Anda di halaman 1dari 3

TENDINITIS

A. PENGERTIAN

Tendinitis adalah peradangan yang terjadi pada tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot dan
tulang. Kondisi ini dapat terjadi pada tendon di bagian tubuh mana pun, meski umumnya terjadi pada
tendon di bagian bahu, siku, lutut, pergelangan kaki, atau tumit.

Saat mengalami peradangan, tendon akan terasa sakit ketika otot digerakkan, sehingga dapat
mengganggu pergerakan otot. Tendinitis dapat berlangsung dalam jangka pendek (akut) atau jangka
panjang (kronis).

B. PENYEBAB

Penyebab tendinitis, sebagian besar kasus tendinitis terjadi karena adanya beban pada tendon. Beban
ini berasal dari gerakan yang dilakukan secara berulang kali. Teknik gerakan yang dilakukan saat sedang
berolahraga, bekerja, atau melakukan hobi kesukaan dapat menimbulkan stres dan cedera pada tendon,
terutama jika teknik yang dilakukan tidak sepenuhnya benar.

Dengan kata lain, tendinitis umumnya bermula dari teknik yang keliru dalam melakukan gerakan. Hal
inilah yang akan membenani tendon. Selain kondisi tersebut, tendinitis juga bisa diebabkan cedera yang
terjadi secara tiba-toba atau kecelakaan.

Jenis pekerjaan atau kegiatan yang memerlukan kegiatan fisik atau dilakukannya gerakan berulang,
dalam posisi yang tidak biasa atau dengan tenaga besar, dapat memicu tendinitis. Kegiatan yang
melibatkan getaran serta menjangkau area yang tinggi secara terus-menerus juga menjadi faktor risiko
lain yang perlu diwaspadai. Misalnya, seperti pada olahraga basket, lari, tening, atau renang.

Faktor usia juga dapat memicu munculnya tendinitis. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, tendon juga
menjadi lebih fleksibel dan lebih rentan terhadap terjadinya cedera.

C. TANDA DAN GEJALA

Gejala umum tendinitis berikut ini dapat berlangsung dari beberapa hari, minggu bahkan berbulan-
bulan.

1. Rasa sakit yang memburuk saat bergerak

2. Perasaan tendon berderak saat bergerak

3. Rasa nyeri, bengkak, panas dan kemerahan pada daerah sekitar sendi yang terdampak seperti tendon,
ligamen ,dan otot.
4. Benjolan di sepanjang tendon

5. Bahu tidak dapat digerakkan, yang dikenal dengan frozen shoulder atau adhesive capsulitis.

Berdasarkan lokasi munculnya gejala, tendinitis memiliki beberapa tipe, yakni:

1. Achilles tendonitis

Tendonitis achilles adalah tendinitis yang terjadi di bagian belakang tumit. Gejala yang muncul berupa
nyeri dan kaku serta adanya benjolan di belakang sendi pergelangan kaki.

2. Posterior tibial tendonitis

Tendinitis jenis ini terjadi di tibialis posterior dengan gejala nyeri di sisi dalam pergelangan kaki.
Tendonitis tibialis posterior biasanya menyebabkan rasa sakit saat berjalan dan membuat penderitanya
hampir tidak mungkin untuk berdiri dengan normal.

3. Patellar tendonitis

Tendonitis patellar yang disebut juga sebagai jumper's knee terjadi di tendon patela yang
menghubungkan tempurung lutut ke tulang kering. Gejala yang ditimbulkan berupa rasa sakit dan
bengkak di bawah tempurung lutut. Kondisi ini merupakan masalah umum pada pemain bola basket dan
atlet lain yang melakukan aktivitas melompat secara berulang.

4. Rotator cuff tendonitis

Tendonitis ini terjadi pada tendon yang berfungsi untuk mengangkat lengan.

Tennis elbow (lateral epicondylitis)

Tennis elbow terjadi pada tendon di bagian luar sendi siku. Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan orang
yang sering bermain tenis.

5. Wrist Tendonitis

Wrist tendinitis terjadi di sendi pergelangan tangan.

D. PENATALAKSANAAN

Ada beberapa jenis pengobatan yang bisa dipilih, termasuk:

1. Penggunaan obat-obatan

Untuk mengatasi tendinitis, jenis obat yang sering digunakan adalah obat pereda rasa sakit, seperti
aspirin, naproksen, atau ibuprofen yang dapat membantu mengurangi rasa kurang nyaman.
Ada juga obat oles berupa krim antiperadangan yang bisa digunakan untuk mengatasi tendinitis.
Bahkan, obat ini memiliki efek samping lebih ringan dibanding obat pereda nyeri oral.

Kemudian, ada pula kortikosteroid yang biasanya diberikan dokter dengan cara disuntikkan di sekitar
tendon untuk mengatasi tendinitis. Obat ini dapat mengurangi peradangan sekaligus meredakan rasa
sakit.

Akan tetapi, kortikosteroid tidak disarankan untuk mengatasi tendinitis yang tak kunjung sembuh dan
sudah menyerang tendon lebih dari tiga bulan lamanya.

2. Terapi fisik

Selain penggunaan obat, juga bisa mengikuti terapi fisik yang disarankan oleh dokter. Kegiatan ini bisa
dilakukan berdasarkan kebutuhan tubuh, sehingga latihan fisik yang diberikan umumnya diprogram
khusus untuk Anda.

Penderita mungkin diminta untuk melakukan peregangan untuk mengatasi otot dan tendon yang terasa
sakit. Peregangan terbukti menjadi salah satu alternatif pengobatan yang secara efektif mengatasi
masalah tendon kronis. Bahkan, peregangan sering menjadi pilihan pertama pengobatan untuk
tendinitis.

3. Prosedur operasi

Pada situasi tertentu, terapi fisik dan penggunaan obat ternyata tidak cukup untuk mengatasi tendinitis.
Bahkan, pengobatan tersebut mungkin tidak meredakan gejalanya sama sekali.

Oleh sebab itu, ada kalanya Anda harus menjalani operasi untuk mengatasi kondisi yang sedang Anda
alami. Jenis operasi yang dilakukan juga ditentukan berdasarkan tingkat keparahan tendinitis.

Anda mungkin juga menyukai