DISUSUN OLEH :
1. Ginandjar Aziz Pangestu
2. Novia Dwi Rachmawati
3. Handika Dwi Hermawan
4. Ayu Tri Wilujeng Akbar
5. Yosi Arsita Anggraini
6. Oktavia Dharma Suryani
7. Putri Widyasari
8. Maulana Adi Zhulian
9. Anggi Nur Amalia
10. Vivin Affrilliana Handayani
11. Suci Ambar Zuhriya
S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKETO
JI.RAYA JABON KM.06 MOJOAYAR KABUPATEN PRODI MOJOKERTO
TELP/FAX: (0321) 390203
EMAIL : STIKES.PPNI@YAHOO.CO.ID WEBSITE : WWW.STIKES-
PPNI.AC.ID
KATA PENGANTAR
Segala Puji hanya milik Allah S.W.T shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad S.A.W. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Distress Spiritual”. Makalah ini disusun bertujuan agar dapat menambah pengetahuan
dan wawasan dalam belajar sebuah pemahaman Keperawatan Medikal Bedah 2 dalam
kehidupan, serta dapat memahami keperawatan dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan
bertindak.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan – kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi. Dengan demikian kritik dan saran dari semua pihak sangat
membantu kami dengan harapan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dengan demikian, semoga dengan mempelajari makalah ini, mahasiswa – mahasiswi
Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto akan mampu menghadapi masalah atau kesulitan yang timbul
dalam belajar pemahaman sebuah Keperawatan Jiwa khususnya pemahaman Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Distress Spiritual, dengan harapan semoga mahasiswa – mahasiswi
Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto mampu berpikir dan menunjukkan sikap dengan potensi yang
dimilik pada kehidupan sehari – hari.
1.2 Tujuan
1. Untuk membantu mahasiswa mengerti tentang distress spiritual
2. Untuk membantu mahasiswa bisa mengerti bagaimana konsep distress spiritual
dalam keperawatan
2.1 Definisi
Distress spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorng dengan diri, orang lain, seni, musik,
literature, alam dan kekuatan yang lebih besar dari dirinya. (Nanda, 2005)
Distress spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh
kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial. (Varcarolis, 2000)
2.2 Etiologi
Menurut Vacorolis (2000) penyebab distress spiritual adalah :
1. Pengakajian fisik : Abuse
2. Pengkajian Psikologis : Status mental, mungkin adanya depresi, marah,
kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan control, harga diri rendah, dan
pemikiran yang bertentangan. (Otis-Green, 2002)
3. Pengkajian Sosial-Budaya : Dikingan social dalam memahami keyakinan klien.
(Spencer, 1998)
Mengungkapkan penderitaan
Mengungkapkan rasa tersaingi
Mengungkapkan ketidakberdayaan
2.4 Pathway
Putus asa
Prubahan persepsi
Individu keluarga
Distres Spiritual
2.5 Karakteristik Spiritualitas
Untuk memudahkan perawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, maka
diri sendiri)
didunia
Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu
Menurut Taylor, Lilis dan Le Mone (1997) dan Cravendan Hirnk (1996) factor
bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia, eks, agama, dan kepribadian
anak.
b. Keluarga
Yang penting bukan apa yang diajarkan oleh orang tua tapi apa yang dipelajari
Sikap keyakinan dan dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan social budaya.
Pada imimnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga
1993) dan Craven da Hirnk (1996). Krisis sering dialami ketika seseorang
Menderita sakit terutama yang bersifat akit seringkali membuat individu merasa
intervensi pengobatan
peka terhadap kebutuhan spiritual klien, tapi dengan berbagai alas an ada
A. Pengkajian
Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah Puchalski’s FICA Spiritual
History Tool (Pulschalski, 1999):
F : Faith atau keyakinan (apa keyakina klien?) Apakah klien memikirkan
diri klien menjadi seseorang yang spiritual atau religious?
I : Impotance dan influence. (apakah hal ini penting bagi kehidupan klien).
Dapatkan keyakinan klien mempengaruhi perilaku selama sakit?
C : Community (Apakah saudara bagian dari sebuah komunitas spiritual
atau religius?) Apakah komunitas tersebut mendukung saudara dan
bagaimana? Apakah ada seseorang didalam kelompok tersebut yang benar-
benar saudara cintai atua begini penting bagi saudara?
A : Adress bagaimana saudara akan mencintai saya sebagai seorang
perawat, untuk membantu dalam asuhan keperawatan saudara?
Pengkajian aktifitas sehari-hari pasian yang mengkarakteristikan distres spiritual,
mendengarkan berbagai pernyataan penting seperti :
Faktor Presipitasi :
Kejadian Stresful
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena
perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat
karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri
sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha tinggi.
Ketegangan Hidup
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres
spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan,
perbedaan keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik
dalam keluarga, kelompok maupun komunitas.
Penilaian Terhadap Stressor :
Respon Kognitif
Respon Afektif
Respon Fisiologis
Respon Sosial
Respon Perilaku
Sumber Koping :
Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi distres
spiritual :
1. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada
kepentingan orang lain.
2. Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif
thingking, mendorong atau setuju dengan pendapat orang lain.
3. Dukungan yang ketiga adalah dukungan instrumental yaitu menyediakan
pelayanan langsung yang berkaitan dengan dimensi spiritual.
4. Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasehat,
petunjuk dan umpan balik bagaimana seseorang harus berperilaku
berdasarkan keyakinan spiritualnya.
5. Tipe terakhir atau kelima adalah dukungan network menyediakan dukungan
kelompok untuk berbagai tentang aktifitas spiritual. Taylor, dkk (2003)
menambahkan dukungan apprasial yang membantu seseorang untuk
meningkatkan pemahaman terhadap stresor spiritual dalam mencapai
keterampilan koping yang efektif.
B. Diagnosis
Distress spiritual
C. Intervensi
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakanuntuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan
(Boedihartono, 1994:20)
Intervensi dan implementasi pada pasien dengan Distress Spiritual adalah :
NOC :
a. Menunjukkan harapan
b. Menunjukkan kesejahteraan spiritual :
Berarti dalam hidup
Pandangan tentang spiritual
Ketentraman, kasih sayang dan ampunan
Berdoa atau beribadah
Berinteraksi dengan pembimbing ibadah
Keterkaitan dengan orang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan kenyataan
c. Klien tenang
NIC :
Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama
Tentukan konsep ketuhanan klien
Kaji sumber-sumber harapan dan kekuatan pasien
Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritual dan kesehatan
Berikan waktu dan privasi bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan
Kolaborasi dengan pastoral
D. Implementasi
Perawat menerapkan prinsip asuhan keperawatan sebagai berikut :
Periksa keyakinan spiritual pribadi perawat
Fokuskan perhatian pada persepsi klien terhadap kebutuhan spiritualnya
Mengetahui pesan non verbal tentang kebutuhan spiritual klien
Berespon secara singkat, spesifik dan factual
Mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang berarti
menghargai masalah klien
E. Evaluasi
Perawat mengevaluasi apakah intervensi keperawatan membantu
menguatkan spiritualitas klien
Perawat membandingkan tingkat spiritualitas dengan perilaku dan
kebutuhan yang tercatat dalam pengkajian keperawatan
Bagi klien dengan penyakit terminal serius, evaluasi difokuskan pada
keberhasilan membantu klien meraih kembali harapan hidup
(Potter and Perry, 1997)
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. alasan masuk
Keluhan utama: klien merasa sedih saat didiagnosa penyakit aids
Faktor precipitasi: diagnose penyakit AIDS
3. faktor predisposisi
Riwayat penyakit dahulu: pernah sakit dan masuk rumah sakit dengan
diagnose thypoid
Pengpbatan sebelumnya: tidak ada pengobatan yang dijalani sebelumnya
INTERVENSI
N Masalah NOC NIC
o. Keperawatan
1 Resiko -Bantu pasien -Self esteem
. ketidakberdayaan untuk mengidentifikasi situasional low
Definisi : beresiko faktor-faktor yang dapat -Body image,
terhadap pengalaman hidup menimbulkan disturbed
kurang kendali terhadap ketidakberdayaan. -Enhanced
situasi, termasuk suatu -Coping, inffective
persepsi bahwa tindakan -Diskusikan -Death axiety
seseorang tidak secara dengan pasien tentang -Life style,
bermakna mempengaruhi pilihan yang realistis dalam sedentary
hasil perawatan.
Batasan karateristik
: -Libatkan pasien
a. Ansietas dalam pengambilan
b. Pemberi asuhan keputusan tentang
c. Harga diri rendah perawatan.
kronik
d. Kurang pengetahuan -Jelaskan alasan
e. Kekurangan secara setiap perubahan
ekonomi perencanaan perawatan
f. Penyakit terhadap pasien.
g. Pla koping tidak
efektif -Dukung
h. Kurang dukungan pengambilan keputusan .
sosial
-Kaji kemampuan
untuk mengambil
keputusan.
-Beri penjelasan
kepada pasien tentang
proses penyakit
IMPLEMENTASI
T Diagnosa Implementa Evaluasi T
gl/waktu Keperawatan si td
3 Resiko - S:
0-03- ketidakberdayaan Membantu pasien -klien
2020 mengidentifikasi mengatakan masih
faktor- faktor yang merasa sangat terpukul
dapat menimbulkan dan sedih
ketidakberdayaan . -Keluarga
- Mengajak klien mengatakan klien
pasien untuk sudah mau keluar
berdiskusi tentang kamar
pilihan yang realistis -Keluarga
dalam perawatan. klien mengatakan klien
- sudah tidak lagi
Memberikan mengatakan ingin
penjelaskan kepada bertemu tuhan
pasien terkait O:
perubahan -klien tampak
perencanaan sedih
perawatan pada -Klien sudah
pasien. bisa sedikit konsentrasi
- saat diajak berbicara
Memberikan A:
dukungan penuh masalah
untuk pasien. teratasi sebagian
- Mengkaji P:
kemampuan pasien lanjutkan
dalam mengambil intervensi
keputusan.