Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang tidak dapat
dipandang sebelah mata karena perawat memiliki intensitas interaksi yang tinggi
dengan pasien (Sudarman,2008). Interaksi perawat dengan pasien merupakan
implikasi dari peran dan fungsi yang dimiliki perawat. Salah satu peran yang perawat
yaitu sebagai edukator. Penerapan peran perawat sebagai edukator memiliki lingkup
yang luas pada tingkat individu, keluarga maupun masyarakat (Potter dan
Perry,2005). Perawat sebagai edukator berperan dalam memberikan pendidikan
kesehatan sehingga terbentuk kesadaran terhadap perilaku kesehatan
(Notoadmojo,2012)
Pendidikan kesehatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan peran
aktif individu, keluarga dan masyarakat dalam memelihara perilaku kesehatan.
Pendidikan kesehatan diberikan sejak awal perawatan sampai pada persiapan pulang
berupa definisi, manifestasi klinis, patofisiologi, pencegahan, pengobatan serta
prosedur tindakan seperti teknis pelaksanaan tindakan, manfaat dalam pengobatan dan
efek samping dari prosedur tindakan yang akan dilakukan (Asmadi,2008) Pendidikan
kesehatan yang diberikan oleh perawat membantu pasien dan keluarga dalam proses
pengambilan keputusan, meningkatkan pengetahuan, sikap, kesadaran dan
keterampilan kesehatan (British Colombia Ministry Of Health,2015).
Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian promosi kesehatan yang
diberikan pada pasien mencangkup pada pelayanan primer, sekunder dan tersier
(Sayaers,2011). Kualitas pemberian pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh
pemahaman perawat dalam menerapkan metode dan media yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan pasien (Notoadmojo,2012)
Perawat dalam peran sebagai edukator memiliki fungsi berupa dependen,
interdependen dan independen. Pemahaman perawat terhadap peran dan fungsi
mempengaruhi cara dan sikap perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan
(Bäuerlea,2016). Sikap perawat dalam melaksanakan perannya sebagai edukator
dipengaruhi oleh motivasi yang dimiliki (Nursalam dan Efendi,2008) Pelaksanaan
pendidikan kesehatan yang optimal dapat membantu pasien dalam meningkatkan

1
derajat kesehatannya. Namun rendahnya penerapan pemberian pendidikan kesehatan
dapat menyebabkan masalah dan merupakan masalah etis yang serius (Bensley,2009)
Kurangnya persiapan perawat merupakan salah satu faktor kurang optimalnya
pemberian pendidikan kesehatan. Hambatan yang dirasakan perawat dalam
memberikan pendidikan kesehatan antara lain waktu yang terbatas, terlalu banyak
pekerjaan dan pasien, sibuk, malas, tenaga perawat terbatas dan pengetahuan perawat
kurang (Lasmito,2009)
Fenomena tersebut menarik minat peneliti untuk mengetahui gambaran peran
perawat dalam pendidikan kesehatan

B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Masalah tersebut antara lain :
“Bagaimana peran perawat terhadap pendidikan kesehatan ?”

C. Tujuan Penulisan
Penulisan ini pada akhirnya bertujuan untuk agar pembaca:
1. Mengetahui mengenai konsep dasar pendidikan kesehatan
2. Mengetahui tujuan pendidikan kesehatan
3. Mengenal perbedaan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
4. Mengetahui dengan jelas peran utama perawat
5. Mengetahui secara spesifik peran utama perawat sebagai edukator
6. Mengetahui kompotensi apa yang harus dimiliki perawat dalam perannya sebagai
edukator
7. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan
8. Mengetahui faktor yang menghambat peran perawat sebagai edukator

