Anda di halaman 1dari 4

DE QUERVAIN’S SYNDROME

Definisi
De Quervain’s syndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah
prosesus stiloideus akibat inflamasi pembungkus tendon otot abductor pollicis
longus dan ekstensor pollicis brevis dengan jepitan pada kedua tendon tersebut
serta pergesekan yang terlalu banyak atau lama sehingga sarung tendon menjadi
radang dan menebal tetapi tendon normal (Richardson & Iglarsh, 2009).
De Quervain’s Syndrome adalah suatu bentuk peradangan yang disertai
rasa nyeri dari selaput tendon yang berada di sarung synovial, yang
menyelubungi extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus (Appley,
2008). Berikut gambar tentang De Quervain’s

Etiologi
Penyebab dari De Quervain’s syndrome belum diketahui secara pasti.
Tetapi ada beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab dari sindrom ini
yaitu:
a. Overuse Gerakan yang berlebihan dan terlalu dibebani pada sendi
carpometacarpal I dapat menyebabkan ruptur dan peradangan pada
daerah tersebut sebagai akibat dari pergesekan, tekanan, dan iskemia
daerah persendian.
b. Trauma Langsung Trauma langsung yang menyerang pada tendo m.
abductor pollicis longus dan m. extensor pollicis brevis dapat
menyebabkan kerusakan jaringan serta peradangan yang bisa
menimbulkan reaksi nyeri.
c. Peradangan Sendi Kerusakan persendian akibat radang dapat
mengakibatkan terjadinya erosi tulang yang terjadi pada bagian tepi sendi
akibat invasi jaringan granulasi dan akibat resorbsi osteoclast. Dan pada
tendon terjadi tenosinovitis yang disertai invasi kolagen yang dapat
menyebabkan rupture tendon baik total maupun parsial (Parry, 2004).

Patofisiologi
Gerakan dan pembebanan yang berlebihan menimbulkan adanya
pergesekan, tekanan, dan iskemia pada sekitar sendi carpometacarpal I, serta
nyeri pada pergelangan tangan tepatnya pada m. abductor pollicis longus dan m.
ekstensor pollicis brevis. Proses peradangan ini juga bisa mengakibatkan 8
timbulnya bengkak dan nyeri (Clarke, 2007).
Kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan termasuk
pembungkus tendon yang menutupi tendon otot abduktor pollicis longus dan
tendon otot ekstensor pollicis brevis pada tepi lateral. Inflamasi pada daerah ini
umumnya terlihat pada pasien yang menggunakan tangan dan ibu jarinya untuk
kegiatan-kegiatan yang repetitif. Karena itu, de Quervain’s syndrome dapat
terjadi sebagai hasil dari mikrotrauma kumulatif (repetitif).
Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau penggunaan berlebih pada
jari-jari tangan (overuse) menyebabkan malfungsi dari tendon sheath. Tendon
sheath yang memproduksi cairan sinovial mulai menurun produksi dan kualitas
cairannya. Akibatnya, pada penggunaan jari-jari selanjutnya terjadi pergesekan
otot dengan tendon sheath karena cairan sinovial yang berkurang tadi berfungsi
sebagai lubrikasi. Sehingga terjadi proliferasi jaringan ikat fibrosa yang tampak
sebagai inflamasi dari tendon sheath.
Proliferasi ini menyebabkan pergerakan tendon menjadi terbatas karena
jaringan ikat ini memenuhi hampir seluruh tendon sheath. Terjadilah stenosis
atau penyempitan pada tendon sheath tersebut dan hal ini akan mempengaruhi
pergerakan dari kedua otot tadi.
Pada kasus-kasus lanjut akan terjadi perlengketan tendon dengan tendon
sheath. Pergesekan otot-otot ini merangsang nervus yang ada pada kedua otot
tadi sehingga terjadi perangsangan nyeri pada ibu jari bila digerakkan yang sering
merupakan keluhan utama pada penderita penyakit ini. Pembungkus fibrosa dari
tendon abduktor polisis longus dan ekstensor polisis brevis menebal dan
melewati puncak dari prosesus stiloideus radius (Apley, 2008).

Tanda dan Gejala Klinis


Ada beberapa tanda dan gejala klinis yang dapat kita amati dari penderita
De Quervain syndrome, antara lain:
a. Nyeri pada sekitar ibu jari
b. Bengkak pada pergelangan tangan sisi ibu jari
c. Rasa tebal-tebal pada sekitar pergelangan tangan sisi ibu jari karena
syaraf yang menempel pada selubung tendon ikut teriritasi maupun
karena penjepitan syaraf dari tendon yang membengkak
d. Adanya penumpukan cairan pada daerah yang mengalami bengkak
e. Krepitasi saat menggerakkan ibu jari
f. Persendian ibu jari terasa kaku saat bergerak
g. Adanya penurunan lingkup gerak sendi carpometacarpal (Salter, 2008).

Komplikasi
Rasa nyeri pada gerakan ibu jari sebagai akibat dari peradangan
m.abductor pollicis longus dan m.extensor pollicis brevis dapat menimbulkan
komplikasi berupa kelemahan otot, ruptur otot serta disuse atrofi (Clarke,2008).

Prognosis
Prognosis dari De Quervain’s syndrome adalah baik jika penderita
sindrom ini menjalani perawatan dengan baik dan teratur. Tetapi jika terapi
konservatif gagal dilakukan, maka pasien memerlukan tindakan operasi. Operasi
dapat menunjukkan hasil yang baik tetapi ada sekitar satu dari lima penderita
yang dioperasi menemukan masalah baru yang dapat berupa penurunan sensoris
pada 10 daerah punggung tangan serta tenderness pada jaringan parut
(Richardson & Iglarsh, 2009)

Pemeriksaan penunjang
 Tes Finkelstein
Tes finkelstein adalah salah satu cara untuk menentukan apakah ada
tenosinovitis dalam tendon abductor polisis longus dan ekstensor pollicis brevis.
Cara melakukan tes ini ialah ibu jari fleksi sampai menempel pada telapak tangan
kemudian diikuti fleksi ke empat jari dalam posisi mengepal, ibu jari berada di
dalam kepalan. Pemeriksa menggerakan tangan pasien kearah gerakan ulna
deviasi. Bila positif De Quervain syndrom maka akan terasa nyeri yg hebat di
sepanjang radius distal
Terapi
Tujuan dari terapi adalah untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri yang
diakibatkan oleh peradangan:
1. Hindari gerakan yang berlebihan pada ibu jari dan pergelangan tangan
2. Mengistirahatkan ibu jari dan pergelangan tangan dengan menggunakan
thum spica
3. Medikamentosa dengan menggunakan antiinflamasi nonsteroid
4. Injeksi cortikosteroid + lidocain pada tendon sheath
5. Pembedahan

Anda mungkin juga menyukai