Disusun oleh :
Mahasiswa
(Niko Thomas )
NIM : 19160119
Mengetahu :
( ) (Mohamad Judha,S.Kep,Ns,M.Kep)
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“SENAM KAKI DIABETIK DI POLI BEDAH RSUD WATES”
Mahasiswa
Mengetahu :
( ) (Mohamad Judha,S.Kep,Ns,M.Kep)
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“SENAM KAKI DIABETIK DI POLI BEDAH RSUD WATES”
Mahasiswa
Mengetahui :
( ) (Mohamad Judha,S.Kep,Ns,M.Kep)
A. Latar Belakang
peningkatan kadar gula darah akibat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin atau
penjuru dunia dan menurut WHO (World Health Organisazation), penyakit ini
sering ditemukan (prevalensi saat ini adalah 2% di Inggris dan 6,6% di AS dan
meningkat dengan pesat akibat faktor gaya hidup/diet) pada usia menengah dan
memperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita DM akan melonjak sampai 333 juta
orang.
dari masa ke masa. Peningkatan prevalensi DM tidak dapat dipisahkan dari pola
konsumsi makan dan gaya hidup. Berbagai penelitian epidemiologi secara konsisten
kurangnya aktivitas fisik, dan stress emosional. Suatu keadaan yang identik dengan
pola hidup perkotaan (urbanisasi) dan pola hidup kebaratan (westernisasi). Urbanisasi
ekonomi memberikan dampak semakin banyaknya gerai makanan cepat saji, kurangnya
mengenai lebih dari 2,5 juta orang dan diperkirakan terus bertambah (Qorry’, 2014).
Adapun faktor-faktor penyebab DM antara lain pola hidup dan cara makan.
sehat, lingkungan, dan usia. Pola makan yang berubah ke arah makanan cepat saji
(instan) yang memiliki gengsi dan lemak tinggi dibandingkan makanan alamiah, , ada
riwayat keluarga yang ada terkena DM (turunan), stres menghadapi hidup atau
data National Health Interview Survey di United Sates pada tahun 2007-2009 pada
darah yaitu insulin sebesar 4,6%. Jadi sangat diperlukan penatalaksanaan non
Dari hasil observasi di poli bedah RSUD WATES, ada beberapa pasien
terdiagnosa diabetes tipe 2, dari hasil observasi pasien yang datang untuk
penyebab dari diabetes militus. Saat dilakukan wawancara dengan pasien dan keluarga
hanya mengetahui karena keturunan dan karena makan makanan yang manis. Serta
untuk penatalaksanaan non farmakologi keluarga hanya mengetahui tidak boleh makan
yang manis-manis dan tidak boleh banyak makan nasi. Maka kelompok tertarik
memberikan Satuan Acara Penyuluhan terkait dengan diabetes militus dengan Senan
Kaki Diabetik.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MILITUS DAN PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGI
Tema : Diabetes Militus
Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Diabetes militus
Subpokok bahasan : Senan Kaki Diabetik
Sasaran : Pasien dan Keluarga yang datang di Poli Bedah RSUD Wates
Hari/Tanggal : Kamis, 06 Januari 2020
Waktu : 09:00 WIB
Tempat : Di Poli Bedah RSUD WATES
Metode : Diskusi , Praktek
4. Penutup :
Menutup pertemuan dengan
menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
Memberian salam penutup
E. Strategi Pengajaran
Ceramah dan diskusi
F. Media Pengajaran
1. Leaflet
2. Proyektor
G. Setting tempat
Pemateri
I. Evaluasi
1. Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penkes dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut:
a. Apakah pengertian dari Diabetes melitus
b. Sebutkan pengertian senam kaki diabetik
c. Sebutkan manfaat senam kaki diabetik
d. Sebutkan bagaimana cara senam kaki diabetik
2. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan materi dan media
3) Menyiapkan tempat
4) Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi Proses
1) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama proses penkes
berlangsung
2) Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
3) Sasaran memberikan jawaban atas pertanyaan penyaji
4) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
5) Tanya jawab berjalan dengan baik
c. Evaluasi Hasil
1) Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan
80% lebih dengan benar.
2) Penkes dikatakan cukup berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50%-80% dengan benar.
3) Penkes dikatakan kurang berhasil atau tidak berhasil apabila sasaran hanya
mampu mnejawab pertanyaan kurang dari 50% dengan benar.
Lampiran materi
A. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) merupakan kondisi hiperglikemia kronik disertai
beraneka kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yg menimbulkan beraneka
komplikasi kronik yang terjadi pada mata, ginjal, saraf, & pembuluh darah, disertai
lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan menggunakan sebuah
mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007).
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yg ditandai oleh kelainan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yg disebabkan defisiensi insulin atau
akibat kerja insulin yg tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2010)
Jadi dapat disimpulkan diabetes militus adalah keadaan dimana seseorang akan
mengalami peningkatan gula darah di atas batas normal atau kelainan defisiensi dari
insulin dan kehilangan toleransi terhadap glukosa.
Berikut kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:
a. Sebelum makan: 70 - 130 mg/dL.
b. Dua jam setelah makan: kurang dari 180 mg/dL.
c. Gula darah puasa : kurang dari 100 mg/dL
A. Pengertian
Senam kaki diabetik adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan terencana,
disusun secara sistemik yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
B. Tujuan
Diharapkan pasien dapat mengikuti dan memperagakan senam kaki diabetik.
C. Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi senan kaki diabetik.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan alat : Kertas koran 2 lembar, kursi, (jika tindakan dilakukan dalam posisi
duduk), handscoon
2. Persiapan klien : kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki
3. Persiapan lingkungan: ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, jaga privacy
klien,
4. Prosedur Pelaksanaan:
a. Perawat cuci tangan
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai
c. Dengan meletakkan tumult dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas
lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.
d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki keatas pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan dilantai dengan tumit kaki diangkatkan ke
atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan
diulangi sebanyak 10 kali.
e. Tumit kaki diletakkan dilantai. Bagian ujung kaki diangkat keatas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
f. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan kekanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
i. Angkat kedua kaki dan luruskan ulangi langkah ke delapan namun gunakan kedua
kaki secara bersamaan sebanyak 10 kali.
j. Angkat kedua kaki dan luruskan pertahankan posisi tersebut gerakkan pergelangan
kaki kedepan dan kebelakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 secara bergantian, gerakan ini sama
dengan posisi tidur.
l. Letakkan selembar koran dilantai bentuk kertas itu seperti bola dengan kedua belah
kaki kemudian buka bola itu menjadi lembaran seperti semula, menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya satu kali saja.
m. Lalu robek koran menjadi dua bagian, pisahkan 2 bagian koran.
n. Sebagian koran disobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh.
o. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut degan kedua kaki lalu letakkan
sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh.Bungkus semuanya dengan kedua
kaki menjadi bentuk bola.
E. Evaluasi
1. Respon Verbal
Pasien mengatakan senang untuk melakukan Senam Kaki Diabetik
2. Respon Non Verbal
Klien sangat antusias dengan senam kaki diabetic dan mengikuti setiap kegiatan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Bare (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi
8. Volume 2. Jakarta, EGC
Tartowo. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : Tim)
Road, Ansari. 2012. RSSDI Textbook Of Diabetes Melitus. Edisi 2. India : Jaypee Brother
Medical Publishers.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapiu