Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“TERAPI OZON”
Dosen Pembimbing :

Ns. Yola Yolanda, M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 6

1. Rahmatur Rohdhiah (211211919)


2. Rafisyu ilham (211211938)
3. Poppi Kharisma Iriani (211211917)
4. Nasha Restu kurnia (211211934)
5. Nofta Andra (2112119

Program Studi S1 Keperawatan


STIkes MERCUBAKTIJAYA PADANG
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur kehadirat


Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul "Teapi Ozon " ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembaca untuk memperdalam ilmu keperawatan.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak sekali mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak, oleh karena itu kami menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
dengan rendah hati kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi
makalah sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Padang, 17 Maret 2022

Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ozon dikenal memiliki peranan dalam melindungi keseimbangan
ekologi bumi dan dapat berinteraksi pada tingkat dasar dengan polutan dari
industri. Ozon juga memiliki kemampuan biologi yang khas sehingga banyak
diteliti untuk digunakan dalam dunia medis (Sudigdo Sastroasmoro, 2004).

Tahun 1915, Dr. Albert Wolff di Jerman mulai menggunakan ozon


untuk menangani berbagai penyakit kulit. Selama Perang Dunia I, Jerman
menggunakan ozon untuk menangani luka dan infeksi pada kulit (Inggriani,
2007).

Luka pada kulit merupakan penyakit yang tidak habis – habisnya


menyerang masyarakat Indonesia maupun dunia. Luka pada kulit ini tampaknya
merupakan hal yang sepele, tetapi dapat menimbulkan akibat yang berbahaya
bila tidak segera ditangani dengan baik. Hal ini terjadi karena pada luka
terdapat berbagai macam mikroorganisme yang dapat memperparah keadaan
luka tersebut. Mikroorganisme yang pada umumnya ditemukan pada luka
namun tidak menyebabkan infeksi sebagian besar merupakan flora normal
tubuh, seperti Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus koagulase negatif
lain, Brevibacterium sp., Corynebacterium sp., Proprionibacterium acnes, dan
Pityrosporum sp. sedangkan mikroorganisme yang terdapat pada luka dan
seringkali menyebabkan terjadinya infeksi antara lain adalah Staphylococcus
aureus, Streptococcus β-hemolyticus (S. pyogenes, S. agalactiae), Escherichia
coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Pseudomonas sp., Acinetobacter sp.,
Stenotrophomonas sp., dan Candida albicans (Chamberlain, 2007).

(Chozin, 2006). Luka pada kulit tentu saja termasuk di dalam cakupan
penyakit kulit dan bawah kulit. Oleh karena itu, untuk mengobati luka pada
kulit ini diperlukan sangat banyak obat, tidak hanya yang berasal dari pabrik
obat saja. Maka diperlukanlah pengobatan alternatif/ suportif yang ampuh
dalam penyembuhan dan antimikroba pada luka yaitu ozon.

Di Indonesia saat ini ozon sudah mulai populer digunakan sebagai terapi
komplementer/ alternatif dan suportif serta sudah dipergunakan sejak tahun
1992 (Inggriani, 2007). Sebagai molekul yang memiliki energi yang sangat
besar, ozon dapat menginaktivasi bakteri, virus, jamur dan beberapa jenis
protozoa, sehingga dapat digunakan sebagai pilihan terapi dalam pengobatan
beberapa penyakit dan sebagai terapi tambahan pada penyakit lain.

Terapi ozon untuk luka umumnya diberikan secara lokal pada bagian
yang terluka dengan memanfaatkan efek antimikroba dan efek penyembuhan
luka yang lebih cepat melalui peningkatan kadar oksigen dalam jaringan
(Sudigdo Sastroasmoro, 2004). Terapi ozon di Indonesia saat ini hanya
dilakukan di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan semarang serta
penggunaanya masih kontroversional. Dengan berlandaskan sistem evidence
base medicine, maka penulis merasa tertarik untuk membuktikan secara ilmiah
penggunaan terapi ozon ini sebagai antimikroba pada luka agar dapat digunakan
oleh masyarakat luas.

1.2. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan terapi ozon dan bagaimana prosedur terapi
ozon ?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui tentang terapi ozon dan cara kerja terapi ozon.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Terapi Ozon
Istilah yang menggambarkan beberapa amalan yang berbeza di mana
oksigen, ozon atau hydrogen peroksida ditakbir melalui cecair atau gas untuk
membunuh mikroorganisma yang jahat, meningkatkan fungsi sel, dan
menggalakkan penyembuhan tisu yang rosak. Rasional di sebalik terapi ozon
ini ialah seperti yang mereka sering dikenali, tanggapan bahawa selagi
keperluan antioksidan bagi badan dipenuhi, penggunaan bahan oksidatif
tertentu akan merangsang pergerakan atom oksigen daripada saluran darah ke
sel badan. Ozon sendiri terdiri daripada oksigen, terhasil apabila sinaran
ultraviolet atau aliran elektrik melalui udara atau oksigen.

Terapi ozon adalah prosedur yang dilakukan dengan gas ozon. Ozon

merupakan gas tak berwarna yang terbuat dari tiga jenis atom oksigen. Pada
atmoster, gas ozon berfungsi melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet dari
cahaya matahari. Sementara ozon yang terdapat di daratan dikelompokkan sebagai
polutan udara yang berbahaya.

Gas ozon dikatakan berbahaya ketika seseorang menghirupnya.


pasalnya, gas ini dapat memicu iritasi paru-paru dan tenggorokan, batuk, serta
membutuknya gejala asma. Paparan ozon dengan kadar tinggi bahkan dapat
menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan berujung fatal.

Namun beberapa penelitian menyatakan bahwa ozon dapat memberikan


manfaat dalam pengobatan medis. Harap diingat bahwa riset-riset ini masih
sangat terbatas dalam mengevaluasi efektivitas terapi ozon yang sebenarnya.
Karena itu, penggunaan terapi ozon untuk gangguan kesehatan belum disetujui
secara resmi sebagai penanganan medis.
2.2. Sejarah Awal Terapi Ozon

Sejarah terapi ozon bermula di German di mana Werner Von Siemens


membina paip sedutan pertama untuk membunuh mikroorganisma pada
tahun1857. Baron Justus Von Liebig pula ahli kimia pertama yang menerapkan
aplikasi ozon untuk kegunaan manusia. Kemudian para sainstis Rusia
mempercepatkan penyelidikan perubatan dan berkongsi pengetahuan dengan
Negara-negara Bersatu. Selain itu, pengetahuan tersebut juga dikongsikan
bersama dengan seluruh dunia terutama sekali selepas Perang Dunia Kedua.

2.3. Manfaat Terapi Ozon

1) Dari Segi Kesehatan

1. Melawan virus, bakteria, kulat fungus dan protozoa


2. Merangsang sistem pertahanan badan atau imun
3. Memusnahkan radikal bebas
4. Mencegah koma dan kejutan
5. Menghentikan pendarahan
6. Menghalang dan merawat penyakit berjangkit
7. Menghalang penyakit degenerative
8. Memperbaiki fungsi otak dan ingatan
9. Meleraikan gumpalan sel darah merah, memperbaiki pengangkutan
oksigen, dan aliran darah
10. Menstabilkan penghasilan hormon dan enzim
11. Memecahkan lemak iaitu kolestrol dan trigliserid membersihkan arteri
& vena
12. Mengurangkan radang atau inflamasi
13. Menyingkirkan toksin
14. Mengatasi artritis atau radang sendi
15. Membersihkan dan mensterilkan luka
16. Mengatasi penyakit jantung iskemik
17. Mengobati kelainan mata yang disebut degenerasi makula
18. Mengatasi gangguan pernapasan
19. Menangani diabetes dan komplikasinya

2) Dari Segi Makanan

1. Mentoksik bua-buahan, sayur-sayuran, ayam, ikan, daging


2. Menghapuskan racun serangga, bahan kimia pada makanan
3. Menjadikan buah-buahan dan sayur-sayuran ranggup
4. Mengeluarkan antibiotic pada bahan makanan
5. Mengekalkan kesegaran makanan

3) Dari Segi Kebersihan

1. Mensterilkan peralatan dapur dan botol susu bayi


2. Membantu mengatasi masalah kelemumur, jeragat, jerawat dan bintik
hitam

2.4. Persiapan sebelum Menjalani Terapi Ozon

Persiapan yang dapat dilakukan sebelum terapi ozon meliputi:

 Mendiskusikan mengenai manfaat dan risiko terapi ozon


 Menjalani pemeriksaan medis

Khusus terapi ozon yang dilakukan dengan mengambil darah dan


mencampurnya dengan gas ozon sebelum kembali dimasukkan ke tubuh, pasien
harus tidur cukup, mengonsumsi sarapan yang bernutrisi, dan minum banyak
air putih.
2.5. Prosedur Terapi Ozon

Terapi ozon dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

1. Terapi ozon langsung ke jaringan

Terapi ini dilakukan untuk mengatasi masalah luka pada tungkai atau
lengan. Gas ozon akan langsung diaplikasikan pada luka tersebut, dengan
lapisan pelindung.

2. Terapi ozon intravena

Metode ini ditujukan bagi orang yang mengalami infeksi, misalnya


HIV. Prosedurnya meliputi:

1. Petugas medis akan sampel darah pasien.


2. Darah tersebut lalu dicampur dengan gas ozon.
3. Petugas medis kemudian kembali memasukkan campuran darah dan
ozon ke dalam tubuh pasien lewat pembuluh darah vena. Contohnya,
melalui infus.

3. Terapi ozon intramuskular

Metode ini hampir sama dengan cara intravena. Bedanya hanya terletak
pada teknik penyuntikan campuran darah dan ozon kembali ke dalam tubuh
pasien. Pada terapi ozon intramuskular, campuran darah dan gas ozon akan
disuntikkan ke dalam otot tubuh pasien. Misalnya pada bagian lengan maupun
bokong.

 Resiko Terapi Ozon

Berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa uji klinis, risiko terapi
ozon bisa meliputi:
 Emboli paru
 Infeksi
 Penurunan lapang pandang pada kedua mata
 Mual, muntah, sakit kepala, batuk, dan keluhan sistem pernapasan lain
bila gas ozon terhirup.

Hingga sekarang, terapi ozon tergolong penanganan yang masih


kontroversial. Jenis pengobatan ini belum disetujui secara resmi. Oleh karena
itu, pastikan teman-teman berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu mengenai
manfaat dan risiko terapi ozon sebelum menjalaninya.
 https://www.sehatq.com/tindakan-medis/terapi-ozon
 file:///C:/Users/HP/Downloads/0410137_Chapter1.pdf
 http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6935
 http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6935/bab
%20ii.pdf?sequence=3&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai