Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

“SEJARAH MASUKNYA PENDIDIKAN KEPERAWATAN DI


INDONESIA”

Dosen Pengajar : Ari Susiani,MKep

Disusun Kelompok 2 :

1. Annisa Eka Putri


2. Nurhidayah

Akademi Keperawatan Harum Jakarta

Tahun 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika
keperawatan. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan
jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang
relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh
masyarakat dengan baik lanjut.
Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan sebagaimana
halnya pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi, kedokteran gigi dan lain-
lain.Pendidikan keperawatan merupakan pendidikan profesi dimana polanya harus
dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan profesi yang dilandaskan oleh akademik dan
keprofesian.
Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan keperawatan,pendidikan keperawatan
berkembang seiring dengan pendidikan kedokteran mengingat ilmu dasar yang dipelajari di
pendidikan keperawatan bagian ilmu dasar kedokteran, orientasi pendidikan keperawatan
dilakukan dalam upaya meningkatan kualitas tenaga perawat yang profesional melalui
jenjang pendidikan, oleh karena itu maka pendidikan keperawatan meliputi pendidikan
akademik dan profesi.
Sebenarnya pengembangan sistem pendidikan tinggi sangat berperan dalam
pengembngan pelayanan keperawatan secara professional, teknologi keperawatan serta
pembinaan keprofesiaan, karena pendidikan keperawatan sebagai sarana mencapai
profesionalisme keperawatan. Disamping itu masih ada masalah-masalah lain seperti jumlah
peserta didik dan tenaga edukatif tidak seimbang, masih sedikitnya spesialisasi bidang mata
ajaran, sarana dan prasarana masih kurang.
Selain itu sebagai institusi pendidikan tinggi, keperawatan harus mampu membina
dan menumbuhkan sikap dan tingkah laku professional sesuai dengan tuntutan profesi,
memberi landasan pengetahuan yang kokoh baik kelompok ilmu keperawatan atau ilmu dasar
atau penunjang asuhan keperawatan, membina keterampilan profesional yang mencakup
keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal serta membina landasan etik keperawatan
sebagai dasar dalam kehidupan keprofesian.

1.2. Rumusan Masalah

1. Sejarah keperawatan di Indonesia


2. Bagaimana perkembangan pendidikan keperawatan secara historical ?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan keperawatan secara konseptual
4. Apa hakekat pendidikan tinggi keperawatan ?
5. Bagaimana pendirian fakultas iilmu keperawatan ?
6. Bagaimana perkembangan kurikulum keperawatan ?
7. Bagaimana pengembangan kelompok ilmu keperawatan ?
8. Apa peran pendidikan tinggi keperawatan ?
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Sejarah Keperawatan Indonesia

Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia telah banyak dipengaruhi oleh


