Anda di halaman 1dari 13

“Upaya Mencegah Hazard Fisik Radiasi”

OLEH :
KELOMPOK II

1. Fajar Asmin Baharudin (P2012014)


2. Grishela Sesilia Sarak (P2012018)
3. Nathalia Tamarinszky Souhuwat (P2012024)
4. Siti Khadijah Rumwokas (P2012030)
5. Venderi Unitly (P2012009)
6. Yoan Tetikay (P2012036)

YAYASAN BANGUN PRIMA PERSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan ini kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunan dan
penyertaan-Nya kepada kami, sehingga makalah yang membahas tentang “Upaya Mencegah
Hazard Fisik Radiasi” ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami susun untuk menambah ilmu
serta untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah “K3”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Untuk itu kami sampaikan terima kasih, apabila ada kurang lebihnya
kami mohon maaf.

Ambon, Januari 2022

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................5

A. Definisi Hazard Fisik Radiasi .........................................................................................5


B. Jenis-jenis Hazard Fisik Radiasi......................................................................................5
C. Sumber-sumber Hazard Fisik..........................................................................................6
D. Resiko Hazard Fisik.........................................................................................................8
E. Upaya Mencegah Hazard Fisik Radiasi...........................................................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................................................11

A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran .. ............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah bebas dari cideran fisik dan psikologis yang menjamin
keselamatan pasien, melalui penetapan system operasional, meminilisasi terjadinya
kesalahan, mengurangi rasa tidak aman pasien dalam sistem perawatan kesehatan dan
meningkatkan pelayanan yang optimal (canadian nursing association, 2004)
International council nurse (2002) mengatakan bahwa keselamtan pasien merupakan hal
mendasar dalam mutu pelayanan keperawatan. Peningkatan keselamatan pasien meliputi
tindakan nyata dalam rekrukmen, pelatihan dan retensi tenaga profesional, pengembangan
kinerja, menejemen resiko dan lingkungan yang aman, pengendalian infeksi , penggunaan
obat-obatan yang aman, peralatan dan lingkungan perawatan yang aman serta akumulasi
pengetahuan ilmiah yang terintegrasi serta berfokus pada kesekamatan pasien yang di sertai
dengan dukungan infrastruktur terhadap pengembangan yang ada.
Menurut international of medicine keselamatan pasien yang di definisikan sebagai
freedom from accidential injury di sebabkan karena erorr yang meliputi kegagalan suatu
perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang aman yang di lakukan oleh setiap
tenaga kesehatan yang di mulai dari asessment, identifikasi sampai dengan analisis kejadian
yang bertujuan untuk menngkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Tujuan keselamatan pasien di rumah sakit menurut meliputi terciptanya budaya
keselamatan pasien di rumah sakit,meningkatnya akuntalitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat,menurunnya kejadian tidak di harapkan (KTD) di rumah sakit,dan terlaksananya
program-program pencengahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapakan.
Menurut institusi of medicine (IOM) (2008) tujuan keselamatan pasien ini diantaranya
pasien aman (terhindardari cedera), pelayanan menjadi lebih efektif dengan adanya bukti
yang kuat terhadap terapi yang perlu atau tidak perlu diberikan ke pasien, berfokus pada nilai
dan kebutuhan pasien,pengurangan waktu tunggu pasien dalam menerima pelayanan dan
efisien dalam penggunaan sumber-sumber yang ada. Penulis berpendapat tujuan keselamatan
pasien antara lain terciptanya budaya keselamatan pasien,menurunnya kejadian yang tidak
aman bagi pasien (menurunnya KTD,KNC,kejadian sentinel)., memberikan kepuasan bagi
pasien maupun pihak internal rumah sakit sendiri,dan mutu pelayanan kesehatan menjadi
lebih baik, tujuan keselamatan pasien sebagai arah dalam mencapai visi kedepan yaitu
terciptanya penerapan keselamatan pasien.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definsi Hazard Fisik Radiasi?
2. Apa jenis-jenis Hazard Fisik Radiasi?
3. Apa Upaya Untuk Mencegah Hazard Fisik Radiasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definsisi Hazard Fisik Radiasi
2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Hazard Fisik Radiasi
3. Untuk Mengetahui Upaya Dalam Mencegah Hazard Fisik Radiasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hazard Fisik Radiasi

Suardi R. (2005) menyatakan bahwa hazard adalah sesuatu yang berpotensi menjadi
penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja, dan atau aspek lainnya dari
lingkungan kerja. Menurut A.M. Sugeng Budiono, dalam artikelnya “hazard” yang sering
disebut potensi bahaya merupakan sumber resiko yang potensial mengakibatkan kerugian
baik material, lingkungan maupun manusia. Safety Engineer Career Engineer Career
Workshop (2003) mendefinisikan Hazard sebagai kondisi fisik yang berpotensi
menyebabkan kerugian / kecelakaan bagi manusia atau lingkungan. Ketika hazard timbul,
maka peluang terjadinya efek-efek yang buruk tersebut akan muncul.

Bahaya fisik dapat menjadi faktor atau keadaan yang dapat menyebabkan bahaya tanpa
atau dengan adanya kontak. Biasanya bahaya fisik diklasifikasikan sebagai bahaya
lingkungan atau pekerjaan. Radiasi, tekanan panas dan dingin, getaran, dan kebisingan,
misalnya, adalah jenis bahaya fisik.

Radiasi adalah energi yang terpancar dari materi dalam bentuk partikel atau gelombang
berenergi tinggi yang berasal dari sumber alami atau sumber yang sengaja dibuat oleh
manusia.

B. Jenis-jenis Hazard Fisik Radiasi


1. Bahaya mekanik
Yang termasuk ke dalam bahaya mekanik antara lain terbentur, tertusuk, tersayat, terjepit,
tertekan, terjatuh, terpeleset, terkilir, tertabrak, terbakar, terkena serpihan ledakan,
tersiram, dan tertelan.

2. Bising
Berasal dari bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat menganggu kesehatan,
kenyamanan, serta dapat menyebabkan gangguan pendengaran (ketulian). Ditempat kerja
bising dapat berasal dari berbagai tempat seperti pada area produksi, area generator, area
kompresor, area dapur, area umum seperti pasar atau stasiun, hingga area perkantoran,
dari suara mesin, suara benturan alat hingga suara gaduh manusia.

5
3. Getar atau Vibration
Getar dapat menimbulkan gangguan pendengaran, muskoloskeletal, keseimbagan, white
finger dan hematuri mikroskopik akibat kerusakan saraf tepi dan jarinagn pembuluh
darah. Getaran dapat memajani seluruh tubuh (whole body vibration) seperti pada pekerja
pemotong rumput yang membawa mesin di punggungnya dan pengemudi.

4. Suhu ekstrem panas


Merupakan tekanan panas yang melebihi kemampuan adaptasi, dapat menimbulkan heat
cramp, heat exhaustion dan heat stroke, dan kelainan kulit. contoh peralatan kerja
mengeluarkan suhu ekstrem panas adalah tempat pembakaran (furnace), dapur atau
tempat pemanasan (boiler), mesin pembangkit listrik (generator) atau mesin lainnya.

5. Suhu ekstrem dingin


Pajanan suhu ekstrem dingin dilingkungan kerja dapat menimbulkan
frostbite (kerusakan kulit dan sel akibat suhu dingin ekstrem) yang ditandai dengan
bagian tubuh mati rasa diujung jari atau daun telinga, serta gejala hipotermia yaitu suhu
tubuh di bawah 35oC dan dapat mengancam jiwa. Pekerja yang berisiko seperti
penyelam, pekerja di cold storage, di ruang panel yang menggunakan alat elektronik
dalam suhu ekstrem dingin, pemotong dan pengemas daging atau makanan laut yang
dibekukan.

6. Cahaya
Cahaya yang kurang atau terlalu terang dapat merusak mata. Sering bekerja dibawah
cahaya yang redup dapat menimbulkan ketidak nyamanan pada mata berupa kelelahan
mata atau kepala sakit. Adapun pencahayaan lainnya yang dapat berisiko mengangggu
kesehatan pekerja adalah mereka yang bekerja di pantai ataupun ditengah laut sebagai
akibat terkena sinar matahari secara langsung dan berlangsung cukup lama.

7. Radiasi Pengion
Berasal dari sinar alfa, sinar beta, sinar gamma atau sinar-X, pekerja yang berisiko yaitu
radiografer di bagian radiologi di suatu klinik atau rumah sakit, operator pembangkit
tenaga nuklir atau lainnya.

C. Sumber-Sumber Hazard Fisik


Sumber bahaya merupakan sesuatu yang merupakan inti atau pusat dari proses kegiatan
yang mengakibatkan timbulnya risiko, bisa berupa equipment, lokasi/area, sistem, peraturan,
produk, unit kegiatan, Sumber Daya Manusia dan lain-lain

6
Sumber-sumber bahaya berasal dari :
1. Manusia
Kesalahan utama sebagian besar kecelakaan adalah terletak pada pekerja itu sendiri,
mereka kurang terampil, kurang tepat, kurang mentaati tata tertib dalam mengoperasikan
mesin atau peralatan.

2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam suatu proses dapat menimbulkan bahaya jika tidak
digunakan sesuai fungsinya, tidak dilengkapi dengan pelindung saat memasuki area.

3. Proses
Dalam proses kadang menimbulkan asap, debu, panas, bising dan bahaya mekanis seperti
terjepit, terbentur atau terjatuh, hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan atau penyakit
akibat kerja.

4. Cara atau sikap kerja


Cara kerja yang berpotensi terhadap terjadinya bahaya atau kecelakaan berupa tindakan
tidak aman, misalnya :
 Cara mengangkat dan mengangkut yang salah
 Posisi tubuh yang tidak benar
 Tidak menggunakan APD
 Lingkungan kerja yang terlalu panas
 Menggunakan alat atau mesin yang tidak sesuai dengan peraturan
 Keadaan mesin-mesin, perlengkapan dan peralatan kerja serta bahan-bahan.
 Sikap kerja yang salah, yaitu pada saat pengepakan pekerja berdiri, duduk berjalan
dan membungkuk terlalu lama.

5. Lingkungan Kerja
Bahaya dari lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan berbagaigangguan kesehatan
dan penyakit akibat kerja. Bahaya tersebut adalah :

a) Faktor lingkungan fisik


Bahaya yang bersifat fisik seperti ruangan yang terlalu panas di Centrifuge, bising
yang melebihi Nilai Ambang Batas di Pump House dan Centrifuge.

b) Faktor lingkungan kimia


Bahaya yang bersifat kimia yang berasal dari bahan–bahan yang digunakan maupun
bahan yang dihasilkan selama proses produksi. Bahan ini berhamburan ke
lingkungan, kerusakan atau kebocoran dari peralatan atau instalasi yang digunakan
dalam proses serta bau dari bahan-bahan kimia yang sangat menyengat. Paparan dari
gas amoniak di Pump House dan seksi filtrasi

7
c) Faktor lingkungan biologis
Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari bakteri, virus maupun dari
binatang lainnya yang ada di tempat kerja.

d) Faktor faal kerja atau ergonomic


Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu berat, peralatan yang
digunakan tidak serasi dengan tenaga kerja.

e) Faktor psikologis
Gangguan yang disebabkan karena hubungan atasan dengan bawahan yang tidak
serasi, hal ini dapat menimbulkan ketegangan jiwa pada karyawan.

D. Resiko Hazard Fisik


1. Benda-benda tajam dan panas , resiko bahaya ini paling sering menimbulkan kecelakaan
kerja contohnya, jarum suntik dan jarum jahit. Resiko itu bisa saja terkontaminasi dengan
kuman akibat bekas jarum suntik.
2. Benda-benda yang bergerak yang dapat membentur , sering kali di rumah sakit di temui
yang dapat menyebabkan tertularnya penyakit contohnya brangkart/ tempat tidur , rostur/
kursi roda.
3. Resiko jatuh dari ketinggian yang sama ; terpeleset, tersandung . resiko ini biasanya
ditemui di lantai-lantai yang miring.
4. Resiko jatuh dari ketinggian yang berbeda biasanya terjadi di ruang perawatan anak dan
jiwa.yang harus di perhatikan contohnya konstruksi bangunan atau pembersihan kaca
pada posisi yang cukup tinggi . pada ruangan tersebut biasanya dilantai atas, jadi jendela
yang ada sudah terpasang teralis pengaman dan anak-anak selalu dalam pengawasan
orang dewasa dalam bermain .

E. Upaya Mencegah Hazard Fisik


1. Pengendalian Resiko Bahaya Fisik
Potensi bahaya adalah sesuatu yan berpeluang menyebabkan terjadinya
kerugian,kerusakan,cedera,sakit,atau bahkan kematian yang berhubungan dengan proses
dan sistem kerja. Secara umum yang dilakukan oleh sebagian orang dalam tahap
pengendalian resiko bahaya fisik ada beberapa tahap , diantaranya :
a) Eliminasi
Eliminasi adalah menghilangkan bahaya yang di lakukan saat perencanaan
penghilangan bahaya adalah sistem yang paling efektif sehingga tidak mengandalkan
perilaku pekerja dalam mencegah resiko , akan tetapi penghilangan benar-benar
terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis.

8
b) Subtitusi
Sistem ini bertujuan untuk mengganti bahan proses atau peralatan dari yang
berbahaya menjadi leboh tidak berbahaya. Dengan adanya sistem ini dapat
menurunkan resiko bahaya.
c) Rekayasa / enginering
Sistem ini dilakukan bertujuan untuk memilah bahaya dengan pekerja serta untuk
mencegah terjadinya kesalahan manusia.
d) Adminstratif
Pengendalian ini dari unsur orng yang melakukan pekerjaan. Metode ini di harapkan
manusia agar mematuhi dan menyelesaikan pekerjaan secara aman. Biasanya pekerja
membuat adanya standar operasional prosedur ( SOP ).
e) Alat pelindung diri (administration control )
Alat pelindung diri yang digunakan untuk membatasi anatar terpaparnya tubu dengan
potensi bahaya yang akan diterima oleh tubuh.

2. Pedoman Penerapan Sistem K3


a) Komitmen dan Kebijakan
 Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi yang dapat
menentukan keputusan perusahaan.
 Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang
diperlukan dibidang keselamatan dan kesehatan kerja.
 Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan
kewajiban yang jelas dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja.
 Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi.
 Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja.

b) Perencanaan
 Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko :
 Peraturan Perundangan dan Persyaratan lainnya :
 Tujuan dan Sasaran
 Indikator Kinerja
 Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang berlangsung.

c) Penerapan
Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan harus
menunjukkan personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan, meliputi :

9
1) Jaminan Kemampuan :
 Sumber daya manusia, sarana dan dana
 Integrasi
 Tanggung jawab dan tanggung gugat
 Konsultasi, motivasi, dan kesadaran.
 Pelatihan dan kompetensi kerja
2) Kegiatan Pendukung :
 Komunikasi
 Pendokumentasian
 Pencatatan dan manajemen Informasi
3) Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko :
 Identifikasi Sumber Bahaya
 Penilaian Risiko
 Tindakan Pengendalian
 Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana

3. Pegendalian Resiko Bahaya Fisik di Rumah Sakit


 Menggunakan alat pelindung diri contohnya, helm.kaca mata, sepatu,pelindung
tangan.
 Membuat isolasi kegiatan atau unsur-unsur yang berbahaya
 Pengendalian cahaya di ruang laboratorium
 Pengaturan ventilasi
 Pengaturan jadwal kerja yang sesuai
 Filter untuk mikroskop
 Pelindung mata untuk sinar laser
 Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala
 Pengobatan apabila ditemukan gangguan fisik bagi pekerja.
 Memasang tanda-tanda peringatan
 Membuat daftar bahan-bahan yang aman
 Pelatihan penanganan darurat
 Riset medis
 Monitoring lingkungan kerja
 Sanitasi yang bersih dan penyediaan fasilitas kesehatan
 Menerapkan peraturan perundangan yang disiplin
 Penyediaan sarana dan prasarana yang terbaharuan

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja manusia merupakan hal yang paling penting dalam
proses berkerja. Tujuan pokok dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mencegah
dan mengurangi bahkan menghapuskan kecelakaan kerja.
Dengan demikian, keselamatan dan kesehatan kerja tersebut menjadi sangat penting
mengingat akibat yang ditimbulkan dari adanya kecelakaan kerja. Dengan tindakan
pencegahan kecelakaan kerja harus diletakkan pengertian bahwa kecelakaan adalah resiko
yang melekat pada setiap proses yang berhubungan dengan pekerjaan.

B. Saran
Sebagai seorang perawat ataupun mahasiswa keperawatan dapat berkerja profesional
dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang ideal dan
bertanggung jawab. Perawat/petugas melakukan pekerjaan sesuai standar prosedur
operasional (SPO) yang ada dengan baik dan benar, dapat bekerja dengan hati-hati, fokus,
dan selalu mengutamakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam bekerja

11
DAFTAR PUSTAKA

Indragiri, S., & Yuttya T. (2018).MANAJEMEN RISIKO K3 MENGGUNAKAN HAZARD


IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL (HIRARC). Jurnal
Kesehatan, 9(1), 39-52.

Hadi, Irwan. 2016. Manajemen Keselamtan Pasien ( Teori & Aplikasi ). Yogyakarta
: Deepublish

http://okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/.

http://okleqs.wordpress.com/category/identifikasi-bahaya/

http://hanosen.com/pemahaman-tentang-bahaya-hazard/

Depkes RI.2008,Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit,2 edn,Bakti


Husada,Jakarta.

Putri Meiyarny Zega (2019) UPAYA PERAWAT DALAM MENCEGAH HAZARD FISIK DI
RUMAH SAKIT, Jurnal Kesehatan, halaman 8.

iii

Anda mungkin juga menyukai