Anda di halaman 1dari 24

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun oleh :
Meliana Oloan Makdalena 20170303025
Kezia Irene Joseph 21070303028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya
pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011).
Untuk itu penulis akan membahas mengenai sejarah perkembangan keperawatan
komunitas dan bagaimana model konseptual keperawatan komunitas itu sendiri.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah agar mahasiswa mampu:
- Mengetahui sejarah perkembangan keperawatan komunitas
- Memahami model konseptual keperawatan komunitas

C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini dilakukan adalah agar mahasiswa mampu menambah informasi dan
pengetahuan yang baru mengenai keperawatan komunitas serta mampu melengkapi tugas
penilaian ada mata kuliah keperawatan komunitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Keperawatan Komunitas

1. Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu,
keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan

2. American Nursis Association (1973), keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari
praktek kepeawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan
serta memelihara kesehatan penduduk.

3. WHO (1974), keperawatan komunitas adalah kesaatuan mencakup perawatan kesehatan


kerluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masayarakat luas,
membantu masyarakat tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum
mereka meminta bantuan kepada orang lain.

4. Ruth B.Freeman (1981), keperawtan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktik
keperawatan dan kesehatan masayarakat yang ditujukan pada pengembanagn serta
peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara
kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau masyarakat.

5. Departmen kesehatan RI (1986), keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu uapaya


pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dialaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tim kesehatan individu, keluaraga, dan masyarakat yang
lebih tinggi.
6. Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawtan komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional ynag ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal yang
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, jugan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan

7. Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat (1990) mendefinisikan keperawatan


komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan keadaan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan pada individu, kelompok, serta masyarakat sebagai
kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan

8. Menurut IOM (2003), Praktik pelayanan komunitas adalah layanan keperawatan profesional
yang diberikan oleh perawat yang telah memperoleh pendidikan keperawatan komunitas
atau disiplin lain yang berkaitan dan bekerja untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
berfokus pada masyarakat

9. Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang berfokus
pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007)

10. Winslow (1920), seorang ahli kesehatan adalah ilmu dan senio mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, serta meningkatkan efisiensi hidup melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat untuk hal-hal berikut ini:

a. Kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinir

b. Perbaikan kesehatan liongkungan

c. Mencegah dan memberantas penyakit menular

d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat atau perseorangan


e. Dilaksanakan dengan mengkoordinasikan tenaga kesehatan dalam satu wadah
pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan swadaya masyarakat
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.

Keperawatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan
komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000)
mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :

Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia,
baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.

Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat
individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati
tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.

Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering


dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan
untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.

B. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas

Perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia dimulai pada abad ke-16,yaitu dimulai


dengan adanya upaya pembatasan penyakit cacar dan kolera yang sangat ditakuti oleh
masyarakat saat itu. Penyakit kolera masuk ke indonesia tahun 1927, dan pada pada tahun 1937
terjadi wabah kolera eltor. Selanjutnya tahun 1948 cacar masuk ke indonesia melalui singapura
dan mulai berkembang di indonesia, sehingga berawal dari wabah kolera tersebut pemerintah
Belanda (pada waktu itu indonesia dalam penjajahan Belanda) melakukan upaya-upaya
kesehatan masyarakat. Gubernur Jendral Deandles pada tahun 1807 telah melakukan upaya
pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan
angka kematian bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan
angka kematian bayi (infan mortality rate) yang tinggi. Namun, upaya ini tidak bertahan lama,
akibat langkanya tenaga pelatih kebidanan. Baru kemudian di tahun 1930, program ini dimulai
lagi dengan didaftarkannya para dukun bayi sebagai penolong dan perawat persalinan.pada
tahun 1851 berdiri sekolah dokter jawa oleh dr. Bosch dan dr. Blekker-kepala pelayanan
kesehatan sipil dan militer di indonesia. Sekolah ini dikenal dengan nama STOVIA (SCHOOL
Tot Oplelding van Indiche Arsten) atau sekolah pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913
didirikan sekolah dokter yang ke-2 di S urabaya dengan nama NIAS ( Nederland Indische
Artsen School). Pada tahun 1927 STOVIA berubah menjadi sekolah kedokteran dan sejak
berdirinya universitas indonesia tahun 1947, STOVIA berubah menjadi Fakulitas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Selain itu, perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia juga ditandai dengan


