Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN TINGGI DALAM KEPERAWATAN

Sejarah Perkembangan Pendidikan Dalam Keperawatan

OLEH:
KELOMPOK 1 EDELWEIS
V B KEPERAWATAN

1. ANGGA PRANATA
2. ARIANTO
3. ARIF RAHMAN
4. AULIYA KARUNIAWATI
5. DINAWARI UNTISARI
6. HERLIN MIRNAWATI
7. IZATUL HIDAYAH
8. KHAERUNAS
9. M. ABDUL BASIR
10. MUTMAINAH
11. NURI FEBRIANI
12. SOFIYANI RAMADHAN PUTRI
13. ALFIANTI
14. RAUHIL MIZKI
15. SARIFUDIN
16. RISKI APRIANTI K

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM S-1


KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2015-2016

KATA PENGANATAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan Laporan ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Sejarah
Perkembangan Pendidikan Dalam Keperawatan ", yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun,
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan Dalam
Keperawatan yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
menyusun makalah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca.

Penyusun
Mataram, 20 September 2015

DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan pendidikan keperawatan secara historikal
.............................. 3
2.2 Perkembangan pendidikan keperawatan secara konseptual
.............................. 4
2.3 Perkembangan kurikulum keperawatan .............................................................. 5
2.4 Landasan pengembangan sistem pendidikan tinggi keperawatan
................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.............................................................................................. 8
3.2 Saran
......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan pendidikan keperawatan diindonesia telah diawali dengan adanya


keinginan dan kegiatan yang bersifat tidak terkoordinasi dalam upaya mewujudkan wadah
pendidikan keperawatan sebagai akademi atau institusi pendidikan, dan selanjutnya dikenal
dengan nama akademi keperawatan, kemudian pada awal pertumbuhan akademi belum
terdapat perkumpulan yang mewadahi para perawat diindonesia secara nasional, namun
lambat laun terdapat kelompok-kelompok perawat yang berupaya agar pelaksanaan
perawatan diindonesia dilaksanakan dengan baik dan akhirnya berkembang dengan pola
pendidikan yang tidak jelas tanpa koordinasi yang terarah.
Sejak januari 1983 pada lokakarya nasional tentang keperawatan yang melibatkan
komponen keperawatan dengan dimulainya kelompok kerja keperawatan konsorsium ilmu
kesehatan dinyatakan keperawatan adalah suatu profesi dengan segala arti dan maknanya, dan
saat itu langkah nyata dalam mengupayakan keperawatan sebagi suatu profesi dilakukan
secara terencana yang diawali dengan langkah pengembangan yang khususnya diarahkan
pada pengembangan pendidikan keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi, orientasi
pelayanan khususnya dalam asuhan keperawatan dilaksanakan secara professional serta
upaya pembinaan rangkaian upaya perbaikan dunia keperawatan.
Tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan di masa yang akan datang, yaitu
pembangunan kesehatan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
kesehatan, khususnya bidang keperawatan, harus dilakukan perubahan yang sangat mendasar
dalam bidang keperawatan, mencakup segala aspeknya, khususnya pendidikan keperawatan.
Penekanan pendidikan bukan lagi hanya pada penguasaan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan sebagai bagian dari pelayanan medik, akan tetapi pada penumbuhan dan
pembinaan sikap dan keterampilan profesional keperawatan disertai dengan landasan ilmu
pengetahuan, yaitu ilmu keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi bidang kesehatan, dengan mutu pendidikan sesuai tuntutan
profesi keperawatan, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
keperawatan. Kurikulum disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh disertai dengan
berbagai pengalaman belajar (learning experiences) yang diperlukan, dan dilaksanakan dalam
tatanan

pendidikan

dan

pelayanan

yang

memungkinkan

terjadinya

perubahan

perilaku (behavioural change) seperti yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.


1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan pendidikan keperawatan secara historikal?
2. Bagaimanakah perkembangan pendidikan keperawatan secara konseptual?
3. Bagaimanakah perkembangan kurikulum keperawatan?
4. Bagaimanakah landasan pengembangan sistem pendidikan tinggi keperawatan?

1.3 Rumusan Masalah


1. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan pendidikan peperawatan secara historikal.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan pendidikan keperawatan secara
konseptual.
3. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kurikulum keperawatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui landasan pengembangan sistem pendidikan tinggi
keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Pendidikan Keperawatan Secara Historikal
1. Periode 1945 1962
Diawali tahun 1945 1950 merupakan periode awal kemerdekaan yang merupakan
transisi pemerintahan Negara Indonesia, dengan masa tersebut belum ada tanda-tanda
perkembangan oleh karena sektor ketatanegaraan yang perlu ditata, penggunaan tenaga
keperawatan masih menggunakan sistem pendidikan yang telah ada yakni perawat lulusan
pendidikan belanda (mulo + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah

B untuk perawat jiwa, ada juga pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan)
yang lulusannya disebut mantri juru rawat.
Tahun 1953 baru dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga
perawat yang lebih berkualitas, tahun 1955 dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan
pendidikan dasar SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan
sebagai pengembangan SDK ditambah pendidikan satu tahun. Tantangan pendidikan dan
pengembangan keperawatan masih belum berubah, tahun 1962 telah dibuka akademi
keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta di RS Cipto
Mangunkusumo yang sekarang dikenal dengan nama Akademi Keperawatan Kepkes di Jalan
Kimia No 17 Jakarta Pusat, walaupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola
pengembangan pendidikankeperawatan belum tampak.
2. Periode 1963 1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan walaupun
sudah banyak perubahan pada pendidikan tingi, pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April
lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di
Jakarta, dengan berdirinya organisasi profesi merupakan satu langkah maju oleh karena ada
arah kemajuan dalam bidang keperawatan dan peran organisasi profesi disini dapat
membantu dalam pembenahan pendidikan keperawatan, akhirnya mulai tahun 1983
organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalaui kerja sama
dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya dan pada waktu itu telah dilaksanakan lokakarya
keperawatan dan disepakati bersama bahwa keperawatan sebagai profesi.
3. Periode 1984 sekarang
Mulai tahun 1985 telah dibukanya pendidikan SI keperawatan dengan nama Program
Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, sebagai
institusi yang menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana dengan membentuk
kurikulum pendidikan tenaga keperawatan jenjang Strata satu tahun 1992, keberadaan tenaga
keperawatan diakui sebagai profesi dalam UU No.23 tentang kesehatan tahun 1992 dan PP
No 32 tahun 1996 sebagai penjabaran UU No 23. Tahun 1996 dibuka PSIK di Universitas
Padjajaran Bandung, pada saat itu konsep model praktek keperawatan diindonesia secara
resmi diserahkan PPNI.
Tahun 1997 PSIK UI berubah statusnya menjadi fakultas ilmu keperawatan dan terdapat
evaluasi pengembangan kurikulum SI keperawatan dan DIII keperawatan, guna

meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan
digunakan.

Perkembangan Pendidikan Pada Masa Transisi


a. Penataan pendidikan keperawatan
Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena melalui

pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi sehingga tenaga keperawatan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Percepatan pertumbuhan pendidikan keperawatan dalam sistim pendidikan nasional
dengan menetapkan jenjang dan jenis pendidikan keperawatan mulai dari jenjang
pendidikan diploma, serjana.
2. Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat pendidikan
keperawatan. Pelaksanaan pengendalian tersebut dilakukan dengan mengadakan
pelaksanaan akreditasi pendidikan serta penyesuaian standar pendidikan sesuai dengan
pendidikan profesi keperawatan.dengan standarisasi kalitas melalui akreditsi diharapkan
pendidikan keperawatan akan semakin terarah dalam pendidikan profesi, disamping itu
pusat dan latihan profesi keperawatan perlu dikembangkan sesuai aah dan kebijakan
profesi keprawatan.
3. Pengembangan lahan peraktik keperawatan dilakukan dengan membentuk komunitas
personal. Pengembangan ini dilakukan dengan pencapaian kopetensi yang ada dengan
menerapkan pengalaman belajar klinik dan lapangan bagi calon-calon perawat upaya
tersebut dapat dilakukan dengan membentuk kmunitas keperawatan seperti pembagian
komunitas perawat menjadi devisi-devisi,seperti komunitas perawat , devisi medical
bedah, devisi maternitas, devisi anak,devisi jiwa, devisi, gawat darurat, devisi
keperawatan keluarga dan maternitas, devisi gerontik dan lain-lain. Sehingga keperawatn
sebagai pendidikan profesi akan lebih terarah.
4. Pengembangan dan pembinaan stap akademis menuju erbentuknya masyarakat akademis
professional.
b. Penataan praktek keperawatan
Penataan praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi keperawatan menuju
profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan lain, mengingat dengan menata bidang ini

