BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan keperawatan
sebagaimana
halnya
merupakan
pendidikan
bagian
kedokteran,
dari
kesehatan
pendidikan
kesehatan
masyarakat,
farmasi,
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan dan Profesi keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayan
kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual yang bersifat kompherensip, ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit mencakup hidup manusia
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Winsley (1964) Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu
sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak
tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki
kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.
Profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari
profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam
sistem pelayanan kesehatan agar keberadaannya mendapat pengakuan dari
masyarakat.
B. Karakteristik profesi keperawatan
Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta
Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah
dalam tatanan praktik keperawatan. Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh
ketrampilan yang bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut
sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar
seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu keperawatan juga
mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh
manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan pemberian
b.
unik
kepada
masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan
kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian
klien.
c. Pendidikan yang memenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau
universitas. Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi
memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan
ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka
menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh
dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek
keperawatan.
d. Pengendalian terhadap standart praktik. Standart adalah pernyatan atau criteria tentang
kualitas praktik. Standart praktik keperawatan menekankan kepada tangung jawab dan
tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang telah ditetapkan yang bertujuan
menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah pengawasan
e.
f.
menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
Karir seumur hidup. Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari
pekerjaan rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan
Perkembangan
pendidikan
keperawatan
dalam
rangka
menuju
tingkat
banyak
dan
memiliki
potensi
untuk
menduduki
berbagai
posisi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
fungsi, kolaboratif dan lain lain, untuk itu perawat perlu bersatu untuk mewujudkan
hal atau cita cita yang tidak mungkin diwujudkan secara individu. Dalam
mewujudkan cita cita maka perlu juga setiap perawat mendapatkan pendidikan,
ketrampilan, yang berkompeten demi terwujudnya perawat profesional.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran
pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat
bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pendidikan keperawatan di Indonesia ?
2. Apa saja peran perawat ?
1.3
Tujuan makalah
sistem
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.
Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana
yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu
3.
4.
standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan semua standar tersebut
mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara
yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan
Indonesia.
Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada perkembangan
keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini
sekilas saya sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah
Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar
akademik dan Level KKNI;
2.
3.
1.
2.
2.2
Peran Perawat
Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk
kejelasan. Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan social baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang
bersifat konstan.
1.
- Mengorganisasikan
- Mengarahkan
- Mengontrol
5. Peran Sebagai Kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Peran Sebagai Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
7. Peran Sebagai Pembeharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan.
Peran perawat sebagai pembeharu dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya :
-
Kemajuan teknologi
Perubahan lisensi-regulasi
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah
body of knowledge yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan
yang kuat, sehingga dapat dikembangkan setinggi- tingginya. Hal ini menyebabkan
Profesi Keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk
berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia dalam upaya
meningkatakan profesionalisme Keperawatan agar dapat memajukan pelayanan
masyarakat akan kesehatan di negeri ini.
Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab
keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik profesional. Dimana setiap
peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.
3.2
Saran saran
Adapun saran saran dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa
B.
1.
Manusia percaya bahwa apa yang ada di bumi, mempunyai kekuatan spritual/mistik yang
mempengaruhi kehidupan manusia (animisme) Sakit di sebabkan oleh kekuatan alam/kekuatan
gaib (batu-batu besar, gunung tinggi & pohon-pohon besar) serta masyarakat masih percaya pada
dukun
Zaman mesir
Masyarakat percaya dewa ibis mampu menyembuhkan penyakit di Cina, syetan sebagai
penyebab penyakit akibatnya perawat tidak di perkenankan untuk merawat.
Keperawatan berkembang di benua asia tepatnya asia barat daya yaitu timur tengah seiring
dengan perkembangan agama Islam.
Abad VII
Di jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan
obat-obatan.
Keperawatan mengalami kemajuan dengan prinsip dasar kesehatan pentingnya kebersihan diri
(personal hygiene), kebersihan makanan, air & lingkungan. Tokoh yang terkenal dari dunia arab
pada masa itu adalah Rafidah.
Orientasi masyarakat pada saat terjadi perang dimana rumah ibadah banyak yang tutup yang
biasanya di gunakan untuk merawat orang sakit.
Perawat di gaji rendah dengan jam kerja yang lama pada kondisi kerja yang buruk. Sisi positif
dari perang untuk perkembangan keperawatan korban banyak membutuhkan tenaga sukarela
sebagai perawat (orde-orde agama, istri yg mengikuti suami perang & tentara-tentara yang
merangkap sebagai perawat) konsep P3K.
Rumah sakit yang berperan besar tahap perkembangan keperawatan pada masa kini (zaman
pertengahan) yaitu hotel Dieu di Lion awalnya perawat mantan seks yang bertobat, tidak lama
kemudian menggunakan perawat yang terdidik dari rumah sakit tersebut.
Hotel Dieu di Paris orde agama, setelah revolusi orde agama dihapus di ganti orang-orang bebas
yang tidak terikat agama, pelapor perawat terkenal rumah sakit ini yaitu Genevieve Bouquet
St. Thomas Hospital, di dirikan tahun 1123 M Florence Nigtingale memperbaharui keperawatan.
Bekerja di R.S Binnen Hospital di Jakarta (1799) memelihara kesehatan staf &
tentara Belanda
1. 3.
Tujuannya:
Canadian Nurse Association (CNA) tujuan sama dengan ANA memberikan izin
praktek keperawatan mandiri.
1. NLN (National League for Nursing) di dirikan tahun 1952, tujuan untuk
pengembangan & peningkatan mutu pelayanan keperawatan & pendidikkan
keperawatan.
2. British Nurse Association di dirikan tahun 1887, tujannya:
memperkuat persatuan & kesatuan seluruh perawat di Inggris & berusaha memperoleh
pengakuan terhadap profesi keperawatan.
1. PPNI di dirikan 17 Maret 1974.
1. C.
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik, bertanggung
jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan
negara, dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum
tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan
pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan:
1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.
2. Usaha mencari nafkah.
3. Pendidikan anak.
4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.
5. Penggunaan waktu senggang.
Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan atas apa yang
dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi kehidupannya dalam masyarakat.
Kognitif (head)
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang
meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian, yaitu;
a)
Knowledge (Pengetahuan)
Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat.
b)
Comprehension (Pemahaman)
Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori.
c)
Application (Penerapan)
Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori
yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.
d)
Analysis (Analisis)
Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya analisis hubungan
antara masyarakat dengan alam dan jagad raya.
e)
Synthesis (Sintesis)
Evaluation (Penilaian)
Afektif (heart)
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau perkembangan
emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian, yaitu;
a)
Receiving
Responding (Merespon)
Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan dan kerelaan untuk
merespon, merasa puas dalam merespon.
c)
Valuing (Menghargai)
Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri pada norma tersebut.
d)
Organization (Organisasi)
Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai.
e)
Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang, norma itu menjadi
bagian diri pribadi.
1. 3.
Psikomotor (hand)
Fungsi ini terdiri atas tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
1. Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan, mekanisme seleksi dan
penerimaan, serta daya tampung peserta didik.
2. Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan kompetensi,
kurikulum pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi hasil belajar, fasilitas
sumber daya pendidikan, dan rumah sakit pendidikan.
Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina sikap, pandangan dan
kemampuan professional, lulusannya. Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan
professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah
keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan professional secara baik dan benar
(Husin, 1966).
Sebagai perawat profesioanal diperoleh kepuasaan kerja yang selanjutnya memacu pencapaian
kemampuan melalui penampilan kerja yang lebih baik lagi. Kemampuan berpikir kritis dalam
Kerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan pelayanan memungkinkan
terjadinya transformasi IPTEK, termasuk teridentifikasinya masalah kesehatan, khususnya yang
terkait dengan masalah keperawatan untuk penelitian keperawatan yang bertujuan menghasilkan
jawaban terhadap pertanyaan, menghasilkan solusi masalah, baik melalui produk berupa
tekhnologi atau metode baru maupun produk jasa serta menguji teori berdasarkan kondisi atau
fakta baru. (Leddy dan Pepper, 1993; Mayer, Medden dan Lawrence, 1990)
1. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi
1. F.
Penataan pendidikan ini dimulai dengan penataan system pendidikan keperawatan yang dimulai
dari:
1. Program pendidikan D-III keperawatan program pendidikan ini akan
menghasilkan perawat Vokasional (ahli madya keperawatan) yang
dikembangkan dengan landasan keilmuan dan keprofesian serta diharapkan
memiliki tingkah laku dan kemampuan professional serta akuntabel dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dasar secara mandiri dibawa sepervisi.
Mereka diharapkan mempunyai kemampuan mengelolah peraktek
keperawatan yang sesuai dangan kebutuhan klien.
2. Program pendidikan ners
Program pendidikan ini menghasilkan sarjana keperawatan dan professional (Ns = first
professional degree) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan professional, serta akuntabel
untuk melaksanakan asuhan keperawatan dasar sampai dengan tingkat kerumitan tertentu secara
mandiri. Mereka dituntut untuk memiliki kemampuan dalam meningkatkan mutu pelayanan
dengan memanfaatkan IPTEK keperawatan yang maju secara tepat guna, serta kemampuan
melaksanakan riset keperawatan dasar dan penerapan yang sederhana.
1. Program magister keperawatan program ini menghasilkan perawat ilmuan
(scintist) dengan sikap tingkah laku dan kemampuan sebagai ilmuan
keperawatan yang diharapkan mempunyai kemampuan: meningkatkan
pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan pengembangan, berpartisipasi
dalam pengembangan bidang ilmunya, mengembangkan penampilanya
dalam spectrum yang lebih luas dengan mengaitkan ilmu/profesi yang serupa
serta merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai masalah masyarakat
dengan cara penalaran ilmiah (keputusan Mendikbud
Nomor.056/U/1994/pasal 2 ayat 3).
2. Program pendidikan ners spesialis
Program pendidikan ini menghasilkan perawat ilmuan (magister) dan professional (Ns spesialis
= second professional degree) dengan sikap, tingkah laku, dan keterampilan professional serta
akuntabel untuk melaksanakan prektik keperawatan spesialistik ners spesialis merupakan ilmuan
dalam bidang ilmu keperawatan klinik dengan kemampuan dan tanggung jawab sebagai ilmuan
klinik (SK Mendikbud No.056/U/1994).
1. G.
Kata sistem menjadi populer dengan munculnya pendekatan sistem yang digunakan dalam
berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan bekrja bersama sama untuk mencapai suatu tujuan . kata sistem berasal dari
bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema ) adalah suatu kesatuan yang terdiri
dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi, atau energi. istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu kesatuan yang
berintraksi, ketika suatu model matematika sering kali dapat buat.
sistem merupakan kesatuan bagian bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu
wilayah serta memiliki item-item penggerak. misalnya, negara yang merupakan suatu kumpulan
dalam beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga
membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. sistem sering kali digunakan
baik dalam prcakapan sehari-hari , forum diskusi maupun dokumen ilmiah.
Landasan pembangunan sistem pendidikan tinggi keperawatan di indonesia merupakan bagian
terintegrasi dari sistem pendidikan tinggi nasional karena hakikat pendidikan tinggi keperawatan
sebagai pendidikan profesi dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Melalui pelaksanaan tiga fungsi
pokok pendidikan tinggi keperawatan, yaitu pendidikan keperawatan, riset keperawatan dan
pengabdian masyarakat ,di harapkan pendidikan tinggi keperawatan menghasilkan berbagai
karakter dan sifat lulusan yang kompoten dalam bidang pelayanan dan konsultasi keperawatan
bagi masyarakat. Pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan merupakan pandangan
filosifis atau paradigma tentang keperawatan , orientsi pendidikan tinggi , kerangka konsep
pendidikan tinggi keperawatan , dan kelompok ilmu keperawatan.
1. H.
Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas
dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, mengasihi dan menghargai.
1. Sumber informasi
Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan rasional kepada klien dalam
suasana yang bersahabat dan akrab.
1. Pendidik
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingan pada klien atau
keluarganya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
1. Pemimpin
Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan
melalui proses kerja sama dan partisipasi klien.
1. Wali atau pengganti
Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh
masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhan.
1. Konselor
Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah
akan mudah dilakukan.
Akan tetapi pendidikan profesi keperawatan yang bertujuan mewujudkan pelayanan professional
harus dilandasi oleh kemampuan meneliti dari peserta didiknya. Kemampuan ini ditimbulkan
melalui keingintahuan yang tinggi selama proses pendidikan yang dipelihara sedemikan rupa
sehingga setelah lulus perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan yang berbasis fakta
(Evidence based practice).
DAFTAR PUSTAKA
Simamora Roymond H.,M.Kep, Ns.2009.Pendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta:EGC.
Salam dan Salmon,Ferry.2009. Pendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta:Salemba.
http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/pendidikan-keperawatan.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-pendidikan-definisi-pendidikanmenurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/
About these ads
Memuat...