kolonial penjajah diantaranya Jepang, Belanda dan Inggris. Dalam perkembangannya di
Indonesia dibagi menjadi dua masa diantaranya:
                Pertama, masa sebelum kemerdekaan, pada masa itu negara Indonesia masih
dalam penjajahan Belanda. Perawat berasal dari Indonesia disebut sebagai verpleger dengan
dibantu oleh zieken oppaser  sebagai penjaga orang sakit, perawat tersebut pertama kali
bekerja di rumah sakit Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada tahun 1799 yang
ditugaskan untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda, sehingga akhirnya pada
masa Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara dan dinas kesehatan rakyat. Mengingat
tujuan pendirian rumah sakit hanya untuk kepentingan Belanda, maka tidak diikuti
perkembangan dalam keperawatan. Kemudian pada masa penjajahan Inggris yaitu Rafless,
mereka memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto kesehatan adalah milik manusia dan
pada saat itu pula telah diadakan berbagai usaha dalam memelihara kesehatan diantaranya
usaha pengadaan pencacaran secara umum, membenahi cara perawatan pasien dangan
gangguan jiwa dan memperhatikan kesehatan pada para tawanan.
            Kedua, masa setelah kemerdekaan, pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang
didirikan serta balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan
pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah dibuka
pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya
dibuka pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana yang dilaksanakan di Universitas
Indonesia dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan dan akhirnya dengan
berkembangnya Ilmu Keperawatan, maka menjadi sebuah Fakultas Ilmu keperawatan dan
beberapa tahun kemudian diikuti berdirinya pendidikan keperawatan setingkat S1 di berbagai
universitas di Indonesia seperti di Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan lain-lain.
Perkembangan pendidikan keperawatan diindonesia telah diawali dengan adanya
keinginan dan kegiatan yang bersifat tidak terkoordinasi dalam upaya mewujudkan wadah
pendidikan keperawatan sebagai akademi atau institusi pendidikan, dan selanjutnya dikenal
dengan nama akademi keperawatan, kemudian pada awal pertumbuhan akademi belum
terdapat perkumpulan yang mewadahi para perawat diindonesia secara nasional, namun
lambat laun terdapat kelompok-kelompok perawat yang berupaya agar pelaksanaan
perawatan diindonesia dilaksanakan dengan baik dan akhirnya berkembang dengan pola
pendidikan yang tidak jelas tanpa koordinasi yang terarah.
Sejak januari 1983 pada lokakarya nasional tentang keperawatan yang melibatkan
komponen keperawatan dengan dimulainya kelompok kerja keperawatan konsorsium ilmu
kesehatan dinyatakan keperawatan adalah suatu profesi dengan segala arti dan maknanya, dan
saat itu langkah nyata dalam mengupayakan keperawatan sebagai suatu profesi dilakukan
secara terencana yang diawali dengan langkah pengembangan yang khususnya diarahkan
pada pengembangan pendidikan keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi, orientasi
pelayanan khususnya dalam asuhan keperawatan dilaksanakan secara professional serta
upaya pembinaan rangkaian upaya perbaikan dunia keperawatan. (Husin, M, 1999)
Perkembangan keperawatan sebagai profesi khususnya dinegara Indonesia dapat
ditinjau secara historikal dan secara konseptual. Secara  historikal sesuai dengan perubahan
waktu perkembangan yang dimulai tahun 1945 - 1962, periode tahun 1963 - 1983, tahun
1984 – sekarang, sedangkan perubahan secara konseptual dititikberakan pada perkembangan
keperawatan ditinjau dari konsep-konsep yang mendasari keperawatan sebagai profesi.
(Suhardiningsih, Sri AV, 2000)

2.2.  Perkembangan Pendidikan Keperawatan Secara Historikal

1.     Periode 1945 – 1962


Diawali tahun 1945 – 1950 merupakan periode awal kemerdekaan yang merupakan
transisi pemerintahan Negara  Indonesia, dengan masa tersebut belum ada tanda-tanda
perkembangan oleh karena sektor ketatanegaraan yang perlu ditata, penggunaan tenaga
keperawatan masih menggunakan sistem pendidikan yang telah ada yakni perawat lulusan
pendidikan belanda (mulo + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah
B untuk perawat jiwa, ada juga pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan)
yang lulusannya disebut mantri juru rawat.
Tahun 1953 baru dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga
perawat yang lebih berkualitas,  tahun 1955 dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan
pendidikan dasar SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan
sebagai pengembangan SDK ditambah pendidikan satu tahun. Tantangan pendidikan dan
pengembangan keperawatan masih belum berubah, tahun 1962 telah dibuka akademi
keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta di RS Cipto
Mangunkusumo yang sekarang dikenal dengan nama Akademi Keperawatan Kepkes di Jalan
Kimia No 17 Jakarta Pusat, walaupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola
pengembangan pendidikankeperawatan belum tampak.

2.     Periode 1963 – 1983


Periode ini msih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan walaupun
sudah banyak perubahan pada pendidikan tingi, pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April
lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di
Jakarta, dengan berdirinya organisasi profesi merupakan satu langkah maju oleh karena ada
arah kemajuan dalam bidang keperawatan dan peran organisasi profesi disini dapat
membantu dalam pembenahan pendidikan keperawatan, akhirnya mulai tahun 1983
organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalaui kerja sama
dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya dan pada waktu itu telah dilaksanakan lokakarya
keperawatan dan disepakati bersama bahwa keperawatan sebagai profesi.

3.     Periode 1984 – sekarang


Mulai tahun 1985 telah dibukanya pendidikan SI keperawatan dengan nama Program
Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, sebagai
institusi yang menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana dengan membentuk
kurikulum pendidikan tenaga keperawatan jenjang Strata satu tahun 1992, keberadaan tenaga
keperawatan diakui sebagai profesi dalam UU No.23 tentang kesehatan tahun 1992 dan PP
No 32 tahun 1996 sebagai penjabaran UU No 23. Tahun 1996 dibuka PSIK di Universitas
Padjajaran Bandung, pada saat itu konsep model praktek keperawatan diindonesia secara
resmi diserahkan PPNI.
Tahun 1997 PSIK UI berubah statusnya menjadi fakultas ilmu keperawatan dan
terdapat evaluasi pengembangan kurikulum SI keperawatan dan DIII keperawatan, guna
meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disahkan dan
digunakan. Perkembangan pendidikan keperawatan undergraduate
Sebelum sekolah perawat dikelola di perguruan tinggi → sekolah perawat bermacam-macam

 1870 : program pendidikan keperawatan (DI) dikelola RS. Linda Richard lulusan
perawat pertama
 1940-1950: sekolah perawat diploma dikelola oleh PT di universitas
 1952 : buka program Baccalaureate (sarjana muda) → “assosiate degree program” →
diprakarsai DR. Mildred Montag (Amerika)
 1959 : universitas Minneasota mendirikan program sarjana → untuk mendapatkan RN
 1965 :“ANA” mengkhususkan program sarjana sebagai perawat pelaksana profesional
→ 4 tahun

Sejarah perkembangan pendidikan keperawatan di Indonesia


 1913 : program pendidikan perawat I di RS Semarang
 1914 : lulus 2 orang perawat pertama di Indonesia
 1930-1945 : persyaratan masuk pendidikan → lulus SR (6 tahun)
 RS dan MISI → syarat masuk lulus MULO + 3 tahun pendidikan → lulus “sertifikat
Diploma”
 1940          : pendidikan keperawatan mengalami perubahan → pola perawat jepang
 1945-1950 : masa peralihan: perang kemerdekaan → pendidikan perawat tidak
menentu
 1950 : SekolaH Guru Perawat di Bandung
 1952 : SPR I di RS Rantja Badak (RSHS) Bandung
 1962  :
- Akper Depkes Jakarta
- Akper Depkes Bandung
- Akper St. Carolus Jakarta
 1975          : sejarah penting untuk pendidikan keperawatan → “Pusdiknakes
Depkes” menetapkan kebijaksanaan dengan menyederhanakan kategori ketenagaan
keperawatan dari 24 macam → 2 kategori :
- Tingkat dasar: SPK
- JPT: DIII/SI
 1984          : Diberlakukan kurikulum DIII Keperawatan
 1985          : PSIK I dubuka di UI
 1994          : PSIK FK di Unpad Bandung
 1995          : PSIK UI menjadi FIK
 1998          : PSIK FK UGM Yogyakarta
 1999          : PSIK FK Unair, USU, UNHAS, UNDIP, UNIBRAW
 1999          : STIK ST. Carolus Jakarta
2.3. Perkembangan Pendidikan Keperawatan Secara Konseptual
Perkembangan keperawatan secara konseptual telah terjadi dari perubahan pemahaman
keperawatan sebagai vokasional atau tenaga terampil menjadi keperawatan sebagai profesi
dan dari pelayanan keperawatan bagian dari pelayanan medis bergeser menjadi praktek
keperawatan professional mandiri serta perkembangan pendidikan keperawatan dari dasar
menengah menjadi perkembangan pendidikan tinggi keperawatan, perubahan pemahaman
keperawatan sebagai profesi didasarkan atas ciri profesi keperawatan diantaranya :

1. Mempunyai tubuh pengetahuan yang berbatas tegas ilmu keperawatan yang terdapat
dalam tubuh pengetahuan.
2. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi.
3. Memberi pelayanan kepada masyarakat.
4. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian.
5. Pemberlakuan kode etik keperawatan.
6. Bersifat altruistik (mengutamakan kepentingan masyarakat dari kepentingan pribadi
atau golongan).

2.4. Hakekat Pendidikan Tinggi Keperawatan

1.   Pelaksanaan Tiga Fungsi Pokok Perguruan Tinggi


a.      Fungsi pendidikan
Pendidikan tinggi keperawatan menyelenggarakan proses pembelajaran melalui system
belajar aktif dan mandiri. Pengalaman belajar dirancang untuk mencapai kemampuan
akademis atau professional dalam bidang keperawatan. Selain itu dapat menjadi pusat
pengembangan IPTEK keperawatan serta masyarakat berpendidikan yang gemar belajar
b.     Fungsi penelitian
Pendidikan tinggi keperawatan dapat melakukan penelitian, pengumpulan dan
pengolahan informasi yang sesuai dengan keahlian di bidang keperawatan dan dapat berperan
sebagai pusat informasi ilmiah keperawatan maupun pusat sumber daya keperawatan
c.      Fungsi pengabdian masyarakat
Fungsi ini dapat dilakukan melalui penerapan berbagai IPTEK keperawatan kepada
tatanan nyata di masyarakat misalnya pelayanan keperawatan.Pemberian edukasi
keperawatan, konseling keperawatan.
Selain tiga fungsi utama tersebut di atas, pendidikan tinggi keperawatan bertanggung
jawab dalam mengembangkan budaya perilaku intelektual, menciptakan suasana akademis
yang kondusif, menanamkan rasa disiplin, tanggung jawab, dan motivasi adanya hasil yang
terbaik.

2.     Pendidikan Keperawatan Sebagai Pendidikan Profesi


Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai kaidah-
kaidah ilmu dan profesi keperawatan yang harus memiliki landasan akademik dan
keprofesian yang mantap yang tercermin dalam isi dan proses pembelajaran yang
dikembangkan dalam lingkungan belajar yang memungkinkan perubahan perilaku dari
peserta didik. Kurikulum pendidikan keperawatan berlandaskan kerangka konsep pendidikan
antara lain.
a) Penguasaaan IPTEK keperawatan
b) Menyelesaikan masalah secara ilmiah
c) Sikap, tingkah lau, dan kemampuan professional, belajar sendiri secara aktif dan
mandiri
d) Belajar di masyarakat
e) Berlandaskan kerangka konsep diharapkan institusi pendidikan mampu:
Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional
f) Memberi landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, baik kelompok ilmu dasar dan
penunjang yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
professional
g) Menumbuhkan / membina ketrampilan professional yang mencakup antara lain
intelektual, ketrampilan tehnikal, dan ketrampilan interpersonal yang diperlukan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan
h) Menumbuhkan/membina kode etik keperawatan yang kokoh dan mantap

2.5. Pendirian Fakultas Iilmu Keperawatan

Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pada tahun 1985 merupakan
momentum kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia. Sebagai embrio dari Fakultas Ilmu
Keperawatan, institusi ini dipelopori oleh tokoh-tokoh keperawatan di Indonesia antar lain,
Achir Yani S, Hamid, DN. Sc.,mendiang Dra. Christin S Ibrahim, MN, Phd., Tien Gartinah,
MN, dan Dewi Irawaty, MA., dibantu beberapa pakar dari Konsorsium Ilmu Kesehatan dan
sembilan pakar Keperawatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tujuan pendiriannya
adalah menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat profesional. Agar perawat dapat
bermitra dengan dokter dan perawat dapat bekerja secara ilmiah, tidak hanya berdasarkan
intruksi dokter, tegas Prof. Dr. Asri Rasyad, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesi, tempat diselenggarakannya PSIK pertama di Indonesia, ketika melantik lulusan
PSIK angkatan pertama, 1988. Secara konseptual pendirian Program Studi Ilmu keperawatan
bertujuan menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat profesional memantapkan
peran dan fungsi perawat sebagai pendidik, pelaksana, pengelola, peneliti di bidang
keperawatan profesional yang dapat mengimbangi kemajuan dan ilmu pengetahuan terutama
iptek di bidang kedokteran.
Pendidikan program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) tidak dapat dipisahkan dari
peran Konsorsium Ilmu Kesehatan (CHS) di samping tokoh-tokoh keperawatan diatas.
Dalam hal ini peran Prof. Dr. Marifin Husein selaku Ketua Konsorsium Ilmu
Kesehatan.Meskipun beliau berprofesi sebagai dokter, beliau sangat gigih membantu
pendirian PSIK sebagai cikal bakal Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UI) yang merupakna
institusi pendidikan tinggi keperawatan profesional pertama di Indonesia, setingkat sajana.
Saat ini melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1995,
PSIK-FKUI telah berubah status sebagai fakultas mandiri menjadi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Melengkapi Fakultas Ilmu Keperawatan – UI,
pada Universitas Pajajaran Bandung di tahun 1994 didirikan pula Program Studi Ilmu
Keperawatan dan telah berubah status menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UNPAD).

