Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN PASIEN SAFETY

STANDAR DAN KRITERIA PATIENT SAFETY

Disusun Oleh :

1. Basmah Sulfi Nur Hidayah (20.03.0064)


2. Firya Heman Saeputri (20.03.0057)
3. Rahajeng Sugih Utami (20.03.0048)
4. Riska Selviana Putri (20.03.0031)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP


PRODI DIII KEPERAWATAN TINGKAT 2
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Standar dan
Kriteria Patient Safety” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pasien Safety. Selain itu makalah ini bertujuan agar
menambah wawasan tentang standar dan kriteria patient safety bagi para pembaca dan juga
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Yenni Kristiana M.Kep,. Ns selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami bisa menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang yang saya tekuni. Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan.

Cilacap, 13 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I ..............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................................................1
B. Rumusan masalah .......................................................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................................................2
BAB II ..............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ...............................................................................................................3
A. Pengertian Keselamatan Pasien ................................................................................3
B. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit................................................................4
C. Tujuan Dari Patien Safety..........................................................................................9
D. Langkah-Langkah Menuju Patient Safety...............................................................10
BAB III ...........................................................................................................................12
PENUTUP ......................................................................................................................12
A. Kesimpulan .............................................................................................................12
B. Saran ......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu


diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada
pasien secara aman serta mencegah  terjadinya cidera akibat kesalahan karena
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya
diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko
(Depkes 2008).

Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah


sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh
karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima
pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam
undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan
yang membahas secara rinci mengenai hak dan keselamatan pasien.

Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap
petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah
seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena
itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui
secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien.

1
2
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari patient safety?


2. Apa saja standar keselamatan pasien rumah sakit?
3. Apa tujuan dari patien safety ?
4. Apa langkah-langkah menuju patient safety ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari patient safety.


2. Untuk mengetahui standar keselamatan pasien rumah sakit.
3. Untuk mengetahui tujuan dari patien safety
4. Untuk mengetahui langkah-langkah menuju patient safety

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KESELAMATAN PASIEN ATAU PATIENT SAFETY


Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksud
dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang
memberikan pelayanan kepada pasien secara aman termasuk didalamnya pengkajian
mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi
untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Yang dimaksud dengan insiden
keselamatan pasien adalah keselamatan medis (medical errors), kejadian yang tidak
diharapkan (adverse event), dan nyaris terjadi (nearmiss).
Menurut Institute of Medicine (IOM), Patient Safety didefinisikan sebagai
freedom from accidental injury. Accidental injury disebabkan karena error yang meliputi
kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
Accidental injury juga akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission). Accidental injury dalam
prakteknya berupa kejadian tidak diinginkan atau hampir terjadi kejadian tidak
diinginkan (near miss). Near miss ini dapat disebabkan karena :
1. Keberuntungan
Contoh : pasien menerima suatu obat kontra indikasi, tetapi tidak timbul reaksi
obat.
2. Pencegahan
Contoh : suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat tersebut diberikan.
3. Peringanan
Contoh : suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, tetapi diketahui secara dini
lalu diberikan antidotenya.

4
Resiko terjadinya kesalahan atau kecelakaan kerja saat memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien dapat diminimalisir dengan pengorganisasian
risiko atau risk management secara benar. Risk management tersebut meliputi :
1. Identifikasi risiko.
Bertujuan untuk mengidentifikasi konsekuensi serta kemungkinan risiko
yang akan terjadi  serta untuk membagi penanganan terhadap suatu risiko
berdasarkan tingkat prioritas atau kebutuhan.
2. Analisis risiko.
Bertujuan untuk menganalisis serta memisahkan risiko kecil yang dapat
diterima dengan risiko besar yang tidak dapat diterima. Selain itu, analisis
risiko juga bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat bermanfaat
dalam proses evaluasi dan perencanaan penanganan risiko.
3. Evalausai terhadap risiko yang terjadi.
Bertujuan untuk membandingkan tingkat atau level dari suatu risiko yang
ditemukan dengan kriteria risiko yang tidak dapat dihindari. Hasil akhir
dari tahap ini adalah menyusun prioritas risiko sebagai dasar dalam
melakukan tindakan yang lebih lanjut.
4. Penanganan terhadap risiko yang terjadi
Bertujuan untuk mengidentifikasi atau menentukan pilihan tindakan yang
dapat dilakukan untuk menangani suatu risiko, mengkaji pilihan tindakan
tersebut, merencanakan persiapan untuk penanganan risiko, dan
melakukan pilihan tindakan tersebut.
5. Pengamatan secara terus menerus
Bertujuan untuk menjamin atau memastikan bahwa pengorganisasian
tindakan yang telah direncanakan bermanfaat dan dapat mengontrol
pelaksanaan dari penganganan risiko tersebut.

B. STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAK


Dalam melakukan prosedur perawatan pada pasien, terdapat tujuh standar keselamatan.
Standar ini mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh

5
Joint Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun 2002.
Tujuh standar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Hak pasien
Standar :
Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi mengenai
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan).
Kriteria :
1. Harus ada dokter sebagai penanggung jawab pelayanan
2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
3. Dokter sebagai penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
yang jelas dan benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya kejadian tidak diharapkan.

2. Mendidik pasien dan keluarga


Standar :
Rumah sakit harus mampu mendidik pasien dan keluarga mengenai kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
pasien dimana pasien berperan sebagai partner dalam proses pelayanan. Karena itu,
rumah sakit harus memiliki sistem dan mekanisme untuk mendidik pasien dan
keluarga mengenai kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga memiliki kemampuan
untuk :
1. Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
3. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit

6
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati 

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan


Standar :
Rumah sakit  menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria :
1. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
2. Koordinasi pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan kelayakan
sumber daya
3. Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
4. Komunikasi dan transfer informasi antar profesi Kesehatan
4. Penggunaan metode-metode dalam peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
Standar :
Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif kejadian tidak diharapkan, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja.
Kriteria :
1. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan yang baik sesuai
dengan ‘Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit’.
2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
3. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
4. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis.

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Standar :
1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan

7
pasien melalui penerapan ‘Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.’
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk
mengidentifikasi risiko keselamatan pasien dan program mengurangi
kejadian tidak diharapkan.
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi serta koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan
keselamatan pasien.
5. Pimpinan mengukur dan  mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien
Kriteria :
1. Terdapat tim pendisiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
2. Tersedia program proaktif untuk mengidentifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden atau kejadian tidak diharapkan.
3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi.
4. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain, dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden.
6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden.
7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan.
8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan.
9. Tersedia sasaran terukur, serta pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah
sakit dan keselamatan pasien.

8
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standar :
1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien
secara jelas.
2. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf
serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria :
1. Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat
topik mengenai keselamatan pasien
2. Mengintegerasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
3. Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok guna
mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka
melayani pasien.

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.


Standar :
1. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria :
1. Tersedia anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait
dengan keselamatan pasien.
2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada.

9
C. TUJUAN PASIEN SAFETY
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat .
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Rumah Sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahansehingga tidak terjadi.
Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah:
1. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar).
2. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif).
3. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanan dari
pengobatan resiko tinggi).
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery (mengeliminasi
kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur operasi).
5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko infeksi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan).
6. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka
karena jatuh).

D. ISU, ELEMEN DAN AKAR PENYEBAB YANG PALING UMUM DALAM PASIEN
SAFETY
1. Lima isu penting terkait keselamatan (hospital risk) yaitu:
a. keselamatan pasien;
b. keselamatan pekerja (nakes);
c. keselamatan fasilitas (bangunan, peralatan);
d. keselamatan lingkungan;
e. keselamatan bisnis.
2. Elemen Patient safety
a. Adverse drug events(ADE)/ medication errors (ME) (ketidakcocokan
obat/kesalahan pengobatan)
b. Restraint use (kendali penggunaan)
c. Nosocomial infections (infeksi nosokomial)

10
d. Surgical mishaps (kecelakaan operasi)
e. Pressure ulcers (tekanan ulkus)
f. Blood product safety/administration (keamanan produk darah/administrasi)
g. Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba)
h. Immunization program (program imunisasi)
i. Falls (terjatuh)
j. Blood stream – vascular catheter care (aliran darah – perawatan kateter
pembuluh darah)
k. Systematic review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident reports
(tinjauan sistematis, tindakan lanjutan, dan pelaporan pasien/pengunjung
laporan kejadian)
3. Most Common Root Causes of Errors (Akar Penyebab Kesalahan yang Paling
Umum):
a. Communication problems (masalah komunikasi)
b. Inadequate information flow (arus informasi yang tidak memadai)
c. Human problems (masalah manusia)
d. Patient-related issues (isu berkenaan dengan pasien)
e. Organizational transfer of knowledge (organisasi transfer pengetahuan)
f. Staffing patterns/work flow (pola staf/alur kerja)
g. Technical failures (kesalahan teknis)
h. Inadequate policies and procedures (kebijakan dan prosedur yang tidak
memadai) [AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality) Publication,
2003].

E. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT SAFETY


A. Di Rumah Sakit
1. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan
susunan organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi,
perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.
2. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan
internal tentang insiden

11
3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia.
4. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan
menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan
hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar
yang baru dikembangkan.
B. Di Provinsi/Kabupaten/Kota
1. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-rumah sakit di
wilayahnya
2. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan anggaran
terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit.
3. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit
C. Di Pusat
1. Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia
2. Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke Dinas.
4. Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah sakit
pendidikan dengan jejaring pendidikan.
5. Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatan pasien.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang
memberikan pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian
mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.
Pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga medis kepada pasien mengacu kepada
tujuh standar pelayanan pasien rumah sakit yang meliputi hak pasien, mendididik
pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan
metode- metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien, mendidik staf tentang keselamatan pasien, dan komunikasi
merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. Selain mengacu
pada tujuh standar pelayanan tersebut, keselamatan pasien juga dilindungi oleh
undang-undang kesehatan sebagaimana yang diatur dalam UU Kesehatan No. 36
tahun 2009 serta UU Rumah Sakit No. 44 tahun 2009.
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien sudah seharusnya
menunjang keselamatan pada pasien karena proses keperawatan tersebut sangat
berhubungan dengan patient safety atau keselamatan pasien. Proses keperawatan
tersebut meliputi proses pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Jika terjadi kesalahan saat menjalani salah satu proses keperawatan, maka
kesalahan tersebut akan memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yang dapat
mengancam keselamatan pasien. Aplikasi keselamatan pasien dapat diterapkan pada
beberapa tempat yang terdapat di rumah sakit, seperti kamar operasi, ICU, dan UGD.

13
Aplikasi keselamatan pasien tersebut diterapkan dengan memperhatikan sisi struktur,
lingkungan, peralatan dan teknologi, proses, orang, dan  budaya.

DAFTAR ISI

1. Komalawati, Veronica. (2010) Community&Patient Safety Dalam Perspektif Hukum


Kesehatan.

2. Lestari, Trisasi. Knteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan Langkah
Untuk Mengembangkan Budaya Patient Safety. Buletin IHQN Vol II/Nomor.04/2006
Hal.1-3

3. Pabuti, Aumas. (2011) Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah Sakit.
Proceedings of expert lecture of  medical student of Block 21st of Andalas University,
Indonesia

4. Panduang Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). 2005

5. Tim keselamatan Pasien RS RSUD Panembahan Senopati. Patient Safety.

6. Yahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program “Patient Safety”. Proceedings of  National
Convention VI of The Hospital Quality Hotel Permata Bidakara, Bandung 14-15
November 2006.

7. Yahya, Adib A. (2007) Fraud & Patient Safety. Proceedings of  PAMJAKI meeting
“Kecurangan (Fraud) dalam Jaminan/Asuransi Kesehatan” Hotel Bumi Karsa, Jakarta
13 December 2007.

14

Anda mungkin juga menyukai