Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANAGEMEN KEPERAWATAN 7

NAMA : KEZIA IRENE JOSEPH


NIM : 2017-03-03-028

NAMA DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


DR. MIRA ASMIRAJANTI, S.KP,M.KEP

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2020
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi tersebut maka kerjakan tugas
berikut: Pada pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan, maka seorang manajer
keperawatan harus menentukan model penugasan manajemen asuhan keperawatan yang
sesuai.
1. Apa perbedaan model tim dan model keperawatan primer ?
2. Apa syarat ketenagaan dari kedua model penugasan tersebut?

JAWABAN

1. Perbedaan model tim dan model keperawatan primer


Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaburatif ( Potter,
Patricia 1993). Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat
inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat. (Nursalam,2002)
Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua tim dan
ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim. Selain itu ketua tim
bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani
kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan
pelayanan / asuhan keperawatan terhadap klien (Nursalam,2002)
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat. (Nursalam, 2002)
Sedangkan, metode keperawatan primer adalah metode penugasan dimana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien
mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. (Nursalam,2002)
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi
keperawatan selama pasien dirawat. Adanya model keperawatan primer memerlukan
tanggung jawab yang tinggi dan adanya otonomi dari perawat primer diharuskan memiliki
persiapan yang baik, pengetahuan, sehingga perawat primer dalam menjalankan
peranannya mampu dan membawa hasil akhir yang baik bagi pasien (Nursalam,2002)
Menurut Gillies (1989) bahwa perawat yang menggunakan metode keperawatan primer
dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary nurse). Perawat
primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam
merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika
diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse).

2. Syarat ketenagaan dari model tim dan model keperawatan primer

Syarat ketenagaan dari model tim :

Metode tim menggunakan terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 (dua) sampai 3
(tiga) tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, tenaga teknis dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu (Suarli dan Bachtiar, 2012). Pelaksanaan model tim tidak
dibatasi oleh suatu pedoman yang kaku. Model tim dapat diimplementasikan pada tugas pagi,
sore, dan malam. Apakah terdapat 2 atau 3 tim tergantung pada jumlah dan kebutuhan serta
jumlah dan kualitas tenaga keperawatan. Umumnya satu tim terdiri dari 3-5 orang tenaga
keperawatan untuk 10-20 pasien (Kuntoro, 2010). Model tim dilaksanakan dengan tepat pada
kondisi dimana kemampuan tenaga keperawatan bervariasi (Kuntoro, 2010). 6-7 perawat
profesional dan perawat pelaksana bekerja sebagai satu tim, disupervisi oleh ketua tim.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.

Syarat ketenagaan dari model keperawatan primer :

Menurut Gillies (1989) ketenagaan metode primary nursing adalah: setiap perawat primer
adalah perawat bed side atau selalu berada dekat dengan pasien, beban kasus pasien 4-6 orang
untuk satu perawat primer, penugasan ditentukan oleh kepala ruangan dan perawat primer
dibantu oleh perawat professional lain maupun non professional sebagai perawat asisten.
Kozier et al. (1997) menyatakan di negara maju pada umumnya perawat primer adalah
seorang spesialis perawat klinis (clinical nurse specialist) dengan kualifikasi master
keperawatan. Seorang perawat primer bertanggung jawab untuk membuat keputusan yang
terkait dengan asuhan keperawatan klien. Kualifikasi kemampuan perawat primer minimal
adalah sarjana keperawatan (ners)

REFERENSI :

Potter, Patricia A., RN. MSN et al, Fundamental of Nursing, Concept, Process & Practice,
Third Edition, Mosby Year Book, St. Louis, 1993
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan ; Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Salemba Medika, Jakarta
Gilles, Dee Ann, Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem, Edisi Kedua, (Alih
Bahasa : Drs. Dika Sukmana dkk), W.B. Saunders Company, Philadelphia, 1989
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga
Kuntoro, A. (2010). Buku ajar manajemen keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kozier, B., Erb, G. L., & Blais, K. (1997). Professional Nursing Practice Concepts and
Perspectives.

Anda mungkin juga menyukai