Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Aplikasi Sikap dan Komunikasi Efektif Dalam Persiapan Pasien Pulang

(Discharge Planning)

Dosen Pengampu : Ns. Madepan Mulia., M.Kep.,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

Mely Ayu Antika

( 1926065 )

STIKES PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat berguna bagi si pembaca khususnya
di kalangan mahasiswa generasi muda harus mengerti bagaimana proses dan
adaptasi terjadi serta bagaimana proses mencegah sampai menanganinya.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 04 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................2
D. Manfaat..............................................................................................2

BAB II ISI......................................................................................................3

A. Pengertian Discharge Planning..........................................................3


B. Tujuan Discharge Planning................................................................4
C. Manfaat Discharge Planning..............................................................5
D. Prinsip Discharge Planning................................................................6
E. Komponen Discharge Planning.........................................................7
F. Tahap-tahap Discharge Planning.......................................................7
G. Tindakan Keperawatan Pada Waktu Perencanaan Pulang.................10
H. Jenis Pemulangan Pasien...................................................................10
I. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Discharge Planning...........11

BAB IV PENUTUP.......................................................................................12

A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran..................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa
proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk
mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya
(RCP,2001).
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan
sebagai discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan
mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan untuk
mengidentifikasi masalah aktual dan potensial, menentukan tujuan dengan
atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk
mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau
memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi
kesinambungan Asuhan Keperawatan. Hal ini merupakan usaha keras
perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah dan meningkatkan
kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat
berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukan tindakan,
berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien
memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah konsep tentang discharge planning dalam asuhan
keperawatan kepada pasien?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

1
Untuk mengetahui konsep tentang discharge planning dalam asuhan
keperawatan pada pasien.

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian discharge planning
2. Untuk mengetahui tujuan discharge planning
3. Untuk mengetahui manfaat discharge planning
4. Untuk mengetahui prinsip discharge planning
5. Untuk mengetahui komponen discharge planning
6.  Untuk mengetahui tahap-tahap discharge planning
7. Untuk mengetahui alur dan mekanisme discharge planning
8. Untuk mengetahui tindakan kepeawatan pada waktu perencanaan
pulang
9. Untuk mengetahui jenis pemulangan pasien

D. Manfaat
1. Bagi institusi
Menambah Pengetahuan referensi tentang konsep discharge
planning dalam Manajemen Keperawatan .
2. Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan tentang konsep discharge planning dalam
Manajemen Keperawatan agar dapat melaksanakan asuhan
keperawatan secara konprehensif pada pasien.
3. Bagi masyarakat
Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali ke rumah
sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali
untuk beberapa diagnosa serta dapat kembantu klien untuk
memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan.

2
BAB II
ISI

A. Pengertian Discharge Planning


Discharge planning  adalah proses sistematis yang
diberikan kepada pasien ketika akan meninggalkan tempat
pelayanan kesehatan, baik pulang kerumah maupun akan
melakukan perawatan dirumah sakit lain (Taylor)
Kozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai
proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit
pelayanan kepada unit yang  lain didalam atau diluar suatu agen
pelayanan kesehatan umum. Jackson (1994) menyatakan
bahwa discharge planning merupakan proses mengidentifikasi
kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk
memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu
lingkungan yang lain. Rindhianto (2008) mendefinisikan discharge
planning sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan
informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu
dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan
komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang
diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan
berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan
pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang
tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse,
2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah
komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan
kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan
keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit
pelayanan kepada unit yang  lain didalam atau diluar suatu agen

3
pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan
keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan
dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.

B. Tujuan Discharge Planning


Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Discharge planning yang
efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat
keadaan yang penuh dengan stress. 
Menurut Naylor (1990), tujuan discharge planning adalah
meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas
perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan
kesehatan. Discharge Planning dapat  mengurangi hari rawatan
pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan
kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada
keluarga dapat dilakukan melalui Discharge Planning. Discharge
planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam
proses pengobatan pasien dan dalam team discharge planner rumah
sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses
keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui
proses discharge planning
Menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge
planning dapat meningkatkan kemajuan pasien, membantu pasien
untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum
dipulangkan. Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa
discharge planning memberikan efek yang penting dalam
menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et
al,1993: Hester, 1996).
Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana,
mengkoordinasikan dan memonitor dan memberikan tindakan dan
proses kelanjutan perawatan (Powell,1996).

