BAB I
KAJIAN TEORI
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Lapisan
ini
lunak
yang
disebut
adalah
peradangan
yang
terjadi
pada
tendon.
lengan
dapat
bergerak.
Peradangan
yang
c. Triggger finger
tangan. Berdasarkan
Baseball
Basket
Bowling
Golf
Berlari
Berenang
g. Tenis
Selubung tendon juga dapat terkena penyakit sendi, seperti artritis
reumatoid, skleroderma sistemik, gout, dan sindroma reiter. Pada
dewasa muda yang menderita gonore(terutama wanita), bakteri
gonokokus bisa menyebabkan tenosynovitis (tendinitis yang disertai
dengan peradangan pada selubung pelindung di sekeliling tendon),
biasanya pada tendon di bahu, pergelangan tangan, jari tangan,
pingggul, pergelangan kaki, dan kaki.
Penyebab tendinitis, diantaranya adalah rheumatoid artritis, gout,
reiters syndrome, lupus, dan diabetes. Orang dengan penyakit gout
ada kristal asam urat yang nampak pada pembungkus tendon yang
menyebabkan gesekan dan robekan.kadar kolesterol darah yang
sangat tinggi juga dapat berhubungan dengan kondisi ini.
10
5. PATOFISIOLOGI
Etiologi (overuse)
Malfungsi tendon sheath (akibat menurunnya produksi dan kualitas cairan synovium)
pitan pada tendon sheath yang akan mempengaruhi pergerakan kedua ototsehingga bisa terjadi perlengketa
sendi di
11
12
13
BAB II
MANAJEMEN FISIOTERAPI
A. Chief Of Complaint
Nyeri pada daerah pergelangan tangan
B. History Taking
ANAMNESIS UMUM
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Pekerjaan
Hobby
Vital Sign
Joko
40 tahun
Laki-laki
Jl.Perintis
Islam
Karyawan Percetakan
Memancing
Tekanan Darah
120/90 mmHg
Denyut Nadi
83x/menit
Pernafasan
27x/menit
Suhu
37,5
Vital Sign Pasien dalam Keadaan Normal
Anamnesis Khusus
Pasien datang ke Fisioterapi dengan keluhan nyeri pada daerah
pergelangan tangannya dan jari-jarinya sekitar 2 bulan yang lalu. Pasien susah
menggerakkan jari-jarinya dan terkena pada tangan kanannya (terkhusus pada
daerah ibu jarinya), akibatnya pasien susah menjalankan pekerjaannyas sebagai
karyawan percetakan yang sudah ditekuni selama 5 tahun. Sudah 3 minggu pasien
tidak datang bekerja sehingga membuat pasien putus asah dengan pekerjaannya
dan merasa cemas. Pasien sudah datang ke dokter, diberikan obat tetapi nyerinya
hilang sementara kemudian muncul lagi. Sudah radiologi dan tes laboratorium.
C. Assymetric
a. Inspeksi merupakan suatu pemeriksaan dengan cara melihat dan
mengamati.
14
1) Inspeksi statis : keadaan umum pasien baik, tidak adanya oedem serta
tidak tampak menahan nyeri.
2) Inspeksi dinamis : Pada saat melakukan gerakan aktif terasa nyeri.
b. Palpasi
Palpasi merupakan suatu pemeriksaan dengan jalan meraba,
menekan, dan memegang bagian tubuh pasien yang mengalami cidera.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya nyeri tekan, spasme
otot, suhu lokal, oedema dan lain-lain. Pada kondisi ini hasil yang di dapat
adalah suhu pada daerah pergelangan tangan kanan pasien hangat, terdapat
nyeri tekan pada lateral pergelangan tangan kanan pasien.
c. Gerakan Dasar
Pemeriksaan gerakan dasar merupakan suatu cara pemeriksaan
dengan jalan melakukan gerakan. Pemeriksaan gerak dasar meliputi gerak
aktif, pasif, dan gerak isometrik melawan tahanan.
1) Pemeriksaan Gerak Aktif
Pada pemeriksaan ini pasien diminta untuk melakukan gerak aktif
pada ibu jari kanan dan kiri ke arah fleksi, ekstensi, abduksi dan
adduksi . Informasi yang didapatkan yaitu, pada ibu jari kiri pasien
mampu melakukan gerak aktif ke semua arah gerakan dengan full
ROM tanpa disertai nyeri. Sedangkan pada ibu jari kanan pasien
mampu menggerakan ke arah ekstensi dan abduksi tetapi tidak full
ROM dan disertai nyeri. Pada gerak flexi dan adduksi pasien mampu
menggerakan secara full ROM tanpa disertai nyeri.
2) Pemeriksaan Gerak Pasif
Untuk pemeriksaan gerak pasif ini dilakukan oleh terapis,
dimana terapis menggerakan ibu jari pasien kiri dan kanan ke
semua arah fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi. Informasi yang
didapatkan yaitu, pada ibu jari kiri mampu digerakan terapis ke
15
semua arah gerak tanpa nyeri dan full ROM. Sedangkan pada ibu
jari kanan tidak merasakan nyeri pada akhir gerak fleksi dengan
end feel soft, saat gerak ekstensi pasien merasakan nyeri dengan
end feel hard dan abduksi dengan end feel firm, saat gerak adduksi
pasien tidak merasa nyeri dengan end feel soft.
3) Pemeriksaan Gerak Isometrik Melawan Tahanan
Pada pemeriksaan ini terapis memberikan tahanan yang
berlawanan dengan arah gerakan yang dilakukan pasien. Informasi
yang didapatkan yaitu, pasien mampu melakukan gerakan
isometric melawan tahanan maksimal pada ibu jari kiri, sedangkan
pada ibu jari kanan pasien tidak mampu melakukan gerak
isometrik melawan tahanan minimal maupun maksimal ke arah
gerak ekstensi dan abduksi sedangkan saat digerakkan adduksi
pada ibu jari kiri pasien mampu melawan tahanan yang diberikan
terapis.
D. Restrictive
Limitasi ROM
Terdapat
Limitasi ROM
Limitas ADL
Limitasi Pekerjaan
Terganggu
dalam
ADL terganggu melaksanakan
(makan, toileting, pekerjaannya
berpakaian)
sebagai
karyawan
percetakan
Limitasi Rekreasi
Hobby/rekreasi
terganggu
yaitu
memancing
16
Psikogenik
Osteoarthrogen
Musculotendinogen
Neurologi
Kecemasan
Stiffness
muscle weakness pada fleksor
dan ekstensor wrist
Tenderness
daerah
wrist
terkhusus daerah ibu jari
17
F. Tes Spesifik
1. VAS
Gerakan Aktif
Kiri
0
F 40 - 00- 150
Ekstensi dan
Fleksi CMC
Abduksi dan
S 40 0 - 00- 00
Adduksi CMC
Pemeriksaan
kanan
F 20 - 00- 150
0
S 25 0 - 00- 00
Gerakan Pasif
Kiri
0
F 40 - 00- 150
Ekstensi dan
Fleksi CMC
Abduksi dan
S 45 0 - 00- 00
Adduksi CMC
Kanan
F 25 - 00- 150
0
S 30 0 - 00- 00
18
Grade
5 = Normal
100%
4 = Good
75%
3 = Fair
50%
2 = Poor
25%
1 = Trace
5%
0 = Zero
0%
Definition
Pasien mampu mempertahankan posisi
melawan gravitasi dan melawan maximal
tahan yang diberikan oleh pemeriksa dengan
Pasien mampu mempertahankan posisi
melawan gravitasy dan melawan minimal
tahan yang diberikan oleh pemeriksa.
Pasien mampu melakukan gerakan melawan
gravitasi tapi tidak mampu melawan tahanan.
Mampu melakukan gerakan, tapi tidak
melawan gravitasi
Ada sedikit kontraksi, ada sedikit atau tidak
ada pergerakan sendi.
Tidak ada kontraksi
Sumber : Data Primer
Tes
ini
mendukung
spesifik
sangat
dalam
menegakan
diagnosa,
dapat dilakukan pada
19
Terdapat Cedera
daerah Tendon
ekstensor pollicis
brevis dan abductor
pollicis longus
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk menunjang
diagnosis penyakit ini. Kadang dilakukan pemeriksaan serum untuk melihat
adanya faktor rheumatoid untuk mengetahui penyebab penyakit ini, tetapi hal ini
juga tidak spesifik karena beberapa penyakit lain juga menghasilkan faktor
rheumatoid di dalam darahnya.
Kelompok
Perasaan cemas
Gejala
a. Cemas
b. Takut
c. Mudah tersinggung
20
2.
Ketegangan
3.
Ketakutan pada
4.
Gangguan tidur
5.
6.
Gangguan kecerdasan
Perasaan depresi
d.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
a.
b.
c.
d.
e.
7.
Gejala somatic
8.
Gejala sensorik
9.
Gejala kardiovaskuler
10.
Gejala pernapasan
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
Firasat buruk
Lesu
Tidur tidak tenang
Gemetar
Gelisah
Mudah terkejut
Mudah menangis
Gelap
Ditinggal sendiri
Orang asing
Binatang besar
Keramaian lalulintas
Kerumunan orang banyak
Sukar tidur
Terbangun malam hari
Tidak puas, bangun lesu
Sering mimpi buruk
Mimpi menakutkan
Daya ingat
Kehilangan minat
Sedih
Bangun dini hari
Berkurangnya
kesenangan
pada hobi
Perasaan
berubah-ubah
sepanjang hari
Nyeri otot kaki
Kedutan otot
Gigi gemertak
Suara tidak stabil
Tinitus
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemas
Perasaan di tusuk-tusuk
Tachicardi
Berdebar-debar
Nyeri dada
Denyut nadi mengeras
Rasa lemas seperti mau
pingsan
Detak jantung hilang sekejap
Rasa tertekan di dada
Perasaan tercekik
Merasa napas pendek atau
21
11.
Gejala
saluran
makanan
pencernaan
d.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
12.
Gejala urogenital
13.
Gejala vegetative/Otonom
14.
a.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
sesak
Sering menarik napas panjang
Sulit menelan
Mual, muntah
Enek
Konstipasi
Perut melilit
Defekasi lembek
Gangguan pencernaan
Nyeri lambung sebelum dan
sesudah
Rasa panas di perut
Berat badan menurun
Perut terasa panas atau
kembung
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Sering pusing atau sakit
kepala
Bulu roma berdiri
Gelisah
Tidak tenang
Jari gemetar
Mengerutkan dahi atau kening
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Napas pendek dan cepat
Muka merah
Masing- masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skore) antara 04, yang artinya adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Nilai 0 =
Nilai 1 =
Nilai 2 =
Nilai 3 =
Nilai 4 =
22
b.
14 20
= kecemasan ringan
c.
21 27
= kecemasan sedang
d.
28 41
= kecemasan berat
e.
42 56
No.
1.
Indikator
Makan (Feeding)
2.
Mandi (Bathing)
3.
Grade
a. 0 = Tidak mampu
b. 1
=
Butuh
bantuan
memotong,
mengoles
mentega dll
c. 2 = Mandiri
a. 0 = Tergantung orang lain
b. 1 = Mandiri
a. 0 = Membutuhkan bantuan
orang lain
b. 1 = Mandiri dalam
23
4.
5.
Berpakaian (Dressing)
a.
b.
c.
a.
b.
6.
c.
a.
b.
7.
Penggunaan toilet
c.
a.
b.
8.
9.
Transfer
Mobilitas
c.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
10.
d.
a.
b.
c.
20
12-19
:
:
Mandiri
Ketergantungan ringan
24
9-11
: Ketergantungan sedang
5-8
: Ketergantungan berat
0-4
: Ketergantungan total
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada pasien, nilai
yang diperoleh adalah 14 yang menginterpretasikan bahwa pasien mengalami
ketergantungan ringan.
G. Diagnosis Fisioterapi
Gangguan Fungsional Thumb e.c dequervain syndrome 2 bulan yang lalu
H. Problem Fisioterapi
Problem Primer Inflamasi pada daerah wrist terutama daerah ibu jari
Nyeri Pada daerah Wrist terutama daerah ibu jari
Problem Sekunder Stiffness Joint daerah wrist dan Finger
Weakness otot-otot wrist terutama pada ibu jari
Problem Kompleks Gangguan ADL (Makan, Toileting, Berpakaian)
I. Program Fisioterapi
1. Mengatasi Inflamasi
2. Mengurangi Nyeri
3. Mengatasi Stiffness
4. Meningkatkan Kekuatan Otot
5. Mengatasi gangguan ADL (Makan, Toileting, Berpakaian)
J. Intervensi Fisioterapi
Problem FT
Sedih dan Cemas
Inflamasi
Nyeri
daerah
wrist dan Finger
Modalitas
Komunikasi
Terapeutik
RICE
Elektro Therapy
(Preeliminary)
Ultra Sound
Diathermi
Dosis
F : 3 x sehari
I : pasien tetap fokus
T : wawancara/ pendamping,
motivasi
T : 5-10 menit
F : 1x1 / hari
I : 3x repitisi (selama inflamasi)
T : local area
T : 5 menit/sesi (3 menit kompres,
2 menit angkat)
F : 1x1 / hari
I : : 1,5 watt/ cm, 3 MHz
(dengan arus continues)
T : circumduksi (memutar)
T : 3 menit (Luas Area dibagi
25
Manual Therapi
Kelemahan Otot
Exc.Therapy
Gangguan ADL
Exc.Therapy
F = 1x1/hari
I = 8 repitis
T = AROMEX dan PROMEX
T = 3 menit
F = 1x1 hari
I = 8 repitis
T = Resisted Exc.
T = 3 menit
F = 1x1 hari
I = 8 repitis
T = PNF
T = 3 menit
K. Evaluasi
a) Lingkup Gerak Sendi (ROM)
Hasil evaluasi lingkup gerak sendi dengan goneometer, didapatkan
berupa peningkatan luas gerak sendi aktif pada gerak ekstensi dan fleksi
kanan dari VF 20-0-15 menjadi VF 40-0-15, dan pasif dari VF 25000-150 menjadi VF 400-00-150 pada gerak abduksi dan adduksi Aktif
kanan dari VS 250-00-00 menjadi VS 400-00-00 dan pasif VS 300-00-00
menjadi VS 450-00-00.
Pemeriksaan
Gerakan Aktif
Kiri
kanan
F 40 0 - 00- 150
F 40-0-15
Ekstensi dan
Fleksi CMC
Abduksi dan
S 40 0 - 00- 00
Adduksi CMC
Pemeriksaan
Gerakan Pasif
Kiri
Kanan
F 40 0 - 00- 150
F 400-00-150
Ekstensi dan
Fleksi CMC
Abduksi dan
S 45 0 - 00- 00
Adduksi CMC
b) VAS
S 400-00-00
S 450-00-00.
26
L. Dokumentasi
Data-data tentang riwayat medis klien, hasil-hasil pemeriksaan
klinis, program intervensi fisioterapi yang telah dilaksanakan pada
klien dan catatan penting tentang hasil perkembangan terapi, dapat
dilihat dan tercantum pada kartu kontrol pemeriksaan kesehatan klien.
M. Modifikasi
Dalam modifikasi, fisioterapis melakukan modifikasi pada
program intervensinya apabila tidak terdapat peningkatan kondisi yang
baik pada pasien dengan melihat hasil evaluasi
N. Kemitraan
Dalam memberikan intervensi klien tersebut, fisioterapis dapat
bermitra dengan dokter spesialis saraf, perawat, psikolog, dan paramedis
lainnya
O. Edukasi
Edukasi sangat bermanfaat untuk mendukung keberhasilan program terapi
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun edukasi yang diberikan
terapis pada pasien, yaitu : Fisioterapis memberitahukan kepada pasien untuk
melakukan latihan yang telah diberikan, seperti gerak aktif pada jari-jari dan
ibu jari, dan pasien dianjurkan untuk mengurangi aktifitas pada ibu jari dan
27
tidak melakukan aktivitas yang dapat memperberat keadaan ibu jari pasien
menjadi bertambah parah.
28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemasalahan yang timbul pada kondisi ini diantaranya, (1) adanya nyeri
gerak pada akhir gerakan ekstensi dan abduksi thumb, (2) keterbatasan
lingkup gerak sendi pada thumb saat gerakan ekstensi dan abduksi thumb (3)
keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dari permasalahan yang
timbul maka diperlukan tujuan terapi yang terdiri dari, (1) mengurang nyeri
dan (2) meningkatkan lingkup gerak gerak sendi.
B. SARAN
Untuk mendapatkan hasil terapi yang optimal dan mencegah kecacatan
yang mungkin terjadi, maka pasien harus melakukan terapi yang telah
diberikan dokter maupun fisioterapis.
29
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
surgery-sports-medicine
6. https://hellosehat.com/penyakit/trigger-finger/ /achilles-tendonitis
7. http://ninadfebriani.blogspot.co.id/2013/10/de-quervain-syndrome.html
8. B, Joseph J. Tendinitis and Tenosynovitis. Merck Manual Home Health
Handbook. 2013.
9. http://apotekonlines.blogspot.co.id/2014/02/tendinitis-tenosinovitis.html
10. http://divtrocketmail-chore.blogspot.co.id/2011/06/de-quervain-syndromedengan-modalitas.html