OLEH KELOMPOK 8
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Covid 19 dengan Harga diri
rendah”
Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunanTuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran
(Penulis)
29
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangMasalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan.............................................................................................. 1
Konsep Askep
2.11 Pengkajian.......................................................................................11
2.12 Diagnnosa.......................................................................................12
2.14 Implementasi...................................................................................13
2.15 Evaluasi........................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan......................................................................................35
3.2 Saran................................................................................................35
BAB 1
PENDAHULUAN
Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit
pada hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus
Corona hingga saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus
sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi
Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang
dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang
menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi
seperti ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut,
Virus Corona bukan kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala
masalah ansietas?
1.3 Tujuan
32
Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatn jiwa pada klien terkonfirmasi covid 19
BAB 2
TINJAUAN TEORI
identifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus (CoV) merupakan keluarga besar virus
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flubiasa hingga penyakit serius
pada kondisi kesehatan jiwa dan psikososial setiap orang. Dukungankesehatan jiwa dan
kelompok yaitu orang sehat (OS), orang tanpa gejala, orang denganpemantauan, pasien
dengan pengawasan, dan orang yang menderita Covid-19 dan orang rentan
1) Orang Sehat
Orang yang tidak memiliki gejala, tidak kontak dengan orang yang denganCovid-
19 yaitu tenaga kerja dari rumah sakit atau serumah dengan orang yangpositif
Covid-19.
Orang tanpa gejala adalah seseorang yang tidak memiliki gejala danmempunyai
riwayat kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi Covid-19.Kontak erat adalah
seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalamruangan atau berkunjung
dalam 2 hari sebelum kasus muncul gejala danhingga 14 hari setelah kasus muncul
gejala. Pada OTG dilakukanpengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-14 untuk
hasil:
atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu seseorang yang memilikiriwayat perjalanan
a. Intervensi fisik
klinik
demam >38OC atau ada riwayat demam atau ISPAringan sampai berat dan pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala,memiliki salah satu dari paparan berikut.
35
(Kemendagri, 2020).
hariberikutnya, jika hasil pemeriksaan ulang positif pada tes yang kedua,
RT PCR.
6) Orang rentan
Kelompok orang yang beresiko terkena infeksi Covid 19 karena kondisi saatini.
Yang termasuk kelompok ini adalah lansia, orang dengan komorbidpenyakit kronis,
pra sejahtera dan peugas kesehatan yang menanganisecara langusng klien Covid-
19.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala
dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat
bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan
nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus
Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
b. Batuk
c. Sesak napas
sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Demam adalah gejala
yang paling umum, meskipun beberapa orang yang lebih tua dan mereka yang
satu penelitian, 44% orang mengalami demam ketika mereka datang ke rumah
rumah sakit.
kelelahan , sesak napas , produksi dahak , dan nyeri otot dan sendi . Gejala
seperti mual , muntah , dan diare telah diamati dalam berbagai persentase. Gejala
yang kurang umum termasuk bersin, pilek, atau sakit tenggorokan (Jesika &
Risma,2020). Beberapa kasus di China awalnya hanya disertai sesak dada dan
jantung berdebar . Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa dapat
terjadi. Kehilangan bau adalah gejala yang muncul pada 30% kasus yang
penundaan antara saat seseorang pertama kali terinfeksi dan saat ia mengalami
gejala. Ini disebut masa inkubasi . Masa inkubasi COVID-19 biasanya lima
sampai enam hari tetapi dapat berkisar dari dua hingga 14 hari, meskipun 97,5%
orang yang mengalami gejala akan melakukannya dalam 11,5 hari infeksi.
Sebagian kecil kasus tidak mengembangkan gejala yang terlihat pada titik waktu
tertentu. Pembawa tanpa gejala ini cenderung tidak diuji, dan perannya dalam
masyarakat meliputi:
37
terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor;
c. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut
denganlengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;
e. Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.
Menurut Keliat, 1998, Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah hati dan rendah diri yang berkepanjngan akibat evaluasi yang
negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang
kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai
Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri
rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lain yang
mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang
berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri
tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif
untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti an rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
38
kemampuan diri. Adanya hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. Ganguan harga diri yang disebut
sebagain harga diri rendah dapat terjadi secara: (Mukhripah Damaiyanti, 2014)
yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara yang
respon mal yang adaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien
seseorang.
harga diri rendah kronis meliputi tiga kategori yaitu untuk individu,
pasien dengan harga diri rendah kronis adalah Supportive Therapy atau
terapi supportif dan Self Help Group (SHG) atau kelpmpok swabantu.
2017).
yang tepat diterapkan pada pasien harga diri rendah adalah yang
sosial, yang kedua adalah terpi kreasi seni, dalam terapi kreasi seni
c) Terapi kognitif diberikan dalam tiga sesi yaitu sesi: (Febriana et.
al, 2016).
negatif
negatif
2.6 Etiologi
harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang
sebagai berkut:
a. Faktor Predisposisi
realistis.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum, ganguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi
pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman. Harga diri
dirawat.
c. Perilaku
objektif dan dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam
44
diri klien sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah
Menurut Damaiyanti 2008, tanda dan gejala harga diri rendah kronik
d) Penurunan produktifitas
4. Rentang Respon
Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu.
Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang
Positif Rendah
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
ada pada dirinya meliputi citra dirinya. Ideal dirinya harga dirinya,
penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini akan
tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan
harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri atau orang lain,
negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial,
berhubungan dengan keracuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat
lain.
klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya.
orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya.
2.7 .Pengkajian
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua yang
personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis
3. Kaji prilaku
2. Penurunan produktifitas
7. Rasa bersalah
c) Kurang Pengetahuan
digunakan
1. Pasien dapat
mengidentifikasi
49
3. Membantu pasien
kemampuan dan
untuk
aspek positif yang
memilih/menetapkan
dimiliki
kemampuan yang akan
2. Pasien dapat menilai
dilatih
kemampuan yang dpt
digunakan
kemampuan
4. Monitor tanda-tanda
50
vital
5. Jelaskan pengertian,
penyebab,dan proses
ketidakefektifan pola
nafas serta
mengambil keputusan
merawat klien
ketidakefektifan pola
nafas
7. Berikan stimulus
semangat
setiap melakukan
kegiatan asuhan
masalah dan
2.10 Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahapan perencanaan. Jenis tindakan pada implmentasi ini terdiri dari
2.11 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
BAB 3
52
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Inisial : Ny L
Umur : 40 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
II.ALASAN MASUK
1. Alasan MRS
Pasien datang dengan diantar oleh keluarganya. Ketika ditanya namanya pasien dapat
menjawab dengan benar, yaitu “L”, pasien juga mengetahui bahwa yang mengantar
“Tabanan”, ketika ditanya dimana dirinya berada pasien menjawab di rumah sakit. Saat
ditanya apakah ibu sudah memiliki anak, pasien menjawab “sudah”. Ditanya apakah
pernah terlihat bayangan atau suara aneh pasien berkata tidak. Ketika ditanya apakah
pasien merasa senang atau sedih, pasien mengatakan sedih karena tidak memiliki
HETEROANAMNESA (Keluarga)
Pasien datang ke RSJ dibawa oleh keluarganya setelah mengeluhkan sering menangis, dan
sering berdiam diri semenjak kena covid 19, setiap keluar rumah pasien dikucilkan dan di jauhi
Pada saat pengkajian pasien mengatakan dirinya tidak terlalu bergaul dengan pasien lain. Pasien
mengatakan jarang bicara dengan pasien lain dan lebih suka berdiam diri di kamar daripada
III.FAKTOR PREDISPOSISI
54
2. Pengobatan sebelumnya?
tidak Jelaskan :
19
□ ya √ tidak
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sedih karena kehilangan teman sekaligus
IV. FISIK
2. Ukuran : TB : 154 cm BB : 46 kg
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak mengeluh tentang fisiknya, pasien mengatakan biasa saja
V. PSIKOSOSIAL
55
1. Genogram :
Tn.A
Ny. 33th
L
28t
h
An.A
12th
Jelaskan :
Pasien (Ny. L) merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara. Suami pasien (Tn.A)
merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara. Pasien dengan suami pasien sudah bercerai. Pasien
memiliki seorang anak perempuan (An.A) yang berumur 12 tahun. Ny.M tinggal bersama
= Laki-laki hidup
= Perempuan hidup
An.12 TH
56
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Tinggal serumah
= Garis perkawinan
= Garis keturunan
= Cerai
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
mengatakan dirinya biasa saja, tidak ada anggota tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas diri :
c. Peran :
d. Ideal Diri :
Pasien mengatakan walaupun di rumah sakit ada banyak orang, namun pasien
lebih suka di rumah walaupun hanya tinggal sendiri. Pasien mengatakan pasrah
57
e. Harga Diri :
Pasien mengatakan merasa tidak berguna untuk hidup. Dari raut wajah, pasien
terlihat pasrah saja, tidak ada gairah dalam menjawab, dan terlihat sedih serta
3. Hubungan Sosial
Pasien mengatakan orang yang terdekat adalah anaknya dan orang tuanya.
malas.
4. Spiritual
b. Kegiatan ibadah :
VI.STATUS MENTAL
1.Penampilan
Jelaskan :
Pasien berpenampilan cukup rapi berpakaian dengan sesuai, rambut disisir namun
5. Pembicaraan
□ Cepat □ Apatis
□ Kasar √ Lambat
□ Gagap □ Membisu
pembicaraan Jelaskan :
Saat pengkajian cara berbicara pasien lambat dan nada suara lemah. Pasien
kebanyakan hanya mengiyakan saja seperti berkata ’nggih’ atau ’iya’ dan tidak
6. Aktivitas motorik
Jelaskan :
7. Alam perasaan
□ Ketakutan Kuatir
Jelaskan :
8. Afek / emosi
Jelaskan :
60
Saat pengkajian pasien terlihat labil dan relatife tenang. Namun kadang-kadang
pasien menangis.
Jelaskan :
Saat pengkajian kontak mata pasien masih kurang, serta lebih sering menunduk.
10. Persepsi
□ Pengecapan □ Pengciuman
Jelaskan :
inderanya.
Jelaskan :
Saat ditanya pasien mampu menjawab dengan baik dan berhubungan dengan apa
yang ditanyakan.
Waham
Jelaskan :
Pasien tidak mengalami gangguan isi pikir dan tidak memiliki keyakinan yang
berlebihan.
Disorientasi :
Jelaskan :
Pasien mampu menyebutkan nama, umur dan alamatnya, namun ketika ditanya
14. Memori
□ Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan :
Daya ingat jangka panjang : pasien masih ingat kejadian-kejadian yang pernah
dialami dulu.
Daya ingat jangka pendek : pasien ingat dengan perawat yang berkenalan dengan
dirinya tadi.
Daya ingat saat ini : pasien saat ditanya sudah minum obat dan warna apa saja
pasien bisa menjawab sudah dan obatnya berwarna kuning dan orange.
sederhana Jelaskan :
Pada saat pengkajian pasien kurang untuk berkonsentrasi dengan apa yang
ditanyakan oleh perawat. Ketika diajak berhitung jawaban pasien ada yang benar
63
Jelaskan :
Jelaskan :
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak tahu mengapa ia ada di RSJ Bangli.
b. Nutrisi :
- BB : 46 kg
c. Tidur
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi :
√ya tidak
Adaptif Maladaptif
Diruangan pasien mengatakan tidak ada masalah namun pasien tampak lebih sering
mengalami masalah dengan lingkungan diruangan namun pasien tampak lebih sering
□ Masalah lainnya :
√ Penyakit jiwa
√ Faktor presipitasi
Koping
□ Lainnya
√ Sistem pendukung
□ Penyakit fisik
□ Obat-obatan
69
X. ASPEK MEDIK
- Diagnosa medik :
- Diagnosis multiaxial :
70
ANALISA DATA
Subyektif :
memasrahkan diri.
19
Obyektif :
lemah.
Subyektif :
dan pasrah.
71
dialaminya
Obyektif :
penyakitnya
POHON MASALAH
72
KURANG
PENGETAHUAN ETIOLOGI
2. Kurang pengetahuan
digunakan
1. Pasien dapat
mengidentifikasi
3. Membantu pasien
kemampuan dan
untuk
aspek positif yang
memilih/menetapkan
dimiliki
kemampuan yang akan
2. Pasien dapat menilai
dilatih
kemampuan yang dpt
digunakan
kemampuan
masalah dan
sedih
3. Membantu pasien untuk O:
A:
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
O:
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu kunci keberhasilan hidup kita adalah bagaimana kita dapat
konsep diri positif dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan seseorang
B. SARAN
Asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah harus dapat dilakukan
dengan tepat karena kita tahu bahwa manusia utuh dan unik yang terdiri dari
aspek bio, psiko, sosial, dan spritual. Sebagai manusia yang utuh dan unik secara
lingkungan dengan baik serta pada diri sendiri yang paling utama.
kesehatan. Oleh karena itu, disarankan pada para pembaca yang khususnya adalah
perawat agar tetap memperhatikan klien sebagai individu yang unik dan utuh.