Anda di halaman 1dari 10

PERAN PENEGAK HUKUM DALAM PEMBERANTASAN

KORUPSI DI INDONESIA

KELOMPOK 3 :

Nama-nama kelompok :
1. Stenly Taliawo
2. Monika Maarebia
3. Brigita Runtunuwu
4. Jeferson Labudo
5. Rizal Motalu
6. Yansi Lariwu
7. Sintia Lumi
8. Leonardo Wehantouw
9. Mekaria Douw
10. Adinda Sirullah

Kelas / Semester : A1 / 1 Fakultas Keperawatan UNPI

Mata Kuliah : Pendidikan Budaya Anti Korupsi

Dosen : JOHNY RENDE S.H,M.H


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi dengan materi Peran Penegak
Hukum Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah memberi masukan
untuk kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapt
bermanfaat bagi pembaca dan semoga apa yang ada di makalah ini dapat di
terapkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Manado,15 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................3
C. Tujuan............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi.........................................................................4
B. Peran hukum dalam pemberantasan korupsi................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................9
B. Saran...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Korupsi di Indonesia di mulai sejak era orde lama sekitar tahun 1960-an
dan pembentukan Tim Pemberatasan Korupsi berdasarkan keputusan
Presiden Nomor 228 tahun 1967 yang dipimpin langsung oleh Jaksa
Agung belum membuahkan hasil yang nyata pada era orde baru muncul
Undang-Undang nomo 31 tahun 1971 dengan Operasi Tertibnya yang
dilakukan oleh komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban,
namun dengan kemajuan iptek modus operandi korupsi semakin canggih
dan rumit sehingga Undang-Undang tersebut gagal dilaksanakan dan
selanjutnya dikeluarkan sehingga Undang-Undang nomor 31 tahun 1999.
Dan Undang-Undang nomor 20 tahun 2001.Peran hukum dalam
pemberantasan korupsi dapat dilakukan beberapa institusi yakni : KPK,
Kepolisian, dan Kejaksaan.

B. RUMUSAN MASALAH
- Apa yang dimaksud dengan korupsi ?
- Apa peran hukum dalam pemberantasan korupsi di Indonesia ?
- Apa tujuan dari pemberantasan korupsi di Indonesia ?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui apa saja peran hukum dalam pemberantasan korupsi
di Indonesia dan untuk mengetahui fungsi dari peran masing-masing dari
pemberantasan korupsi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KORUPSI

Kata “KORUPSI” secara umum adalah tindakan pejabat publik,baik


politisi maupun pegawai negeri,serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Kata Korupsi berasal dari bahasa latin “CORRUPTIO” atau
CORRUPTUS yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok. Menurut para ahli bahasa, Corruptio
berasal dari kata kerja Corrumpere, suatu kata dari bahasa latin yang
lebih tua. Kata tersebut kemudian menurunkan istilah Corruption,
Corrups (Inggris), Corruption (Perancis), Corruptie/Korruptie
(Belanda) dan Korupsi (Indonesia).
Pengertian Korupsi menurut KBBI adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara untuk keuntungan pribadi. Dan
menurut UU No 20 tahun 2001 korupsi adalah tindakan melawan
hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, diri orang lain, tau
korupsi yang berakibat merugikan negara atau perekonomian negara.

B. PERAN HUKUM DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI


Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa
institusi yakni :
 KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi )
 Kepolisian
 Kejaksaan
1. KPK ( KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI)
Peran atau peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan
(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.
Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk
kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan
karena satu yang tergantung pada lain dan sebaliknya. Tak ada
peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.
Kedudukan KPK dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia adalh
sebagai lembaga negara bantu dalam pemberantasan korupsi yang
semakin merajalela. Jelas,KPK bukan bagian dari eksekutif
(pemerintahan), legislative (Dewan rakyat) dan yudikatif (Peradilan).
Salah satu unsur yang sangat penting dari penegakkan hukum dalam
suatu negara adalah perang terhadap korupsi, karena korupsi
merupakan penyakit kanker yang imun, meluas, permanent, dan
merusak semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk
perekonomian serta penataan ruang wilayah. KPK sebagai lembaga
independent , artinya tidak boleh ada intervensi dari pihak lain dalam
penyedikannya agar diperoleh hasil sebaik mungkin. Peran KPK tidak
hanya menindak koruptor di dalam negeri ini, tapi juga membantu
negara internasional memerangi korupsi di antaranya membantu
negara lain mengungkap skandal korupsi di negara tesebut. Peran
KPK dalam pemberantasan penyuapan pejabat asing atau orang asing
dalam bentuk mengungkap kasus yang ada di negaranya.
Berdasarkan Undang-Undang yang berlaku Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Korupsi,ada 3 yakni : Penyelidik, Penyidik,
Penuntutan.
-Penyelidik,menemukan bukti permulaan yang cukup adanya
dugaan tindak pidana korupsi dalam waktu paling lambat 7hari
terhitung sejak tanggal ditemukan bukti permulaan yang cukup
kemudian penyelidik melaporkan kepada KPK.
-Penyidik,berita acara penyitaan pada hari penyitan yang
memuat : Nama,Jenis,Jumlah barang yang akan disita; Keterangan
tempat,waktu,hari/tangal,bulan,dan tahun dilakukan penyitaan;
Keterangan mengenai pemilik atau menguasai barang atau benda-
benda lain; Tanda tangan identitas pemilik yang melakukan
penyitaan; Tanda tangan identitas dari pemilik yang menguasai
barang tersebut.
-Penuntutan,penuntut jaksa umum setelah menerima berkas
perkara dari penyelidik paling lambat 14 hari kerja wajib
melimpahkan berkas perkara tersebut kepada Pengadilan Negeri.

2. KEPOLISIAN
Peran Polri dalam penegakkan hukum Tindak Pidana Korupsi
dalam Undang-Undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia pada pasal 14 huruf G menyebutkan
“Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan Penyelidikan
dan Penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan
Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan
lainnya.” Dan sesuai dengan bunyi pasal 25 UU no 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bahwa
“Penyidikan,penuntutan,dan pemeriksaan di sidang pengadilan
dalam perkara tindak pidana korupsi harus didahulukan dari
perkara lain guna penyelesaian secepatnya.” Kebijakan strategis
pimpinan polri di dalamnya mengatakan bahwa Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi adalah prioritas bagi polri. Peran polri disini
menjadi ujung tombak dalam penegakkan hukum, meskipun
dalam perkembangannya selain Polisi dan Jaksa, Negara
membentuk lembaga lain khusus menangani tindak pidana
korupsi yakni KPK.

3. KEJAKSAAN
Kejaksaan RI adalah salah satu lembaga penegak
hukum,disamping KPK dan Kepolisian, melakukan penegakan
hukum terhadap pelaku tindak pidana korupsi dn menumpas
habis sampai ke akar-akarnya, minimal dapat memberi efek jer
bagi yang akan melakukan korupsi. Meskipun dalam kenyataan di
lapangan, ketiga lembaga penegak hukum tindak pidana korupsi
sudah cukup gecar melakukan penegakkan hukum dalam
memberantas korupsi, tetapi saja masih banyak yang
melakukannya. Tantangan bagi Kejaksaan dan harapan
masyarakat terhadap lembaga Kejaksaan untuk melakukan
tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab, sebagaimana
amanat Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
RI,Pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa “ Kejaksaan RI adalah
lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara dalam
bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undnag-
undang.” Dan dalam pasal 30, disebutkan antara lain, Kejaksaan
sebagai pengendali proses perkara dan mempunyai kedudukan
sentral dalam penegakan hukum. Kejaksaan di dalam
melaksanakan kekuasaan negara di bidang penututan dan tugas-
tugas lain yang di tetapkan oleh undang-undang tersebut, sesuai
dengan ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2004 dilaksanakan secara merdeka, artinya sesuai
penjelasan pasal tersebut, terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kata “KORUPSI” secara umum adalah tindakan pejabat publik,baik
politisi maupun pegawai negeri,serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak. Peran atau peranan (role)
merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia
menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan
peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Peran polri disini
menjadi ujung tombak dalam penegakkan hukum, meskipun dalam
perkembangannya selain Polisi dan Jaksa, Negara membentuk lembaga
lain khusus menangani tindak pidana korupsi yakni KPK. Kejaksaan RI
adalah salah satu lembaga penegak hukum,disamping KPK dan
Kepolisian, melakukan penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana
korupsi dn menumpas habis sampai ke akar-akarnya, minimal dapat
memberi efek jer bagi yang akan melakukan korupsi. Meskipun dalam
kenyataan di lapangan, ketiga lembaga penegak hukum tindak pidana
korupsi sudah cukup gecar melakukan penegakkan hukum dalam
memberantas korupsi, tetapi saja masih banyak yang melakukannya.

B. SARAN
Jadi, faktor utama yang menjadi sorotan adalah korupsi karena
kebutuhan, karena rakus, tata kelola yang buruk, pengawasan yang
buruk, monopoli kekuasaan, penegakan hukum dan sanksi sosial yang
sangat lemah.Kendati begitu, ada beberapa strategi untuk melawan
korupsi yang perlu diketahui masyarakat. Yakni, adanya pemimpin yang
bersih, berani dan memiliki keinginan kuat untuk membasmi
korupsi.Selain itu, pemberantasan korupsi harus dimulai dari apa yang
paling mudah dilakukan bukan yang harus diprioritaskan, supaya ada
keberhasilan yang segera diperlihatkan untuk meneguhkan kepercayaan
dalam melembagakan gerakan pemberantasan korupsi yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Adji, indriyanto seno. 2002. Korupsi dan hukum pidana. Jakarta


Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika,2008)
www.blogagushutabarat.com.(perankpkterhadappemberantasankorupsi)
https://malangtoday.net

Anda mungkin juga menyukai