 Program Pendidikan Diii Keperawatan Sebagai Pendidikan Profesionalisma


Pemula

    Program pendidikan DIII Keperawatan yang menghasilkan perawat generalis


sebagai perawat professional pemula (Ahli Madya Keperawatan) dikembangkan dengan
landasan keilmuwan yang cukup dan landasan keprofesian yang kokoh
Sebagai perawat professional pemula diharapkan memiliki tingkah laku dan
kemampuan professional serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan / praktik keperawatan
dasar secara mandiri di bawah supervise. Disamping itu mereka diharapkan mempunyai
kemampuan mengelola praktik keperawatan professional yang dilakukan sesuai dengan
tuntutan kebutuhan klien serta memiliki kemampuan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju
secara tepat guna

2.6.      Perkembangan Kurikulum Keperawatan


Kurikulum pendidikan keperawatan saat ini sedang mengalami proses perkembangan,
program pendidikan keperawatan sudah mulai ditingkatkan, adanya pembinaan program
pendidikan keperawatan dan masuknya program pendidikan tinggi keperawatan pada komisi
disiplin illmu kesehatan (CHS), adanya penyusunan kurikulum nasional yang telah disyahkan
oleh Dirjen Dikti melalui keputusan nomor 239/U/1999 tanggal 4 oktober tentang berlakunya
kurikulum nasional tahun 1999 bagi institusi penyelenggaran pendidikan DIII keperawatan.
Dalam perjalanannya kedudukan dan peran pendidikan tinggi keperawatan sangat
berperan dalam pengembangan pendidikan tinggi.Untuk mencapai kedudukan peran
sebagaimana mestinya pendidkan keperawatan diarahkan pada pendidikan sejagat,
pembangunan bangsa, pembangunan sistem pendidikan tinggi diindonesia dan
profesionalisasi keperawatan di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan yang ada kurikulum pendidikan keperawatan di
Indonesia harus dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan serta
menerapkan kedalam inovasi pendidikan keperawatan.
Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem  Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup:
1.  Pendidikan Vokasional
yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu
terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
2. Pendidikan Akademik
yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada
penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu
3. Pendidikan Profesi
yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar:
1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan
AhliMadya Keperawatan (AMD.Kep)
2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya mendapat
sebutan Ners(Nurse),sebutan gelarnya (Ns)
3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar (M.Kep)
4. Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
a. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)
b. Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)
c. Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)
d. Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)
e. Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)
f. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)

Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai
berikut:
a. Diploma tiga Keperawatan - Level KKNI 5
b. Ners (Sarjana+Ners) - Level KKNI 7
c. Magister keperawatan - Level KKNI 8
d. Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8
e. Doktor keperawatan - Level KKNI 9

Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai


dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan
kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh
seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah
kemendiknas dan kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu
kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan
profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang Tinggi.dan sejak itu pulalah
mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama
yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985.
Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas
melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan
menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan
Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners
Indonesia. dan semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan sat ini sudah diselesaikan
menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan
keperawatan Indonesia.
Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan keilmuan
keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas saya
sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan
Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI.

 Factor Pengaruh Perkembangan Kurikulum Pendidikan Keperawatan Factor dari luar


Misalnya organisasi profesi keperawatan, kebijakan pemerintah, factor-faktor social,
pola kesehatan dan penyakit, perubahan demografi dan ekonomi masyarakat.

1. Teori kurikulum
Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum keperawatan dengan adanya
pendekatan teori tentang model proses yang mengalahkan pada kriteria, nilai, instruksional
dari mata ajaran yang akan dipelajari.
2. Adanya teori belajar
Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum, seperti munculnya teori yang
lebih menekankan pada perubahan perilaku yang terjadi oleh karena stimulus yang dikenal
dengan nama stimulus – respon, adanya teori kognitif yang menekankan pada keterampilan
intelektual dan berfikir, perasaan dan pengalaman, adanya teori social learning yang
menekankan pada interaksi antara individu dan lingkungan, adanya teori andragogy yang
menekankan tentang bagaimana mahasiswa belajar.
3. Strategi mengajar
Perubahan terhadap kurikulum dapat dipengaruhi oleh strategi mengajar, dimana
strategi mengajar merupakan metode yang bergerak dari ketergantungan pada seorang guru
ke pelajar, pola-pola yang ada dalam strategi akan mempengaruhi perkembangan kurikulum.
4.  Adanya teori keperawatan dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum
Hal ini karena dalam tubuh pengetahuan ilmu keperawatan akan berkembang dimana
keperawatan terlibat dalam penelitian sehingga muncul teori yang dapat mempengaruhi
pengembangan kurikulum.
5. Proses keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus berdasarkan pendekatan sistem,
melalui proses keperawatan dan model pemberi asuhan keperawatan tersebut yang dapat
digali dari pengembangan kurikulum sehingga hal ini tampak sekali bahwa proses
keperawatan akan berpengaruh pada pengembangan kurikulum.
6.       Praktek keperawatan
Model praktek keperawatan secara professional akan menggugah untuk
mengembangkan kurikulum yang ada, adanya pengalaman yang nyata akan merubah situasi
yang ada sehingga model kurikulum dapat dipengaruhi
7.         Personality
Ini dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum hal ini tampak pada system belajar
sangat diperlukan untuk pertimbangan terhadap performen dan pencapaian hasil. Perlunya
karakteristik peserta didik akan memudahkan sebagai pertimbangan dalam pengembangan
kurikulum yang diseuaikan dari karakteristik yang ada. (Bradshaw, 1987)

