DISUSUN OLEH :
Kelompok Ill
Harianti 14220190037
Nur Rahmah 14220190038
Amlia 14220190040
Tri Fitri Inriani
14220190042 B1
Keperawatan
MAKASSAR 2021/2022
Adapun tujuan dan maksud kami membuat makalah ini adalah sebagai salah satu pemenuhan
tugas Keperawatan Maternitas ll. sekaligus kami sampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya
kepada ibu Fatma Jama, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan maternitas ll dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bantuan dalam
menulis makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Kami tahu makalah
ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran teman-teman yang membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. . Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.
KATA PENGANTAR………………………………………………….…………..…………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………….……….….…….…...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………....
B. Tujuan Makalah………….…………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi………………………………………………………………………………..
B. Klasifikasi ……………………..……………………………………………………..
C. Etiologi………………………………………………………………………………..
D. Manifestasi Klinik……………………………………………………………………
E. Patofisiologi………………………………………………………………………….
F. Komplikasi……………………………………………………………………………
G. Pemeriksaan Diagnostik……………………………………………………………
H. Penatalaksanaan……………………………………………………………………
I. Prognosis…………………………………………………………………………….
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian…………………………………………………………………………..
B. Diagnosis Keperawatan……………………………………………………………
C. Intervensi Keperawatan……………………………………………………………
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………..
DAFTA RPUSTAKA………………………………………………………………….………
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infertilitas atau kemandulan menjadi salah satu masalah kesehatan reproduksi yang
sering berkembang menjadi masalah sosial karena pihak wanita (istri) selalu dianggap
sebagai penyebabnya (40-50% disebabkan pada wanita). Akibatnya wanita sering
terpojok dan mengalami kekerasan, terabaikan kesehatannya, serta diberi label sebagai
wanita mandul sebagai masalah hidupnya (Aprillia, 2010).
Infertilitas juga disebut sebagai subfertilitas dan dapat diartikan sebagai
ketidakmampuan pasangan untuk hamil atau mengandung secara spontan. Lama waktu
pasangan suami istri (pasutri) untuk mencoba mendapat kehamilan sangat penting, dan
biasanya dianggap sebagai masalah jika mereka belum mendapat kehamilan setelah
mereka melakukan hubungan seksual, tanpa pelindung (alat kontrasepsi) selama satu
tahun. Infertilitas sendiri dibedakan atas primer dan sekunder (Prawirohardjo, 2005).
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan pasutri sulit untuk hamil setelah
kehidupan seksual normal yang cukup lama. Infertilitas menjadi salah satu penyebab
perceraian pada pasutri. Estimasi angka perceraian yang disebabkan oleh infertilitas
sekitar 43% dari berbagai permasalahan pernikahan yang ada. Infertilitas merefleksikan
ketidaksempurnaan peran orang tua karena ketidakmampuan dalam menghadirkan anak
dalam kehidupan perkawinan (Prawirohardjo, 2005).
Sebagian besar kasus infertilitas wanita disebabkan oleh masalah dengan ovulasi.
Tanpa ovulasi, tidak ada telur yang bisa dibuahi. Beberapa tanda-tanda bahwa wanita
tidak berovulasi biasanya mencakup tidak teratur atau tidak adanya menstruasi
(Kusmiran, 2013). Menurut WHO, penyebab infertilitas pada perempuan diantaranya
faktor tuba fallopi 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 6%, dan 40% oleh faktor
lain yang tidak diketahui. faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kesuburan
seseorang misalnya faktor asupan nutrisi, tingkat stress, terpapar zat-zat aktif yang yang
mengganggu kesuburan, usia, ketidakseimbangan hormone, dan lain-lain (Kumalasari,
2012).
B. Rumusan masalah
a. Apa dari definisi infertilitas pada wanita ?
b. Sebutkan jenis-jenis infertilitas pada wanita ?
c. Apa etiologi dari infertilitas pada wanita ?
d. Bagaimana manifestasi klinik infertilitas pada wanita?
e. Bagaimana patofisiologi infertilitas pada wanita?
f. Apa saja komplikasi dari infertilitas pada wanita?
g. Bagaimana pemeriksaan diagnostic infertilitas pada wanita?