2
BAB II
KERANGKA DASAR

A. Definisi Pendidikan Kesehatan


Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka
melakukan apa yang di harapkan oleh pelaku pendidikan, yang tersirat dalam
pendidikan adalah: input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, dan
masyarakat), pendidik adalah (pelaku pendidikan), proses adalah (upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain), output adalah (melakukan apa yang
diharapkan atau perilaku) (Notoatmodjo, 2012). Kesehatan adalah keadaan sehat baik
secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi, dan menurutWHO yang paling baru ini
memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang
mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik maupun mental
dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo, 2012). Sedangkan
Kesehatan seperti yang tercantum dalam UUD Kesehatan Nomor 14 tahun 2009
dijelaskan sebagai suatu kondisi seseorang dapat hidup secara produktif secara sosial
dan ekonomi dengan keadaan fisik, mental, spiritual dan sosial yang baik. (Undang
Undang Dasar Republik Indonesia: Nomor 36 tahun 2009 ). Pendidikan kesehatan
adalah aplikasi atau penerapan pendidikan dalam bidang kesehatan. Secara
opearasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan
meningkatkan pengetahuan, sikap, 10 praktek baik individu, kelompok atau
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2012). Pendidikan kesehatan menurut Nursalam dan Efendi
merupakansebuah proses terencana yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran
individu dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kepentingan
kesehatan.11 Notoatmodjo mendefinisikan pendidikan kesehatan sebagai upaya
terencana yang sesuai dengan norma kesehatan yang bertujuan untuk merubah
perilaku masyarakat menjadi lebih baik. (Undang Undang Dasar Republik Indonesia:
Nomor 36 tahun 2009).

3
B. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan termasuk dalam bagian promosi kesehatan. Tujuan dari
promosi kesehatan tidak jauh berbeda dengan tujuan pendidikan kesehatan. Promosi
kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
pada masa lampau dianggap baru “memaukan” masyarakat. Sehingga pendidikan
kesehatan direvitalisasi menjadi promosi kesehatan dengan tujuan agar tidak hanya
dapat “memaukan” tetapi juga “memampukan” masyarakat dalam berperilaku hidup
sehat. (Undang Undang Dasar Republik Indonesia: Nomor 36 tahun 2009).
Pendidikan kesehatan memiliki tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
melalui peran aktif individu, keluarga, masyarakat dalam memelihara perilaku hidup
sehat. (Nursalam dan Efendi,F,2008). Tujuan dari pendidikan kesehatan dirincikan
sebagai berikut:

a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.


b. Membentuk kegiatan kesehatan yang sesuai dengan tujuan pembangunan
kesehatan.
c. Membantu individu agar dapat mencapai tujuan hidup sehat secara mandiri atau
berkelompok.
d. Mendorong penggunaan dan pengembangan pelayanan kesehatan secara efektif di
masyarakat

C. Perbandingan Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan


Pendidikan kesehatan dianggap sebagai komponen dalam promosi kesehatan (Undang
Undang Dasar Republik Indonesia: Nomor 36 tahun 2009). Pendidikan kesehatan
berusaha membantu orang-orang untuk mengontrol kesehatan mereka sendiri dengan
memengaruhi , memungkinkan, dan menguatkna keputusan atau tindakan sesuai
dengan nilai dan tujuan mereka sendiri. Ko dkk mengungkapkan bahwa pendidikan
kesehatan dilandasi oleh motivasi dengan mengubah 3 faktor penentu perilaku yaitu
sikap, pengaruh sosial dan kemampuan lewat komunikasi .
Belajar dari pengalaman pelaksanaan pendidikan kesehatan dari berbagai tempat
selama bertahun-tahun tersebut, disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tersebut
belum “memampukan” (ability) masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, tetapi baru

4
dapat “memaukan” (willingness) masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Dari
pengalaman ini juga menimbulkan kesan yg negatif bagi pendidikan kesehatan bahwa
pendidikan kesehatan hanya mementingkan perubahan perilaku melalui pemberian
informasi atau penyuluhan kesehatan. Sedangkan pendidikan kesehatan kurang
melihat, bahwa perubahan perilaku atau perilaku baru tersebut juga memerlukan
fasilitas, bukan hanya pengetahuan saja. Untuk praktik atau berperilaku minum air
bersih, buang air besar di jamban, dan makan makanan yang bergizi, bukan hanya
perlu pengetahuan tentang manfaat air bersih, memanfaatkan buang air besar di
jamban atau tau manfaat makan makanan yang bergizi, tetapi juga perlu saran atau
fasilitas air bersih, mempunyai uang untuk membangun jamban dan membeli
makanan yang bergizi.

D. Peran Perawat
(Raymond,2009) Peran perawat adalah sebagai :
1. Mitra kerja
Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya,
mengasihi dan menghargai
2. Sumber informasi
Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan rasional
kepada klien dalam susasana bersahabat dan akrab
3. Pendidik
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingan pada
klien atau keluarnya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan
4. Pemimpin
Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk memecahkan masalah
kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien
5. Wali atau pengganti
Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang
tua, tokoh masyarakat, atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya
6. Konselor
Perawat harus dapat memberi bimbingan terhdap masalah klien sehingga
pemecahan masalah akan lebih mudah dilakukan

5
E. Peran Perawat Sebagai Edukator
Perawat memegang peranan penting dalam layanan kesehatan kepada masyarakat
secara umum, dan terutama kepada pasien dan keluarga. Salah satu peran perawat
yang sangat penting bagi pasien dan keluarga adalah peran sebagai educator. Sebagai
educator bagi pasien dan keluarga, perawat bertugas memberikan pendidikan
kesehatan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, gejala
penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku yang
kondusif dari pasien dan keluarga setelah dilakukan pendidikan kesehatan tersebut
(Asmadi, 2005). Selain itu hasil penelitian Lasmito (2009) tentang motivasi perawat
dalam melakukan pendidikan kesehatan, menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
keberhasilan pendidikan kesehatan yang diberikan atau semakin tinggi tingkat
kepuasan pasien terhadap pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat, maka
semakin tinggi kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Perawat sebagai pendidik bertujuan untuk mempromosikan perilaku sehat yang
diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat secara aktif. Peran perawat sebagai
pendidik memiliki sub-peran yang meliputi :
1. Fasilitator perubahan
Sub-peran ini sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan. Secara singkat, tujuan
pendidikan kesehatan adalah untuk mempromosikan kesehatan dimana pendidikan
kesehatan merupakan sesuatu yang integral. Sebagaimana tujuan pendidikan
kesehatan yaitu merubah perilaku sebelumnya menjadi perilaku kesehatan. Pada
tahun 1587, DeTornay dan Thompsonmenyatakan bahwa cara efektif dalam
memfasilitasi perubahan dengan memberikan penjelasan, analisis, demonstrasi,
praktik, kesempatan untuk bertanya dan memberikan kesimpulan.
2. Kontraktor
Perawat dalam memfasilitasi pembelajaran dapat dilakukan dengan membuat
kontrak. Hal ini menjadikan perawat berperan sebagai kontraktor dalam pemberian
pendidikan kesehatan. Kontrak dapat berupa formal dan informal. Dalam prosesnya,
tujuan dan rencana tindakan yang akan dilakukan serta evaluasi dibahas oleh perawat
melalui perannya ini. Hal ini merupakan kunci dalam membuat keputusan yang
terinformasi.
3. Organisator

6
Perawat dalam perannya sebagai edukator memiliki sub-peran berupa organisator.
Peran ini berfungsi untuk mengatur situasi belajar, materi dan tempat belajar,
penentuan prioritas pokok bahasan yang akan diberikan pada saat pemberian
pendidikan kesehatan. Hal ini penting untuk menciptakan keteraturan dalam
pendidikan kesehatan.
4. Evaluator
Dalam pemberian pendidikan kesehatan, perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui
hasil yang diperoleh selama pelaksanaan pendidikan kesehatan. Perawat berperan
sebagai evaluator, pendidikan keseha
tan yang diberikannya harus dapat dipertanggunggugatkan kepada klien. Evaluasi
yang dilakukan dalam penerapan peran perawat ini yaitu evaluasi diri, evaluasi
pasien, evaluasi organisasi dan evaluasi sejawat.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kompotensi Yang Harus Dimiliki Perawat Sebagai Edukator (Sayers,2011)


1. Kognitif
Kompetensi kognitif mencangkup kemampuan yang berkaitan dengan konsep
keilmuan keperawatan. Perawat sebagai edukator harus mempunyai ilmu
pengetahuan yang luas pada area keperawatan yang spesifik. Pengetahuan merupakan
kompetensi yang kompleks, yang dapat memprediksi apa yang dapat dilakukan oleh
perawat dalam melakukan perannya. Ketika perawat memiliki kompetensi kognitif
yang baik, perawat dapat memberikan transfer ilmu sebagai penerapan perannya
sebagai pendidik.
2. Psikomotor
Kompetensi psikomotor mencangkup kemampuan atau keterampilan yang bersifat
teknis prosedur. Kompetensi psikomotorik merupakan kompetensi yang dapat berupa
kebiasaan fisik atau kebiasaaan seseorang dalam merespon situasi dan bertindak
dalam melakukan prosedur keperawatan. Kompetensi ini dapat berupa tindakan cepat
tanggap, inisiatif, komunikasi, pengendalian emosi, dan lain sebagainya.
Kemampuan berkomunikasi perawat merupakan aspek penting dalam mempengaruhi
keberhasilan proses pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga. Komunikasi
secara verbal dan non-verbal yang baik dapat meningkatkan citra profesionalisme
perawat.
3. Afektif
Kompetensi afektif merupakan sikap perawat dalam berinteraksi. Pada kompetensi
afektif, terdapat motif yang mengarahkan dan menyeleksi sikap perawat menjadi
tindakan dan tujuan. Perawat dalam kompetensi afektif, dituntut untuk memiliki
pemahaman psikologis seseorang dan mampu bersifat empati, sehingga dapat
memberikan pendidikan kesehatan sesuai kondisi psikologis seseorang dan mampu
membujuk agar dapat berperilaku sesuai yang diharapkan. Beberapa contoh afektif

8
yang harus dimiliki perawat sebagai pendidik adalah ramah, sabar,
bertanggungjawab, disiplin, ikhlas, empati, dan lain sebagainya.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Pendidikan Kesehatan


Perawat dalam penerapan pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan pendidikan kesehatan antara lain:
(Friberg, F, 2012).
1. Nilai dan Pengetahuan Perawat
Nilai dan pengetahuan perawat merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
perawat dalam penerapan perannya memberikan pendidikan kesehatan.
(Friberg,2012). Nilai dan pengetahuan memperlihatkan perawat dalam
mempertahankan sikap profesionalnya. Pada nilai dan pengetahuan ini meliputi aspek
yang berkaitan dengan sikap perawat terhadap perannya sebagai edukator, sharing
interdisiplin, rasa tanggungjawab untuk terus mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan dari pendidikan formal dan pengalaman serta persepsi tehadap
pengetahuan dan kompetensi yang dimilikinya.
2. Lingkungan Pemberian Pendidikan Kesehatan
Lingkungan pemberian pendidikan kesehatan merupakan faktor yang bukan berasal
dari dalam diri perawat yang dapat mendukung maupun mempersulit dalam
penerapan pendidikan kesehatan. (Safitri, Wahyuningsih,2016). Aspek lingkungan
pemberian pendidikan kesehatan meliputi adanya faktor pengganggu yang dapat
mempersulit penerapan dan keberhasilan pendidikan kesehatan, tempat pemberian
pendidikan kesehatan serta ketersediaan waktu perawat dalam pemberian pendidikan
kesehatan
3. Organisasi Pelayanan Kesehatan
Organisasi pelayanan kesehatan merupakan faktor ekstrinsik yang berasal dari
kebijakan organisasi dalam mempengaruhi penerapan pendidikan kesehatan. Aspek
organisasi meliputi kebijakan administrasi, dukungan manajer sebagai bagian dari
budaya kerja, ketersedian paduan dan kebijakan dalam penerapan pendidikan
kesehatan.
4. Kerjasama Interdisiplin dan Teman Sejawat
Kerjasama interdisiplin dan teman sejawat merupakan interaksi perawat dengan
sesama perawat dan tenaga kesehatan lain dalam pemberian pendidikan kesehatan.

9
Kerjasama Interdisiplin dan teman sejawat ini merupakan bagian dari penerapan
pendidikan kesehatan dengan menerapkan fungsi interdependen perawat. Pada aspek
ini meliputi tanggung jawab tenaga kesehatan terhadap masing-masing peran,
koordinasi antar interdisiplin serta persepsi perawat terhadap kerjasama interdisiplin
dalam pemberian pendidikan kesehatan.
5. Aktivitas pendidikan Kesehatan
Aktivitas pendidikan kesehatan merupakan interaksi perawat dengan pasien dalam
pemberian informasi dan edukasi yang dapat diberikan secara terencana maupun
spontan.(Friberg,2012). Aspek aktivitas pendidikan kesehatan ini meliputi persepsi
terhadap pencapaian pemberian pendidikan kesehatan, karakteristik aktivitas
pemberian serta sistem pendokumentasian.