berdirinya pusat laboratorium Kedokteran di Bandung tahun 1888- tahun 1938 pusat
laboratorium ini berubah menjadi lembaga Eykman. Selanjutnya, laboratorium- aboratorium
lain juga didirikan di kota-kota seperti medan, Semarang, makasar, surabaya, dan Yokyakarta
dalam rangka menunjang pemberantasan penyakit malaria, lepra, cacar serta penyakit lainnya.
Bahkan lembaga gizi dan sanitasi juga didirikan.

Pada tahun 1922, penyakit pes masuk ke indonesia dan tahun 1933-1935 penyakit ini
menjadi epidemis di beberapa tempat, terutama dipulau jawa. Pada tahun 1935 dilakukan
program pemberantasan penyakit pes dengan cara melakukan penyemprotan DDT terhadap
rumah-rumah penduduk dan vaksinasi masal. Tercatat sampai pada tahun 1941, 15 juta orang
telah di vaksinasi. Pada tahun 1945, hydrich- seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda-
melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian dan kesakitan di Banyumas
purwokerto. Dari hasil pengamatan dan analisisnya, disimpulkan bahwa tingginya angka
kesakitan dan kematian dikedua daerah tersebut dikarenakan buruknya kondisi sanitasi
lingkungan, masyarakat buang air besar di sembarangan tempat, dan pengguna air minum dari
sungai yang telah tercemar. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa rendahnya sanitasi
lingkungan dikarenakan perilaku penduduk yang kurang baik, sehingga Hydrich memulai
upaya kesehatan masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan, yaitu dengan cara
melakukan promosi mengenai pendidikan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini
dianggap sebagai awal kesehatan masyarakat di indonesia.

Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak perkembangan kesehatan masyarakat di


Indonesia adalah saat diperkenalkannya Konsep Bandung ( Bandung plane) pada tahun 1951
oleh dr. Y. Leimena dan dr.Patah-yang selanjutnya dikenalkan dengan nama Patah-Leimena.
Dalam konsep ini,diperkenalkan bahwa dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat ,aspek
preventif dan kuratif tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti dalam mengembangkan sistem
pelayanan kesehatan, kedua aspek ini tidak boleh dipisahkan, baik dirumah sakit maupun
dipuskesmas. Selanjutnya pada tahun 1956 dimulai kegiatan pengembangan kesehatan
masyarakat oleh dr. Y. Susanti dengan berdirinya proyek Bekasi ( lemah abang ) sebagai
proyek percontohan/ model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di
indonesia dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Proyek ini juga menekankan pada
pendekatan tim dalam pengelolaan program kesehatan. Untuk melancarkan penerapan konsep
pelayanan terpadu ini, terpilih delapan desa wilayah pengembangan masyarakat.

1. Sumatra utara : indrapura


2. Lampung
3. Jawa Barat: Bojong Loa
4. Jawa tengah : Sleman
5. Yokyakarta : Godean
6. Jawa timur : Mojosari
7. Bali : Kesiman
8. Kalimantan Selatan : Barabai
Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang ini.
Pada bulan november 1967, dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan program
kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat indonesia,
yaitu mengenai konsep puskesmas- yang dipaparkan oleh dr. Achmad Dipodilogo- yang
mengacu pada konsep Bandung dan proyek Bekasi. Dalam seminar ini telah disimpulakan
dan disepakati mengenai sistem puskesmas yang terdiri atas tipe A,B, dan C. Akhirnya pada
pada tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa puskesmas
merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh
pemerintah ( Departemen Kesehatan ) menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat
(puskesmas).
Puskesmas disepakati sebagai suatu unit yang memberikan pelayanan kuratif dan
preventif secara terpadu, menyeluruh, dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja
kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya atau kabupaten. Sebagai lini terdepan
pembangunan kesehatan, puskesmas diharapkan selalu tegar. Untuk itu, diperkenalkanlah
program untuk selalu menguatkan puskesmas (strengthening puskesmas). Di negara
berkembang seperti Indonesia, fasilitas kesehatan berlandaskan masyarakat disarankan lebih
efektif dan penting.