NURSINGKepeRawatan, MAKALAH & ASKEP
Post navigation
2 HAL YANG PERLU KITA INGAT & 2 HAL YANG PERLU KITA LUPAKAN
SANITASI PERUMAHAN
1.
lpkmedan
November 7, 2012 pada 5:28 am
1. DAFTAR ISI
n a n d a n b e k e r j a d a l a m g r u p ) d a n pengenalan s i k a p t e r h a d
appekerjaanterkait(terlatihdalametikakerja,
memaknai globalisasi, fleksibel terhadap pilihan pekerjaan), c. A d a n y a
usaha penyepadanan terhadap b e l a j a r sepanjang hayat, kurikulum inti
dan institusional. persyaratan kerja,
AB II
TINJAUN PUSTAKA
1. PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20) pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam
keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri
untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai
perawat pendidik.
2. Wawancara (interview)
b.Metode Pendidikan Kelompok
1. Ceramah
2. Seminar
c. Metode Pendidikan Massa
1. Ceramah umum
2. Pidato melalui media elektronik.
Metode ini dipilih berdasarkan tujuan pendidikan, kemampuan perawat sebagai tenaga pengajar,
kemampuan individu/ keluarga/ kelompok/ masyarakat, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan
pendidikan kesehatan, serta ketersediaan fasilitas pendukung.
Menurut Kamus Dewan (edisi ketiga), teknik adalah kaedah mencipta sesuatu hasil seni
seperti muzik, karang-mengarang dan sebagainya.
Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan teknik adalah satu muslihat atau strategi
atau taktik yang digunakan oleh guru yang mencapai hasil segera yang maksimum pada
waktu mengajar sesuatu bahagian bahasa tertentu.
Mengikut Kamaruddin Hj. Husin & Siti Hajar Hj. Abdul Aziz dalam bukunya Pengajian
Melayu III : Komunikasi Bahasa, teknik boleh didefinisikan sebagai pengendalian suatu
organisasi yang benar-benar berlaku di dalam bilik darjah di mana ia digunakan untuk
mencapai sesuatu objektif.
Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru bahasa bagi menyampaikan
bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk pelajar-pelajarnya. Teknik yang dipilih
haruslah sejajar dengan kaedah yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang
dianuti.
Sedangkan teknik pengajaran itu sendiri adalah cara cara melaksanakan pengajaran atau
mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan
bahan pelajaran agar tujuan pengajaran yang telah ditentukan dapat tercapai.
Tujuan Teknik
1. Menarik Minat murid
2. Mengekalkan perhatian
3. Membangkitkan rasa ingin tahu
Teknik Mengajar Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan
oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang
disimaknya. Menyimak juga memperlancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin
baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau
pengetahuan yang disimaknya.
Guru dapat menggunakan beberapa teknik dalam keberadaan siswa untuk menjadi
penyimak yang lebih baik. Seorang guru harus dapat mempromosikan suatu sikap dengan
menciptakan lingkungan yang dapat membuat siswa meminati latihan menyimak dengan
menyenangkan. Pertanyaan pertanyaan harus dikembangkan untuk membuat siswa
lebih berminat untuk menyimak sebuah pesan dari pembicara dan keramaian dalam kelas
harus dikurangi. Pendekatan yang tepat dapat diciptakan oleh guru untuk pembelajaran
mendengarkan sambutan/khotbah yang membutuhkan suatu interaksi antara siswa
sebagai penyimak dengan pembicara. Interaksi tersebut membantu siswa untuk menjadi
penyimak yang efektif. Berikut ini dapat membantu siswa untuk menjadi penyimak yang
efektif.
a. Berbicara dengan jelas secara langsung, dan menghindari berbicara pada saat menulis
di papan tulis,
b. Melihat wajah siswa untuk meyakinkan apakah dia mengrti atau tidak apa yang
dijelaskan,
c. Memulai dengan bahan yang berhubungan dengan pengetahuan yang umum,
menggambarkan materi tersebut, merangkai secara logis, dan menutup dengan ringkasan,
d. Memberi perintah yang jelas akan menghindari dua kemungkinan,
e. Mendorong siswa untuk memberi pertanyaan,
f. Menekankan materi penting melalui pengulangan, dan menggunakan gambaran
bantuan visual : seperti chart, model, catatan di papan tulis, dan OHP.
