Disusun Kelompok 2 :
Tahun 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1870 : program pendidikan keperawatan (DI) dikelola RS. Linda Richard lulusan
perawat pertama
1940-1950: sekolah perawat diploma dikelola oleh PT di universitas
1952 : buka program Baccalaureate (sarjana muda) → “assosiate degree program” →
diprakarsai DR. Mildred Montag (Amerika)
1959 : universitas Minneasota mendirikan program sarjana → untuk mendapatkan RN
1965 :“ANA” mengkhususkan program sarjana sebagai perawat pelaksana profesional
→ 4 tahun
1. Mempunyai tubuh pengetahuan yang berbatas tegas ilmu keperawatan yang terdapat
dalam tubuh pengetahuan.
2. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi.
3. Memberi pelayanan kepada masyarakat.
4. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian.
5. Pemberlakuan kode etik keperawatan.
6. Bersifat altruistik (mengutamakan kepentingan masyarakat dari kepentingan pribadi
atau golongan).
Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pada tahun 1985 merupakan
momentum kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia. Sebagai embrio dari Fakultas Ilmu
Keperawatan, institusi ini dipelopori oleh tokoh-tokoh keperawatan di Indonesia antar lain,
Achir Yani S, Hamid, DN. Sc.,mendiang Dra. Christin S Ibrahim, MN, Phd., Tien Gartinah,
MN, dan Dewi Irawaty, MA., dibantu beberapa pakar dari Konsorsium Ilmu Kesehatan dan
sembilan pakar Keperawatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tujuan pendiriannya
adalah menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat profesional. Agar perawat dapat
bermitra dengan dokter dan perawat dapat bekerja secara ilmiah, tidak hanya berdasarkan
intruksi dokter, tegas Prof. Dr. Asri Rasyad, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesi, tempat diselenggarakannya PSIK pertama di Indonesia, ketika melantik lulusan
PSIK angkatan pertama, 1988. Secara konseptual pendirian Program Studi Ilmu keperawatan
bertujuan menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat profesional memantapkan
peran dan fungsi perawat sebagai pendidik, pelaksana, pengelola, peneliti di bidang
keperawatan profesional yang dapat mengimbangi kemajuan dan ilmu pengetahuan terutama
iptek di bidang kedokteran.
Pendidikan program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) tidak dapat dipisahkan dari
peran Konsorsium Ilmu Kesehatan (CHS) di samping tokoh-tokoh keperawatan diatas.
Dalam hal ini peran Prof. Dr. Marifin Husein selaku Ketua Konsorsium Ilmu
Kesehatan.Meskipun beliau berprofesi sebagai dokter, beliau sangat gigih membantu
pendirian PSIK sebagai cikal bakal Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UI) yang merupakna
institusi pendidikan tinggi keperawatan profesional pertama di Indonesia, setingkat sajana.
Saat ini melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1995,
PSIK-FKUI telah berubah status sebagai fakultas mandiri menjadi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Melengkapi Fakultas Ilmu Keperawatan – UI,
pada Universitas Pajajaran Bandung di tahun 1994 didirikan pula Program Studi Ilmu
Keperawatan dan telah berubah status menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK-UNPAD).
Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai
berikut:
a. Diploma tiga Keperawatan - Level KKNI 5
b. Ners (Sarjana+Ners) - Level KKNI 7
c. Magister keperawatan - Level KKNI 8
d. Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8
e. Doktor keperawatan - Level KKNI 9
1. Teori kurikulum
Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum keperawatan dengan adanya
pendekatan teori tentang model proses yang mengalahkan pada kriteria, nilai, instruksional
dari mata ajaran yang akan dipelajari.
2. Adanya teori belajar
Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum, seperti munculnya teori yang
lebih menekankan pada perubahan perilaku yang terjadi oleh karena stimulus yang dikenal
dengan nama stimulus – respon, adanya teori kognitif yang menekankan pada keterampilan
intelektual dan berfikir, perasaan dan pengalaman, adanya teori social learning yang
menekankan pada interaksi antara individu dan lingkungan, adanya teori andragogy yang
menekankan tentang bagaimana mahasiswa belajar.
3. Strategi mengajar
Perubahan terhadap kurikulum dapat dipengaruhi oleh strategi mengajar, dimana
strategi mengajar merupakan metode yang bergerak dari ketergantungan pada seorang guru
ke pelajar, pola-pola yang ada dalam strategi akan mempengaruhi perkembangan kurikulum.
4. Adanya teori keperawatan dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum
Hal ini karena dalam tubuh pengetahuan ilmu keperawatan akan berkembang dimana
keperawatan terlibat dalam penelitian sehingga muncul teori yang dapat mempengaruhi
pengembangan kurikulum.
5. Proses keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus berdasarkan pendekatan sistem,
melalui proses keperawatan dan model pemberi asuhan keperawatan tersebut yang dapat
digali dari pengembangan kurikulum sehingga hal ini tampak sekali bahwa proses
keperawatan akan berpengaruh pada pengembangan kurikulum.
6. Praktek keperawatan
Model praktek keperawatan secara professional akan menggugah untuk
mengembangkan kurikulum yang ada, adanya pengalaman yang nyata akan merubah situasi
yang ada sehingga model kurikulum dapat dipengaruhi
7. Personality
Ini dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum hal ini tampak pada system belajar
sangat diperlukan untuk pertimbangan terhadap performen dan pencapaian hasil. Perlunya
karakteristik peserta didik akan memudahkan sebagai pertimbangan dalam pengembangan
kurikulum yang diseuaikan dari karakteristik yang ada. (Bradshaw, 1987)
https://dibalikzang.wordpress.com/2012/09/30/makalah-sejarah-keperawatan-di-indonesia/
http://arisudanagoresanpena.blogspot.co.id/2013/05/makalah-sejarah-keperawatan-di-
dunia_13.html
http://bintangtimurfadjar.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-pendidikan-keperawatan-di.html
http://akpersumberwaras.ac.id/perkembangan-pendidikan-diii-keperawatan-di-indonesia/