Disusun Oleh :
Kelompok 7
Tk : 3 Semester V
JAKARTA
Jl. Batas II No.54 Kel Baru, Pasar Rebo, Kota Jakarta Timur, Kode Pos 13780
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah “Evidence Base Practice untuk Meningkatkan Patient Safety” ini dapat tersusun
hingga selesai. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kali, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karna itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang kami tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi
teman-teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk
pembelajaran kita bersama.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI ..…………………………………………………………………………………
BAB I...........................................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat penelitian 4
BAB II.......................................................................................................................................4
PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Clinical Base Evidence atau Evidence Base Practice (EBP) adalah tindakan
yang teliti dan bertanggung jawab denggan menggunakan bukti (berbasis bukti) yang
bungaungan dengan keadaan keahlian klinis atau nilai-nilai pasien untuk menentun
pengambilan keputusan dalam proses perawatan (Titler, 2008).
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesment risiko, identifikasi dan
pengolahan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil
kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Evidence Base Practice digunakan untuk meningkatkan keselamatan pasien
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan riset-riset yang telah
ditemukan. Oleh karna itu, disusunlah makalah ini untuk membahas secara
komperhensif terkait evidence base practice dan riset klinis keperawatan, sehingga
perawat dapat memahami atau mengaplikasikannya dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evidence Base Practice dan keselamatan pasien ?
2. Bagaimanakah konsep-konsep Evidence Base Practice?
3. Apakah tujuan dan manfaat Evidence Base Practice?
4. Bagaimana langkah-langkah Evidence Base Practice?
5. Bagaimana pelaksanaan Evidence Base Practice?
6. Apa saja hambatan penggunaan Evidence Base Practice?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Evidence Base Practice
2. Memahami konsep Evidence Base Practice
3. Mengetahui Tujuan Evidence Base Practice
4
4. Mengetahui manfaat Evidence Base Practice
5. Mengetahui langkah-langkah Evidence Base Practice
6. Mengetahui pelaksanaan dan hambatan pelaksanaan Evidence Base Practice pada
Keperawatan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjelaskan dan menelaah
situasi tentang Evidence Base Practice untuk meningkatkan safety patient ditatanan
klinis keperawatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Evidence Based Practice (EBP) adalah proses penggunaan bukti-bukti terbaik yang
jelas, tegas dan berkesinambungan guna keputusan klinik dan dalam merawat
individu pasien
a. Model Settler
Merupakan seperangkat perlengkapan atau media penelitian untuk meningkatkan
penerapan efisiensi Evidence Base. 5 langkah dalam model senttler:
Fase 1: Persiapan
Fase 2 : Validasi
Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan
Fase 4 : Translasi dan aplikasi
6
Fase 5 : Evaluasi
b. Model IOWA
Model IOWA diawali dengan adanya tringer atau masalah.Trigger bisa berupa
knowledge fokus atau problem fokus. Jika masalah yang ada menjadi prioritas
organisasi, maka baru dibentuklah tim. Tim terdiri atas dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lain yang tertarik dan paham dalam penelitian. Langkah berikutnya
adalah minsintesis bukti-bukti yang ada. Apabila bukti yang kuat sudah diperoleh,
maka segera dilakukan uji coba dan hasilnya harus dievaluasi dan didiseminasikan
7
Menurut Trinder & Reynolds (2006), manfaat evidence based practice dalam
keperawatan yaitu :
1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk
3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian
4. Mengeliminasi budaya “practice which is not evidence based”
Sedangkan menurut Cluett (2006) terdapat 5 langkah dalam proses evidence based
practice yaitu :
1. Berefleksi terhadap praktek keperawatan dan mengidentifikasi “area yang masih
tidak pasti”.
2. Menterjemahkan “area yang masih tidak pasti” tersebut menjadi pertanyaan-
pertanyaan yang fokus dan dapat dicari jawabannya.
3. Mencari literatur terkait hasil penelitian yang menggunakan desain penelitianyang
sesuai untuk membantu dalam menjawab pertanyaan pada langkah 2.
4. Mengkritisi penelitian.
5. Mengubah praktek keperawatan jika hasil penelitian yang dikritisi menyarankan hal
tersebut.
8
F. Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan
1. Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian perawatan
berdasarkan fakta terbaik akan meningkatkan hasil perawatan klien.
2. Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan mendukung
“pemberian perawatan berdasarkan fakta”.
3. Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam penggunaan EBP.
4. Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan kesehatan.
5. Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas praktek,
penggunaan biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan.
6. Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan evaluasi yang
berkelanjutan.
7. Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi, observasi
pada klien dan bagaimana respon terhadap intervensi yang diberikan. Dalam
tindakan diharapkan perawat memperhatikan etnik, sex, usia, kultur dan status
kesehatan.
9
BAB III
B. Saran
Penerapan EBP perlu ditingkatkan kembali dalam praktek keperawatan khususnya
dalam intervensi kepada pasien. Karena ketika EBP dilakukan dengan baik, maka
pasien yang dirawat akan menerima dampak yang baik pula. Maka dari itu,
pengetahuan mengenai EBP harus perlu diperhatikan bagi para tenaga kesehatan
khususnya perawat yang dituntut untuk profesionalitas tinggi dengan berbagai
kompetensi dan skill.
10
DAFTAR PUSTAKA
Grinspun, D., Virani, T., & Bajnok, I. (2001). Nursing best practice guidelines: The RNAO
project. Hospital Quarterly, 4, 54-57 XMelnyk, B.M. & Fineout-Overholt, E., 2011.
Evidence-based Practice in
Nursing & Healthcare: A Guide to Best Practice Second Edition, Lippincott Williams &
Wilkins.