Funk dan Funk (1989) memberi empat saran untuk mengembangkan kemampuan
menyimak di kelas,
a. Guru harus menyampaikan tujuan menyimak.
b. Menciptakan suasana kelas yang kondusif.
c. Guru harus memberikan tindak lanjut dengan segera setelah kegiatan menyimak,
d. Guru harus menggunakan teknik yang dapat mengembangkan menyimak
Beberapa contoh teknik menyimak yang dapat dilakukan seorang guru terhadap anak
didiknya seperti:
1. Teknik simak lanjutkan
2. Teknik bisik berantai
3. Teknik simak jawab
Teknik Drama
Sering digunakan dalam kaedah komunikatif dan kaedah yang berasaskan pendekatan induktif
iaitu kaedah terus, elektif dan audiolingual.
Tujuan utama adalah untuk melatih pelajar menggunakan unsur bahasa, unsur paralinguistik
(jeda, nada dan intonasi) dan bukan linguistik (mimik muka, gerak tangan, kepala dan dll)
dengan berkesan dalam sesuatu interaksi bahasa atau perbuatan.
Penggunaannya dapat mendorong dan merangsang pelajar untuk menghubungkan perasaannya
dengan matapelajaran yang dipelajarinya.
Pelajar bebas meluahkan sesuatu, membuat penemuan, memberi dan berkongsi sesuatu.
Drama berperanan sebagai ragam pembelajaran iaitu sebagai salah satu alat bantu pengajaran
dan pembelajaran.
Dapat menimbulkan keseronokan dan keberkesanan pembelajaran kepada pelajar, disamping
dapat menyuburkan sahsiah pelajar.
Teknik Soal Jawab
Merupakan teknik yang paling lama dan paling popular digunakan dalam bidang pendidikan
Pemilihan teknik ini bukan kerana ia mudah dilaksanakan, tetapi ia adalah bentuk yang
berupaya mewujudkan interaksi guru dengan murid secara berkesan.
Teknik ini dilaksanakan dengan cara guru mengemukakan soalan-soalan yang berkaitan dengan
isi pelajaran dan pelajar dikehendaki memberi tindakbalas yang sewajarnya.
Soalan-soalan yang dikemukan memerlukan pelajar berfikir disamping dapat menguji dan
menilai apa yang diajar.
Tujuan utama teknik soal jawab ialah :
1. Untuk mengesan pengetahuan berbahasa murid
2. Untuk menggalakkan pelajar berfikir secara kreatif, inovatif, logik dan kritis.
3. Untuk mendorong pelajar menyusun dan menghuraikan bahan yang diajar.
Soalan yang terancang dan bermutu dapat membantu menajamkan pemikiran pelajar di
samping dapat mewujudkan suasana pembelajaran yang lebih dinamik dan berkesan.
C. Teknik Mengajar Keterampilan Membaca
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas
awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan
menangkap isi bacaan dengan baik. oLeh karena itu guru perlu merancang pembelajaran
membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang
menyenangkan.
Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran
membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang bermain. Permainan
memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak.
Kata kunci: membaca permulaan, permainan, sekolah dasar.
Membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia di sekolah dasar. Keempat aspek tersebut dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu (1) ketrampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang meliputi ketrampilan membaca dan
menyimak, (2) ketrampilan yang bersifat mengungkap (produktif) yang meliputi ketrampilan
menulis dan berbicara (Muchlisoh, 1992: 119).
Teknik pembelajaran membaca melalui permainan bahasa.
Permainan bahasa adalah salah satu cara dalam mempelajari bahasa melalui teknik permainan.
Penglibatan dalam permainan telah memberi peluang kepada pelajar memperolehi latihan
intensif, pembelajaran bermakna dan sebagai alat dianogstik.
Kebanyakan aktiviti yang dijalankan akan menggunakan pelbagai kemahiran berbahasa pelajar
antaranya kemahiran mendengar, bertutur, membaca dan menulis.
Permainan bahasa mempunyai hal tuju yang bertepatan dengan kemauan dalam sistem
pendidikan negaranya dan Falsafah Pendidikan Negara khususnya. Hal tuju ini diinterapetasikan
melalui objektif tersirat dalam permainan bahasa tersebut iaitu :
merangsang interaksi verbal pelajar
menambah kefasihan dan keyakinan
menyediakan konteks pembelajaran
bertindak sebagai alat yang dapat mengikis rasa bosan
bertindak sebagai alat pemulihan, pengukuhan dan penggayaan
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat melakukan simulasi pembelajaran dengan
menggunakan kartu berseri (flash card). Kartu-kartu berseri tersebut dapat berupa kartu
bergambar. Kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat. Dalam pembelajaran membaca permulaan
guru dapat menggunakan strategibermain dengan memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartu-kartu
huruf tersebut digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata. Siswa diajak
bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan teka-teki atau
soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah ketrampilan
mengeja suatu kata (Rose and Roe, 1990).
Contoh lain teknik mengajar keterampilan membaca antara lain:
a. Teknik baca jawab
b. Teknik baca kritik
c. Teknik baca cerita
D. Teknik Mengajar Keterampilan Menulis
Pengajaran keterampilan menulis secara intensif baru diberikan di kelas 3 dan 4 dalam bentuk
materi paragraf dan karangan. Di kelas 3, pembelajar memperoleh matari paragraf, karangan
bebas dengan tata tulisnya (ejaan). Secara garis besar materi paragraf terdiri atas
1) pengenalan paragraf secara umum;
(2) pengenalan paragraf deduktif;
(3) pengenalan paragraf induktif;
(4) pengenalan paragraf deduktif-induktif;
(5) pengenalan karangan bebas dengan jumlah paragraf terbatas.
Materi paragraf secara bertahap disajikan melalui pengenalan dan pemahaman unsur yang
membangun paragraf sampai pembuatan paragraf. Rinciannya sebagai berikut:
(a) gagasan utama (topik) dan kalimat utama;
(b) gagasan penjelas dan kalimat penjelas;
(c) alat kohesi paragraf, yang meliputi kata ganti, kata kunci, kata hubung (transisi);
(d) koherensi paragraf (keterkaitan dan kesinambungan gagasan);
(e) paragraf utuh.
Pembelajar berlatih menyusun paragraf secara bertahap dengan urutan sebagai berikut:
(a) berlatih mengembangkan gagasan utama menjadi kalimat topik;
(b) berlatih mengembangkan gagasan penjelas menjadi kalimat penjelas;
2.
3.
4. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu dan pengalaman terhadap masalalu
lalu.
5. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses informasi dan teori
pengambilan keputusan.
6. Metode eksperensial meliputi situasi penyelesaian masalah (membantu peserta didik
meningkatkan sikap profesional, mampu menerapkan masalah konseptual keperawatan dalam
kurikulum berdasarkan masalah aktual, menggambarkan secara tertulis kejadian atau peristiwa
klinik) dan situasi pengambilan keputusan (pengujian data yang ada, pengidentifikasian alternatif
tindakan, penentuan prioritas tindakan, pembuatan keputusan) (Nursalam, 2002).
Proses Insiden
1. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan reflektif berdasarkan kejadian
klinik/insiden.
2.
Insiden berasal dari pengalaman praktik aktual atau dikembangkan secara hipotetikan.
3.
Bisa dalam bentuk insiden terkait klien, staf atau tatanan praktik. (Nursalam, 2002)
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang
dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta
melibatkan seluruh anggota tim.
Karakteristik Ronde Keperawatan
Memberikan justifikasi
Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional
Penjelasan tentang klien oleh Perawat primer/Ketua tim yang difokuskan pada masalah
keperawatan & rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan & memilih prioritas
yang perlu didiskusikan.
Pemberian justifikasi oleh Perawat primer / perawat konselor/ Kepala ruang tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah & yang akan ditetapkan.
Sikap fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik dan klien.
b.
c.
Diskusi pada awal dan paska demonstrasi didepan klien dilakukan seminimal mungkin.
Kaji pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang didapatnya saat itu.
f. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta didik
sebelumnya, atau apabila peserta didik menghadapi kesulitan menerapkan (Nursalam, 2002).
4. Persiapan
a. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk menerapkan keterampilan teknik prosedural dan interpersonal.
b.
Koordinasi dengan staff diklinik agar tidak mengganggu jalannya rutinitas perawatan klien.
c.
Konferensi
1. Dirancang melalui diskusi kelompok
2. Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah dalam kelompok, melalui analisis
kritikal, pemilihan alternatif pemecahan masalah, dan pendekatan kreaktif.
3. Memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan masalah.
4. Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar.
5. Memberi kesempatan terjadi peer review, diskusi kepedulian, issue, dan penyelesaian
masalah oleh disiplin lain.
6. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.
7. Meningkatkan kemampuaan memformulasikan idea.
8. Adanya kemampuan konstribusi peserta didik.
9. Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok.
10. Kemampuan menggali perasaan, sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi praktik.
11. Mengembangkan keterampilan beragumentasi.
12. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
13. Jenis konferensi adalah pre dan post konferensi, peer review, issue dan multidisiplin.
(Nursalam, 2002)