C. Tujuan
a. Mampu memahami definisi infertilitas pada wanita
b. Mampu memahami jenis-jenis infertilitas pada wanita
c. Mampu memahami etiologi infertilitas pada wanita
d. Mampu memahami manifestasi klinik infertilitas pada wanita
e. Mampu memahami patofisiologi infertilitas pada wanita
f. Mampu memahami komplikasi infertilitas pada wanita
g. Mampu memahami pemeriksaan diagnostic infertilitas pada wanita
h. Mampu memahami penatalaksanaan infertilitas pada wanita
i. Mampu memahami prognosis dengan klien infertilitas pada wanita
j. Mampu memahami asuhan keperawatan infertilitas pada wanita
BAB II
A. Definisi
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan
setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah).
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah
selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat
kontrasepsi. Tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000). Infertilitas adalah
ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki. Keturunan wanita belum
mengalami kehamilan setelah bersenggama.Secara teratur 2-3 x/ minggu, tanpa mamakai
matoda pencegahan selama 1 tahun
Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan setelah menikah selama 1 tahun atau
lebih dimana pasangan tersebut aktif melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa
pemakaian alat kontrasepsi (Wiknjosastro et al, 2011). Menurut Kusmiran (2013)
infertilitas diartikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil sesudah 12 bulan atau enam
bulan pada wanita berusia lebih dari 35 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi dan
melakukan hubungan seksual secara aktif.
Infertilitas dalam Kamus Saku Kedokteran Dorland adalah kurangnya atau
hilangnya kemampuan menghasilkan keturunan.Satu dari beberapa jenis infertilitas yang
dipercaya disebabkan adanya antibodi di dalam tubuh wanita yang mengganggu fungsi
sperma. Infertilitas atau ketidaksuburan adalah ketidakmampuan Pasangan Usia Subur
(PUS) untuk memperoleh keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur
dan benar tanpa usaha pencegahan lebih dari satu tahun (Kumalasari, 2012).
Berdasarkan beberapa definisi tentang infertilitas maka dapat disimpulkan bahwa
infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami istri memiliki anak meskipun telah
berhubungan seksual rutin.
B. Klasifikasi
Menurut WHO, infertilitas dibedakan atas (Hestiantoro, 2011):
a. Infertilitas primer, jika seorang wanita yang telah menikah setidaknya < 12 bulan
belum pernah hamil meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur
tanpa perlindungan alat kontrasepsi.
b. Infertilitas sekunder adalah tidak terdapat kehamilan setelah berusaha dalam
waktu 1 tahun atau lebih pada seorang wanita yang telah berkeluarga dengan
hubungan seksual secara teratur tanpa perlindungan kontrasepsi, tetapi
sebelumnya pernah hamil.
C. Etiologi
D. Manifestasi Klinis
a. Terjadi kelainan system endokrin
b. Hipomenore dan amenore
c. Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan
d. masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
e. Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak
berkembang,dan gonatnya abnormal
f. Wanita infertil dapat memiliki uterus
g. Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat
infeksi,adhesi, atau tumor
h. Traktus reproduksi internal yang abnormal
E. Patofisiologi
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan
stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak
adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain
yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk
anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba
dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari
ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak
berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium,
mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses
pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik
yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak
berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan
reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa
bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan infertilitas pada wanita dapat dilakukan sebagai berikut (Manuaba,
2010):
a. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang
alat kelamin wanita yang meliputi liang senggama, kelainan serviks uteri,
kelainan rahim, kelainan pada tuba fallopi atau ovarium. Pemeriksaan sonde
(memasukan alat duga ke dalam rahim) dilakukan untuk mengetahui kedalaman
dan kedudukan serta arah rahim, kelainan fungsi alat kelamin secara kasar,
keberadaan perlekatan dengan organ sekitarnya, (tumor terutama pada indung
telur) atau daerah serviks.
d. Histeroskopi
Pemeriksaan histeroskopi adalah pemeriksaan dengan melakukan alat optic
kedalam rahim untuk mendapatkan keterangan tentang mulut tuba fallopi dalam
rahim (normal, edema, tersumbat oleh kelainan dalam rahim), lapisan dalam
rahim (situasi umum lapisan dalam rahim karena pengaruh hormone, polip atau
mioma dalam rahim), dan keteranangan lain yang diperlukan.
e. Laparaskopi
Pemeriksaan lapaskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
memasukan alat optik kedalam rahim untuk mendapatkan keterangan tentang
keadaan indung telur yang meliputi ukuran dan situasi permukaannya, adanya
graaf folikel, korpus liteum atau korpus albikantes, abnormalitas bentuk, keadaan
tubafallopi (yang meliputi, kelainan anatomi atau terdapat perlekatan).
f. Ultrasonografi
H. Penatalaksanaan
a) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang
tepat untuk coital
b) Pemberian terapi obat, seperti;
1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi
hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
I. Prognosis
Prognosis infertilitas wanita sangat bergantung pada usia pasien, penyebab
infertilitas, dan terapi yang didapat. Pada pasien dengan terapi klomifen sitrat,
kemungkinan terjadinya kehamilan adalah sebesar 36%. Tingkat keberhasilan terapi
gonadotropin untuk kehamilan adalah sebesar 20-22%. Pada pasien yang menjalani
prosedur fertilisasi in vitro (IVF), tingkat keberhasilan pasien < 35 tahun adalah 54,4%
dan menurun sejalan dengan usia pasien.
-
B. Diagnosis Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic
2) Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
3) Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk
4) Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostic
C. Intervensi Keperawatan
1) Dx.1 : Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic
Tujuan : setelah tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan ansietas klien
berkurang
Kriteria Hasil:
a) Klien mampu mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya
b) Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertile
c) Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile
• Intervensi
1. Jelaskan tujuan test dan prosedur
R : Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosis dan prognosis
2. Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, contoh : menolak, depresi, dan marah.
R: Biarkan pasien / orang terdekat mengetahui ini sebagai reaksi yang normal
Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan efek
gambaran diri
3. Dorong keluarga untuk menganggap pasien seperti sebelumnya
R : Meyakinkan bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah
4. Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi
R : Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara
fisik mampu untuk membuat startegi koping adekuat
2) Dx.2 : Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
fertilitas
A. Kesimpulan
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3kali dalam
seminggu dalam kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi. Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil apabila
memenuhi syarat :
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapatkehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik
kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
B. Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangan maka dari itu kami sangat mengharapkan
saran dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan makalah ini, karena saran
yang kami terima dapat mengkoreksi makalah yang kami buat. Atas saran dari teman-
teman kami ucapkan terima kasih.
http://askepinfertilitas.blogspot.sg/2016/10/askep-infertilitas.html?m=1
https://eviesetya.wordpress.com/2012/03/02/asuhan-keperawatan-infertilitas/
https://dieena.wordpress.com/2012/06/23/makalah-infertilitas/
http://www.scribd.com/doc/290840345/jurnal-infertilitas
http://www.ners.unair.ac.id/materikuliah/Askep%20Infertilitas.pdf
Hestiantoro A., 2011, Infertilitas dalam : Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editor. Ilmu
kandungan edisi Ketiga, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Kumalasari, I. 2012, Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan
dan Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Kusmiran, E., 2011, Kesehatan reproduksi Remaja dan Wanita, Salemba
Medika, Jakarta.
Manuaba I.B.G., 2010, Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan Edisi 2, EGC, Jakarta.
Prawirohardho S., 2009, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Wiknjosastro H, Saifudin A, Rachimhadhi T, 2011, Ilmu Kebidanan, Ed isi 5,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.