C. Faktor Yang Menghambat Peran Perawat Sebagai Edukator


Dalam penerapan perannya, terdapat hambatan yang dihadapi perawat dalam
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai edukator. Beberapa faktor yang menghambat
pelaksanaan peran perawat sebagai edukator adalah sebagai berikut: (Lasmito,2009).
1. Kesiapan Perawat
Perawat diharapkan memiliki pengetahuan yang luas sehingga mampu menerapkan
perannya sebagai pendidik yang menguasai materi dan konsep pembelajaran. Namun
kesiapan perawat menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap prinsip dan konsep
pengajaran. Penelitian menunjukkan sebagian besar tidak melakukan persiapan
sebelum memberikan pendidikan kesehatan. (Lasmito,2009). Meskipun persepsi
perawat memahami peran dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, namun aktivitas
pendidikan kesehatan yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
2. Koordinasi dan delegasi yang tidak memadai
Koordinasi dan delegasi yang tidak memadai dapat menyebabkan kesalahan fungsi.
Kesalahan fungsi dapat berupa pemberian pendidikan kesehatan dengan materi yang
sama namun tidak konsisten dalam proses pemberiannya. Kurangnya standarisasi
dalam proses pendidikan kesehatan mempengaruhi pemberian pendidikan kesehatan.
3. Karakter pribadi
Karakter pribadi perawat berperan penting terhadap hasil yang akan didapatkan
dalam proses belajar-mengajar. Motivasi yang dimiliki perawat dalam memberikan
pendidikan kesehatan menentukan keberhasilan upaya pendidikan. Prioritas yang

10
rendah dan orientasi tugas, kurangnya kesiapan, malas, sibuk, kurang waktu
bergantung pada karakter pribadi perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan.
4. Terbatasnya tenaga kesehatan
Kurangnya waktu, malas, sibuk dan terbatasnya tenaga kesehatan disebutkan menjadi
hambatan dalam memberikan pendidikan kesehatan. (Lasmito, 2009). Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya duplikasi atau tidak dilakukannya dokumentasi, kurangnya
komunikasi dengan sejawat dan kolaborasi perawat, serta pengambilan materi
melalui sumber yang validitasnya rendah pada proses pemberian pendidikan
kesehatan.
5. Sistem dokumentasi
Sistem dokumentasi mempengaruhi kualitas dan kuantitas pendidikan kesehatan.
Pendokumentasian yang tidak memadai dapat menghambat komunikasi antar tenaga
kesehatan terkait pendidikan kesehatan yang telah diberikan dan dapat melihat
kekurangan yang ada pada proses pemberian maupun profesional.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan adalah sebuah proses yang ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan individu dalam meningkatkan kesadaran dan kesejateraan
kesehatannya Perawat sebagai pendidik bertujuan untuk mempromosikan perilaku sehat
yang diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat secara aktif. Perawan sebagai
edukator mempunyai peran sebagai agen perubahan, kontraktor, organisator dan
evaluator . Perawat memiliki faktor penghambat dalam menjadi seorang edukator, karena
itu perawat harus memiliki kompetensi yang benar-benar terarah agar pendidikan
kesehatan yang dilakukan dapat benar-benar sesuai tujuan.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan :
1. Bagi perawat
Penulis berharap agar perawat kompoten yang dapat melakukan perannya dengan
baik sebagai seorang edukator kesehatan
2. Bagi mahasiswa
Agar belajar untuk menjadi perawat yang baik, dan meminimalisir faktor
penghambat dalam menjadi seorang perawat edukator
3. Bagi institusi pendidikan keperawatan
Agar berusaha juga untuk menciptakan perawat-perawat yang diharapkan oleh
masyarakat dan semakin hari semakin mengembangkan ilmunya
4. Bagi masyarakat

12
Agar menjadi masyarakat yang membuka diri terhadap ilmu baru yang siap
disalurkan oleh para edukator kesehatan yang diperankan oleh perawat .

13

Anda mungkin juga menyukai