lingkup praktek keperawatan akan lebih jelas dan terarah dalam praktek sebagai profesi, dan
dalam penataan praktek keperawatan tersebut, maka dapat dilakukan upaya sebagai berikut :
1) Pengemabangan dan pembinaan pelayanan asuhan keperawatan secara professional.
Pengembangan ini dilakukan harus berlandaskan ilmu pengetahuan dengan
menggunakan metode ilmiah.
2) Penyusunan dan pemberlakuan standar praktek keperawatan. Penyusunan ini akan
dilakukan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan melalui asuhan keperawatan mandiri dan professional.
3) Penerapan model asuhan keperawatan secara professional dengan memperhatikan
beberapa kode etik keperawatan yang berlaku dan dalam melakukan setiap tindakan
menggunakan asuhan professional.
c. Penataan pendidikan berlanjut
Penataan pendidikan keperawatan berkelanjutan merupakan syarat penting dalam
mempercepat profesionalisasi keperawatan, karena melalui pendidikan berkelanjutan
keperawatan akan selalu berkembang dan terarah dalam mengembangkan spesialisasi atau
tingkat kekhususan dalam profesi keperawatan. Untuk menuju penataan tersebut dapat
dilakukan :

1) Pengembangan pola pendidikan berkelanjutan. Pengembangan pola ini diharapkan


akan lebih memudahkan dalam jangkauan dn pencapaian bagi komunitas perawat agar
selalu meningkatkan diri dalam perkembangan ilmu keperawatan.
2) Penyusunan program pendidikan berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan
perawat. Proses ini dapat dimulai dengan program sertifikasi dalam keterampilan atau
keahlian khusus.
3) Pengembangan kemampuan untuk melaksanakan pendidikan keperawatan melalui
upaya pengembangan pendidikan keperawatan di beberapa tempat pelayanan atau
pendidikan.
d. Penataan organisasi profesi keperawatan
Penataan organisasi juga merupakan penataan keperawatan sebagai profesi, mengingat
organisasi profesi merupakan sarana untuk komunikasi antar perawat profesioanal serta

wadah dalam menyalurkan aspirasi dalam perkembangan keperawatan, dalam menuju proses
menjadikan diri ke arah profesional serta menuju tertatanya organisasi profesi tersebut yang
dapat dilakukan dengan :
1) Pembinaan organisasi profesi keperawatan. Pembinaan tersebut dilakukan dalam
rangka agar organisasi profesi tersebut mampu melaksanakan fungsi dan tanggung
jawabnya sebagai organisasi profesi melalui pembinaan pengembangan pelayanan
asuhan keperawatan, pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
2) Peningkatan kemampuan organisasi profesi keperawatan, dengan melaksanakan
tanggung jawabnya dalam pendidikn keperawatan berkelanjutan, penyusunan standar
praktek keperawatan serta penyusunan atau pemberian pengakuan atas legislasi
dalam pelaksanaan praktek keperawatan.
3) Pembinaan irganisasi profesi keperawatan. Dengan pelaksanaan ini diharapkan
orgnisasi profesi bisa diakui secara benar-benar menjadi organisasi profesi
sebagaimana organisasi profesi lainnya serta mampu mengendalikan profesionalisasi
keperawatan.

e. Penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan


Lingkuangan merupakan suatu yang pentig dalam penerapan atau pengambangan profesi,
karena dengan pengakuan dari lingkungan, maka profesi keperawatan akan semakin cepat
berkembang ke arah terciptanya lingkungan yang profesional. Upaya keperawatan dalam
menata lingkungan tersebut dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Melaksanakan desiminasi pengertian tentang keperwatan profesional dengan
menjelaskan lingkup peran dan tanggung jawabnya serta kewenangan profesi
keperawatan kepada masyarakat.
2) Menciptakan kesempatan bagi profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan
keperawatan dengan sikap profesional.
3) Memberlakukan undang-undang dalam penerapan praktek keperawatan profesional
sehingga segala kendala dan hambatan dapat diatasi secara langsung.