4
Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki
kompetensi lebih dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian
secara akurat, mengelola dan memiliki komunikasi yang baik dan
menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper, 1998 ).

C. Manfaat Discharge Planning


1. Bagi Pasien :
 Dapat memenuhi kebutuhan pasien
 Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses
perawatan sebagai bagian yang aktif dan bukan objek
yang tidak berdaya
 Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
 Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan
memperoleh support sebelum timbulnya masalah.
 Dapat memilih prosedur perawatannya
 Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui
siapa yang dapat dihubunginya
 Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di
rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang
tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa
 Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah
perawatan dan biaya pengobatan

2. Bagi Perawat :
 Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di
gunakan
 Menerima informasi kunci setiap waktu
 Memahami perannya dalam sistem
 Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
 Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang
berbeda dan cara yang berbeda
 Bekerja dalam suatu sistem dengan efektif

5
 Sebagai bahan pendokumentasian dalam keperawatan

D. Prinsip Discharge Plannin
1. Kordinasi (saling berhubungan)
2. Interdisiplin (saling menjaga, disiplin ilmu,keterampilan
sesuai standar keperawatan)
3. Pengenalan secara dini mungkin (penjelasan tentang apa yang
kita informasi)
4. Perencanaan secara hati-hati
5. Melibatkan klien dan keluarga dalam memberikan perawatan

Karakteristik indikasi kebutuhan discharge planning

1. Kurang pengetahuan tentang pengobatan


2. Isolasi sosial
3. Diagnosa baru penyakit kronik
4. Operasi besar
5. Perpanjangan operasi besar
6. Orang labil
7. Penatalaksanaan dirumah secara kompleks
8. Kesulitan finansial
9. Ketidakmampuan menggunakan sumber rujukan /fasilitas
pelayanan kesehatan
10. Penyakit  terminal

Prioritas klien yang mendapatkan discharge planning

1. Umur diatas 70 tahun


2. Maltipe diagnosis
3. Resiko kematian yang tinggi

6
4. Terbatas mobilitas fisik
5. Keterbatasan merawat diri sendiri
6. Penurunan status kognisi/kognitif
7. Resiko terjadi cedera
8. Tunawisma
9. Fakir miskin
10. Penyakit kronis
11. Pasien diagnosis baru
12. Penyalahgunaan zat
13. Sering keluar masuk emergency

E. Komponen Discharge Planning
1. Jadwal kontrol dan menjelaskan pentingnya melakukan kontrol.
2. Perawatan di rumah
 Meliputi pemberian  pengajaran  atau pendidikan kesehatan (health
education) mengenai : diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat
kontrol. Pemberian  pembelajaran  disesuaikan  dengan
tingkat  pemahaman  pasien  dan keluarga. mengenai perawatan
selama pasien di rumah nanti.
3. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
Pada pasien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih
diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
4. Obat-obatan yang dihentikan
Meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien,
obat-   obatan tersebut tetap dibawakan ke pasien.
5. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama
MRS dibawakan ke pasien waktu pulang
6. Surat-surat seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain.

F. Tahap-tahap Discharge Planning
1. Pengkajian

7
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data
tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga
merupakan bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif
dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah sakit ke
rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge
planning adalah :
 Data kesehatan
 Data pribadi
 Pemberi perawatan
 Lingkungan
 Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge
planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan
keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap
anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Keluarga penting
untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.
3. Perencanaaan : Hasil yang diharapkan
Menurut Luverne & Barbara (1988), perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok
perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik
untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD,
yaitu:
 Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan
setelah pulang.
 Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit
sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas
pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
 Treatrment (pengobatan)

8
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut
setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota
keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus
dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk
memberikan keterampilan perawatan.
 Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan tambahan.
 Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
 Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya.
Ia sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya. 
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral.
Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada
catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi
tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus
memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki
keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di
rumah.
Penyerahan homecare dibuat sebelum klien pulang. Informasi
tentang klien dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut.
Seperti informasi tentang jenis pembedahan, pengobatan (termasuk
kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik dan mental klien,
faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan,
atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan
oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat ini
5. Evaluasi

9
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam
membuat kerja proses discharge planning. Perencanaan dan
penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan
pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan
membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu
setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon,
kuisioner atau kunjungan rumah (homevisit). Keberhasilan program
rencana pemulangan tergantung pada enam variabel :
 Derajat penyakit
 Hasil yang diharapkan dari perawatan
 Durasi perawatan yang dibutuhkan
 Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
 Komplikasi tambahan
 Ketersediaan sumber-sumber

G. Tindakan Keperawatan Pada Waktu Perencanaan Pulang


Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan
pulang  yaitu  meliputi  :
 Pendidikan (edukasi, redukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan
diharapkan bisa mengurangi angka kambuh dan
meningkatkan  pengetauan  pasien.
 Program pulang  bertahap
Bertujuan untuk melatih pasien kembali  kelingkungan
keluarga dan masyarakat  antara lain apa yang harus dilakukan
pasien di rumah sakit, apa yang harus dilakukan  keluarga.
 Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai  hubungan
langsung antara perawatan community dengan rumah sakit
sehingga dapat  mengetahui  perkembangan  pasien  dirumah.

H. Jenis pemulangan Pasien :

10
 Conditinal  discharge  (pulang  sementara atau cuti),
keadaan  pulang  ini
dilakukan  apabila  kondisi  pasien  bagus  tidak  terdapat  kompilikas
i. Pasien  untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada
pengawasan dari  pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
 Absolute  discharge (pulang mutlak atau selmanya) cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan  rumah sakit. Namun
apabila pasien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat
dilakukan kembali.
 Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini
pasien  diperbolehkan  pulang walaupun kondisi  kesehatan tidak
memungkinkan  untuk pulang, tetapi
pasien  harus  dipantau  dengan  melakukan  kerjsama  dengan  peraw
at puskesmas  terdekat.

I. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Discharge Planning


Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga
mengetahui apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat
meneruskan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu,
ringkasan pulang tersebut dapat disampaikan oleh perawat praktisi/perawat
home care dan mungkin dikirim ke dokter primer/dokter yang terlibat
untuk dimasukkan dalam catatan institusi untuk meningkatkan
kesinambungan perawatan dengan kerja yang kontinu ke arah tujuan dan
pemantauan kebutuhan yang berubah (Doenges & Moorhouse, 2000).
Discharge Planning harus disesuaikan dengan :
1. Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan
2. Dimulai sejak awal masuk rumah sakit
3. Disusun oleh tim

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Discharge planning adalah komponen sistem perawatan
berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan
informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan
untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang  lain didalam
atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan
keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan
dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Tujuan utama discharge planning adalah membantu klien dan
keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan,
manfaat discarge planning bagi pasien diantaranya dapat menurunkan
jumlah kekambuhan, penurunan kembali ke rumah sakit, dan kunjungan
ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa
serta dapat kembantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan
dan biaya pengobatan.
Tahap-tahap discharge planning pada dasarnya sama dengan tahap-
tahap dalam asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.

B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan institusi dapat melaksanakan tahap-tahap discharge
planning alam memberikan suhan keperawatan pada
pasien secara tepat.
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang tata
cara pelaksanaan discarge planning  dalam memberikan suhan
keperawatan pada pasien secara tepat.

12
3. Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat memahami tujuan dan manfaat
dari discharge planning.

13
DAFTAR PUSTAKA

Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah Kuliah untuk Perawat.


Jakarta.

Harper E.A. 1998. Discharge planning: An interdisciplinary method. Chicago,


IL : Silverberg Press

New Brunswick Department of Health and Wellness. 2002. Job definition of a


discharge planning coordinator. Author: Fredericton, NB

Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan


Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

http://whttp://www.mass.gov/dph/cdc/tb/cmsprotocols.pdf tanggal 26 September


2007

14

Anda mungkin juga menyukai