2.7.     Pengembangan Kelompok Ilmu Keperawatan


Pada pengembangan pendidikan keperawatan pola pembagian kelompok ilmu
keperawatan terdiri dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan komunitas, lmu
keperawatann klinik, ilmu penunjang degan penjabaran sebagai berikut :
1. Kelompok ilmu keperawatan dasar
a. Konsep dasar keperawatan
b. Keperawatan professional
c. Komunikasi keperawatan
d. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
e. Kebutuhan dasar manusia
f. Pendidikan keperawatan
g. Pengantar riset keperawatan
h. Dokumentasi keperawatan
2. Kelompok ilmu keperawatan klinik
a. Keperawatan anak
b. Keperawatan maternitas
c. Keperawatan medical bedah
d. Keperawatan jiwa
e. Keperawatan gawat darurat
3. Kelompok ilmu keperawataan komunitas
a. Keperawatan komunitas
b. Keperawatan keluarga
c. Keperawatan gerontik
4. Kelompok ilmu penunjang
a. Ilmu humaniora
b. Ilmu alam dasar
c. Ilmu perilaku
d. Ilmu social
e. Ilmu biomedik
f. Ilmu kesehatan masyarakat
g. Ilmu kedokteran klinik

2.8. Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan


1. Membina sikap pandangan dan kemampuan professional
Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan professional, berwawasan
keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah yang memadai dan
penguasaan ketrampilan professional yang baik dan benar. Sebagai perawat professional
akan diperoleh kepuasan kerja yang akan memacu pencapaian kemampuan melalui
penampilan kerja yang baik sehingga kepuasan kerja perawat akan menghasilkan
kepuasan pada pemakai jasa keperawatan sehingga meningkatkan citra perawat dan
pengakuan masyarakat tentang keperawatan sebagai profesi.
2. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan kesehatan
Pendidikan tinggi keperawatan menimbulkan perubahan yang berarti terhadap
cara perawat memandang asuhan keperawatan dan secara bertahap keperawatan beralih
dari yang semula berorientasi pada tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus
pada asuhan keperawatan efektif dengan menggunakan pendekatan holistic dan proses
keperawatan.
3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan IPTEK keperawtan
melalui penelitian
Kerjasama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan pelayanan
memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk teridentifikasinya masalah
kesehatan khususnya yang terkait dengan masalah keperawatan untuk penelitian. Tujuan
penelitian adalah:
a. Menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan
b. Menghasilkan solusi masalah
c. Menemukan dan menafsirkan fakta baru
d. Menguji teori berdasarkan fakta baru
e. Merumuskan teori baru
4. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi
Pendidikan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan kehidupan
organisasi keperawatan untuk lebih professional. Dengan pendidikan professional
perawat sebagai anggota dari suatu organisasi profesi akan lebih memahami dan
menghayati peran, tanggung jawab, dan haknya sebagai anggota profesi. Selain itu
organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses pengembangan dan pembinaan
ketrampilan professional dan menerapkan kode etik profesi bagi tiap anggotanya
DAFTAR PUSTAKA

https://dibalikzang.wordpress.com/2012/09/30/makalah-sejarah-keperawatan-di-indonesia/

http://arisudanagoresanpena.blogspot.co.id/2013/05/makalah-sejarah-keperawatan-di-
dunia_13.html

http://bintangtimurfadjar.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-pendidikan-keperawatan-di.html

http://akpersumberwaras.ac.id/perkembangan-pendidikan-diii-keperawatan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai