Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian......................................................................................................................6
B. Klasifikasi........................................................................................................................6
C. Etiologi.............................................................................................................................6
D. Patofisiologi.....................................................................................................................7
E. Manifestasi Klinis............................................................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................................8
G. Penatalaksanaan Keperawatan.........................................................................................9
H. Konsep Asuhan keperawatan.........................................................................................10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Klasifikasi
C. Etiologi
1. Bronkhitis akut
a) Infeksi bakteri : staphylococcus (stafilokokus), steptococcus (sterptokokus),
6
pneumococcus (pnemokokus), haemophilus influenza
b) Alergi
c) Rangsangan lingkungan misal : asap pabrik, asap mobil,asap rokok, dll.
2. Bronkhitis kronis
Penyakit jantung menahun, yang diseabkan oleh kelainan patologik pada
katup maupun miakardia. Kongesti menahun sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
a) Infeksi sinus paranasalis dan rongga mulut, area infeksi merupakan sumber
D. Patofisiologi
Serangan bronkitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul
kembali sebagai eksaserbasi akut dari bronkitis kronis. Pada umumnya virus
merupakan awal dari serangan bronkitis akut pada infeksi saluran nafas bagian atas.
Dokter akan mendiagnosis bronkitis kronis jika pasien mengalami batuk atau
mengalami produksi sputum selama kurang lebih 3 bulan dalam 1 tahun atau paling
sedikit dalam 2 tahun berturut-turut.
Serangan bronkhitis disebabkan karena tubuh terpapar sinar agen infeksi
maupun nonifeksi (terutama rokok). Iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan
menyebabkan timbulnya respon inflasi yang akan menyebabkan fase dilatasi,
kongesi, edema mukosa, dan bronkospasme. Tidak seperti enfisema, bronkitis lebih
mempengaruhi jalan nafas kecil dan besar dibandingkan alveoli. Dalam keadaan
bronkitis aliran udara masih memungkinkan tidak mengalami hambatan. Pasien
dengan bronkitis kronis akan mengalami :
a) Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus, pada bronkus besar sehingga
meningkatkan produksi mukus
b) Mukus lebih kental
c) Kerusakan fungsi siliari yang dapat menurunkan mekanisme pembersihan
7
mukus
E. Manifestasi Klinis
Batuk yang produktif, biasanya batuk tejadi selama 3 bulan dalam 1-2 tahun
berturut – turut
Adanya produksi sputum berlebih
Nafas pendek, yang memburuk bahkan saat mengerahkan sedikit tenaga
Dispnea
Lelah
Demam ringan atau menggigil
Rasa tidak nyaman pada dada
Cyanosis
Barrel chest
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan foto thorax posterio-anterior dilakukan untuk menilai deraat
progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif menahun.
Ada hal yang perlu diperhatikan yaitu adanya tubular shadow berupa bayangan
garis-garis yang paralel keluar dari hilus menuju apeks paru dan corak paru yang
bertambah.
8
b. Pemeriksaan Fungsi Paru
Terdapat VEP1 dan KV yang menurun, VR yang bertambah dan KTP yang
normal. Sedangkan KRV sedikit naik atau normal. Diagnosis ini menunjukan (VEP)
volume ekspirasi paksa dalam 1 detik <80% dari nilai yang diperkirakan, dan rasio
VEP1 : KVP < 70%.
d. Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan ini mencatat ada tidaknya serta perkembangan cor pulmonal
(hipertrofi atrium dan ventrikel kanan).
G. Penatalaksanaan Keperawatan
9
pola kuman dan sensitivitas dari antibiotik, sehingga semakin banyaknya pemakaian
antibiotik tanpa didukung hasil pemeriksaan kultur bakteri dan tes kepekaan bakteri
terhadap antibiotik, pemakaian antibiotik yang tidk teratur, dan dosis yang kurang
tepat akan memberikan derajat resistensi yang semakin meningkat terhadap berbagai
antibiotik. Hal ini menyebabkan berbagai masalah, diantaranya meluasnya resistensi,
timbulnya kejadian super infeksi yang sulit diobati, meningkatkan beban ekonomi
pelayanan kesehatan, efek samping yang lebih toksik dan kematian, sehingga
penentuan dianosis secara cepat dan tepat serta pemilihan antibiotik berdasarkan uji
kepekaan bakteri terhadap antibiotik melalui pemeriksaan spesimen sputum akan
sangat membantu dalam penatalaksanaan terapi. (Baharutan, 2015)
1. Data Pengkajian
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan yang
diderita klien. Keluhan yang sering ditemukan di pasien bronkitis yaitu :
Nafas pendek, yang memburuk bahkan saat mengerahkan sedikit tenaga
Dispnea
Lelah
Demam ringan atau menggigil
Rasa tidak nyaman pada dada
b. Data Objektif
Data Objektif adalah data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan atas
dari perawat ke pasien/klien meliputi kondisi dan perilaku dari pasien/klien. Data
objektif yang umum ditemukan pada pasien bronkhitis.
Adanya produksi sputum berlebih
Batuk yang produktif, biasanya batuk tejadi selama 3 bulan dalam 1-2 tahun
berturut – turut
Cyanosis
Barrel chest
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
10
3. Intervensi Keperawatan
11
dapat teratasi dengan
indikator :
1. sesak nafas
2. merasa kesulitan
bernafas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bronkitis adalah penyakit paru suatu penyakit yang ditandai dengan dengan
adanya inflamasi pada pembuluh bronkus, trakea dan bronchial. inflamasi
menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan
menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi. Secara klinis para ahli mengartikan
bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk
merupakan gejala utama dan dominan . ini berati bahwa bronchitis bukan
merupakan penyakit berdiri sendiri melainkan dari berbagai penyakit lain juga.
Penyakit bronkhitis memang “derajat” bahayanya masih lebih rendah dibandingkan
penyakit-penyakit berbahaya lain seperti jantung, kanker, dan lainnya. Namun, jika
tidak segera ditangani, bukan mustahil akan membahayakan. Bronkhitis memang
termasuk penyakit ringan tetapi, jika diderita oleh penderita penyakit lain yang
bersifat tahunanseperti jantung maupun paru-paru sifatnya akan membahayakan.
Makanya, kalau Anda terindikasi bronkhitis harus segera diobati.
B. Saran
Agar terhindar dari Penyakit Bronkitis sebaiknya membiasakan diri kita
untuk melaksanakan pola hidup sehat. Sehingga selain lebih sehat, berbagai
penyakit pun tidak akan menghampiri. Kemudian disarankan untuk hindari
merokok atau asap rokok, hindari mereka yang sedang sakit pilek atau flu serta
gunakan masker untuk mengurangi risiko infeksi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, J. Elisabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta. ISBN 978-979-448-988-8
Utama, Saktya Yudha Ardhi. 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Respirasi. Penerbit Deepublish : Yogyakarta. ISBN 978-602-475-147-0
Andareto, Obi. 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda. Penerbit Pustaka Ilmu
Semesta : Jakarta. 978-602-1005-41-5
Baharutan, Kezia Novia, dkk. 2015. Uji Kepekaan Bakteri yang Diisolasi dari Sputum
Pasien Penderita Bronkitis Kronik yang Menjalani Rawat Jalan di RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandoug Manado terhadap Antibiotik Ampicilin, Eritromisin, dan Ciprofloxacin.
Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT Vol. 4 No. 4. ISSN 2302-2493
Riyadi, Agung dan Septiyanti. 2016. Hubungan Merokok dan Paparan Polusi dengan
Kejadian Bronkitis. Jurnal Media Kesehatan Vol. 9 No. 2.
13