Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG PENYAKIT ASMA

NAMA MAHASISWA :

ALLBRIGHT I. UMBOH

NIM / KELAS :

1814201030 / A1 SEMESTER 3

MATA KULIAH :

PSIKOSOSIAL BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

FAKULTAS KEPERAWATAN

SEMESTER 3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat limpahan rahmat dan karunia dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyakit Asma”

Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah memberi masukan
untuk kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi pembaca dan semoga apa yang ada di makalah ini
dapat di terapkan dan di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Manado,14 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN :

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Manfaat Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI :

A. Konsep Dasar :

BAB III PEMBAHASAN :

A. Penyebab dan Tanda Gejala

BAB IV PENUTUP :

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak yaitu
penyakit asma. Kejadianasma meningkat di hampir seluruh dunia,
baik Negara maju maupun Negara berkembangtermasuk Indonesia.
Peningkatan ini diduga berhubungan dengan meningkatnya
industrisehingga tingkat polusi cukup tinggi. Walaupun berdasarkan
pengalaman klinis dan berbagai penelitian asma merupakan penyakit
yang sering ditemukan pada anak, tetapi gambaran klinisasma pada
anak sangat bervariasi, bahkan berat-ringannya serangan dan sering-
jarangnyaserangan berubah-ubah dari waktu ke waktu. Akibatnya
kelainan ini kadang kala tidakterdiagnosis atau salah diagnosis
sehingga menyebabkan pengobatan tidak adekuat.

Penyakit asma merupakan kelainan yang sangat sering ditemukan


dan diperkirakan 4 – 5% populasi penduduk di Amerika Serikat
terjangkit oleh penyakit ini. Asma bronkial terjadi padasegala usia
tetapi terutama dijumpai pada usia dini. Sekitar separuh kasus timbul
sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum
usia 40 tahun. Pada usia kanak-kanak terdapat predisposisi laki-laki :
perempuan = 2 : 1 yang kemudian menjadi sama pada usia 30 tahun.
Asma merupakan 10 besar penyebab kesakitan dan kematian di
Indonesia, hal itutergambar dari data studi Survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) di berbagai propinsi diIndonesia. SKRT 1986
menunjukkan asma menduduki urutan ke 5 dari 10 penyebab
kesakitan bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema.
Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronikdan emfisema sebagai
penyebab kematian ke 4 di Indonesia atau sebesar 5,6%. Tahun
1995, prevalensi asma di Indonesia sekitar 13 per 1.000 penduduk,
dibandingkan bronkitis kronik 11 per 1.000 penduduk dan obstruksi
paru 2 per 1.000 penduduk.

Beberapa anak menderita asma sampai mereka usia dewasa;


namun dapat disembuhkan.Kebanyakan anak-anak pernah
menderita asma. Para Dokter tidak yakin akan hal ini, meskipunhal
itu adalah teori. Lebih dari 6 % anak-anak terdiagnosa menderita
asma, 75 % meningkat padaakhir-akhir ini. Meningkat tajam sampai
40 % di antara populasi anak di kota.

Karena banyaknya kasus asma yang menyerang anak terutama di


Negara kita Indonesiamaka kami dari kelompok mencoba membahas
mengenai asma yang terjadi pada anak ini,sehingga orang tua dapat
mengetahui bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan bagi
anakyang terserang asma.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tanda-tanda maupun gejala yang terkena penyakit
Asma serta apa definisi dari penyakit Asma ?
C. Tujuan Penulisan
- Menjelaskan tentang Definisi Asma
- Mengetahui tanda dan gejala dari Asma
D. Manfaat Penulisan

- Memberikan pengetahuan lebih kepada masyarakat tentang


apa itu Penyakit Tuberculosis, Tanda dan Gejala, serta Penyebab.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar
1. Definisi

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami


penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu,
yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat berulang
namun reversible, dan diantar episode penyempitan bronkus
tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal. Asma
merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensititas
cabang-cabang trakhea bronkhial terhadapat berbagai jenis
rangsangan. Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan
seluruh nafas secara periodik dan reversibel akibat bronkhospasme.
Asma terjadi ketika ada kepekaan yang meningkat terhadap
rangsangan dari lingkungan sebagai pemicunya. Diantaranya adalah
dikarenakan gangguan emosi, kelelahan jasmani, perubhana cuaca,
temperatur, debu, asap, baubauan yang merangsang, infeksisaluran
napas, faktor makanan dan reaksi alergi.

Penyakit asma bronkial di masyarakat sering disebut sebagai bengek,


asma, mengi, ampek, sasak angok, dan berbagai istilah lokal lainnya.
Orang yang menderita asma memiliki ketidakmampuan mendasar
dalam mencapai angka aliran udara normal selama pernapasan
(terutaama pada ekspirasi). Ketidakmampuan ini tercemin dengan
rendanhnya volume udara yang dihasilkan sewaktu melakukan usaha
eksirasi paksa pada etik pertama.

Diantara serangan asma, pasien bebas dari mengi dan gejala,


walaupun reaktivitas bronkus meningkat dan kelainan pada ventilasi
tetap berlanjut. Namun, pada asmakronik masa tanpa serangan
dapat menghilang sehingga mengakibatkan keadaan asma yang
terus-menerus yang sering disertai infeksi bakteri sekunder.

2. Etiologi

Sampai saat ini etiologi dari asma bronchial belum dikerahui.


Berbagai teori sudah diajukan, akan tetapi yang paling disepakati
adalah adanya gangguan parasimpatis (hiperaktivitas saraf
kolinergik), gangguan simpatis (blok pada reseptorbeta adrenergic
dan hiperaktivitas reseptor alfa adrenergik).

Adanya kontraksi otot di sekitar bronkhus sehingga terjadi


penyempitan jalan nafas. Adanya pembengkakan membrane
bronkhus. Terisinya bronkus oleh mokus yang kental.
3. Tanda dan Gejala

Gejala utama asma meliputi sulit bernapas (terkadang bisa


membuat penderita megap-megap), batuk-batuk, dada yang terasa
sesak, dan mengi (suara yang dihasilkan ketika udara mengalir
melalui saluran napas yang menyempit). Apabila gejala ini kumat,
sering kali penderita asma menjadi sulit tidur.

Tingkat keparahan gejala asma bervariasi, mulai dari yang ringan


hingga parah. Memburuknya gejala biasanya terjadi pada malam hari
atau dini hari. Sering kali hal ini membuat penderita asma menjadi
sulit tidur dan kebutuhan akan inhaler semakin sering. Selain itu,
memburuknya gejala juga bisa dipicu oleh reaksi alergi atau aktivitas
fisik.

Gejala asma yang memburuk secara signifikan disebut serangan


asma. Serangan asma biasanya terjadi dalam kurun waktu 6-24 jam,
atau bahkan beberapa hari. Meskipun begitu, ada beberapa
penderita yang gejala asmanya memburuk dengan sangat cepat
kurang dari waktu tersebut.

Selain sulit bernapas, sesak dada, dan mengi yang memburuk secara
signifikan, tanda-tanda lain serangan asma parah dapat meliputi:

 Inhaler pereda yang tidak ampuh lagi dalam mengatasi gejala.


 Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan
sering.
 Sulit bicara, makan, atau tidur akibat sulit bernapas.
 Bibir dan jari-jari yang terlihat biru.
 Denyut jantung yang meningkat.
 Merasa pusing, lelah, atau mengantuk.
 Adanya penurunan arus puncak ekspirasi.

4. Penyebab terkena Penyakit Asma

Penyebab asma secara pasti masih belum diketahui. Meskipun


begitu, ada beberapa hal yang dapat memicu kemunculan gejala
penyakit ini, di antaranya:

 Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya menyerang


saluran napas bagian atas seperti flu.
 Alergen (bulu hewan, tungau debu, dan serbuk bunga).
 Paparan zat di udara, misalnya asap kimia, asap rokok, dan
polusi udara.
 Faktor kondisi cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin,
cuaca panas yang didukung kualitas udara yang buruk, cuaca
lembap, dan perubahan suhu yang drastis.
 Kondisi interior ruangan yang lembap, berjamur, dan berdebu.
 Stres.
 Emosi yang berlebihan (kesedihan yang berlarut-larut, marah
berlebihan, dan tertawa terbahak-bahak).
 Aktivitas fisik (misalnya olahraga).
 Obat-obatan, misalnya obat pereda nyeri anti-inflamasi
nonsteroid (aspirin, naproxen, dan ibuprofen) dan obat
penghambat beta (biasanya diberikan pada penderita
gangguan jantung atau hipertensi).
 Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami
yang kadang-kadang digunakan sebagai pengawet), misalnya
selai, udang, makanan olahan, makanan siap saji, minuman
kemasan sari buah, bir, dan wine.
 Alergi makanan (misalnya kacang-kacangan).
 Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau penyakit di mana
asam lambung kembali naik ke kerongkongan sehngga
mengiritasi saluran cerna bagian atas.

Sangat penting untuk mengetahui apa yang kerap memicu


munculnya gejala apabila Anda adalah seorang penderita asma.
Setelah mengetahuinya, hindari hal-hal tersebut karena itu
merupakan cara terbaik bagi Anda untuk mencegah terjadinya
serangan asma.
BAB III

PEMBAHASAN

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami


penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu,
yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat berulang
namun reversible, dan diantar episode penyempitan bronkus
tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal. Asma
merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensititas
cabang-cabang trakhea bronkhial terhadapat berbagai jenis
rangsangan.

Penyebab asma secara pasti masih belum diketahui. Meskipun


begitu, ada beberapa hal yang dapat memicu kemunculan gejala
penyakit ini, di antaranya:

• Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya menyerang


saluran napas bagian atas seperti flu.

• Alergen (bulu hewan, tungau debu, dan serbuk bunga).

• Paparan zat di udara, misalnya asap kimia, asap rokok, dan


polusi udara.
• Faktor kondisi cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin,
cuaca panas yang didukung kualitas udara yang buruk, cuaca lembap,
dan perubahan suhu yang drastis.

• Kondisi interior ruangan yang lembap, berjamur, dan berdebu.

• Stres.

• Emosi yang berlebihan (kesedihan yang berlarut-larut, marah


berlebihan, dan tertawa terbahak-bahak).

• Aktivitas fisik (misalnya olahraga).

• Obat-obatan, misalnya obat pereda nyeri anti-inflamasi


nonsteroid (aspirin, naproxen, dan ibuprofen) dan obat penghambat
beta (biasanya diberikan pada penderita gangguan jantung atau
hipertensi).

• Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami


yang kadang-kadang digunakan sebagai pengawet), misalnya selai,
udang, makanan olahan, makanan siap saji, minuman kemasan sari
buah, bir, dan wine.

• Alergi makanan (misalnya kacang-kacangan).

• Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau penyakit di mana


asam lambung kembali naik ke kerongkongan sehngga mengiritasi
saluran cerna bagian atas.
Gejala utama asma meliputi sulit bernapas (terkadang bisa membuat
penderita megap-megap), batuk-batuk, dada yang terasa sesak, dan
mengi (suara yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui saluran
napas yang menyempit). Apabila gejala ini kumat, sering kali
penderita asma menjadi sulit tidur.

Tingkat keparahan gejala asma bervariasi, mulai dari yang ringan


hingga parah. Memburuknya gejala biasanya terjadi pada malam hari
atau dini hari. Sering kali hal ini membuat penderita asma menjadi
sulit tidur dan kebutuhan akan inhaler semakin sering. Selain itu,
memburuknya gejala juga bisa dipicu oleh reaksi alergi atau aktivitas
fisik.

Gejala asma yang memburuk secara signifikan disebut serangan


asma. Serangan asma biasanya terjadi dalam kurun waktu 6-24 jam,
atau bahkan beberapa hari. Meskipun begitu, ada beberapa
penderita yang gejala asmanya memburuk dengan sangat cepat
kurang dari waktu tersebut.

Selain sulit bernapas, sesak dada, dan mengi yang memburuk secara
signifikan, tanda-tanda lain serangan asma parah dapat meliputi:

• Inhaler pereda yang tidak ampuh lagi dalam mengatasi gejala.

• Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan


sering.

• Sulit bicara, makan, atau tidur akibat sulit bernapas.


• Bibir dan jari-jari yang terlihat biru.

• Denyut jantung yang meningkat.

• Merasa pusing, lelah, atau mengantuk.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami


penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu,
yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat berulang
namun reversible, dan diantar episode penyempitan bronkus
tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal. Asma
merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensititas
cabang-cabang trakhea bronkhial terhadapat berbagai jenis
rangsangan.

Gejala utama asma meliputi sulit bernapas (terkadang bisa membuat


penderita megap-megap), batuk-batuk, dada yang terasa sesak, dan
mengi (suara yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui saluran
napas yang menyempit). Apabila gejala ini kumat, sering kali
penderita asma menjadi sulit tidur.
Tingkat keparahan gejala asma bervariasi, mulai dari yang ringan
hingga parah. Memburuknya gejala biasanya terjadi pada malam hari
atau dini hari. Sering kali hal ini membuat penderita asma menjadi
sulit tidur dan kebutuhan akan inhaler semakin sering. Selain itu,
memburuknya gejala juga bisa dipicu oleh reaksi alergi atau aktivitas
fisik.

Gejala asma yang memburuk secara signifikan disebut serangan


asma. Serangan asma biasanya terjadi dalam kurun waktu 6-24 jam,
atau bahkan beberapa hari. Meskipun begitu, ada beberapa
penderita yang gejala asmanya memburuk dengan sangat cepat
kurang dari waktu tersebut.

Selain sulit bernapas, sesak dada, dan mengi yang memburuk secara
signifikan, tanda-tanda lain serangan asma parah dapat meliputi:

• Inhaler pereda yang tidak ampuh lagi dalam mengatasi gejala.

• Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan


sering.

• Sulit bicara, makan, atau tidur akibat sulit bernapas.

• Bibir dan jari-jari yang terlihat biru.

• Denyut jantung yang meningkat.

• Merasa pusing, lelah, atau mengantuk.

• Adanya penurunan arus puncak ekspirasi.


B. Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua


pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis
dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah
pengetahuan pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan saran
dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih
baik pada makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Muchid, dkk. (2007, September). Pharmaceutical care untuk


penyakit asma.

Diakses 22 Juni 2012 dari Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan


Klinik Depkes RI:http:// 125.160.76.194 / bidang/ yanmed/ farmasi/
Pharmaceutical/ ASMA.pdf

Tanjung, D. (2003). Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. Diakses


22 Juni 2012 dari USU digital library:

Antariksa, Budhi. 2009. Diagnosis dan Penatalaksanaan Asma.


Jakarta:Departemen Pulmonologi dan ilmu kedokteran Respiratori
FKUI.

Croccket, Anthony. 1997. Penanganan Asma Dalam Perawatan


Primer. Jakarta: Hipokrates

Firshein & Richard., 2006. Memulihkan Asma. Cara Menghentikan


Gangguan Asma Secara Menyeluruh. B. First. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai