Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN BRONKITIS

Disusun oleh Kelompok 10 :

1. Revina Larasati Devi 1811102411196

2. Sekar Wulan Cahyani 1811102411166

3. Shelyn Nurjani 1811102411171

4. Riska Yosiana 1811102411157

5. Miftahul Zanah 1811102411106

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat - NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian......................................................................................................................6
B. Klasifikasi........................................................................................................................6
C. Etiologi.............................................................................................................................6
D. Patofisiologi.....................................................................................................................7
E. Manifestasi Klinis............................................................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................................8
G. Penatalaksanaan Keperawatan.........................................................................................9
H. Konsep Asuhan keperawatan.........................................................................................10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang


menyerang bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang lingkungannya
banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok dirumah, asap kendaraan
bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak yang menggunakan bahan bakar
kayu. Di Indonesia masih banyak keluarga yang setiap hari menghirup polutan ini,
kondisi ini menyebabkan angka kejadian penyakit bronkhitis sangat tinggi.
Angka kejadian bronkitis di Indonesaia sampai saat ini belum diketahui
secara pasti. Namun, bronkitis merupakan salah satu bagian dari penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) yang terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan dari keduanya.

Secara umum bronkitis dibagi berdasarkan faktor lingkungan dan faktor


host/penderita. Penyebab bronkitis berdasarkan faktor lingkungan meliputi polusi
udara, merokok dan infeksi. Infeksi sendiri terbagi menjadi infeksi bakteri
(staphylococcus, pertusis, tuberculosis, mikroplasma), infeksi virus (RSV,
parainfluenza, influenza, adeno) dan infeksi fungi (monilia). Faktor polusi udara
meliputi polusi asap rokok atau uap/gas yang memicu terjadinya bronkitis.
Untuk mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat
dilakukan terapi oksigen. Oksigen (02) merupakan salah satu komponen gas dan
unsur vital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara
ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan
oleh interaksi sistem Respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bronkhitis ?


2. Apa klasifikasi dari bronkhitis ?
3. Apa etiologi dari bronkhitis ?
4. Bagaimana patofisiologi bronkhitis ?
5. Bagaimana manifestasi klinis bronkhitis ?
6. Apa pemeriksaan penunjang bronchitis ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari bronchitis ?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan bronchitis ?

4
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Bronkhitis.


2. Untuk mengetahui Klasifikasi dari bronkhitis.
3. Untuk mengetahui Etiologi dari bronkhitis.
4. Untuk mengetahui Patofisiologi bronkhitis.
5. Untuk mengetahui Manifestasi klinis bronchitis.
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang bronchitis.
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan dari bronchitis.
8. Untuk mengetahui Konsep asuhan keperawatan bronchitis.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Bronkitis adalah inflamasi dari pembuluh bronkus yang menyebabkan


bengkak pada permukaan bronkus sehingga mempersempit pembuluh dan
menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi.

Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis)


bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus lokal
yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa
dekstruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena
umumnya bronkus kecil, sedangkan bronkus besar jarang terjadi. Hal ini dapat
memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat merusaknya. (Utama, 2018)

B. Klasifikasi

Bronkitis akut adalah penyakit pernapasan obstruktif yang sering dijumpai


yang disebabkan inflamasi pada bronkus. Penyakit ini biasanya berkaitan dengan
infeksi virus atau bakteri atau inhalasi iritan seperti asap rokok dan zat-zat kimia
yang ada di dalam polusi udara. Penyakit ini memiliki karakteristik produksi mukus
yang berlebihan. (Corwin, 2009)

Brokitis kronis adalah gangguan paru obstruktif yang ditandai produksi


mukus berlebihan di saluran nafas bawah dan menyebabkan batuk kronis. Kondisi
ini terjadi selama setidaknya 3 bulan berturut-turut dalam setahun untuk 2 tahun
berturut-turut. (Corwin,2009)

C. Etiologi

1. Bronkhitis akut
a) Infeksi bakteri : staphylococcus (stafilokokus), steptococcus (sterptokokus),

6
pneumococcus (pnemokokus), haemophilus influenza
b) Alergi
c) Rangsangan lingkungan misal : asap pabrik, asap mobil,asap rokok, dll.

2. Bronkhitis kronis
Penyakit jantung menahun, yang diseabkan oleh kelainan patologik pada
katup maupun miakardia. Kongesti menahun sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.

a) Infeksi sinus paranasalis dan rongga mulut, area infeksi merupakan sumber

bakteri yang dapat menyerang dinding bronkus.

b) Dilatasi bronkus (brokiektasi),menyebabkan gangguan susunan dan fungsi

dinding bronkhus sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.

c) Rokok, dapat menimbulkan kelumpuhan bulu getar selaput lendir bronkhus

sehingga drainase lendir berlaku. Kumpulan lendir tersebut merupakan media

yang baik untuk pertubuhan bakteri. (Utama, 2018)

D. Patofisiologi

Serangan bronkitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul
kembali sebagai eksaserbasi akut dari bronkitis kronis. Pada umumnya virus
merupakan awal dari serangan bronkitis akut pada infeksi saluran nafas bagian atas.
Dokter akan mendiagnosis bronkitis kronis jika pasien mengalami batuk atau
mengalami produksi sputum selama kurang lebih 3 bulan dalam 1 tahun atau paling
sedikit dalam 2 tahun berturut-turut.
Serangan bronkhitis disebabkan karena tubuh terpapar sinar agen infeksi
maupun nonifeksi (terutama rokok). Iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan
menyebabkan timbulnya respon inflasi yang akan menyebabkan fase dilatasi,
kongesi, edema mukosa, dan bronkospasme. Tidak seperti enfisema, bronkitis lebih
mempengaruhi jalan nafas kecil dan besar dibandingkan alveoli. Dalam keadaan
bronkitis aliran udara masih memungkinkan tidak mengalami hambatan. Pasien
dengan bronkitis kronis akan mengalami :
a) Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus, pada bronkus besar sehingga
meningkatkan produksi mukus
b) Mukus lebih kental
c) Kerusakan fungsi siliari yang dapat menurunkan mekanisme pembersihan

7
mukus

Pada keadaan normal, paru-paru memilki kemampuan yang disebut “


mucocilliary defence “, yaitu sistem penjagaan paru-paru yang dilakukan oleh mukus
dan siliari. Pada pasien dengan bronkitis akut, sistem mucociliallry defence paru-
paru mengalami kerusakan sehingga lebih mdah terserang infeksi. Ketika infeksi
timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia (ukuran membesar
dan jumlah bertambah) sehingga produksi mukus akan meningkat. Infeksi ini juga
menyebabkan dinding bronkial meradang, menebal (sering kali sampai dua kali
ketebalan normal), dan mengeluarkan mukus kental. Adanya mukus kental dari
dinding bronkial dan mukus yang dihasilkan kelenjar mukus dalam jumlah banyak
akan menghambat beberapa aliran udara kecil dan mempersempit saluran udara
besar. Bronkitis kronik mula-mula hanya mempengaruhi bronkus besar, namun
lambat laun akan mempengaruhi seluruh saluran nafas. (Utama, 2018)

E. Manifestasi Klinis

 Batuk yang produktif, biasanya batuk tejadi selama 3 bulan dalam 1-2 tahun
berturut – turut
 Adanya produksi sputum berlebih
 Nafas pendek, yang memburuk bahkan saat mengerahkan sedikit tenaga
 Dispnea
 Lelah
 Demam ringan atau menggigil
 Rasa tidak nyaman pada dada
 Cyanosis
 Barrel chest

F. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan foto thorax posterio-anterior dilakukan untuk menilai deraat
progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif menahun.
Ada hal yang perlu diperhatikan yaitu adanya tubular shadow berupa bayangan
garis-garis yang paralel keluar dari hilus menuju apeks paru dan corak paru yang
bertambah.

8
b. Pemeriksaan Fungsi Paru
Terdapat VEP1 dan KV yang menurun, VR yang bertambah dan KTP yang
normal. Sedangkan KRV sedikit naik atau normal. Diagnosis ini menunjukan (VEP)
volume ekspirasi paksa dalam 1 detik <80% dari nilai yang diperkirakan, dan rasio
VEP1 : KVP < 70%.

c. Pemeriksaan Gas Darah


Penderita bronkitis kronik tidak dapat mempertahankan ventilasi dengan baik
sehingga PaCO2 naik dan PO2 turun, saturasi Hb menurun dan timbul sianosis,
terjadi juga vasokontriksi pembuluh darah paru dan penamah eritropoeisis.

d. Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan ini mencatat ada tidaknya serta perkembangan cor pulmonal
(hipertrofi atrium dan ventrikel kanan).

e. Pemeriksaan Laboratorium Darah


Menghitung sel darah putih.

G. Penatalaksanaan Keperawatan

Pengobatan bronkitis kronik dengan infeksi bakteri salah satunya dalah


dengan terapi menggunakan antibiotik diantaranya seperti ampicilin, eritromisin, dan
ciprofloxacin. Ampicilin merupakan antibiotik yang sering digunakan untuk terapi
empirik atau terapi lini pertama pada bronkitis kronik. Eritromisin sering digunakan
sebagai alternatif pengganti penisilin bagi pasien yang hipersensitif terhadap
penisilin. Sedangkan untuk ciprofloxacin semakin banyak digunakan untuk terapi
pengobatan pada bronkitis kronik karena bersifat sangat aktif, memiliki spektrum
luas yang mencakup bakteri gram positif dan negatif. (Baharutan, 2015)
Penatalaksanaan bronkitis kronik adalah :
1. Penyuluhan :
Harus dijelaskan tentang hal - hal mana saja yang dapat memperberat penyakit
dan harus dihindari serta bagaimana cara pengobatan yang baik.
2. Pencegahan :
Mencegah kebiasaan merokok atau dihentikan, menghindari lingkungan polusi,
dan dianjurkan vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi (gejala PPOK memburuk).
(Riyadi, 2018)

Pola penggunaan antibiotik di rumah sakit biasanya belum berdasarkan pada

9
pola kuman dan sensitivitas dari antibiotik, sehingga semakin banyaknya pemakaian
antibiotik tanpa didukung hasil pemeriksaan kultur bakteri dan tes kepekaan bakteri
terhadap antibiotik, pemakaian antibiotik yang tidk teratur, dan dosis yang kurang
tepat akan memberikan derajat resistensi yang semakin meningkat terhadap berbagai
antibiotik. Hal ini menyebabkan berbagai masalah, diantaranya meluasnya resistensi,
timbulnya kejadian super infeksi yang sulit diobati, meningkatkan beban ekonomi
pelayanan kesehatan, efek samping yang lebih toksik dan kematian, sehingga
penentuan dianosis secara cepat dan tepat serta pemilihan antibiotik berdasarkan uji
kepekaan bakteri terhadap antibiotik melalui pemeriksaan spesimen sputum akan
sangat membantu dalam penatalaksanaan terapi. (Baharutan, 2015)

H. Konsep Asuhan keperawatan

1. Data Pengkajian
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan yang
diderita klien. Keluhan yang sering ditemukan di pasien bronkitis yaitu :
 Nafas pendek, yang memburuk bahkan saat mengerahkan sedikit tenaga
 Dispnea
 Lelah
 Demam ringan atau menggigil
 Rasa tidak nyaman pada dada

b. Data Objektif
Data Objektif adalah data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan atas
dari perawat ke pasien/klien meliputi kondisi dan perilaku dari pasien/klien. Data
objektif yang umum ditemukan pada pasien bronkhitis.
 Adanya produksi sputum berlebih
 Batuk yang produktif, biasanya batuk tejadi selama 3 bulan dalam 1-2 tahun
berturut – turut
 Cyanosis
 Barrel chest

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen

10
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Status pernafasan :


berhubungan dengan mukus berlebihan tindakan kepatenan jalan
keperawatan __ x 24 nafas
jam diharapkan
ketidakefektifan
bersihan pola nafas
dapat teratasi dengan
indikator :
1. kemampuan untuk
mengeluarkan sekret
2. Dispnea dengan
aktivitas ringan
3. Batuk

2. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan Status pernafasan


berhubungan dengan hiperventilasi tindakan
keperawatan __ x 24
jam diharapkan
masalah pola nafas
dapat teratasi dengan
indikator :
1. Frekuensi
pernafasan
2. Restraksi dinding
dada
3. Dispnea saat
istirahat

3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan Setelah dilakukan Tingkat


ketidakseimbangan antara suplai dan tindakan ketidaknyamanan
kebutuhan oksigen keperawatan __ x 24
jam diharapkan
Intoleran aktivitas

11
dapat teratasi dengan
indikator :
1. sesak nafas
2. merasa kesulitan
bernafas

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bronkitis adalah penyakit paru suatu penyakit yang ditandai dengan dengan
adanya inflamasi pada pembuluh bronkus, trakea dan bronchial. inflamasi
menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan
menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi. Secara klinis para ahli mengartikan
bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk
merupakan gejala utama dan dominan . ini berati bahwa bronchitis bukan
merupakan penyakit berdiri sendiri melainkan dari berbagai penyakit lain juga.
Penyakit bronkhitis memang “derajat” bahayanya masih lebih rendah dibandingkan
penyakit-penyakit berbahaya lain seperti jantung, kanker, dan lainnya. Namun, jika
tidak segera ditangani, bukan mustahil akan membahayakan. Bronkhitis memang
termasuk penyakit ringan tetapi, jika diderita oleh penderita penyakit lain yang
bersifat tahunanseperti jantung maupun paru-paru sifatnya akan membahayakan.
Makanya, kalau Anda terindikasi bronkhitis harus segera diobati.

B. Saran
 Agar terhindar dari Penyakit Bronkitis sebaiknya membiasakan diri kita
untuk melaksanakan pola hidup sehat. Sehingga selain lebih sehat, berbagai
penyakit pun tidak akan menghampiri. Kemudian disarankan untuk hindari
merokok atau asap rokok, hindari mereka yang sedang sakit pilek atau flu serta
gunakan masker untuk mengurangi risiko infeksi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, J. Elisabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta. ISBN 978-979-448-988-8

Utama, Saktya Yudha Ardhi. 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Respirasi. Penerbit Deepublish : Yogyakarta. ISBN 978-602-475-147-0

Andareto, Obi. 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda. Penerbit Pustaka Ilmu
Semesta : Jakarta. 978-602-1005-41-5

Baharutan, Kezia Novia, dkk. 2015. Uji Kepekaan Bakteri yang Diisolasi dari Sputum
Pasien Penderita Bronkitis Kronik yang Menjalani Rawat Jalan di RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandoug Manado terhadap Antibiotik Ampicilin, Eritromisin, dan Ciprofloxacin.
Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT Vol. 4 No. 4. ISSN 2302-2493

Riyadi, Agung dan Septiyanti. 2016. Hubungan Merokok dan Paparan Polusi dengan
Kejadian Bronkitis. Jurnal Media Kesehatan Vol. 9 No. 2.

13

Anda mungkin juga menyukai