4) Memberikan kepercayaan pada masyarakat untuk melaksanakan program praktek


keperawatan agar diakui oleh masyarakat.
Bertolak dari pandangan dan keyakinan tentang keperawatn seperti yng diuraikan sepintas
di atas dan memeperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi sistem pendidikan
keperawatan khususnya paa jenjang pendidikan tinggi, maka orientasi pendidikan tinggi
keperawatan di indonesia adalah ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan serta tuntutan
kebutuhan

masyarakat

dn

pembangunan

khususnya

kesehatan

di

masa

datang.

Orientasi kepada ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan yang dicirikan oleh
kurikulum pendidikan yang mengikti perkembangan ilemu pengetahuan dn tekhnologi,
khususnya iptek bidang keperawatan. Kurikulum pendidikan diartikan tidak saja isi
pendidikan akan tetapi juga berbagai bentuk pengalaman belajar yang memugkinkan peserta
didik menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang diperluas, serta memungkinkan
terjadinya proses penumbuhan dan pembinaan sikap dan keterampilan profesional.
Orientasi kepada masyarakat atau komunitas memberikan arahan bahwa krikulum pendidikan
di sususn dengan bertolak dari kompetensi yang diturunkan dari tuntutan kebutuhan
masyarakat dn pembangunan di masa yang akan datang, dengan tetap memeperhatikan
pandangan dn tuntutan keprofesian dalam bidang keperawatan. Orintasi pendidikan kepada
masyarakat di cirikan juga dengan pengalaman belajar di masyarakat (community based
education), yaitu berbagai bentuk pengalaman belajar dimasyarakat, seperti pengalaman
belajar kelinik (PBK), dan pengalaman belaja lapangan (PBL). Kedua bentuk pengalaman
belajar ini adalah bentuk pengalaman belajar yang sangat berpengaruh pada penumbuhan dan
pembinaan sikap serta ketermpilan profesional pada peserta didik.
Isi pendidikan pada masa-masa ini dan berbagai pengalaman belajar yang
dikembangkan untuk memberikan landasan keilmuan yang kokoh serta skap dan kemampuan
profesional yang dituntut oleh profesi keperawatan.
1.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan


Seluruh rangkaian proses pendidikan pada program pendidikan tinggi keperawatan harus
ditata dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik memahami
dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang diperlukan untuk
melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai tuntutan profesi keperawatan
(Standar Profesional), dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi keperwatan.

Pada tahapan ini peserta didik dituntut untuk menguasai body of knowledge yang diperlukan
oleh perawat profesional dan menguasai metode dan tekik keperawatan yang diperlukan
untuk meaksanakan pelayanan/ Asuhan keperawatan.
2.

Menyelesaikan masalah secara ilmiah


Dalam seluruh rangkaian pengalaman belajar pada pendidikan tinggi keperawatan secara
bertahap dan terintegrsikan sepenuhnya, ditumbuhkan dan dibina kemampuan untuk
memecahkan masalah secara ilmiah problem solving), termasuk penalaran ilmiah(sciencetific
reasoning). Penumbuhan dan pembinaan kemampuan ini juga di kaitkan dengan tercapainya
penguasaan proses keperawatan (nursing proses) oleh peserta didik yang merupakan
pendekatan penyelesaian masalah secara ilmiah, termasuk pengambilan keputusan
klinis(clinicadecision)

3.

Sikap dan tingkah laku profesional


Penumbuhan dan pembinaan bersikap kemampuan berfikir dan bertindkak profesional
merupakan proses panjang an berlanjut, terlaksana dalam suatu lingkunga yang sarat dengan
model peran (role model).

4.

Belajar aktif dan mandiri


Kemampuan dan kemauan belajar aktif mandiri dan mengarahkan belajar sendiri harus
ditumbuh kembangkan sejak awal proses pendidikan, menuju terbinanya sikap dan kemauan
belajar sepanjang hayat. Segala bentuk penglaman belajar dikembangkan dan dilaksakan
dengan berorientasi kepada peserta didik (student oriented)

5.

Pendidikan berada di masyarakat


Pendidikan atau pengalaman belajar yang dikembangkan dalam masyarakat(comunity based
learning) memungkinkan untuk menumbuhkan dan membina sikap dan keterampilan
profesional para pesrta didik melalui bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan di
masyarakat, yaitu metode PBK dan PBL ditumbuhkan dan di bina kemampuan pengambilan
keputusan klinik yang merupakan penerapan secara terintegrasi kemampuan penalaran ilmiah
dan penalaran etik dengan bertolak dari masalah-masalah nyata dalam bidang keperawatan
(nursing problems)

Berbagai sumber pendidikan yang di perlukan

Pelaksanaan

pendidikan

keperawatan,khususnya

program

pendidikan

sarjana

keperawatan seperti yang diuraikan, memrlukan berbagai sumber pendidikan (educational


recources) dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
Staf akademik yng merupkan komponen terpenting dalam pengembangan pendidikan
keperawatan dari berbagai disiplin ilmu harus tersedia dan dikembangkan secara terarah dan
berlanjut. Melalui upaya yang demikian diharapkan tahap demi tahap terbentuk dan terbina
suatu masyrakat ilmiah keprawatan atau komunitas ilmiah keperwatan yang selanjutn yang
selanjutnya dapat mencikptakan iklim dan lingkungan nyang kondusif untuk perkembangan
berbagai kegiatan ilmiah dalam bidang keperawatan.
Pengajar ilmu biomedik dengan penekanan pada pemahaman teori dan konsep-konsep
ilmu biomedik serta penalaran ilmiah perlu ditopang pengalaman belajar diskujsi kelompok
(PBD) dan pengalaman beljar praktik (PBP) di Laboratorium yang memadai deikian pula
laboratorium keperawtan dasar, tempat ditumbuhkembangkannya ketermpilan dasar
keperawatan harus ada dan memungkinkan pengalaman belajar praktik dilaksanakan dan
dikembangkan sesuai tujuan yang hendak dicapai.
Berbagai lahan praktik tempat pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar
lapangan (serta berbagai bentuk pengalaman belajar lain) dilaksanakan, dibina dan
dikembangkan sdemikian rupa sehingga benar-benar memberi kesempatan pada peserta didik
untuk pengalaman belajar nyata yang diperlukan. Lahan praktik yang pada umumnya terdiri
atas lebih dari satu fasilitas pelayann kesehatan, dikembangkan dalam satu kesatuan sebagai
jaringan lahan praktik.
Untuk menumbuhkan dan membina etik professional diperlukan lingkungan belajar
dengan iklim yang mendukung terlaksananya latihan penalaran etik. Lingkungan yang
demikian ini adalah lingkungan belajar klinik dan lingkungan belajar lapangan, disertai
adanya masyarakat professional (professional community) yang membina iklim keprofesian
(profsional climate), sarat dengan klinisi yang dapat dijadikan panutan atau model peran (role
model).
2.2 Perkembangan Pendidikan Keperawatan Secara Konseptual
Pemahaman keperawatan sebagai vokasional atau tenaga terampil menjadi keperawatan
sebagai profesi dan dari pelayanan keperawatan bagian dari pelayanan medis bergeser
menjadi praktek keperawatan professional mandiri serta perkembangan pendidikan
keperawatan dari dasar menengah menjadi perkembangan pendidikan tinggi keperawatan,

perubahan pemahaman keperawatan sebagai profesi didasarkan atas ciri profesi keperawatan
yaitu :
1. Mempunyai tubuh pengetahuan yang berbatas tegas ilmu keperawatan yang terdapat
2.
3.
4.
5.
6.

dalam tubuh pengetahuan.


Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi.
Memberi pelayanan kepada masyarakat.
Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian.
Pemberlakuan kode etik keperawatan.
Bersifat altruistik (mengutamakan kepentingan masyarakat dari kepentingan pribadi atau
golongan).

2.3 P

2.3 Perkembangan Kurikulum Keperawatan


Kurikulum pendidikan keperawatan saat ini sedang mengalami proses perkembangan,
program pendidikan keperawatan sudah mulai ditingkatkan, adanya pembinaan program
pendidikan keperawatan dan masuknya program pendidikan tinggi keperawatan pada komisi
disiplin illmu kesehatan (CHS), adanya penyusunan kurikulum nasional yang telah disyahkan
oleh Dirjen Dikti melalui keputusan nomor 239/U/1999 tanggal 4 oktober tentang berlakunya
kurikulum nasional tahun 1999 bagi institusi penyelenggaran pendidikan DIII keperawatan.
Dalam perjalanannya kedudukan dan peran pendidikan tinggi keperawatan sangat
berperan dalam pengembangan pendidikan tinggi.Untuk mencapai kedudukan peran
sebagaimana mestinya pendidkan keperawatan diarahkan pada pendidikan, pembangunan
bangsa, pembangunan sistem pendidikan tinggi diindonesia dan profesionalisasi keperawatan
di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan yang ada kurikulum pendidikan keperawatan di Indonesia
harus dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan serta menerapkan
kedalam inovasi pendidikan keperawatan. Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu
kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan
keperawatan di Indonesia mencakup:
1. Pendidikan Vokasional;
Yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu
terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.

2. Pendidikan Akademik
Yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada
penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
3. Pendidikan Profesi
Yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dengan, sedangkan jenjang
pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis
dan doktor.

Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai


dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan
kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh
seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah
kemendiknas dan kemenkes saat itu, serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu
kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan
profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang Tinggi, dan sejak itu
pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang
pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985.
Sejak 2008 PPNI, AIPNI serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project Health
Profession Educational Quality (HPEQ), memperbaharui dan menyusun kembali Standar
Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia,
Standar Pendidikan Ners, standar akreditasi pendidikan ners Indonesia, dan semua standar
tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang
berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia. Standarstandar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan keilmuan keperawatan,
perkembangan dunia kerja yang selalu berubah.
2.4 Landasan Pengembangan Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan
Pengembangan dan pembinaan sistem pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia
dilaksanakan dengan berbagai faktor penentu, yaitu faktor yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Diperkirakan bahwa

dimasa depan tuntutan serta kebutuhan masyarakat (community need and demand) dan
pembangunan kesehatan berbagai keluaran sistem pendidikan tinggi keperawatan akan terus
meningkat.
Langkah pembangunan system pelayanan keperawatan profesional dimasa depan sangat
bergantung pada tersedianya tenaga keperawatan professional yang pada dasarnya merupakan
penggerak, pengarah dan pelaksana pelayanan / asuhan keperawatan. Faktor penentu kedua
yang harus diperhatikan adalah perkembangan global keperawatan professional. Sistem
pendidikan tinggi keperawatan Indonesia dikembangkan dengan selalu memperhatikan
kaidah-kaidah keperawatan sebagai profesi, serta memperhatikan arah dan sifat
pengembangan keperawatan global. Dengan demikian pertanggung jawaban professional
(professional responsibility) dapat terus dipertahankan sehingga tidak terombang ambing oleh
pandangan perorangan dan pendangan yang hanya didasarkan pada kepentingan sesaat.
Faktor lain yang juga diperhatikan dan menjadi salah satu faktor penentu pengembangan
dan pembinaan system pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia, adalah kemampuan
system secara keseluruhan memanfaatkan hasil atau keluaran dari system pendidikan tinggi
keperawatan. Faktor terakhir yang perlu diperhatikan (dengan memperhatikan faktor-faktor
lain yang teridentifikasi), adalah kemampuan pengadaan dan pengembangan berbagai sumber
daya pendidikan yang diperlukan untuk pelaksanan tiga fungsi pokok perguruan tinggi oleh
system pendidikan tinggi keperawatan Indonesia. Diantara sumber daya ini yang perlu
mendapat perhatian khusus adalah staf akademik (educational staff), beberapa bentuk
pengalaman belajar yang sangat menentukan (learning experiences), fasilitas laboratorium
pendidikan, perpustakaan, dan rumah sakit pendidikan keperawatan (teaching hospital).
Sistem pendidikan tinggi keperawatan yang merupakan bagian dari system pendidikan
bidang kesehatan, dikembangkan secara menyeluruh dengan berlandaskan pendangan filosofi
tentang keperawatan yang diyakini, orientasi pendidikan kearah yang benar yaitu masyarakat
serta ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, serta berpegang pada kerangka konsep
pendidikan yang diyakini sebagai landasan penyusunan program pendidikan. Pandangan
filosofi tentang keperawatan yang lazim dikenal sebagai paradigma keperawatan, merupakan
pandangan yang harus dipersepsikan sebagai sesuatu yang dinamis.
Orientasi pendidikan pada program pendidikan tinggi keperawatan, memberi arah pada
pengembangan dan pembinaan, yaitu masyarakat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan. Arah pengembangan dan pembinaan bermakna menentukan bagaimana system
pendidikan tinggi keperawatan dikembangkan dengan secara berkelanjutan mengikuti dan
menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, dan menentukan

relevansi keluaran, yaitu relevansi lulusan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat,
khususnya system pemberian pelayanan / asuhan keperawatan kepada masyarakat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan pendidikan keperawatan diindonesia telah diawali dengan adanya
keinginan dan kegiatan yang bersifat tidak terkoordinasi dalam upaya mewujudkan wadah
pendidikan keperawatan sebagai akademi atau institusi pendidikan, dan selanjutnya dikenal
dengan nama akademi keperawatan, kemudian pada awal pertumbuhan akademi belum
terdapat perkumpulan yang mewadahi para perawat diindonesia secara nasional, namun
lambat laun terdapat kelompok-kelompik perawat yang berupaya agar pelaksanaan perawatan
diindonesia dilaksanakan dengan baik dan akhirnya berkembang dengan pola pendidikan
yang tidak jelas tanpa koordinasi yang terarah.
Perkembangan keperawatan sebagai profesi khususnya di Negara Indonesia dapat
ditinjau secara historikal dan secara konseptual.Dalam pengembangan kurikulum pendidikan
tinggi keperawatan sangat berpengaruh kepada beberapa faktor penting. Pada pengembangan
pendidikan keperawatan pola pembagian kelompok ilmu keperawatan terdiri dari ilmu
keperawatan dasar, ilmu keperawatan komunitas, lmu keperawatann klinik, ilmu penunjang.
Perkembangan dalam teori keperawatan dan metodologi keperawatan yang bersumber
pada pergeseran pandangan dan keyakinan tentang keperawatan, dan pergeseran dalam
asuhan keperawatan, merupakan tekanan utama terjadinya perubahan dalam pendidikan
keperawatan.
Pendidikan keperawatan yang tadinya lebih bersifat berada di rumah sakit (hospitalbased),bergeser kepada bentuk pendidikan yang berada di perguruan tinggi atau universitas
(university-based).

Pendidikan

keperawatan

yang

tadinya

hanya

bersifat

magang

(apprenticeship),bergeser menjadi pendidikan yang ditujukan kepada penguasaan ilmu


pengetahuan keperawatan dan metode keperawatan melalui pendidikan dan latihan yang
lama.Kurikulum disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh disertai dengan berbagai
pengalaman belajar (learning experiences) yang diperlukan, dan dilaksanakan dalam tatanan
pendidikan dan pelayanan yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku (behavioural
change) seperti yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.

3.2 Saran
1) Bagi Mahasiswa
Diharapakan mampu mengenal sistem pendidikan keperawatan di Indonesia dan memahami
peran perawat.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapakan dengan adanya makalah ini dapat menambah buku buku di perpustakaan.
3) Bagi Institusi Pelayanan Perawat
Bagi perawat di Rumah Sakit diharapkan mempelajari kembali mengenai peran perannya
melalui kegiatan seminar ataupun pelatihan demi meningkatkan pengetahuan, pemahaman
dan kesiapan perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain guna memberikan pelayanan
yang sebaik baiknya kepada klien.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika
Diposkan oleh Alfian Ali Shaifullah Muzaky di 20:04
Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
Hidayat,Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Kusnanto.2004. Pengantar Profesi Dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran
Aziz Alimul A.H S. Kep. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan : Jakarta. EGC
Kusnanto.S.KP.M.Kes. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan professional : Jakarta.
EGC
Ismed Zulpan . 2011. Perkembangan Pendidikan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai