (P07120421122N)
5. ARIA UL-HAJ (P07120421003N)
6. KOMARIAH (P07120421028N)
7. TIYA WULANDARI (P07120421068N)
8. MERI SYAKILA (P07120421036N)
9. FADHLIA YUNITASARI (P07120421018N)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK MANAJEMAN KEPERAWATAN


DI RUANG IRNA III B RSUD KOTA MATARAM
TANGGAL 9 – 21 MEI 2022

OLEH

KELOMPOK IV

Dengan Ini Disahkan Sebagai Laporan Kegiatan


Praktik Klinik Manajeman Keperawatan

Pembimbing Akademik Tanda Tangan

H.Moh.Arip, S.Kp.,M.Kes (_________________)


NIP. 196706071989031003

Kepala Ruangan

Ns.Soviati, S.Kep (_________________)


NIP. 198607232010012017

Pembimbing Lahan

Irma Ariani, S. Kep., Ns ( )

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan anugrahnya

kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Klinik

Manajemen Keperawatan di Ruang IRNA III B Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Mataram tanggal 9 – 21 Mei 2022 ini tepat pada waktunya. Tujuan dari

penyusunan laporan ini untuk memenuhi tugas peraktik klinik Menajemen

Keperawatan. Laporan ini berisi tentang data mengenai Analisis S.W.O.T yang

dikaji serta tentang proses Menajemen Keperawatan yang dilaksanakan oleh

Kelompok IV.

Dalam penyusunan laporan ini, kami memperoleh banyak bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan sertra arahan

selama laporan ini, diantarannya:

1. Ibu Dr. Hj. Eka Nurhayati., Sp.OG., K-Fer, M. Kes., M. Hum. Reprod Selaku

PLT Direktur RSUD Kota Mataram yang telah memberikan izin dan

kesempatan kepada kami mahasiswa/I Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram untuk melakukan praktik Menajemen Keperawatan.

2. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd., M.Kes selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi dalam melaksanakan Praktik Menajemen Keperawatan di Ruang

IRNA III B RSUD Kota Mataram.

iii
3. Bapak H. Moh. Arip, S.Kp.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi serta saran sehingga

Laporan Manajemen Keperawatan ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Ns. Sofiati, S.Kep selaku Kepala Ruangan yang telah bimbingan,

pengarahan, koreksi, serta saran sehingga Laporan Manajemen Keperawatan

ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Irma Ariani, S.Kep., Ns selaku Pembimbing Lahan yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi serta saran sehingga laporan

Manajemen Keperawatan ini dapat terselesaikan.

6. Perawat Ruangan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi

serta saran sehingga laporan Manajemen Keperawatan ini dapat terselesaikan.

7. Tim Medis lain seperti Dokter, Ahli Gizi, dan Apoteker yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi serta saran sehingga laporan

Manajemen Keperawatan ini dapat terselesaikan.

8. Seluruh anggota kelompok yang sudah saling bahu membahu demi

terlaksanakannya tugas praktik yang kami kerjakan ini.

9. Pasien IRNA III B yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam praktik

Manajemen Keperawatan.

Akhirnya kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi Ruang IRNA III B

RSUD Kota Mataram sebagai bahan evaluasi dalam hal Manajemen, maupun

seluruh civitas akademika Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mataram

Jurusan Keperawatan Program Pendidikan Profesi Ners.

Mataram, Mei 2022

iv
Penyusun

Kelompok IV

v
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Tujuan ............................................................................................................2
1. Tujuan Umum ...........................................................................................2
2. Tujuan Khusus ..........................................................................................3
C. Manfaat ..........................................................................................................3
1. Bagi Pasien................................................................................................3
2. Bagi Rumah Sakit .....................................................................................3
3. Bagi Perawat .............................................................................................4
D. Metode Pengkajian ........................................................................................4
1. Observasi...................................................................................................4
2. Wawancara ...............................................................................................4
3. Studi Dokumentasi ...................................................................................4
E. Praktikan ........................................................................................................4

BAB II PENGUMPULAN DATA .....................................................................6


A. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram........................................6
1. Gambaran Umum Rumah Sakit ................................................................6
2. Visi, Misi, Tujuan dan Motto RSUD Kota Mataram ................................6
3. Falsafah Visi, Misi, Dan Tujuan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Mataram ...............................................................................7
4. Tujuan, Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Mataram ................................8
B. Pengkajian Manajemen Di Ruang IRNA III B..............................................8
1. M1 (Man) Ketenagaan Di Ruang .............................................................9
2. M2 (Materials) Sarana Dan Prasarana.......................................................14
3. M3 (Metode) Metode Asuhan Keperawatan.............................................23
4. M4 (Money) Keuangan .............................................................................34
5. M5 (Mutu) ................................................................................................35

vi
6. M6 (Mesin)................................................................................................39

BAB III ANALISIS SWOT ...............................................................................41

A. Hasil Analisis SWOT di Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram .............41
B. Perumusan dan Prioritas Masalah .................................................................51

BAB IV PELAKSANAAN DAN EVALUASI ..................................................56

A. Timbang Terima ............................................................................................56


B. Discharge Planning ......................................................................................57
C. Ronde Keperawatan ......................................................................................58
D. Dokumentasi Asuhan Keperawatan ..............................................................60

BAB V PENUTUP...............................................................................................62

A. Kesimpulan ...................................................................................................62
B. Saran .............................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................64

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan tercapainya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Meningkatnya pendidikan, perubahan sosial budaya,
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi maka sistem
nilaipun mulai berubah. Adanya tuntutan terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh
perawat. Pelayanan keperawatan secara profesional perlu mendapatkan
perhatian dalam pengembangan dunia keperawatan dengan mengoptimalkan
manajemen keperawatan.
Manejemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Nursalam, 2007). Manejemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang
harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik
sumber daya manusia, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan
masyarakat.
Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan
adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan.
Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang
dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu
manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah
(kepala unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang
perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh
manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Adanya manajemen

1
2

keperawatan dapat membantu Adanya tuntutan kualitas terhadap


pelayanan keperawatan. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan
fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen
keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu
meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih
menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan salah satu
penyelenggara pelayanan kesehatan, Pendidikan dan penelitian, yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi
kepada kepentingan masyarakat. Agar dapat terlaksanan tujuan tersebut makan
rumah sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan
manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi
masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang Tangguh sehingga pelayanan kesehatan
yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial
yang dimiliki perawat dapat melalui banyak cara. Salah satu cara untuk dapat
meningkatkan keterampilan manajerial yang hadal selain didapatkan di
bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik. Mahasiswa
Program Profesi Ners Jurusan Keperawatan Mataram Politeknik Kesehatan
Mataram Kemenkes RI dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung
pengetahuan manajerialnya di ruang IRNA III B dengan arahan dari
pembimbing lahan maupun dari pembimbing akademik. Dengan adanya
praktik tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat
dan mengelola ruang perawatan sengan pendekata proses manajemen.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 2
minggu di ruang IRNA III B mahasiswa diharapkan mampu menerapkan
prinsip-prinsip manajemen keperawatan metode keperawatan primer
3

dalam melaksanakan model asuhan keperawatan profesional (MAKP) di


tatanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Dalam praktik manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa
mampu:
a. Melaksanakan pengkajian situasi di Instalasi Rawat Inap III B Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Mataram.
b. Melaksanakan analisa situasi berdasarkan analisa SWOT.
c. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP):
ketenagaan (M1), sarana prasarana (M2), metode (M3), yang terdiri
dari Timbang Terima, Penerimaan Pasien Baru, Sentralisasi Obat,
Supervisi Keperawatan, Discharge Planning, Dokumentasi
Keperawatan.
d. Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP): (1)
Timbang Terima, (2) Penerimaan Pasien Baru, (3) Sentralisasi Obat,
(4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge Planning, (6) Dokumentasi
Keperawatan, (7) Penerimaan Pasien Baru
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP): (1) Timbang Terima, (2) Penerimaan Pasien Baru, (3)
Sentralisasi Obat, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge Planning,
(6) Dokumentasi Keperawatan, (7) Penerimaan Pasien Baru dan Mutu
Pelayanan.

C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Tercapainya keputusan pasien terkait dengan patient safety yang optimal
meliputi identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, ketetapan dalam
pemberian obat, ketepatan lokasi operasi, penurunan resiko infeksi
4

nosocomial dan penurunan resiko jatuh pasien selama dilakukan


perawatan.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penerapan
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang mencakup
timbang terima, penerimaan pasien baru, sentralisasi obat, supervisi
keperawatan, discharge planning, dan dokumentasi keperawatan.
3. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

D. Metode Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian di Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram diperoleh dengan cara:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan,
invertaris ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatn yang
langsung dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat
pelaksana, dan pasien untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan
pasien dan proses kegiatan yang dilakukan oleh perawat.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien,
ketenagaan, dokumentasi keperawatan, manajemen ruangan, prosedur
tetap tindakan dan intervensi ruangan.

E. Praktikan
5

Mahasiswa Program Studi Profesi NERS Poltekkes Mataram Kemenkes


RI kelompok III:
1. Yayu Kaltum Sari
2. Hendri Pratama Yudhy
3. Sri Latifah Hidayati
4. Ratu Astuti
5. Aria Ul-Haj
6. Komariah
7. Tiya Wulandari
8. Meri Syakila
9. Fadhlia Yunitasari
BAB II
PENGUMPULAN DATA
A. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
1. Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah sakit adalah jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan yang besifat sosial ekonomi, yaitu usaha yang walaupun
bersifat sosial namun diusahakan agar bisa memperoleh surplus dengan
cara pengelolaan yang propesional (Hasyim, 2005). Rumah sakit
merupakan instansi yang sifatnya kompleks dan sifat organisasinya
majemuk, sehingga diperlukan adanya pola manajemen yang jelas dan
modern untuk setiap unit kerja.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram adalah salah satu
Rumah Sakit milik pemerintah Kota Mataram yang resmi berdiri pada
tanggal 31 Agustus 2009 dan mulai beroperasi tanggal 3 maret 2010
sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan yang terletak di Kota
Mataram luas lahan 20.473 m2.
Rumah Sakit ini mulai beroperasi sejak Maret 2010 berdasarkan
Surat Keputusan Walikota Nomor: 163/II/2010 tentang Izin
Penyelenggaraan operasional pelayanan.
Sejak 1 Desember 2010, RSUD Kota Mataram menerapakan pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),
berdasarkan SK Walikota Mataram No 565/XII/2010.
Pada Tahun 2013 Rumah Sakit Umun Daerah Kota Mataram
ditetapkan menjadi Rumah Sakit tipe B dengan total sumber daya
manusia 631 orang termasuk PNS dan pegawai kontrak.
2. Visi, Misi, Tujuan dan Motto RSUD Kota Mataram
Visi:
“Rumah Sakit pilihan masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan,
pendididkan dan penelitian yang berstandar internasional”.
Misi:
1. Memberi Pelayanan Kesehatan yang komprehensif, berkualitas dan
profesional.

6
7

2. Melaksanakan pendidikan dan penelitian kesehatan yang berkelanjutan dan


berkualitas.
3. Meningkatkan kompetensi SDM yang berdaya saing.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan/karyawati.
5. Meningkatkan sarana prasarana sesuai standar RS pendidikan dan kemajuan
IPTEKDOK.

Tujuan:

1. Terwujudnya pelayanan yang paripurna (promotif, preventif, kuratif,


rahabilitatif) dengan mengutamakan kepuasan pelanggan eksternal dan internal.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan.
3. Terwujudnya pengembangan pengetahuan, keterampilan sikap dan pengalaman
sumber daya manusia secara berkesinambungan.
4. Terwujudnya pelayanan pendidikan, pelatihan dan penelitiian yang menunjang
pelayanan kesehatan.

Motto:
1. Senyum
2. Mutu
3. Inovatif
4. Lengkap
5. Efisien
3. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Ruang IRNA IIIB RSUD Kota Mataram
Visi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Adalah:
“Pelayanan Rawat Inap Pilihan Masyarakat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien
Sangat Memuaskan Yang Berstandar Internasional”.
Misi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram adalah:
1. Memberikan Pelayanan Yang Bermutu di Rawat Inap dan Berstandar
Internasional.
2. Meningkatkan Kometensi Sumber Daya Manusia di Instalasi Rawat Inap Yang
Berdaya Saing.
3. Meningkatkan Kerja Sama Antar Instalasi di Rumah Rakit Umum Daerah Kota
Mataram.
8

4. Meningkatkan Sarana dan Prasarana di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit


Umum Daerah Kota Mataram.
5. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan/Karyawati Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Mataram.