Departemen kesehatan telah membuat usaha intensif untuk membangun puskesmas


yang kemudian dimasukkan ke dalam master plan untuk operasi penguatan pelayanan
kesehatan nasional. Kegiatan pokok dalam program dasar dan utama puskesmas mencakup
18 kegiatan, yaitu :

1. Kesehatan ibu dan anak (KIA)

2. Keluarga berencana (KB)

3. Gizi

4. Kesehatan Lingkungan

5. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit menular serta imunisasi,

6. Penyuluhan kesehatan masyarakat

7. Pengobatan

8. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

9. Perawatan kesehatan masyarakat

10. Kesehatan gigi dan mulit

11. Usaha kesehatan jiwa

12. Optometri

13. Kesehatan geriatrik

14. Latuhan dan olahraga

15. Pengembangan obat-obatan tradisional

16. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


17. Laboratorium dasar

18. Pengumpulan informasi dan pelaporan untuk sistem informasi kesehatan.

Pada tahun1969, sistem puskesmas hanya disepakati dua saja, yaitu puskesmas tipe
A yang dikelola oleh dokter dan puskesmas tipe B yang dikelola oleh seorang paramedis.
Dengan adanya perkembangan tenaga medis, maka pada tahun 1979btidak diadakan
perbedaan puskesmas tipe A atau tipe B- hanya ada satu puskesmas saja, yang dikepalai
oleh seorang dokter. Namun, kebijakan tentang pimpinan puskesmas mulai mengalami
perubahan tahun 2000, yaitu puskesmas tidak harus dipimpin oleh seorang dokter,tapi dapat
juga dipimpin oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat. Hal ini tentunya diharapkan dapat
membawa perubahan yang positif,dimana tenaga medis lebih diarahkan pada pelayanan
langsung pada klien dan tidak disibukkan dengan urusan administratif/manajerial, sehingga
mutu pelayanan dapat ditingkatkan. Di provinsi Jawa Timur misalnya, sudah dijumpai
kepala puskesmas dari lulusan sarjana kesehatan masyarakat seperti di kabupaten Gresik,
Bojonegoro, dan lain sebagainya. Pada tahun 1979 dikembangkan satu peranti manajerial
guna penilaian puskesmas, yaitu stratifikasi puskesmas,sehingga dibedakan adanya :

1. Strata 1, puskesmas dengan prestasi sangat baik

2. Strata 2 , puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar

3. Strata 3 , puskesmas dengan prestasi dibawah rata-rata

Peranti manajerial puskesmas yang lain berupa microplanning untuk perencanaan


dan lokakrya mini untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. Pada
tahun 1984, tanggung jawab puskesmas ditingkatkan lagi dengan berkembangnya program
paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana (posyandu) yang mencakup kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana, gizi, penanggulangan penyakit diare, dan imunisasi.

Sampai dengan tahun 2002, jumlah puskesmas di Indonesia mencapai 7.309. hal ini
berarti 3,6 puskesmas per 100.000 penduduk atau satu puskesmas melayani sekitar 28.144
penduduk.

Sementara itu, jumlah desa di Indonesia mencapai 70.921 pada tahun 2003, yang
berarti setidaknya satu puskesmas untuk tiap sepuluh desa-dibandingkan dengan rumah
sakit yang harus melayani 28.000 penduduk. Jumlah puskesmas masih teus dikembangkan
dan diatur lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang prima. Jumlah
puskesmas masih jauh dari memadai, terutama di daerah tepencil. Diluar jawa dan sumatra,
puskesmas harus menangani wilayah yang uas,( terkadang beberapa kali lebih luas dari satu
kabupaten di Jawa) dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit. Sebuah puskesmas
terkadang hanya melayani 10.000 penduduk. Selain itu, bagi sebagian penduduk puskesmas
terlalu jauh untuk dicapai.

Pembagian era sejarah perkembangan keperawatan komunitas

a. Empirical health era (< 1850 )

Pendekatan kearah symptom/gejala yg dikeluhkan si sakit, pendidikan, yankes,


penelitian berorientasi pada gejala penyakit

b. Basic science era (1850-1900)

Ditemukannya laboratorium, Ilmu kesehatan berkembang ke arah penyebab


terjadinya penyakit yg dpt dibuktikan secara laboratoris.

c. Clinical science era ( 1900-1950)

Ilmu kesehatan, bagaimana mendiagnosis, mengobati dan memulihkan individu


yg menderita sakit tertentu/ Patient oriented.

d. Public health science era (1950-2000)

Mulai dikembangkan kesehatan masyarakat (public health), yankes tdk lagi


mengutamakan upaya kuratif tetapi juga memikirkan upaya promotif dan
rehabilitatif.

e. Political health science era (sekarang)

Konsep pendekatan terhadap semua penduduk. Masalah yang dihadapi meliputi :


environment, health services, behavior dan herediter.

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KOMUNITAS


Perkembangan Sistem Model Neuman
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang terhadap manusia
sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable)
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis
seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun
eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien
dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback
sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka
kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan
dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila
stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu
berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai
faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman
menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif.
Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat
diidentifikasi.

Konseptual Model Neuman


Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram lingkaran
konsentris, yang meliputi variabel fisiologi, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual,
basic structure dan energy resources, line of resistance, normal line of defense, fixible line of
defense, stressor, reaksi, pencegahan primer, sekunder, tertier, faktor intra, inter dan ekstra
personal, serta rekonstitusi. Adapun faktor lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia
merupakan bagian yang melekat pada model ini yang saling berhubungan dan mendukung ke arah
stabilitas sistem.

Gambar sistem Neuman ada pada gambar berikut ini.


a. Manusia menurut Neuman
Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistic) yang terdiri dari faktor
fisiologis, psikologis, sosial budaya, faktor perkembangan, dan faktor spiritual.
1. Faktor Fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh.
2. Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental.
3. Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan sosial dan  ekspektasi
kultural dan aktivasi.
4. Faktor perkembangan sepanjang hidup.
5. Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual. Faktor-faktor ini berhubungan secara
dinamis dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi,sesuai stress yang dialami. Ketika
stressor terjadi individu banyak membutuhkan informasi atau bantuan untuk mengatasi stressor.
Pemberian motivasi merupakan rencana tindakan perawat untuk membantu perkembangan
klien.
Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan lingkaran-lingkaran konsentrik yang saling
berkaitan . Struktur dasar meliputi faktor dasar kelangsungan hidup yang lebih umum dari
karakter sehat dan sakit yang merupakan gambaran yang unik dari system klien. Secara umum
gambaran keunikan sistem klien dari Neuman adalah range temperatur normal, struktur
genetik , pola respon, kekuatan dan kelemahan organ, struktr ego dan pengetahuan atau
kebiasaan.
Neuman selanjutnya menyatakan bahwa Normal Lines of Defense adalah :
1. Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu,
sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut
keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi
dari keadaan wellness untuk sistem klien.
2. Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of defense
tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi
yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi
kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan.
3. Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola
koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan. b. Lingkungan menurut Neuman
    
b. Lingkungan
Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan eksternal yang berada di
sekitar klien . Neuman mengatakan baik lingkungan internal maupun ekternal pada manusia
memiliki hubungan yang harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan yang bervariasi,
dimana keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal tersebut
dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau sebaliknya bias berdampak positif atau
negative. Stressor yang berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal, interpersonal
dan extrapersonal.
Neuman membagi lingkungan menjadi 3 yaitu :
1. Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam system klien.
2. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar system klien.Kekuatan-
kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada di luar sistem klien.
3. Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam system terbuka dengan
lingkungan internal dan eksternal yang bersifat dinamis.Lingkungan ini tujuannya adalah
untuk memberikan stimulus positif kearah kesehatan klien.

Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk
menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :Stressor
intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan internal.
Misalnya : respon autoimun. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau
lebih yang memiliki pengaruh pada sistem.
Misalnya : ekspektasi peran. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau
individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal.
Misalnya : sosial politik. Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan
eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini.

c. Sehat menurut Neuman


            Definisi sehat digambarkan dengan model komponen. Sehat adalah kondisi dimana bagian
dan sub bagian keseluruhan manusia yang selalu harmoni.Kesehatan manusia dalam status baik
atau sakit, selalu berubah dalam lima variable : fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan
perkembangan. Sehat relative dan dinamik dengan stabilitas yang bervariasi.
Garis normal sebagai parameter status sehat. Sehat adalah individual kadang seimbang atau
stabilitas klien atau berubah.
            Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan individu lain dan menghasilkan
status kesehatan yaitu garis pertahanan normal.Sehat untuk individu lain mungkin berarti retensi
komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan protesa setelah amputasi dapat menghasilkan garis
normal. Sehat untuk individu adalah hubungan antara faktor genetik dan pengalaman.Tipe definisi
sehat mengikuti individu ,tidak ada standart absolute. Status yang terbaik adalah status optimal
untuk klien bervariasi dari beberapa poin dalam hubungannya dengan konsep dasar
d. Keperawatan menurut Neuman
            Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh dan
keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan semua variabel yang
mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat
membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level
maksimum dari total wellness. Keunikan keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari
semua variabel yang mana mendapat perhatian dari keperawatan . Neuman (1981) menyatakan
bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang berguna untuk semua profesi kesehatan dimana
mereka dan keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari suatu pengertian. Neuman juga
percaya bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi
pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.

e. Aktivitas Keperawatan
            Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai “aktor” atau pemberi intervensi yang
mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan stressor yang jelas atau meminimalkan
efeknya. Perawat mungkin memilih untuk mengintervensi dengan cara menguatkan kemampuan
klien untuk berespon terhadap stressor. Jadi tanpa memperhatikan apakah pertemuan dengan
stressor itu menghasilkan hasil yang positif atau negatif, perawat memberikan pelayanan sebagai
peserta yang aktif dalam mendukung pertahanan klien dengan membantu klien berespon yang
sesuai terhadap stressor yang datang. Partisipasi aktif dari klien membenarkan arti dari
pengalamannya dengan perawat.
           Selanjutnya pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan
Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dan klien. Neuman menyatakan bahwa sekali
masalah utama telah didefinisikan dan diklasifikasikan satu keputusan harus dibuat sebagai bentuk
intervensi apa yang harus diambil sebagai prioritas.Yang membuat keputusan adalah proses
kolaborasi antara perawat dan klien terlibat dalam merundingkan tujuan kolaborasi yang sesuai.
Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan primer, sekunder atau tersier yang
diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien perawat mengkaji dan mengintervensi secara
berbeda. Contoh jika stressor ada di lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan normal
(tingkat pencegahan primer), perawat mungkin mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari
kemungkinan untuk mengajari atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor
telah menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan sekunder perawat mungkin bertindak
untuk menentukan sifat dari proses penyakit dan mulai berurusan dengan respon maladaptif. Jika
stressor dihasilkan dalam gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk
membatasi atau mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.
            Ringkasnya perawat atau profesi kesehatan lain menggunakan model Neuman adalah
pengevaluasi aktif dan pemberi intervensi aktif. Klien dipandang sebagai aktif tetapi lebih rendah
dibanding perawat berhubungan beberapa perubahan status kesehatan. Keperawatan digambarkan
sebagai profesi yang unik, keunikannya dihubungkan dengan sifat holistic manusia dan pengaruh
dari variable yang berinteraksi dalam lingkungan internal maupun eksternal. Perawat mengkaji
semua factor yang berpengaruh pada klien..Contoh Neuman menyatakan bahwa lapang persepsi
pemberi pelayanan professional dan klien harus dikaji karena persepsi klien dan caregiver mungkin
bervariasi. Dengan demikian hal ini akan mempengaruhi tindakan caregiver.
Pengkajian persepsi berarti bahwa perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang
dimiliki klien yang berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat keputusan. Hal ini
penting bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang dimuat karena ini akan sangat
berguna pada format proses perawatan yang selanjutnya dibuat oleh Neuman.

            f. Hubungan antara keempat konsep sentral.


            Perawat dilihat sebagai parsitipan yang aktif dan sebagai faktor dalam lingkungan
interpersonal yang mempengaruhi klien. Kesehatan adalah keadaan dinamis yang dipengaruhi oleh
waktu dimana individu tersebut mencari cara untuk memepertahankan beberapa bentuk stabilitas.
Keadaan ini merupakan keadaan yang harmonis pada semua aspek mausia, keadaan yang tidak
harmonis akan menyebabkan keadaan kesehatan berkurang. Stressor didapat dari lingkungan
internal dan eksternal dimana keduanya ada dalam system klien.Sifat dari stressor kebutuhan klien
harus dikaji oleh perawat sebelum menetapkan perencanaan. Salah satu kekuatan dalam model ini
terletak pada hubungan antara variabel klien dengan konsep yang termasuk dalam system.
            Kegunaan dari model ini adalah :
1) Dapat mengkonseptualisasikan klien / system klien dalam keadaan kesehatan berubah –
ubah
2) Lingkungan internal dan ekternal adalah system yang dinamis untuk klien
3) Perawat melakukan pengkajian , pencegahan dan intervensi pada klien /system klien. Empat
meta paradigma konsep keperawatan saat ini dan semuanya digunakan dalam fungsi
keperawatan

Garis Pertahanan flexible/-Flexible Lines of Defense :


1) Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan memberikan
respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor.
2) Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau mendekat pada normal line
of defense. Bila jarak antara flexible lines of defense dan normal lines of defense
meningkat maka tingkat proteksipun meningkat.
3) Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk mempertahankan
keadaan stabil dari sistem klien.
4) Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat.
            Lines of Resistance Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi
struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada
invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense). Misalnya
adalah mekanisme sistem immun tubuh.Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor
tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul
kematian.Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan
spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai
reaksi terhadap stressor.

ANALISA
Pada bab ini akan dikelompok uraikan analisis internal, analisis kekuatan dan kelemahan.
Analisis Internal
Asumsi didefinisikan sebagai dalil yang diterima tanpa harus dibuktikan,beberapa tipe asumsi,
tetapi asumsi dengan banyak kesesuaian antara implisit dan explicit . secara garis besar asumsi
diidentifikasi Neuman sebagai berikut:
a. Setiap orang adalah individual unik dengan range respon yang normal.
b. Beberapa tipe stressor mungkin dalam garis keseimbangan individual ( garis pertahanan
normal ). Stressor alamiah mungkin berdampak keluar yang mana seseorang mungkin
menggunakan garis pertahanan yang flexible.
c. suatu waktu manusia dalam respon normal yang mana mereka dalam garis pertahanan
normal.
d. Garis pertahanan flexible adalah system reaksi yang digunakan untuk pertahanan stressor,
ketika garis pertahanan flexible tidak dapat digunakan untuk pertahanan stressor, stressor
mempengaruhi keseimbangan seseorang.
e. Garis pertahanan internal individu stabil dan menghasilkan individu yang normal.
f. Kesakitan adalah hubungan yang dinamis antara fisiologi, psikologi, sosio budaya dan
perkembangan status.
g. Pencegahan utama/primer adalah mengidentifikasi dan semua faktor resiko berhubungan
dengan stressor.
h. Pencegahan sekunder berhubungan dengan gejala dan stretegi intervensi.
i. Pencegahan tersier berhubungan dengan adaptasi atau hasil rekontruksi.
            Asumsi direfleksikan dalam element dasar pada modul ini. System klien dalam intraksi
dengan lingkungan. Dalam perawatan kesehatan professional dapat dari sebuah model yan spesifik
yang mana intervensi antara stressor dan klien, contoh seorang terapi fisik mungkin
mengindentifikasi stressor akan mempengaruhi otot atau tolong maka intervensi spesifik akan
diatur dari pengetahuan.
Beberapa implikasi dapat diasumsikan lebih baik, contoh individu klien mempunyai nilai dan usaha
stabilitas atau kesehatan yang prima. Kesehatan professional klien lebih baik mempunyai respon
yang besar untuk status kesehatan ini. Tambahan, perawatan kesehatan professional adalah dapat
membantu klien mencapai dan bertahan dalam kondisi sehat.
Komunitas dan keluarga yang direferensikan Neuman, tetapi dapat diasumsikan hanya untuk klien.
Neuman mempunyai pernyataan walaupun mengasumsikan konssep yang original dalam
terminology klien. Dia berharap akan meluaskan. Dia percaya mereka menampilkan yang lebih
baik dalam system yang lain. Asumsi untuk system perawatan kesehatan yang lebih besar yaitu
komunitas atau keluarga menjadi petunjuk, contoh neuman melaporkan dari Ontorio Canada dan
propinsi Manitoba mempunyai kreteria dasar untuk praktek perawatan kesehatan masyarakat dalam
system model Neuman, yang mana sukses dalam implementasi ( Neuman, komunikasi personal).

Analisis Kekuatan dan Kelemahan Konsep


a. Kekuatan
1) Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan dalam semua
penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik. Diagram ini
mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan tantangan – tantangan untuk
pertimbangan
2) Model system Neuman lebih flexible bias digunakan pada area keperawatan, pendidikan
dan pelatihan keperawatan
b. Kelemahan
1) Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, sehingga untuk
profesi keperawatan menjadi tidak spesifik
2) Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal masih dirasakan
belum ada perbedaan yang jelas
3) Model system Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat klien, padahal
hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam Asuhan Keperawatan

ALASAN
            Kelompok kami  memilih teori betty neuman dalam keperawatan komunitas karena dalam
teori ini mencakup 4 elemen penting dalam proses keperawatan. Elemen  tersebut meliputi
manusia, lingkungan, kesehatan, pelayanan. Keempat elemen ini tidak bisa di pisahkan satu sama
yang lainnya.Sedangkan dalam teori – teori yang tidak ditemukan keempat elemen tersebut.
Dalam  teori Neuman kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas. Teori
Neuman membantu individu,keluarga,kelompok dalam mencapai dan mengelola tingkat maksimal
dari kesejahteraan total dengan intervensi yang sesuai.
Model system Neuman dikembangkan berdasarkan pada teori umum dan memandang klien sebagai
suatu system terbuka yang bereaksi terhadap tressor dan lingkungan. Variabel klien adalah
fisiologis, psikologis, social budaya, perkembangan dan spiritual.Intervensi keperawatan terjadi
melalui tiga cara pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier sehingga Model ini
bisa digunakan dipelayanan keperawatan komunitas.

Model Teori Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas


Keperawatan memperhatikan semua hal dan stressor-stressor pontensial kaitannya dengan
penggunaan pengaruh dan potensial dampak stressor lingkungan.Tujuan Keperawatan adalah
menjaga stabilitas system klien, membantu klien untuk mengurus diri yang mana hal – hal sebagai
persyaratan untuk mencapai tahap kesehatan yang optimum. Memfasilitasi kesehatan yang
optimum untuk pasien melalui memperkuat atau memelihara stabilitas system klien.
Sehat Adalah keadaan baik. Sehat adalah suatu titik yang bergerak pada rentang negentrophy paling
besar ke entrophy maksimum. Saat semua bagian pada klien berada dalam keadaan harmonis atau
seimbang ketika semua dibutuhkan untuk bertemu, kesehatan optimal tercapai. kesehatan adalah
juga energi.
Manusia terdiri dari Fisiologi, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Diwakili
untuk struktur sentral, garis pertahanan dan garis perlawanan.
Klien adalah manusia yang diancam atau diserang oleh stressor lingkungan. Lingkungan adalah
semua faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi klien dan system klien. Tiga type
lingkungan yang telah diidentifikasi ; internal, eksternal dan , lingkungan yang diciptakan. Stressor
adalah bagian dari lingkungan, lingkungan internal berisi dalam batas system klien. Lingkungan
eksternal berisi kekuatan-kekuatan diluar system klien.
Lingkungan yang diciptakan merupakan mobilisasi yang tidak disadari klien terdiri dari struktur
komponen-komponen sebagai faktor energi, stabilitas dan integritas.
Masalah keperawatan merupakan kesehatan system klien yang terancam atau manifestasi aktual
respon terhadap stressor.
Proses Keperawatan Neuman menggambarkan 3 langkah fokus:diagnosa keperawatan, tujuan
keperawatan dan hasil.Intervensi keperawatan adalah intervensi yang diidentifikasi oleh Neuman,
yaitu tiga komponen tipologi intervensi :
A. Tahap Pencegahan Primer
B. Sekunder
C. Tersier.Rekontitusi Merupakan Bagian Dari Tahap Pencegahan Tersier.
Rekreasi Lingkungan

Ekonomi Pendidikan

Client

Keamanan
Komunikasi dan

Pelayanan Politik dan


Kesehatan
dan Sosial
Komunitas

Garis
pertahanan
fleksibel
(buffer zone)

Garis
Pertahanan
Client normal
(kesehatan)

Garis
resistensi
Inti (kekuatan)
(Individu)
= Stresor
Skema 2: Health Care System del
Mo
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Mubarak,W.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.jakarta:Salemba Medika Anderson

Elizabeth. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Edisi 3.EGC.Jakarta

Hidayat Aziz Halimul. (2004). Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika


Jakarta

Perry and Potter.(2005) Fundamental Keperawatan Edisi IV. EGC : Jakarta


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembagian era sejarah perkembangan keperawatan komunitas yaitu, Empirical
health era (< 1850 ), Basic science era (1850-1900),Clinical science era ( 1900-1950),
Public health science era (1950-2000)
Neuman model system dikembangkan berdasarkan pada teori umum dan
memandang keluarga sebagai suatu system terbuka yang bereaksi terhadap stressor
dan lingkungan. Variabel klien adalah fisiologis, psikologis, social budaya,
perkembangan dan spiritual. Intervensi keperawatan terjadi melalui tiga cara
pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier. Model ini digunakan
dalam pendidikan keperawatan, riset, administrasi dan langsung dipelayanan
keperawatan.          
Penggunaan model konsep keperawatan untuk menganalisis suatu konsep
tertentu dapat memberikan pedoman bagi kita dalam pengembangan perangkat
penilaian dan pengukuran yang lebih spesifik, andal (reliable) dan akurat. Sebab fokus
utama keperawatan adalah klien, lingkungan, dan kesehatan. Model keperawatan
memberikan kerangka pikir holistik dan tak terpisahkan untuk menila konsep-konsep
yang menarik perhatian bagi profesi perawat. Sudut pandang yang holistik seperti itu
penting sekali digunakan bila perawat berhadapan dengan variabel yang bersifat
multidimensional, misalnya duka cita, nyeri, takut, marah, atau hal-hal lain yang
penting dalam asuhan keperawatan.          
Dalam praktik pelayanan keperawatan, penggunaan model keperawatan akan
membantu perawat dalam mendefinisikan area penilaian dan memberikan pedoman
untuk menentukan standar outcome yang sesuai. Ketika perawat melakukan sebuah
riset keperawatan, maka model konseptualakan membantu dalam menyusun struktur
yang logis dan konsisten dengan asumsi-asumsi yang sudah ada, terutama dalam
menyusun berbagai instrumen, metode, dan indikator pengukuran. Sebab banyak dari
konsep-konsep keperawatan yang justru menggunakan atau dijelaskan dengan
pendekatan disiplin ilmu lain. Seharusnya,  kita dapat mendeskripsikan suatu
terminologi dengan perspektif ilmu keperawatan. Reformulasi informasi hasil
penelitian kedalam model keperawatan dapat memperkuat tubuh ilmu pengetahuan
(body of knowledge) keperawatan sehingga akan lebih mudah mempelajari
danmemahami manusia beserta aplikasinya.
B. Saran
Sebagai perawat ada baiknya kita harus mengetahui tindakan apa yang harus
kita berikan jika menghadapi kondisi pasien atau klien yang memberikan respon atau
tindakan yang diakibatkan adanya tekanan atau stressor terhadap pasien dan akibat
yang mungkin bisa terjadi.

Anda mungkin juga menyukai