Tujuan, Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram:
1. Menciptakan Kepuasan Bagi Sesama Pasien Rawat Inap dan Karyawan Rawat
Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.
2. Menjadi Rujukan Rawat Inap yang Bermutu Di Wilayah Nusa Tenggara Barat
Yang Berstandar Internasional.
3. Menjadi Instalasi yang Memiliki Tenaga Kesehatan yang Berkualitas
Professional dan Berdaya Saing.

B. Pengkajian Manajemen di Ruang IRNA III B


1. Landasan Teori
a. Pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2005) yaitu
tuntunan didalam tubuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Salah satu upaya untuk meningkatkan
sumber daya keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, mengikuti pelatihan keperawatan keterampilan teknis atau keterampilan
dalam hubungan interpersonal. Sebagian besar pendidikan perawat adalah
vokasional (D3 Keperawatan).
Untuk menjadi perawat professional, lulusan SLTA harus menempuh
pendidikan akademik S1 Keperawatan dan Profesi Ners. Tetapi bila ingin
menjadi perawat vokasional (Primary Nurse) dapat mengambil D3 Keperawatan/
akademi Keperawatan. Lulusan SPK yang masih ingin menjadi perawat harus
segera ke D3 Keperawatan atau langsung ke S1 Keperawatan dan Ners. Dari
pendidikan S1 dan Ners baru ke Megister keperawatan/spesialis dan
Doktor/konsultan.
b. Pelatihan Kerja
9

Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang


menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi maupun
masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak
dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumber daya manusia, yang
didalamnya terjadi proses perencanaan penempatan, dan pengembangan tenaga
manusia. Dalam proses pengembangannya di upayakan agar sumber daya
manusia dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan
dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi. Dengan
demikian, kegiatan pelatihan lebih di tekankan pada peningkatan pengetahuan,
keahlian/keterampilan (skill), pengalaman, dan sikap peserta pelatihan tentang
bagaimana pelaksanaan aktivitas atau pekerjaan tertentu hal ini sejalan dengan
pendapat Henry Simamora yang menjelaskan bahwa latihan merupakan
serangkaian aktivitas yang di rancang untuk meningkatkan keahlian,
pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seseorang individu atau
kelompok dalam menjalankan tugas tertentu.
c. Masa kerja
Banyak studi tentang hubungan antara senioritas karyawan dan produktivitas,
meskipunprestasi kerja seseorang itu bisa ditelusuri dari prestasi kerja
sebelumnya, tetapi sampai saat ini belum dapat diambil kesimpulan yang
meyakinkan antara dua variable tersebut. Hasil riset menunjukkan bahwa suatu
hubungan yang positif antara senioritas dan produktivitas karyawan. Studi juga
menunjukkan senioritas berkaitan negatiff dengan kemungkinan. Masa kerja
hubungan negative dengan keluar masuknya karyawan dan sebagai salah satu
peramal tunggal paling baik tentang keluar masuknya karyawan (Mangkunegara,
2003).
2. M1 (Man), Ketenagaan Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram
a. Struktur organisasi
KEPALA RUANGAN
Ns.Sofiati, S.Kep

KETUA TIM/PJ DOKUMEN


Suriyanti, Amd.Kep

KETUA TIM 1 KETUA TIM 2 KETUA TIM 3 KETUA TIM 4


Yuliana, S.Kep, Ns Ari Riau S, S.Kep, NS Dede Suryadi, Amd, Kep Irma Ariani, S.Kep,Ns

Perawat Asosiet
Perawat Asosiet Perawat Asosiet Masrah, S.Kep,Ns Perawat Asosiet
Indah Tri Permana S,Amd.Kep Muaini, Amd.Kep Hendra Pratama, S.Kep,Ns Dian Najmi, S.Kep,Ns
10

b. Jumlah Tenaga Keperawatan


Kualifikasi tenaga perawat berdasarkan tingkat pendidikan dan lamanya masa
kerja terdapat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Ruang
IRNA III B RSUD Kota Mataram 2022

No Jenis Pendidikan Jumlah

1. S1 Keperawatan + Ners 10 Orang

2. D III Keperawatan 5 Orang

Total 15 Orang

Sumber: Data Primer 2022


Kesimpulan: Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga
keperawatan di ruang IRNA III B sebayak 15 orang dengan pendidikan formal
S1 Keperawatan + Ners sebanyak 10 orang dan DIII Keperawatan sebanyak 5
orang.
Tabel 2.2 Kualifikasi Masa Kerja Tenaga Keperawatan Ruang IRNA III B
RSUD Kota Mataram 2022

No Masa Kerja Jumlah

1. < 2 tahun 2 Orang

2. 2-4 tahun 6 Orang

3. > 4 tahun 7 Orang

Sumber: Data Primer 2022


Kesimpulan: Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masa kerja tenaga
keperawatan di ruang IRNA III B dengan waktu < 2 tahun 2 orang, dengan
masa kerja 2-4 tahun sebanyak 6 orang, dan masa kerja > 4 tahun sebanyak 7
orang.
Tabel 2.3 Kualifikasi Pelatiahan Yang Pernah Diikuti Perawat Ruang
Irna III B RSUD Kota Mataram
11

No Pelatihan yang pernah diikuti Jumlah


sertifikat

1. Service excellent 13

2. Neuro critical care 2

3. BHD 3

5. BTCLS 7

6. Pelatihan Perawatan Luka 2

8. Aktivasi code blue 1

9. Preceptor clinik 2

Total 16

c. Jumlah Tenaga Non – Keperawatan


Tabel 2.4 Kualifikasi Tenaga Non-Keperawatan

No Kualifikasi Jumlah

1. Ahli Gizi 1 Orang

2. Administrasi 1 Orang

3. Cleaning Service 2 Orang

4. Apoteker 1 Orang

5. Asisten Apoteker 1 Orang

Sumber: Data Primer 2022


Kesimpulan: Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga non
keperawatan di ruang IRNA III B adalah ahli gizi 1 orang, administrasi 1
orang, apoteker 1 orang, asisten apoteker 1 orang dan cleaning service 2
orang.
d. Pembagian Dinas Ruang IRNA III B
Tabel 2.5 Tabel Pembagian Dinas di Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram

Tenaga Dinas Libur


12

Pagi Siang Malam

Kepala Ruangan 1 - -

Ketua Tim 1 - -

PP 1 1 1 1

PA 4 3 3 3

Ahli Gizi 1 - -

Adminstrasi 1 - -

Apoteker 1 - -

Asisten Apoteker 1 - -

Cleaning Service 1 1 1 1

Sumber: Data Primer 2022

Kesimpulan: Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian dinas di


ruang IRNA III B terdiri dari dinas pagi yang bertugas adalah karu, katim, PA,
ahli gizi, administrasi apoteker dan cleaning servise. Sedangkan untuk dinas
siang dan malam yang bertugas adalah katim sift, PA dan cleaning service.

e. Kebutuhan Tenaga
Pengaturan Ketenagaan:
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.56 Tahun
2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, Paragraf 2 Rumah Sakit
Umum Kelas B Pasal 1 Ayat 1 “Jumlah tenaga kerja keperawatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 Ayat 1 Huruf C (Tenaga Keperawatan) sama dengan
jumlah tempat tidur instalasi rawata inap”.
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas (1984) di hitung
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk setiap siftnya sedangkan
klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap keperawatan berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian di lakukan sendiri.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Ambulasi dengan pengawasan.
13

d) Observasi tanda-tanda vital setiap sift.


e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
2) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam dengan kriteria :
a) Kebersihan diri dibantu, makan, minum, ke toilet di bantu.
b) Observasi TTV setiap 4 jam.
c) Ambulasi di bantu, pengobatan lebih dari sekali.
d) Terpasang folley kateter, intake, output di catat.
e) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan
prosedur.
3) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam dengan
kriteria :
a) Segalanya di berikan atau di bantu.
b) Posisi di atur, observasi TTV tiap 2 jam.
c) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena.
d) Pemakaian suction.
e) Gelisah/Disorientasi/tidak sadar.
Untuk menghitung jumlah tenaga kerja keperawatan di ruang IRNA III B
dengan metode Douglas adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6 Standar Nilai Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan
Ketergantungan Pasien

Kualifikasi pasien Jumlah kebutuhan tenaga

Tingkat Pagi Sore Malam


ketergantungan

Minimal Care 0 x 0.17 = 0,00 2 x 0.14 = 0,28 4 x 0.14 = 0,56

Parsial Care 7 x 0.27 = 1,89 5 x 0.15 = 0,75 6 x 0.17 = 1,02

Total Care 7 x 0.36 = 2,52 9 x 0.30 = 2,7 5 x 0.20 = 1

Jumlah 4,41 3,73 2,58

Kebutuhan jumlah perawat di ruang Irna III B/shift :


1. Shift Pagi : 4 orang
2. Shift Sore : 4 orang
3. Shift Malam : 3 orang
14

+
total = 11 orang
Keterangan:

Angka 86 merupakan jumlah hari tak


Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
kerja dalam 1 tahun, sedangkan 279
86 X 11 adalah jumlah hari kerja efektif
= =3,39 (dibulatkan menjadi 3)
279 dalam 1 tahun

Jadi, jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas perhari diruang
Irna III B adalah 11 orang + 5 orang struktural (1 orang Kepala Ruangan + 1
orang Ketua Tim + 3 orang PP) + 3 orang lepas dinas = 19 orang.
Kesimpulan:
Dari data yang sudah dianalisa, maka tenaga keperawatan yang ada di Ruang
IRNA III B kurang mencukupi sesuai dengan teori yang ada yaitu menurut
Douglas (2016) yang menyatakan bahwa jumlah tenaga keperawatan yang harus
ada sesuai dengan jumlah tempat tidur dalam perhari adalah sebanyak 19 orang.
f. Alur Masuk Pasien Baru Ruang IRNA III B

IGD POLI

Ruang Inap
Pemeriksaan
Pengobatan/Tindakan

Sembuh/KRS Meninggal

3. M2 (Materials) Sarana dan Prasarana Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram
Menurut Azwar A (1995), bahwa bila sarana (Kualitas dan Kuantitas) yang tersedia
tidak cukup (tidak sesuai) dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya
mutu dari pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Adapun peralatan keperawatan yang tersedia di ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram yang meliputi: alat keperawatan, alat rumah tangga, barang habis pakai
(BHP) alat pencatatan dan pelaporan, alat tenun serta fasilitas untuk perawat.
15

Berdasarkan wawancara dari Kepala Ruangan atau Pembimbing Lahan diperoleh


informasi bahwa pengadaan alat atau bahan yang sudah diusulkan akan diterima
ruangan. Sehingga akan mempengaruhi mutu, tingkat kepuasan pasien. Untuk Bahan
Habis Pakai (BHP) amprahan dilakukan tiap 3 kali seminggu yaitu pada hari selasa,
hari kamis dan hari sabtu atau bisa sesuai dengan kebutuhan, untuk amprahan Alat
Tulis Kantor (ATK) dilakukan 1 kali sebulan dan untuk pengamprahan alat rawat
luka, Amprahan ini tidak sepenuhnya bergantung kepada Kepala Ruangan, semua
perawat bisa mengusulkan alat apa saja yang diamprah untuk nanti dipertimbangkan
Kepala Ruangan.
Sedangkan untuk alat kesehatan diusulkan oleh Kepala Ruangan dan dilanjutkan ke
bagian direksi. Alat yang diusulkan biasanya datang selang beberapa waktu setelah
pengajuan, tergantung keputusan direksi manajemen rumah sakit.
Dari hasil pengumpulan data yang dilaksanakan pada tanggal 09-11 Mei 2022,
didapatkan:
a. Lokasi
Gambaran umum Ruang IRNA III B merupakan bagian ruang perawatan di
IRNA RSUD Kota Mataram. Ruang IRNA III B terletak pada lantai 2. Lokasi
penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada ruang IRNA III B
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram dengan uraian denah sebagai
berikut:
1) Di sebelah Timur berbatasan dengan ruangICU/PICU
2) Di sebelah Barat dan selatan berbatasan dengan ruang Apotek Rawat Inap.
3) Di sebelah Utara berbatasan dengan ruang IRNA III A.
Gambaran umum situasi dan koordinasi di dalam Ruang IRNA III B terdiri
dari 8 ruang rawat inap kelas 3. Masing-masing ruang diisi 3tempat tidur, AC,
jendela dan kamar mandi. Nurse Station terletak di dalam ruangan di bagian
depan dekat dengan pintu masuk di depan ruangan III.22, III.23, III.24, serta
terdapat ruang jaga perawat di belakang nurse stasion. Terdapat ruang linen,
ruang penyimpanan obat dan ruang tindakan, serta gudang.
16

b. Denah Ruangan

U c.
R.1
u T
B
R.11 R.3
S

R.12 R.4 R.5

R.13 R2
R.6

R.7
R.14

R.8

R.9

R.10

Keterangan:
R.1 : Ruang III A
R.2 : Ruang PICU/ICU
R.3 : III.16, III.17, III.18
R.4 : Nurse Station
R.5 : Ruang Jaga Perawat, Ruang Obat
R.6 : III.13, III.14, III.15
17

R.7 : III.10, III.11, III.12


R.8 : III.7, III.8, III.9
R.9 : III.4, III.5, III.6
R.10 : III.1, III.2, III.3
R.11 : III.21, III.22, III.23
R.12 : III.24, III.25, III.26
R.13 : Ruang Tindakan, Ruang Linen, Gudang, Ruang Alat
R.14 : Apotek rawat Inap
d. Fasilitas Pasien
1) Meja Pasien atau Lemari Pasien
2) Kamar Mandi
3) Tempat Tidur
4) Air Conditioner / AC
5) Kursi Pengunjung
6) Tiang Infus
7) Bantal
8) Keset
9) Tirai pemisah
10) Cermin
11) Wastafel
12) Ember
13) Gayung
14) Jemuran handuk
e. Fasilitas Petugas Kesehatan
1) Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan ruang jaga perawat.
2) Kamar mandi perawat/WC ada 1.
3) Nurse station berada di bagian paling depan ruangan IRNA IIIB.
4) Terdapat kulkas, dispenser, dan rak sepatu..
f. Ruang Penunjang
1) Ruang tindakan menjadi satu dengan Gudang dan ruang linen di dekat nurse
station.
2) Ruang penyimpanan obat menjadi satu dengan ruang jaga perawat.
g. Buku-Buku Protap Dan Acuan
1) Buku Register (pasien pulang, pindah dan meninggal)
18

2) Buku Timbang Terima (Operan)


3) Buku TTV
4) Buku Bon Makan
5) Buku Bookingan
6) Buku Operan Alat
7) Buku register Code Blue
8) Buku register Transfusi Darah

h. Peralatan
1) Alat Kesehatan
Tabel 2.7 Daftar Alat Kesehatan Di Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram

Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak

1. Rak Obat 24 buah 24 -

2. Stetoscop dewasa 3 buah 3 -

3. Bengkok 1 buah 1 -

4. Gelas ukur 2 buah 2 -

5. Bak instrumen besar 1 buah 1 -

6. Bak instrumen sedang 1 buah 1 -

7. Gunting Kassa 1 buah 1 -

8. Termometer Axilla Digital 5 buah 5 -

9. Ambubag dewasa 1 buah 1 -

10. Troli emergency 4 buah 4 -

11. Troli Tindakan 2 buah 2 -

12. Gel EKG 2 buah 2 -

13. Nebulizer dewasa 1 buah 1 -

14. Tensimeter mobile 9 buah 8 1

15. Syringe pump 10 buah 10 -


19

16. Infus Pump 1 buah 1 -

17. EKG set 1 buah 1 -

18. Oksymeter/spO2 2 buah 2 -

19. Suction 5 buah 5 -

20. Tabung Suction 5 buah 5 -

21. Safety box 1 buah 1 -

22. Tabung O2 mobile 1 buah 1 -

23. GDS 28 buah 28 -

24. Regulator O2 24 buah 24 -

25. Tiang Infus 3 buah 3 -

26. Torniquet 3 buah 3 -

27. Timbangan BB 16 buah 16 -

28. Humidifier 24 buah 24 -

Sumber: Data Primer 2022


Kesimpulan: Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa material sarana dan
prasarana alat medis di ruang IRNA III B belum memadai seperti ketidakadaan
monitor, dan jumlah alat yang belum mencukupi seperti hecting set.

STANDAR ALAT KESEHATAN (ALKES)

No. Nama Barang Rasio Pasien : Alat


1. Tensi meter 2 / ruangan
2. Stetoskop 2/ ruangan
Timbangan Berat Badan/
3. 1/ ruangan
tinggi badan
4. Tabung oksigen + Flow meter 2/ ruangan
5. Bak instrumen besar 2/ ruangan
6. Bak instrumen sedang 2/ ruangan
7. Bak instrumen kecil 2/ ruangan
8. Gunting perban 2/ ruangan
9. Korentang 2/ ruangan
10. Blas Spuit 2/ ruangan
20

11. Gliserin Spuit 2/ ruangan


12. Bengkok 2/ ruangan
13. Pispot 1:1
14. Urinal 1:1
15. Masker O2 2/ ruangan
16. Tiang infuse 1:1
17. Termometer 5/ ruangan
18. Set angkat jahitan 1:1
19. Set ganti balutan 5/ ruangan
20. Eskap 1:1
21. Partus set 70% x persalinan per hari
22 Hekting set 50% x persalinan per hari
23 Perdarahan post partum set 30% x persalinan per hari
24 Alat vacuum 1 set
25 Alat forcep 1 set
26 Alat resusitasi ibu dan bayi 2 set
27 Alat kuret 2 set
28 Infus set 6 set
29 Perawatan bayi baru lahir 1 set
30 Irigator set 2/ruangan
31 Stelsator 1/ruangan
32 Slym zuiger 2/ruangan
33 V C set 2/ruangan
34 Gliserin spuit 2/ruangan
35 Set angkat jahitan 1:½
36 Set ganti balutan 5/ruangan
37 Standar infuse 1:1
38 Refleks Hanen 1/ruangan
Sumber: standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan, 2001)

2) Non-Alkes
Tabel 2.8 Daftar Alat Non-Kesehatan Di Ruang IRNA III B RSUD
Kota Mataram

Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak

1. Lampu pijar 20 buah 20 -

2. Lampu LED 18 buah 18 -

3. Lemari Pasien 24 buah 24 -


21

4. Bad/Tempat Tidur 24 buah 24 -

5. Jemuran Baju 8 buah 8 -

6. Jam Dinding 10 buah 10 -

7. Handrub 7 buah 7 -

8. Gorden / tirai 40 buah 40 -

9. Lampu Bed 11 buah 10 1

10. Kursi Biasa 8 buah 8 -

11. Kursi Pengunjung 24 buah 24 -

12. AC 10 buah 10 -

13. Oksigen Line 24 buah 24 -

14. Suction Line 24 buah 24 -

15. Gayung 8 buah 8 -

16. Pispot 1 buah 1 -

17. Ember 8 buah 8 -

18. Pengharum Ruangan 1 buah 1 -

19. Cok Listrik 31 buah 30 1

20. Bantal 17 buah 17 -

21. Guling 0 buah 0 -

22. CCTV 2 buah 2 -

23. Stop Kontak 26 buah 26 -

24. Jendela 8 buah 8 -

25. Baskom 19 buah 19 -

26. Keset 8 buah 8 -

27. Tempat Sabun 8 buah 8 -

28. Speaker 13 buah 13 -

29. Tabung APAR 1 buah 1 -


22

30. Wastafel 9 buah 9 -

31. Lemari Alat 4 buah 4 -

32. Loker Pasien 0 buah 0 -

33. Poster Bingkai 7 buah 7 -

34. Tong Sampah Besar 1 buah 1 -

35. Bak Linen 2 buah 2 -

36. Bak Sampah Infeksius 2 buah 2 -

37. Bak Sampah Non Infeksius 5 buah 5 -

38. Bak Sampah Botol 1 buah 1 -

39. Kulkas Obat 2 buah 2 -

Sumber: Data Primer 2022


Kesimpulan: Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa material sarana dan
prasarana non-medis di ruang IRNA III B cukup memadai namun masih ada
beberapa yang belum memadai seperti lampu bed yaitu hanya 11 bed yang ada
di ruang IRNA III B.
23

STANDAR NON ALAT KESEHATAN (NON-ALKES)

No
Nama Barang Rasio Pasien : Alat
.
1 Gorden 1:2
2 Baju pasien 1:5
3 Seprei 1:5
4 Penutup seprei 1:5
5 Selimut biasa 1:5
6 Sarung bantal 1:6
7 Sarung buli – buli panas 1:1
8 Sarung eskap 1:1
9 Handuk 1:3
10 Washlap 1:5
11 Kursi Roda 2 – 3 / ruangan
12 Lemari obat emergency 1/ ruangan
13 Meja pasien 1/ 1
14 Standar infuse 2-3 / ruangan
15 Tempat tidur fungsional 1: 1
16 Tempat tidur biasa 1 : 1 atau 2
17 Troli obat 1/ ruangan
18 Troli balut 1 / ruangan
19 Keran air 1:1
20 Tempat sampah besar tertutup 4/ ruangan
21 Manset dewasa 1:1 / 4
22 Manset anak 1:1 /3
23 Mitela/topi 1:1/3
24 Piyama 1:5
25 Selimut wol 1:1
26 Selimut biasa 1:5
27 Selimut anak 1:6 – 8
28 Sprei kecil 1 : 6-8
29 Sarung windring 1 : 1/10
30 Sarung O2 1:1/3
31 Taplak meja pasien 1:3
32 Vitrase 1:2
33 Tutup alat 1:2
34 Stik laken 1:6-8
35 Banak short 1:1/2
36 Handuk fontanin 1:1/5
37 Lap piring 1:1/4
38 Lap kerja 1:1/2
39 Popok bayi 1:15
24

40 Baju bayi 1:8


41 Kursi roda 2-3/ ruangan
42 Komot 1/ ruangan
Sumber: Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan, 2001)
3) Fasilitas Tempat Tidur
Kelas III B: 24 Tempat tidur
Masing-masing kamar mempunyai 3 tempat tidur, 3 meja/lemari, 1 jam
dinding, 1 AC, 1 kamar mandi, 3 kursi penunggu, 1 tempat jemur handuk.
4. M3 (Methods) Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Ruang IRNA III B RSUD
Kota Mataram
a. Penerapan pemberian Asuhan Keperawatan (MAKP) Tim modifikasi Primer.
Menurut Douglas, asuhan keperawatan yang sudah direncanakan dengan
baik akan menimbulkan motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi
sehingga akan membuat mutu asuhan keperawatan meningkat, yang tentunya
akan membuat pasien merasa mendapatkan kepuasan. Tanggung jawab perawat
harus dijalankan dengan maksimal dan teliti, sehingga perlu adanya motivasi
dari atasan supaya pelaksanaan tanggung jawab perawat tersebut berjalan
dengan baik. Semakin baik tanggung jawab perawat semakin tinggi pula asuhan
keperawatan yang diberikan terutama dalam pelaksanaan Model Asuhan
Keperawatan Profesional Tim (Nursalam, 2002).
Model yang diterapakan adalah MAKP Modifikasi Tim Primer. Metode
tim dalam pemberian asuhan keperawatan dapat diterapkan bila ada tenaga
profesional yang mampu dan mau memimpin kelompok kecil, dapat bekerja
sama dan memimbing tenaga keperawatan yang lebih rendah. Disamping itu
perawat kepala ruang harus membagi tanggung jawab dan tugasnya kepada
orang lain. Satu tim keperawatan terdiri dari tiga perawat untuk bertanggung
jawab memberikan asuhan keperawatan kepada 10 sampai 24 pasien.Dalam
pelaksaannya di Ruang IRNA III B, dimana metode Tim dimodifikasi dengan
metode Primer.
Berdasarkan hasil wawancara salah satu perawat IRNA III B mengatakan
bahwa belum ada label nama perawat penanggung jawab setiap ruangan
dikarenakan sering terjadinya rotasi atau pemindahan tenaga kerja perawat.
b. Timbang Terima
25

Timbang terima merupakan teknik atau cara dalam menyampaikan atau


menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang
terima/operan adalah suatucara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam,2008).
Clair dan trussel (Kerr,2001) menyusun pengertian dari timbang terima
adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh
perawat pada pergantian shift jaga.Tujuan timbang terima/operan pasien
menurut nursalam, 2011 adalah:
1) Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum.
2) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
3) Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Dalam timbang terima/operan diterangkan identitas pasien dan diagnose
medis,masalah keperawatan yang masih muncul, asuhan yang telah diberikan
dan yang belum diberikan.
Timbang terima berdasarkan hasil observasi tanggal 9-11Mei 2022,
timbang terima di ruang IRNA IIIB dilakukan setiap pergantian shift yang
diikuti oleh semua perawat yang bertugas dimasing-masing shift, setelah
timbang terima di Nurse Station semua perawat langsung melakukan kunjungan
kepada pasien.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat di Ruang IRNA


IIIB mengatakan bahwa timbang terima dilakukan pada pasien yang masih
memiliki catatan tindakan/terapi yang belum dilakukan dan yang akan
dilakukan pada pasien tersebut sesuai dengan instruksi dokter. Sedangkan untuk
pasien yang tidak memiliki tambahan tindakan/terapi tetap dibacakan tetapi
tidak secara detail.
Namun, timbang terima yang dilaksanakan di ruang IRNA III B masih
banyak membahas masalah medis dan tindakan medis yang akan dilakukan,
sedangkan intervensi setiap pasien masih bersifat umum tidak berdasarkan MK
sertaevaluasi yang tidak lengkap. Dikarenakan waktu yang tidak memadai
dengan jumlah pasien yang ada.
26

Adanya interaksi dan klarifikasi tentang timbang terima yang dilakukan


terhadap pasien saat dilakukannya validasi ke kamar masing-masing pasien
menambah keakuratan kondisi pasien.
Menurut Rush (2012) Idealnya timbang terima dilakukan secara bedside,
dimana para perawat melakukan timbang terima di bed paisen adapun beberapa
tahapan beside yaitu : persiapan, Timbang terima berupa pelaporan, pengenalan
staf masuk, pengamatan, dan penjelasan kepada pasien,Setelah timbang terima
selesai maka tulis di buku catatan pasien, serta Perawat mengetahui tentang
situasi pasien dan apa saja yang perlu disampaikan, bagaimana melibatkan
pasien, peran penjaga dan anggota keluarga, bagaimana untuk berbagi informasi
sensitif, apa yang tidak dibahas di depan pasien, dan bagaimana melindungi
privasi pasien.

Tabel 2.9 Check List Prosedur Timbang Terima Pasien


di Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram
Tahap Kegiatan Dilakukan

Ya Tidak

Persiapan 1. Timbang terima dilakukan setiap pergantian


shift/operan.
2. Prinsip timbang terima, semua pasien baru
masuk dan pasien yang dilakukan timbang
terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum dapat teratasi serta
yang membutuhkan observasi lebih lanjut.
3. PP menyampaikan timbang terima pada PP
berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam
timbang terima:
- Jumlah Pasien.
- Identitas pasien dan Diagnosa medis.
- Data (keluhan / subyektif dan obyektif).
- Masalah keperawatan yang masih
muncul.
- Intervensi keperawtaan yang sudah dan
belum dilaksanakan (secara umum).
- Intervensi kolaboratif dan dependen.
- Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (pesiapan operasi, pemeriksaan
penunjang, dan lain lain).
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga).
2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan
buku catatan.
3. Kepala ruangan membuka acara timbang
terima.
4. Perawat yang melakukan tibang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab, dan
27

melakukan validasi terhadap hal hal yang telah


ditimbang terimakan dan berhak menanyakan
mengenai hal hal yang kurang jelas.
5. Kepala ruangan / PP menanyakan kebutuhan
dasar pasien.
6. Penyampaian yang jelas, singkat, dan padat
lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus
dan memerlukan keterangan yang rumit.
1. Diskusi.
2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan
secara langsung pada format timbang terima
yang ditanda tangani oleh PP yang jaga saat
itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh
kepala ruangan.
3. Ditutup oleh kepala ruangan.
Sumber: Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi (2012)

Keterangan penilaian:
Jumlah skor : Kriteria Penilaian:
Ya :1 Tepat : Jika dilakukan 100%
Tidak :0 Kurang Tepat : Jika dilakukan <100%
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat selain itu melibatkan
pasien dalam membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Saat –saat
dalam kasus tertentu ronde keperawatan dilaksanakan oleh perawat primer dan
atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2015).
Secara umum tujuan dari ronde keperawatan adalah menyelesaikan
masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis dan diskusi. Tujuan khusus
dari ronde keperawatan adalah menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis,
meningaktakan kemampuan validasi data pasien, meningkatkan kemampuan
menentukan diagnosis keperawatan, menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien, meningkatkan kemampuan
justifikasi, dan meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja (Nursalam, 2015)
Ronde keperawatan dilakukan apabila ada pasien yang belum teratasi
masalahnya, namun ronde keperawatan tidak pernah di laksanakan dengan
optimal. Tenaga kesehatan hanya berdiskusi terkait masalah pasien, baik itu
antar perawat, antar dokter, maupun dokter dengan perawat. Sehingga belum
ada kerjasama yang baik dalam pengadaan ronde keperawatan antar petugas
kesehatan.
28

Ronde keperawatan dilakukan apabila ada pasien yang belum teratasi


masalahnya, ronde keperawatan belum pernah dilaksanakan berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan dari tanggal 9-11Mei 2022.Berdasarkan dengan hasil
wawancara salah satu perawat yang berada di Ruang IRNA III B bahwa ronde
keperawatan sebelumnya belum pernah dilaksanakan, hanya dilaksanakan
ketika ada mahasiswa yang berpraktik Manajemen Keperawatan, dikarenakan
situasi dan kondisi di ruangan tidak memadai.
d. Supervisi Keperawatan
Menurut Keliat (2013) supervisi adalah proses pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan
sesuai tujuan organisasi dan standar yang telah ditetapkan.Supervisi adalah
tekhnik pelayanan yang tujuan umumnya adalah mempelajari dan memperbaiki
secara bersama-sama.
Kegiatan supervisi harus terjadwal dan semua staf mengetahui jadwal
supervisi.Perencanaan dilakukan sehari sebelum supervisi dilakukan. Supevisi
oleh kepala ruangan dilakukan dengan diawali dengan mengorientasikan materi
supervisi kepada staf yang disupervisi kemudian kepala ruangan mengkaji
kinerja staf sesuai dengan materi supervisi.Kepala ruangan mengidentifikasi
pencapaian staf dan memberikan reinforcement. Kepala ruamgan harus
memberikan solusi dan menjadi role model bagi staf dan menjelaskan tindak
lanjut dari kegiatan supervisi.
Supervisi Keperawatan dilakukan oleh Manajemen Rumah Sakit secara
berkala dengan standar indikator tertentu danKepala Ruangan secara langsung
melakukan pengamatan terhadap pelaksaan tugas perawat. Kepala Ruangan
mengamati pekerjaan yang dilakukan perawat kemudian memberikan evaluasi
kepada perawat yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat yang berada di
Ruang IRNA III B mengatakan bahwa supervise dilaksanakan 1 bulan sekali,
dan dilaksanakan oleh tim manajeen RSUD Kota Mataram. Akan tetapi, jika tim
dari Manajemen RSUD Kota Mataram berhalangan hadir makan dialihkan ke
Kepala Ruangan IRNA III B, kemudian Kepala Ruangan melaporkan ke pihak
Manajemen RSUD Kota Mataram.
Tabel 2.10 Peran Kepala Ruang, dalam tahap:
Peran Kegiatan Dilakukan
29

Ya Tidak

Pengkajian Mengidentifikasi masalah terkait fungsi


manajamen.

Perencanaan Fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan.

1) Menentukan atau membagi tim dan


menunjukan ketua tim yang bertugas di
ruangan masing-masing.
2) Mengikuti serah terima pasien di shif
sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan :
gawat, transisi, dan persiapan pulang
bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim.,
mengatur penugasan atau penjadwalan.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan
keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakuakan terhadap
pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan
keperawatan.
8) Membimbing pelaksanaan asuhan
keperawatan.
9) Menetapkan standar kinerja yang
diharapkan sesuai dengan standar asuhan
keperawatan.
10) Mengadakan diskusi pemecahan masalah.
11) Memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk.
12) Merencanakan logistik ruangan/failitas
ruangan.
13) Membantu mengembangkan niat
pendidikan dan latihan diri.
14) Membatu membimbing terhadap peserta
didik keperawatan.
15) Menjaga terwujudnya visi dan misi
keperawatan dan rumah sakit.
16) Melakukan pendokumentasian
Pengarahan 1) Merumuskan metode penugasan yang akan
30

digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan
anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali kepala ruangan
mambawahi 2 ketua tim dan ketua tim
membawahi 2-3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan: membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari dan
lain-lain.
6) Mengatur dan mengendalikan logistic
ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi
tempat praktik.
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang
tidak berada di tempat, kepada ketua tim.
9) Memberi wewenang kepada usaha untuk
mengurus adminitrasi pasien.
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan
pakarnya.
11) Indentifikasi masalah dan cara
penanganan.
12) Menciptakan iklim komunikasi yang
terbuka dengan semua anggota.
13) Memberi kesempatan pada ketua tim untuk
mengembangkan kepemimpinan.
14) Menjadi nara sumber bagi ketua tim.
15) Mengorientasikan tenaga keperawatan
yang baru tentang metode/model tim
dalam pemberian asuhan keperawatan.
Pengarahan 1) Memberikan pengarahan kepada ketua Tim.
2) Memberikan motivasi dalam meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap ketua
tim dan anggota Tim.
3) Memberi pujian kepada ketua tim dan
anggota Tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
4) Membingbing bawahan sejak awal yang
mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
5) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota
tim.
6) Melakukan supervise.
7) Memberikan informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pelayanan
keperawatan di ruangan.
8) Memotivasi anggota untuk meningkatkan
kemampuan melalui riset keperawatan.
9) Melakukan pelaporan dan
31

pendokumentasian.
Evaluasi Fungsi pengendalian/pengawasan.

1) Mengevaluasi kinerja ketua tim.


2) Memberikan umpan balik pada kinerja
ketua tim.
3) Mengatasi masalah di ruang rawat dan
menetapkan tidak lanjut.
4) Memperhatikan aspek legal dan etik
keperawatan.
5) Melakukanpelaporan dan
pendokumentasian.
6) Melalui komunikasi: mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun pelaksana mengenai asuah
keperawatan yang diberikan kedapa pasien.
7) Melalui supervisi:
a. Pengawasan langung melalui inspeksi,
mengamati sendiri atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki
atau mengawasi kelemahan-kelemahan
yang ada saat itu juga.
b. Pengawasan tidak langsung yaitu
mengecek daftar hadir ketua tim.
Membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan
serta catatan yang selama dan sesudah
proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas.
c. Evaluasi: Mengevaluasi upaya
pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah
disusun bersama ketua tim
d. Audit keperawatan.
Sumber: Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi (2012)

e. Discharge Planning
The Royal Marsden Hospital (2014), mengemukakan Discharge
planning merupakan proses multidisiplin terlatih yang mempertemukan
kebutuhan pasien dengan pelayanan kesehatan. Prosedur discharge planning
dilakukan secara berkesinambungan pada semua pasien kemudian selanjutnya
akan dirujuk pada suatu komunitas atau layanan kesehatan yang aman dan
adekuat untuk menentukan keberlanjutan perawatan antar lingkungan. Selain itu
32

diperlukan informasi mengenai penyusunan pemulangan antara tim kesehatan


dengan pasien yang disediakan dalam bentuk perawatan berkelanjutan tertulis
dengan mempertimbangkan kepercayaan dan budaya pasien.
Discharge planning sudah dilaksanakan tetapi pelaksanaanya belum
optimal, perawat ruangan memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarga pada saat pasien pulang terkadang tanpa adanya leaflet dan
terdokumentasi didalam buku rekam medis pasien. Hal hal yang disampaikan
meliputi: obat,kontrol dan nutrisi/diit.
Potter & Perry (2005) mengemukakan bahwa keberhasilan tindakan
discharge planning dapat dilihat dari kemampuan pasien dalam tindakan
keperawatan lanjutan secara aman dan realistis setelah keluar rumah sakit dan
dapat dilihat dari kesiapan untuk menghadapi pemulangan Ada beberapa
indikator untuk menilai keberhasilan dalam Discharge Planning antara lain:
bahwa pasien dan keluarga dapat memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi,
obat-obatan dan pengobatan ketika pulang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat di ruang IRNA
III B mengatakan bahwa discharge planning dilakukan pada pasien yang akan
pulang dengan menjelaskan yaitu, kondisi pasien, masalah keperawatan yang
masih dilanjutkan, obat yang akan dikonsumsi selama di rumah, jadwal kontrol,
dan diit pasien.

Discharge Planning Association (2008) mengatakan bahwa unsur- unsur yang harus ada pada
sebuah form perencanaan pemulangan antara lain:

Tabel 2.11 Unsur-Unsur Discharge Planning

Dilakukan
Tanggal Kegiatan
Ya Tidak

1. Pengobatan di rumah, mencakup resep


baru, pengobatan yang sangat dibutuhkan,
dan pengobatan yang harus dihentikan.
2. Daftar nama obat harus mencakup nama,
dosis, frekuensi, dan efek samping
yangumum terjadi.
3. Kebutuhan akan hasil test laboratorium
yang dianjurkan, dan pemeriksaan
lain,dengan petunjuk bagaimana untuk
memperoleh atau bilamana waktu
33

akandiadakannya.
4. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup
dan tentang perubahan aktivitas,
latihan,diet makanan yang dianjurkan dan
pembatasannya.
5. Petunjuk perawatan diri (perawatan luka,
perawatan kolostomi, ketentuan
insulin,dan lain-lain).
6. Kapan dan bagaimana perawatan atau
pengobatan selanjutnya yang akan
dihadapisetelah dipulangkan. Nama
pemberi layanan, waktu, tanggal, dan
lokasi setiap janjiuntuk control.
7. Apa yang harus dilakukan pada keadaan
darurat dan nomor telepon yang
bisadihubungi untuk melakukan
peninjauan ulang petunjuk pemulangan.
8. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan
(jadwal pelayanan di rumah, perawat
yangmenjenguk, penolong, pembantu
jalan; walker , kanul, oksigen, dan lain-
lain) besertadengan nama dan nomor
telepon setiap institusi yang bertanggung
jawab untuk menyediakan pelayanan.
Sumber:Discharge Planning Association (2008)

f. Pendokumentasian Keperawatan
Catatan yang berisikan seluruh dat yang dibutuhkan untuk menentukan
dignosis keperawatan, tindakan keperawatan prencanaan keperawatan serta
penilaian keperawatan yang disusun secara valid. Sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan secara morl maupun hukum (Ali, 2009)
Sedangkan menurut (Nursalam 2001) pendokumentasian keperawatan
adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perawat yang terkait dengan
pencatatan dan penyampaian informasi yang lengkap dan benar, tentang keadan
pasien selama di rawat yang meliputi keterampilan standart, keterampilan
berkomunikasi dan keterampilan pendokumentasian proses keperawatan.
Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi untuk tenaga kesehatan
(sarana administrasi penunjang). Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
satu perawat di IRNA III B mengatakan bahwa sudah diterapkan sistem
pendokumentasian keperawatan secara SOAP yaitu suatu system
pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan
34

misalnya dokter, perawat, gizi, dan lain-lain, format asuhan keperawatan, serta
kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat.
Table 2.12 Bagian Dari Dekumentasi Pasien

KODE Nama Formulir


R1   ADMISI
  R1.1 Identitas Pasien
  R1.2 general Consent
  R1.3 Surat Persetujuan Pasien Rawat Inap
  R1.4 Permintaan Penggantian Dokter
R2   RAWAT JALAN
  R2.1 Rekam Medis Instalasi Gawat Darurat
  R2.2 Transfer Pasien Antar Ruangan
  R2.3 Rekam Medis Rawat Jalan (Poliklinik)
R3   KAJIAN AWAL PASIEN
  R3.1 Pengkajian awal medis &keperawatan rawat inap
  R3.2 Pengkajian pasien rawat inap obstetri & ginekologi
  R3.3 Pengkajian asuhan kebidanan & kandungan
  R3.4 Pengkajian awal medis & keperawatan neonatus
  R3.5 Pengkajian awal pasien anak
  R3.6 Pengkajian keperawatan pasien ICU
  R3.7 Pengkajian resiko jatuh pada pasien dewasa
  R3.8 Pengkajian resiko jatuh pada anak
  R3.9 Pengkajian resiko jatuh pada neonates
  R3.10 Pengkajian resiko jatuh pada pasien psikiatri
  R3.11 Pengkajian awal farmasi/renkonsiliasi obat
  R3.12 Skrining gizi anak lanjut
  Skrining gizi lanjut(pasien dengan kehamilan)
R3.13
  skirining gizi lanjut(pasie dewasa)
R4   PERKEMBANGAN PASIEN
  R4.1 Catatan perkembangan pasien terintegrasi
  R4.2 Asuhan keperawatan
  R4.3 Asuhan kebidanan
  R4.4 Grafik perkembangan pasien
  R4.5a Asuhan gizi
  R4.5b Catatan perkembangan gizi
  R4.6 Partograf
  R4.7 Monitoring pasien tranfusi darah
  R4.8 Efek samping obat
  R4.9 Pemberian obat
  R4.10 SBAR
  R4.11 Pengamatan ICU
  R4.12 Pengamatan NICU
35

  R4.13 Pengamatan PICU


  R4.14 Pengamatan ICCU
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG (EKG,
R5   LAB)
  R5.1 Lembar penempatan hasil EKG
R6   EDUKASI
  R6.1 Catatan edukasi terintegrasi pasien/keluarga
TINDAKAN MEDIS OPERATIF & NON
R7   OPERATIF
  R7.1 Persetujuan tindakan medis
  R7.2 Penolakan tindakan medis
  R7.3 Pesetujuan sterilisasi(tubektomi)
  R7.4 Check list pre operasi & pemeriksaan post operasi
  R7.5 Check list keselamatan pasien di ruang operasi
  R7.6 Formolir pra anestesi dan sedasi
  R7.7 Pemantauanstatus fisiologis pasien operasi
  R7.8 Laporan anestesi
  R7.9 Laporan operasi
  R7.10 Formulir penandaan lokasi operasi pria/wanita
  R7.11 Laporan kuretase
R8   RESUME PASIEN
  R8.1 Resume medis
  R8.2 discharge planning
R9   FORMUKIIR KHUSUS
  R9.1 Surat rujukan
  R9.2 Surat keterangan kelahiran
  R9.3 Surat keterangan kematian
  R9.4 Pelayanan ambulance
R1
0   LAIN- LAIN
  R10.1 Lembar resep dan identitas(KK,KTP,BPJS)
Sumber: Data Primer Manajemen RSUD Kota Mataram (2021)

5. M4 (Money) Keuangan Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram


Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Kepala Ruangan
IRNA III B RSUD Kota Mataram di dapatkan data bahwa setiap perawat
mendapatkan Bayaran dari Rumah sakit berupa REMUNERASI, serta mendapatkan
tambahan yaitu dari jasa medic seperti BPJS dan Pembayaran Umum yang dapat
diklaim setelah perawatan. Tidak ada di laksananakan usaha operasi ruangan. Tidak
ada Rencana Anggaran Belanja (RAB) di ruangan IRNA III B. Untuk menghemat
pengeluaran, perawat menggunakan kembali instrumen medis dengan re-use.
36

Sedangkan untuk kebutuhan ruangan sebagian besar ditanggung oleh institusi


Rumah Sakit Kota Mataram.
Untuk biaya rawat inap di ruang IRNA III B pasien dikenakan biaya dengan
paket perawatan Rp. 100.000,- untuk permalam, biaya kamar permalam Rp.
60.000,-, kemudian biaya visite dokter Rp. 30.000. Sedangkan pasien dengan BPJS
dapat menerima pelayanan dari Ruangan tanpa biaya dan dengan kualitas pelayanan
yang sama dengan pasien umum.

6. M5 (Market) Mutu yang dihasilkan dari Ruang IRNA III B RSUD Kota Mataram
Dari hasil Pengkajian yang telah dilakukan mahasiswa kepada 17 pasien
dengan sample acak didapatkan data bahwa sekitar 5 orang yang menjadi sample
mengatakan pelayanan di ruang IRNA IIIB dirasa sangat memuaskan jika
dibandingkan dengan IRNA IIIB di Rumah sakit lainnya.
a. BOR (Bed Occupancy Ratio)
BOR (Bed Occupancy Ratio = angka penggunaan tempat tidur). BOR
Menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient
bad count days in a period under considenration “. Sedangkan menurut Depkes
RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuuan waktu
tertentu. Inndikator ini diberikan gambaran tinggi pada rendahnya tingkat
pemnfaatan tempat tidur rumash sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005)
1) BOR Hari Pertama
Jumlah bed yang terisi pada tanggal 09 Mei 2022 sebanyak 14 bed.
Jumlah tempat tidur : 24 bed
Periode perawatan : 3 hari
Jumlah tempat tidur terisi
BOR = x 100 %
banyak tempat tidur
14
= X 100 %
24
= 0,58%
2) BOR Hari Kedua
Jumlah bed yang terisi pada tanggal 10 Mei 2022 sebanyak 16 bed.
Jumlah tempat tidur : 24 bed
Periode perawatan : 3 hari
37

Jumlah tempat tidur terisi


BOR = x 100 %
banyak tempat tidur
16
= X 100 %
24
= 0,67%
3) BOR Hari Ketiga
Jumlah bed yang terisi pada tanggal 11 Mei 2022 sebanyak 15 bed.
Jumlah tempat tidur : 24 bed
Periode perawatan : 3 hari
Jumlah tempat tidur terisi
BOR = x 100 %
banyak tempat tidur
15
= X 100 %
24
= 0,62%
Rata-rata BOR tanggal 09 – 11 Mei 2022
58,3 %+70,8 %+ 62,5 %
=63,8 %
3
Kesimpulan: jadi, berdasarkan data di atas, penggunaan tempat tidur di
IRNA III B selama 3 hari termasuk dalamkategori ideal yaitu 63,8%.
Berdasarkan penghitungan BOR pada IRNA III B RSUD Kota Mataram
selama 11 hari didapatkan hasil 63,8% dimana berdasarkan peraturan Depkes RI
2005 hasil ini menunjukan mutu IRNA III B dalam hal ketersediaan tempat
tidur sudah termasuk kategori ideal.
a. Average Length Of Stay (AVLOS)
AVLOS (Average Lengeth Of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) AVLOS
menurut Huffman (1994) adalah “The Average Hospitalization Stay Of In Patient
discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI
(2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberi gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara
6-9 hari (Depkes, 2005).
Pasien Keluar Tanggal 9-21 Mei 2022

No Nama pasien Jumlah Hari Perawatan


38

1. Tn. Sodikin 7 hari (Meninggal)

2. Ny. Raudah 7 hari

3. Tn. Haili 6 hari (BPL tgl 10)

4. Tn. Fatmah 33 hari

5. Ny. Hauliah 8 hari

6. Ny. Ayuni 7 hari

7. Tn. Sirasih 7 hari

8. Ny. Rahmawati 6 hari

9. Ny. Sanhan 6 hari

10. Tn. Sahrin 6 hari

11. Tn. Anwar 3 hari

12. Tn. Bharudin 3 hari

13 Tn. Purnama 3 hari

14 Tn. Salmin 4 hari

15 Tn. Mandri 4 hari

16 Tn. Haerudin 3 hari (Pindah Ruangan)

17 Tn. Sabain 3 hari

Jumlah pasien keluar (Hidup / +) = 3 Jumlah Lama Rawat =


116

Jumlah Lama Dirawat


Rumus Hitung AVLOS=
Jumlah Pasien Keluar ¿ ¿
116
AVLOS=
13

AVLOS= 38,6 (3 Hari)


39

Kesimpulan: dari perhitungan rata-rata lama pasien dirawat di Ruang IRNA III
B yaitu 6 hari, dan merupakan hasil yang ideal.
b. Turn Over Interval (TOI)
TOI (Turn Over Interval = Tenggang Perputaran) TOI merupakan Depkes RI
(2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke
saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tinggkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran
1-3 hari.
TOI Tanggal 09-21 Mei 2022:
Jumlah Tempat Tidur : 24 Bed

Periode Perawatan : 13 Hari

Hari Perawatan : 116

Jumlah Pasien Keluar (Hidup/+) : 7

( Jumlah Tempat Tidur × Periode )− Hari Perawatan


Rumus TOI=
Jumlah Pasien Keluar ¿ ¿

( 24 ×3 ) −116
TOI=
7

44
TOI= 7

TOI= 6,28 (3 Hari)

Kesimpulan: jadi dari hasil rata-rata dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat diisi berikutnya yaitu 13 hari, dan hasil tersebut merupakan
hasil yang ideal.
c. Bed Turn Over (BTO)
BTO menurut Huffman 1994 adalah “... The net effect of changed in occupancy
rate and lengh of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dalam satu
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata rata
dipakai 40-50 kali.
BTO tanggal 9-13 Mei 2022
Jumlah Pasien Keluar (Hidup/Mati (+) :7
Jumlah Tempat Tidur : 24
40

Rumus Hitung BTO = Jumlah Pasien Keluar ¿ ¿


7
BTO=
24
BTO= 0,29 Kali

Kesimpulan: jadi dari hasli perhitungan mengenai berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satuan waktu tertentu menunjukkan hasil yang tidak ideal.
d. Net Death Rate (NDR)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 72 jam setelah dirawat
untuk tiap tiap 1000 penderita keluar. Indicator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan rumah sakit.

Jumlah pasien mati > 72 jam : 1 orang


Jumlah pasien keluar (hidup + mati) : 7 pasien
Rumus Hitung NDR
Jumlah Pasien mati>72 jam
= X 100 %
jumlah pasien keluar( hidup+mati )
1
= X 100 %
7
= 0,14 %
Kesimpulan: jadi dari hasil perhitungan angka kematian selama 72 jam setelah
dirawat inap, menunjukkan bahwa terdapat angka kematian 0,14% pada ruang
IRNA III B
e. Gross Death Rate (GDR)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.

GDR Tanggal 9- 11 Mei 2022:


Jumlah pasien mati seluruhnya : 1 orang
Jumlah pasien keluar (hidup + mati) : 7 orang
Rumus Hitung GDR
Jumlah pasienmati seluruhnya
= X 100 %
jumlah pasien keluar( hidup+mati )
1
= X 100 %
7
= 0,14 %
41

Kesimpulan: jadi dari hasil perhitungan angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar menunjukkan hasil yang ideal.
1. M6 (Machine) Ketersediaan Mesin Di IRNA III B RSUD Kota Mataram
Ketersediaan serta perawatan mesin di rumah sakit khususnya di ruangan baik rawat
inap maupun ruangan lainnya sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan yang
nantinya kan diberikan kepada pasien.

NO Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal %

Baik Rusak

1. EKG 1 Buah 1 0 1/ Ruangan 100%

2. Suction 1 Buah 1 0 1 set/ Ruangan 100%

3. Syringe pump 9 Buah 8 1 1 set/ Kamar 89%

4. Oksimetri/ SPO2 1 Buah 1 0 1/ Ruangan 100%

5. Monitor 1 Buah 1 0 1/ Ruangan 100%

6. Infuse pump 10 Buah 10 0 1 set/ Kamar 100%

7. Nebulizer 2 Buah 2 0 1 set/ Ruangan 100%

8. Defibrillator 1 buah 1 0 1 set/ Ruangan 100%

Kesimpulan :Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas mesin di


ruangan IRNA III B sudah memadai, namun tidak ada ruangan khusus
untuk penyimpanan alat mesin.
BAB III

ANALISA S.W.O.T

A. Hasil Analisa SWOT di Ruang IRNA III B Rumah Sakit Kota Mataram

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisa S.W.O.T menurut nursalam dalam buku Manajemen Keperawatan edisi 5 .

1. Pengisian item internal factors (IFAS) dan eksternal faktor (EFAS). Cara pengisan IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang
ada dalam pengumpulan data ( bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain didalam buku ini). Data
tersebut dibagi menjadi 2, yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan (weaknes) dan kekuatan (strength) dan EFAS yang meliputi aspek
peluang (Opportunity) dan ancaman (threatened).

No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend

1. Sumber Daya 1. Tenaga perawat 1. Belum pernah ada Perawat 1. Adanya mahasiswa Program 1. Tuntutan oleh masyarakat
Manusia (M1) yang mengikuti pelatihan Pendidikan profesi Ners yang untuk mendapatkan
a. S-1+Ners = 10 orang
tentang manajement sedang praktik manajemen pelayanan kesehatan yang
b. Diploma III Keperawatan
keperawatan. keperawatan. lebih profesional.
= 5 orang
2. Berdasarkan perhitungan 3. Adanya kerja sama antara 2. Makin tingginya kesadaran
Jumlah perawat = 15
menurut Douglas tenaga mahasiswa keperawatan dan masyarakat akan
orang
keperawatan diruang IRNA perawat ruangan. pentingnya kesehatan.
c. Tenaga Non III B masih kurang, untuk 4. Adanya kerja sama antara 3. Persaingan antar rumah
Keperawatan : mencukupi standar jumlah institusi Poltekkes Mataram sakit yang semakin ketat.
1) Ahli Gizi = 1 orang tenaga keperawatan yaitu 17 dengan rumah sakit.

42
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend

2) Apoteker = 1 orang orang. 17-15 = 2 orang 5. Adanya kebijakan pemerintah


3) Asisten Apoteker = 1 tenaga keperawatan tentang profesionalisasi
orang tambahan. keperawatan.
4) Cleaning Service = 2 3. Jumlah tenaga keperawatan 6. Adanya program latihan dan
orang dengan jenjang pendidikan S1 seminar
5) Administrasi (center) + Ners Keperawatan dapat 7. Adanya kesempatan perawat
= 1 orang meningkatkan pendidikan ke untuk melanjutkan
2. Masa Kerja jenjang yang lebih tinggi dan pendidikan.
< 2 Tahun : 2 Orang mendapatkan pelatihan 8. Adanya program akreditasi
2-4 Tahun : 6 Orang tentang manajemen rumah sakit dari pemerintah
keperawatan. di mana MAKP merupakan
> 4 Tahun : 7 orang
salah satu penilaian.
3. Jenjang Pendidikan 9. Adanya pelatihan dan seminar
S1 + Ners Keperawatan tentang manajemen bangsal
memiliki jumlah terbanyak yang telah diikuti oleh kepala
yaitu 10 orang. Ruangan IRNA III B.

2. Sarana dan 1. Kepastian tempat tidur 24 1. Ruang Karu bergabung dengan 1. Kebersihan lingkungan 1. Kesenjangan antara jumlah
prasarana/ bed. ruang jaga perawat ruangan dijaga setiap hari pasien dengan peralatan
(Material) M2 2. Fasilitas, sarana, dan 2. Ruang tindakan dijadikan satu 2. Pencahayaan ruangan yang ada.
prasarana menunjang dengan ruang penyimpanan 2. Makin tinggi kesadaran

43
pemberian pelayanan barang mencukupi. masyarakat akan
kesehatan, buku register , 3. Masih ada peralatan kesehatan 3. Adanya pengadaan perbaikan pentingnya kesehatan.
buku timbang terima yang belum lengkap/prasarana sarana dan prasarana yang 3. Adanya tuntutan dari
(operan), buku ttv, buku bon belum tercukupi diantaranya rusak dari bagian pengadaan masyarakat untuk
makan, buku bookingan, thermometer digital (IRNA 3 B barang. melengkapi sarana dan
buku operan alat, buku hanya memiliki 1 termometer prasarana.
register code blue, buku digital),
register transfusi darah 4. Tidak ada bel di setiap ruangan
3. Penggantian linen dilakukan pasien sehingga keluarga
setiap diperlukan dan setiap pasien harus ke nurse station
pasien baru, yang terletak di depan untuk
4. Bila alat tenun kotor, saat memanggil perawat.
itu juga langsung diganti
5. Terdapat pemeliharaan dan
perawatan dari sarana dan
prasarana penunjang
kesehatan sudah ada
3. Metode (M3) 1. RS memiliki Visi Misi dan 5. Tenaga keperawatan tidak 1. Adanya kesempatan untuk 1. Tuntutan tinggi oleh
Motto RS sebagai acuan seimbang dengan tingkat melanjutkan pendidikan. masyarakat untuk
melaksanakan kegiatan ketergantungan pasien. 2. Adanya program pelatihan mendapatkan pelayanan
pelayanan. 6. Jumlah tenaga keperawatan di dan seminar. kesehatan yang lebih
2. Rumah Sakit paripurna tipe Ruang IRNA III B belum 3. Adanya mahasiswa Program

44
B dan Rumah Sakit tercukupi. Pendidikan Profesi Ners profesional.
Pendidikan 7. Tingkat ketergantungan praktek manajemen 2. Semakin tingginya
3. Menggunakan SOP pasien bervariasi. keperawatan. kesadaran masyarakat
4. Adanya Model MPKP yang 8. Belum adanya perawat 4. Adanya kerjasama antara akan pentingnya
digunakan adalah penanggung jawab di setiap mahasiswa dan perawat kesehatan.
kolaborasi antara MPKP ruangan. ruangan. 3. Persaingan perawat asing
model Tim dan MPKP 5. Adanya kerjasama antara yang masuk (MEA).
model primer. institusi Poltekkes Mataram 4. Persaingan antar RS yang
Jurusan Keperawatan dengan semakin kuat.
RS.
6. Adanya kebijakan pemerintah
tentang profesionalisasi
keperawatan.
Supervisi 1. Supervisi dilakukan oleh Tidak terjadwal (situasional) 1. Adanya mahasiswa Program 1. Tuntutan pasien sebagai
petugas supervise Pendidikan Profesi Nersyang konsumen untuk
manajemen rumah sakit, praktek manajemen mendapatkan pelayanan
supervise manajemen keperawatan. yang profesional.
keperawatan secara berkala. 2. Adanya teguran dari kepala
2. Kepala ruangan setiap hari ruangan bagi perawat yang
melakukan supervisi secara tidak melaksanakan tugas
langsung melalui dengan baik.
pengamatan terhadap

45
pelaksanaan tugas perawat 3. Dengan adanya supervise
(kepala ruangan mengamati terjadi peningkatan kinerja
pekerjaan yang dilakukan perawat.
perawat kemudian
memberikan evaluasi
kepada perawat yang
bersangkutan).
Timbang 1. Adanya laporan jaga setiap 1. Timbang terima telah 1. Adanya mahasiswa Program 1. Adanya tuntutan yang
Terima shift. dilakukan, tetapi belum Pendidikan Profesi Ners yang tinggi dari masyarakat
2. Timbang terima sudah dilakukan secara optimal, yaitu: praktek manajemen untuk mendapatkan
merupakan kegiatan rutin a. Sebagian tidak keperawatan. pelayanan keperawatan
yang telah dilakukan. menyebutkan subjektif dan 2. Adanya kerjasama yang baik yang profesional.
3. Adanya kemampuan objektif pasien antara mahasiswa Program 2. Meningkatnya kesadaran
perawat untuk melakukan b. Sebagian, tidak Pendidikan Profesi Ners masyarakat tentang
timbang terima. menyebutkan intervensi dengan perawat ruangan. tanggung jawab dan
secara menyeluruh 3. Kebijakan RS (bidang tanggung gugat perawat
melainkan hanya Keperawatan) tentang sebagai pemberi asuhan
menyebutkan intervensi timbang terima. keperawatan.
tambahan yang di
indikasikan saja.
Discharge 1. Adanya kartu control Discharge planning sudah 1. Adanya mahasiswa Program 1. Adanya tuntunan
Planning dilaksanakan tetapi Pendidikan Profesi Ners yang masyarakat untuk

46
berobat pelaksanaannya belum optimal. melakukan praktek mendapatkan pelayanan
2. Perawat memberikan Perawat ruangan memberikan manajemen keperawatan keperawatan yang
pendidikan kesehatan penyuluhan kesehatan pada 2. Adanya kerjasama antara professional
secara informal kepada pasien dan keluarga hanya mahasiswa Program 2. Makin tingginya
pasien/keluarga selama menjelaskan tentang terapi obat Pendidikan Profesi Ners kesadaran masyarakat
dirawat, dan pada saat dan waktu kontrol sedangkan dengan perawat klinik. akan pentingnya
pasien akan pulang. penjelasan terkait cara perawatan kesehatan
di rumah jarang di jelaskan serta 3. Persaingan antar-RS
tidak tersedianya sarana dan semakin ketat.
prasarana discharge planning
untuk pasien pulang (leaflet)
karena keterbatasan waktu dan
tenaga perawat.

Ronde 1. Tersedianya sarana dan 1. Ronde keperawatan adalah 1. Adanya pelatihan dan seminar 1. Adanya tuntunan
keperawatan prasarana dokumentasi kegiatan yang dilaksanakan tentang management masyarakat untuk
untuk tenaga kesehatan secara tidak teratur di ruangan keperawatan mendapatkan pelayanan
(sarana administrasi pasien. 2. Adanya kesempatan dari keperawatan yang
penunjang) kepala ruangan untuk professional
2. Sistem pendokumentasian mengadakan ronde 2. Makin tingginya
menggunakan SOAP keperawatan pada perawat dan kesadaran masyarakat
3. Format asuhan keperawatan mahasiswa praktik akan pentingnya

47
sudah ada. kesehatan.
4. Adanya kesadaran perawat 3. Persaingan antar-RS
tentang tanggung jawab dan semakin ketat
tanggung gugat.
Dokumentasi 1. Tersedianya sarana dan 1. Diagnosa sesuai dengan 1. Adanya program pelatihan 1. Adanya tuntunan
prasarana dokumentasi pengkajian keperawatan tetapi 2. Adanya kesempatan perawat masyarakat untuk
untuk tenaga kesehatan diagnosa keperawatan yang untuk meningkatkan mendapatkan pelayanan
(sarana administrasi diangkat hanya menggunakan pendidikan (pengembangan keperawatan yang
penunjang) diagnose keperawatan saat SDM). professional
2. Sistem pendokumentasian awal pasien masuk sampai 3. Mahasiswa Program 2. Makin tingginya
menggunakan SOAP hari perawatan saat ini atau Pendidikan Profesi Ners kesadaran masyarakat
3. Format asuhan keperawatan diagnose keperawatan di tulis praktek manajemen untuk akan pentingnya kesehatan
sudah ada. berulang-ulang dari pasien mengembangkan sistem 3. Persaingan antar-RS
4. Adanya kesadaran perawat masuk hingga perawatan hari dokumentasi SOAP semakin ketat
tentang tanggung jawab dan ini. 4. Kerjasama yang baik antara
tanggung gugat. perawat dan mahasiswa
5. Sistem MPKP yang
diterapkan mahasiswa
Program Pendidikan Profesi
Ners
4. Keuangan 1. Adanya pendapatan Gaji pokok perawat masih berada 1. Pengeluaran dan kebutuhan 1. Adanya tuntutan yang lebih
(Money) M4 tambahan yaitu dari jasa tinggi dari masyarakat

48
pelayanan medik seperti dibawah UMR ruangan dibiayai oleh institusi. untuk mendapatkan
jasa pelayanan BPJS, dan 2. Ada kesempatan untuk pelayanan kesehatan yang
pasien umum. menggunakan instrumen lebih professional sehingga
media dengan re-use sehingga membutuhkan pendanaan
menghemat pengeluaran. yang lebih besar untuk
sarana dan prasarana yang
lebih baik.
5. Mutu (M5) 1. Rata-rata BOR sudah 1. Rata-rata lama pasien dirawat 1. Mahasiswa Program 1. Adanya peningkatan
termasuk ideal yaitu 63,8% berdasarkan perhitungan Pendidikan Profesi Ners standar masyarakat yang
(idealnya 60-85%) AVLOS adalah 38,6 hari dan yang praktek manajemen harus terpenuhi.
merupakan hasil yang tidak keperawatan. 2. Persaingan Rumah Sakit
ideal. 2. Kerja sama yang baik dalam memberikan
2. Rata-rata hari dimana tempat antara mahasiswa dengan pelayanan Keperawatan
tidur tidak ditempati dari perawat. yang makin ketat.
setelah diisi ke saat terisi
berikutnya berdasarkan
perhitungan TOI adalah 14,6
hari dan termasuk tidak ideal.
3. Frekuensi pemakaian tempat
tidur suatu periode
berdasarkan perhitungan BTO

49
adalah 12% dan termasuk
tidak ideal
4. Perhitungan angka kematian
>72 jam setelah dirawat inap
berdasarkan perhitungan NDR
adalah 0,33%
5. Perhitungan angka kematian
umum untuk setiap 1000
pasien keluar berdasarkan
perhitungan GDR adalah
sebanyak 0,33% dan termasuk
tidak ideal.
6. Mesin (M6) 1. Tersedianya fasilitas mesin 1. Fasilitas mesin tidak memiliki 1. Mahasiswa Program 1. Adanya pegawai teknisi
yang lengkap EKG, suction, tempat khusus. Pendidikan Profesi Ners yang mesin.
syring pump infuse pump, praktek manajemen 2. Adanya seminar atau
nebulizer, oksimetri dan X- keperawatan. pelatihan tentang
ray viewer. 2. Kerja sama yang baik antara pengaplikasian mesin.
mahasiswa dengan perawat.

50
B. PERUMUSAN DAN PRIORITAS MASALAH
Setelah dilakukan observasi di ruang IRNA III B pada tanggal 9-21 Mei 2022 didapatkan beberapa masalah di ruang IRNA III B, untuk
menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ditentukan prioritas masalah dan plan of action dari setiap masalah.
No. Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
Man
1. Berdasarkan observasi
terdapat masih ada 5 orang
yang berpendidikan D3.
2. Belum ada perawat
penanggung jawab di setiap
ruangan.
3. Masih adanya perawat
1 yang belum mengikuti
4 4 4 3 2 384 1
pelatihan secara maksimal.
Antara lain :
a. Service excellent
b. Perawatan medical
c. Neuro critical care
d. BHD
e. Pelatihan perawatan
f. Perioperative
No. Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
51
g. Pelatihan perawatan
luka.
h. In house training
pelatihan jantung
terpadu.
Material
2 Belum tercukupinya alat
4 3 3 2 2 144 2
pemeriksaan vital sign.
Methods
1. Timbang terima yang di
laksanakan di ruang IRNA
III B belum optimal karena
lebih banyak membahas
3
masalah medis daripada 4 4 4 2 1 128 3
masalah keperawatan.
2. Ronde keperawatan yang
jarang di lakukan di ruang
IRNA III B.

52
Keterangan :
1. Magnitude (Mg)
Kecendrungan besar dan seringnya masalah terjadi
2. Severity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
3. Manageability (Mn)
Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahanya/ bisa dipecahkan
4. Nursing Consent (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat/ perhatian perawat terhadap masalah
5. Affordability (Af)
Ketersediaan sumber daya

Nilai =
5 = Sangat sering/ sangat besar kerugian/ sangat mudah dipecahkan/ sangat diperhatikan
4 = Sering/ besar kerugian,/ mudah dipecahkan/ kurang diperhatikan
3 = Kadang-kadang/ kerugian sedang/ agak mudah dipecahkan/ kurang diperhatikan
2 = Jarang/ sedikit kerugian/ agak sulit dipecahkan/ kurang diperhatikan
1 = Tidak terjadi/ tidak ada kerugian/ dulit dipecahkan/ tidak diperhatikan

53
PLAN OF ACTION

No Masalah Tujuan Intervensi Indikator/Target Waktu Penanggung


Keberhasilan Jawab

1 Belum ada Untuk 1. Tentukan penanggung 1. Setiap perawat Sabtu, 14 Mei Yayu
perawat memudahkan jawab setiap ruangan. memiliki tanggung 2022 KaltumSari,
penanggung perawat dalam 2. Lakukan tindakan jawab masing- Hendri Pratama
keperawatan sesuai masing sesuai
jawab di setiap memberikan Yudhy, Sri
dengan tanggung ruangan.
ruangan asuhan jawab di setiap Latifah
keperawatan. ruangan. Hidayati
3. Sosialisasi penanggung
jawab di setiap
ruangan kepada pasien.
4. Dokumentasi
5. Evaluasi
2 Belum Untuk 1. Tambahkan alat 1. Lebih efektif dalam Sabtu, 14 Mei Ratu Astuti,
tercukupinya mempersingkat pemeriksaan vital sign. waktu pemeriksaan 2022 Aria Ul-Haj,
alat waktu dalam 2. Dokumentasi vital sign. Komariah
3. Evaluasi
pemeriksaan pemeriksaan vital
vital sign sign.

3 Belum di Untuk mengupdate 1. Tambahkan buku 1. Lebih efektif dalam Sabtu, 14 Mei Tiya
perbaharuinya ilmu pengetahuan SDKI, SIKI. melakukan tindakan 2022 Wulandari,
ilmu dalam memberikan 2. Dokumentasi keperawatan. Meri Syakila,
3. Evaluasi
pengetahuan asuhan Fadhlia
setiap perawat keperawatan Yunitasari.
di ruangan.

54
BAB IV

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

1. Timbang Terima

a. Menyusun POA Timbang Terima

1) Hari/tanggal : Kamis, 12 Mei 2022

2) Penanggung Jawab : Yayu KaltumSari, Hendri Pratama Yudhy, Sri Latifah

Hidayati, Ratu Astuti, Aria Ul-Haj, Komariah, Tiya Wulandari, Meri Syakila, Fadhlia

Yunitasari.

b. Pembuatan buku laporan timbang terima.

c. Pelaksanaan

1) Dilaksanakan setiap kali pergantian sift.

2) Dilaksanakan di ruang nurse station.

3) Dilaksanakan di ruang pasien.

4) Penanggung Jawab : Yayu KaltumSari, Hendri Pratama Yudhy, Sri Latifah

Hidayati, Ratu Astuti, Aria Ul-Haj, Komariah, Tiya Wulandari, Meri Syakila, Fadhlia

Yunitasari.

d. Factor pendukung :

1) Adanya kerjasama antara mahasiswa profesi ners poltekkes mataram dan perawat

ruangan.

2) Adanya mahasiswa yang membuat buku timbang terima.

3) Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia.

55
56

e. Factor penghambat

1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

yang lebih professional.

2) Banyaknya masalah klien dengan penyakit yang berbeda dan komplikasinya.

3) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat

perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan.

f. Evaluasi

1) Mahasiswa praktikkan menyebutkan diagnosa medis dan diagnosa keperawatan

serta keluhan pasien.

2) Mahasiswa melanjutkan intervensi keperawatan yang belum teratasi.

3) Mahasiswa melakukan dan memahami bagaimana cara timbang terima yang baik

dan benar.

4) Saat melakukan timbang terima ke ruang pasien mahasiswa dan perawat

melakukan validasi data keluhan pasien.

2. Discharge Planning

a. Menyusun POA Discharge Planning

1) Hari/tanggal : Kamis, 12 Mei 2022

2) Penanggung Jawab : Yayu KaltumSari, Hendri Pratama Yudhy, Sri Latifah

Hidayati, Ratu Astuti, Aria Ul-Haj, Komariah, Tiya Wulandari, Meri Syakila,

Fadhlia Yunitasari.

b. Menentukan tim Discharge Planning

c. Menyusun proposal Discharge Planning

d. Menyiapkan lembar Discharge Planning

e. Pelaksanaan Discharge Planning

Hari/tanggal : 17-18 Mei 2022


57

Ruangan : IRNA III B

Penanggung Jawab : Yayu KaltumSari, Hendri Pratama Yudhy, Sri Latifah

Hidayati, Ratu Astuti, Aria Ul-Haj, Komariah, Tiya Wulandari, Meri Syakila, Fadhlia

Yunitasari.

f. Factor pendukung :

1) Adanya kerjasama antara mahasiswa profesi ners poltekkes mataram dengan

perawat klinik.

2) Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan

3) Adanya kemauan pasien/keluarga terhadap anjuran perawat.

g. Factor penghambat

1) Factor pelaksanaan discharge planning membutuhkan komunikasi yang baik.

2) Keterlibatan dan partisipasi dari keluarga cenderung masih kurang.

h. Evaluasi

1) Mahasiswa dapat melakukan discharge planning sesuai dengan perencanaan

rencana pulang yang sesuai standar.

2) Mahasiswa menerima dan melakukan penyuluhan saat pasien masuk.

3) Mahasiswa menerima dan melakukan penyuluhan saat pasien masuk.

4) Pasien dan keluarga pasien mengerti dan memahami penjelasan tentang penyakit

pasien, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas, maupun istirahat sesuai dengan

leaflet yang diberikan.

5) Pasien dan keluarga tampak kooperatif

3. Ronde Keperawatan

a. Menyusun POA ronde keperawatan

1) Hari/tanggal : Rabu, 18 Mei 2022


58

2) Ruangan : IRNA III B

3) Penanggung Jawab : Yayu KaltumSari, Hendri Pratama Yudhy, Sri Latifah

Hidayati, Ratu Astuti, Aria Ul-Haj, Komariah, Tiya Wulandari, Meri Syakila,

Fadhlia Yunitasari.

b. Menentukan masalah untuk ronde keperawatan

1) Masalah yang diambil adalah masalah dengan diagnosa medis

Meningoencephalitis dengan diagnosa keperawatan Hipertermi, resiko gangguan

perfusi jaringan cerebral, resiko cedera dengan masa perawatan 10 hari.

c. Menentukan tim ronde keperawatan

d. Menyusun proposal ronde keperawatan

e. Pelaksanaan ronde keperawatan

1) Hari/tanggal : Kamis, 19 Mei 2022

2) Ruangan : IRNA III B

3) Penanggung Jawab : Yayu KaltumSari, Hendri Pratama Yudhy, Sri Latifah

Hidayati, Ratu Astuti, Aria Ul-Haj, Komariah, Tiya Wulandari, Meri Syakila,

Fadhlia Yunitasari.

f. Factor pendukung :

1) Adanya kerjasama antar mahasiswa profesi ners poltekkes mataram kelompok 4

dalam pelaksanaan ronde keperawatan.

2) Adanya kerjasama antara mahasiswa profesi ners poltekkes mataram dengan

pembimbing lahan dan perawat di ruangan.

3) Adanya kerjasama antara mahasiswa dan pasien dalam ronde keperawatan.

4) Adanya kerjasama antara mahasiswa profesi ners poltekkes mataram dan

pembimbing akademik.

g. Factor penghambat
59

1) Ronde keperawatan belum dilaksanakan secara optimal

2) Kurangnya tenaga medis yaitu dokter jaga ruangan.

3) Terdapat kesibukan masing-masing dari tim yang membuat ronde keperawatan

kurang optimal.

h. Evaluasi

1) Pasien mengatakan kepuasan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan dan renana

ronde keperawatan serta pelayanan yang di berikan oleh mahasiswa dalam

mengatasi masalah keperawatan yang dialami pasien.

2) Tim ronde keperawatan yang berasal dari mahasiswa mampu mengatasi masalah

keperawatan pasien.

3) Diskusi dapat terlaksana dengan baik dan diikuti oleh semua mahasiswa sehingga

mahasiswa mengerti dan mampu mengatasi masalah keperawatan pasien.

4. Dokumentasi Asuhan Keperawatan

a. Melaksanakan diskusi bersama ketua tim

1) Hari/tanggal : Sabtu, 14 April 2022

2) Penanggung Jawab : Yayu KaltumSari, Hendri Pratama Yudhy, Sri Latifah

Hidayati, Ratu Astuti, Aria Ul-Haj, Komariah, Tiya Wulandari, Meri Syakila,

Fadhlia Yunitasari.

b. Menentukan cara untuk menyelesaikan masalah pendokumentasian asuhan

keperawatan.

c. Factor pendukung :

1) Adanya kerjasama antara mahasiswa profesi ners poltekkes mataram kelompok 4

dalam pelaksanaan diskusi bersama ketua tim.

d. Factor penghambat
60

1) Diskusi bersama ketua tim tentang pendokumentasian asuhan keperawatan belum

dilaksanakan secara optimal.

2) Kegiatan diskusi bersama seluruh ketua tim belum terlaksana secara optimal.

e. Evaluasi

1) Mahasiswa profesi ners poltekkes mataram dapat melakukan diskusi bersama

dengan ketua tim tentang peningkatan pendokumentasian asuhan keperawatan.

2) Diskusi bersama ketua tim belum terlaksana dengan optimal.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Analisa Ruangan IRNA 3B


Ruang IRNA 3B merupakan salah satu ruangan interna yang merawat pasien dengan
masalah diagnose medis Diabetes Melitus. Memiliki 24 tempat tidur, ketenangaan
terdiri dari S.Kep Ners sebanyak 10orang, Diploma III sebanyak 5 orang, supervisor
1 orang, Ahli gizi sebanyak 1 orang. Apoteker sebanyak 1 orang, Asisten Apoteker 1
orang, Administrasi 1 orang, Cleaning service 6 orang. Ruang IRNA I menggunakan
MAKP modifikasi Primer
2. Continuitas pelayanan yang dilaksanakan yaitu penerimaan pasien sampai dengan
pulang meliputi pemberian asuhan keperawatan dan pelaksanaan discharge planning
belum optimal. Pelaksanaan discharge planning di Ruang IRNA 3B telah
dilaksanakan oleh ketua tim namun media penyampaian pendidikan kesehatan hanya
melalui informasi lisan, sehingga kami mahasiswa Poltekkes Mataram telah
melakukan upaya optimalisasi pelaksanaan discharge planning.
3. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan di ruangan IRNA 3B belum pernah dilakukan, karena tidak
adanya kasus khusus yang memerlukan tindakan ronde keperawatan, adanya
keterbatasan waktu untuk dokter spesialis melakukan ronde keperawatan Pada saat
kami mahasiswa Poltekkes Mataram ronde keparawatan belum dilaksanakan secara
optimal dikarenakan kurangnya tenaga medis yang mengikuti ronde keperawatan, dan
adanya keterbatasan waktu antar tenaga medis untuk melakukan ronde keperawatan
4. Timbang Terima
Timbang terima yang dilakukan diruang IRNA 3B belum optimal, masih banyak
membahas masalah medis sedangkan masalah keperawatan lebih sedikit, sedangkan
masalah keperawatan lebih sedikit, pada saat kami melaksanakan kegiatan timbang
terima dan sudah melaksanakan sesuai dengan SOP.
Ronde keperawatan di ruangan IRNA 3B belum pernah dilakukan, karena tidak
adanya kasus khusus yang memerlukan tindakan ronde keperawatan, adanya
keterbatasan waktu untuk dokter spesialis melakukan ronde keperawatan Pada saat
kami mahasiswa Poltekkes Mataram ronde keparawatan belum dilaksanakan secara
optimal dikarenakan

61
62

kurangnya tenaga medis yang mengikuti ronde keperawatan, dan adanya keterbatasan
waktu antar tenaga medis untuk melakukan ronde keperawatan
5. Pendokumentasian
Di IRNA 3B sudah ada system pendokumtasian SOAP yaitu suatu system
pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan misalnya
dokter, perawat, gizi, dan lain-lai, format asuhan keperawatan, serta kesadaran
perawat tentang tanggungjawab dan tanggung gugat akan tetapi belum dilakukan
secara optimal dibuktikan dengan masih adanya lembaran-lembaran dokumentasi
yang belum terisi sehingga kami mahasiswa melaksanakan diskusi antar ketua tim
untuk meningkatkan pelaksanaan pendokumentasian yang lengkap sesuai SOP
B. Saran

1. Untuk meningkatkan kepuasan kerja dari perawat di ruangan, perawat harus


mengerjakan semua tindakan sesuai protap yang sudah ditetapkan
2. Pada saat melakukan timbang terima diharapkan mencantumkan masalah keperawatan
dan tindakan yang telah dilakukan, serta melaporkan keadaan alat-alat
3. Diperlukan pengembangan ilmu-ilmu terbaru oleh pemberi pelayanan kesehatan
khususnya perawat dalam persiapan menghadapi era globalisasi
4. Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien harus
memperhatikan teknik komunikasi terapeutik untuk memotivasi kesembuhan pasien
dan untuk menghindari sigma negatif terhadap pelayanan keperawatan oleh pasien
dan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, DA. 1996. Manajemen Keperawatan suatu pendekatan system.


Alih bahasa sukmana, Dika & Editor Sudiyono. Philadephia: W.B
Sauder Company.

Grant, A.B., dan V.H. Massey. 1999. Nursing Leadhership, Management,


And Research. Pennsylvania : springhouse corporation.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Standar Rawat Inap di Rumah Sakit.


Direktorat pelayanan kesehatan rujukan.

Mugianti Sri. 2016. Manajemen Kepemimpinan dalam Praktek


Keperawatan. Jakarta Selatan : Pusdik Sdm Kesehatan.

Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

Alam, S., Indar, & Syafar., M. (2008). Analisis hubungan karakteristik


induvidu dan motivasi dengan kinerja asuhan perawatan BP. Rumah
Sakit Umum Labung Baji Makassar.. Kesehatan Masyarakat Madani,
1(2)

Ansori, R. R., & Martiana, T. (2017). Hubungan faktor karakteristi individu


dan kondisi pekerjaan terhadap stres kerja pada perawat gigi Jurnal Of
Public Health, 12(1),75-84.

Anggraeni, A. D., Setyaningsih, Y., & Suroto. (2017). Hubungan antara


karakteristik individu dan intrinsik dengan stres kerja pada pekerja pada
pekerja sandblasting. Kesehatan Masyarakat, 5(3), 226–233.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arruum, D., Sahar, J., & Gayatri, D. (2015). Kontribusi perbedean


psikologis perawat terhadap Pemberdayaan psikologia.Jurnal
Keperawatan Indonesia, 18(1), 17-22.

As’ad, M. (2003). Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: Liberty.

Asriani. (2016). Pengaruh penerapan model praktek keperawatan


profesional (MAKP) terhadap standar asuhan keperawatan dan

63
kepuasan kerja

64
65

perawat si ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayabgkara Makassar,


Jurnal Mirai Management, 1 (2), 1–14.

Astini, A., Sidin, A. I., & Kapalawi, I. (2013). Hubungan kepuasan kerja
dengan kinerja perawat di unit rawat inap rumah sakit universitas
hasanuddin tahun 2013, 1–14.

Bakri, M. H. (2017). Manajemen keperawatan (konsep dan aplikasi dalam


praktik keperawatan profesional). Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Damanik. (2016). Pengruh Jenis Kelamin, Motivasi belajar, dan bimbingan


karier terhadap cita-cita siswa.(Tesis). Universitas Sanata Dharma,
Depok, Indonesia.

Desima, R. (2013). Tingkat stres kerja perawat dengan perilaku caring


perawat. Jurnal Keperawatan, 4 (1), 43–55.

Faizin, A., & Winarsih. (2008). Hubungan tingkat pendidikan dan lama
kerja perawat dengan kinerja perawat di RSUD Pandan Kabupaten
Boyolali. 137– 142.67

Nursalam. 2015. Manajemen keperawatan: Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan

Fritz. (2011). Hubungan Usia, Masa Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat
di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit dr. Koesnadi Bondowoso. Jurnal Of Health


Science, 1(2), 30–37.

Gobel, R. S., Rattu, J. A. M., & Akili, R. H. (2014). Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di Ruang Icu Dan
UGD RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow.

Handoko, T. H. (2011). Manajement personalia dan semberdaya Manusia


(2nd ed.). Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Haryato. (2007). Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemataan konsep.


Jakarta: salemba medika.
66

Heruqutanto, Harsono, H., Damayanti, M., & Setiawati, E. P. (2017). Stres


Kerja pada Perawat di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer, 5(1),12-17

Hidayat, A. A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


salemba medika.

Indriono Anik, & Zaenudin. (2015). Hubungan antara motivasi kerja


perawat dengan kepuasan kerja perawat di instalasi rawat inap badan
rumah sakit umum daerah kabupaten batang, 1–14.

Indriyani. (2009). Pengaruh konflik peran ganda dan stres kerja terhadap
kinerja perawat wanita rumah sakit. (Tesis). Universitas Diponegoro
Semarang, Depok, Indonesia

Kementrian Kesehatan RI. (2017). Situasi Tenaga Keperawatan. Info Datin,


1–12.

Kreitner dan Kinichi Angelo. (2004). Perilaku Organisasi (1st ed.). Jakarta:
Salember Empat.

Makatiho, J. G., Tilaar, C., & Ratag, B. (2015). Motivasi kerja Perawat di
Instalasi rawat inap C 1-10 Mangkunegara, A. (2006). Evaluasi Kinerja.
Bandung: Refika aditama.

Meta Nurita D.S. (2012). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ)


dengan kinerja Perawat pada Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Jakarta-Selatan. Jurnal psikologis, 1-35

Moekijat. (1995). Perencanaan Dan Pengembangan (3rd ed.). Bandung:


Remaja Rodaskarya.

Anda mungkin juga menyukai