Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH”

DIABETES MILITUS” DI POLI BEDAH RSUD WATES”

Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medika Bedah

Pembimbing Akademik : Mohamad Judha, S.Kep, Ns, M. Kep

Disusun oleh :

Wilma Evelin Lekatompessy 19160078


Wiwin Indun Istiqomah 19160086
Niko Thomas 19160119

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“SENAM KAKI DIABETIK DI POLI BEDAH RSUD WATES”

Wates, 16 Januari 2020

Mahasiswa

(Niko Thomas )
NIM : 19160119

Mengetahu :

Clinical Instructur (CI) Pembimbing Akademik

( ) (Mohamad Judha,S.Kep,Ns,M.Kep)
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“SENAM KAKI DIABETIK DI POLI BEDAH RSUD WATES”

Wates, 16 Januari 2020

Mahasiswa

(Wilma Evelin Lekatompessy )


NIM : 19160076

Mengetahu :

Clinical Instructur (CI) Pembimbing Akademik

( ) (Mohamad Judha,S.Kep,Ns,M.Kep)
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“SENAM KAKI DIABETIK DI POLI BEDAH RSUD WATES”

Wates, 16 Januari 2020

Mahasiswa

(Wiwin Indun Istiqomah )


NIM : 19160086

Mengetahui :

Clinical Instructur (CI) Pembimbing Akademik

( ) (Mohamad Judha,S.Kep,Ns,M.Kep)
A. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan

peningkatan kadar gula darah akibat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin atau

keduanya (Riskesdas, 2013). Berbagai penelitian epidemologi menunjukkan adanya

kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai

penjuru dunia dan menurut WHO (World Health Organisazation), penyakit ini

sering ditemukan (prevalensi saat ini adalah 2% di Inggris dan 6,6% di AS dan

meningkat dengan pesat akibat faktor gaya hidup/diet) pada usia menengah dan

manula, diakibatkan terutama oleh resistensi terhadap kerja insulin. WHO

memperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita DM akan melonjak sampai 333 juta

orang.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah absolut penderita DM

tertinggi di dunia. Peningkatan prevalensi DM di Indonesia secara konsisten tampak

dari masa ke masa. Peningkatan prevalensi DM tidak dapat dipisahkan dari pola

konsumsi makan dan gaya hidup. Berbagai penelitian epidemiologi secara konsisten

menunjukkan bahwa peningkatan prevalensi DM berhubungan dengan obesitas,

kurangnya aktivitas fisik, dan stress emosional. Suatu keadaan yang identik dengan

pola hidup perkotaan (urbanisasi) dan pola hidup kebaratan (westernisasi). Urbanisasi

dan westernisasi tampak cukup menonjol di berbagai daerah di Indonesia. Kemajuan

ekonomi memberikan dampak semakin banyaknya gerai makanan cepat saji, kurangnya

kesempatan berolahraga, dan tingginya stress emosional. Di Indonesia predikat diabetes

mengenai lebih dari 2,5 juta orang dan diperkirakan terus bertambah (Qorry’, 2014).

Adapun faktor-faktor penyebab DM antara lain pola hidup dan cara makan.

DM merupakan penyakit degeneratif yang disebabkan perubahan gaya hidup tidak

sehat, lingkungan, dan usia. Pola makan yang berubah ke arah makanan cepat saji
(instan) yang memiliki gengsi dan lemak tinggi dibandingkan makanan alamiah, , ada

riwayat keluarga yang ada terkena DM (turunan), stres menghadapi hidup atau

persoalan lain, kegemukan, kerusakan kelenjer pankreas (Qorry’, 2014). Berdasarkan

data National Health Interview Survey di United Sates pada tahun 2007-2009 pada

penderita DM kebanyakan menggunakan farmakolgi utnuk menurunkan kadar gula

darah yaitu insulin sebesar 4,6%. Jadi sangat diperlukan penatalaksanaan non

farmakologis untuk meminimalkan pengunaan obat-obatan.

Dari hasil observasi di poli bedah RSUD WATES, ada beberapa pasien

terdiagnosa diabetes tipe 2, dari hasil observasi pasien yang datang untuk

memeriksakan kesehatan dengan pasien yang mengalami diabetes militus untuk

penyebab dari diabetes militus. Saat dilakukan wawancara dengan pasien dan keluarga

hanya mengetahui karena keturunan dan karena makan makanan yang manis. Serta

untuk penatalaksanaan non farmakologi keluarga hanya mengetahui tidak boleh makan

yang manis-manis dan tidak boleh banyak makan nasi. Maka kelompok tertarik

memberikan Satuan Acara Penyuluhan terkait dengan diabetes militus dengan Senan

Kaki Diabetik.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MILITUS DAN PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGI
Tema : Diabetes Militus
Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Diabetes militus
Subpokok bahasan : Senan Kaki Diabetik
Sasaran : Pasien dan Keluarga yang datang di Poli Bedah RSUD Wates
Hari/Tanggal : Kamis, 06 Januari 2020
Waktu : 09:00 WIB
Tempat : Di Poli Bedah RSUD WATES
Metode : Diskusi , Praktek

A. Tujuan instruktsional umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan tentang Senan Kaki Diabetik diharapkan klien akan
dapat memahami dan menjelaskan kembali tentang penyakit Diabetes Melitus dan
penerapan Senan Kaki Diabetik dengan baik dan benar.
B. Tujuan instruktsional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Senan Kaki Diabetik pasien dan keluarga
diharapkan mampu untuk:
1. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus dengan benar
2. Menjelaskan pengertian Senan Kaki Diabetik
3. Menjelaskan manfaat Senan Kaki Diabetik
4. Mampu mempraktikan cara Senan Kaki Diabetik
C. Sasaran
Semua Pasien dan keluarga yang berada di Poli Bedah RSUD WATES.

D. Alokasi Waktu (20 menit)


No Komunikasi Pasien Waktu
1. Pre Interaksi :
 Memberikan salam dan  Menjawab salam
memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan tema  Menjawab 5 menit
penyuluhan pertanyaan
 Apersepsi dengan memberi
pertanyaan awal tentang
diabetes militus
2. Pelaksanaan :
 Menjelaskan pengertian  Mendengarkan
Diabetes Melitus  Mengajukan 10 menit
 Menjelaskan pengertian senam pertanyaan
kaki diabetik
 Menjelaskan manfaat senam
kaki diabetik
 Mempraktekan senan kaki
diabetik
3. Evaluasi :
 Menanyakan kembali hal-hal  Menjawab
yang sudah dijelaskan
mengenai Diabetes Melitus 5 menit
dan Senan Kaki Diabetik
 Meminta pasien dan keluarga  Mendemonstrasikan
untuk mendemosntrasikan kembali
kembali senam kaki diabetik

4. Penutup :
 Menutup pertemuan dengan
menyimpulkan materi yang
telah dibahas.
 Memberian salam penutup
E. Strategi Pengajaran
Ceramah dan diskusi

F. Media Pengajaran
1. Leaflet
2. Proyektor

G. Setting tempat

Pemateri

Audience Audience Audience Audience Audience

H. Pengorganisasian Anggota Penkes


Pembicara : Wiwin Indun Istiqomah
Moderator dan Fasilitator : Wilma Evelin Lekatompessy
Niko Thomas

I. Evaluasi
1. Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penkes dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut:
a. Apakah pengertian dari Diabetes melitus
b. Sebutkan pengertian senam kaki diabetik
c. Sebutkan manfaat senam kaki diabetik
d. Sebutkan bagaimana cara senam kaki diabetik
2. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan materi dan media
3) Menyiapkan tempat
4) Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi Proses
1) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama proses penkes
berlangsung
2) Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
3) Sasaran memberikan jawaban atas pertanyaan penyaji
4) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
5) Tanya jawab berjalan dengan baik
c. Evaluasi Hasil
1) Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan
80% lebih dengan benar.
2) Penkes dikatakan cukup berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50%-80% dengan benar.
3) Penkes dikatakan kurang berhasil atau tidak berhasil apabila sasaran hanya
mampu mnejawab pertanyaan kurang dari 50% dengan benar.
Lampiran materi

Materi penyuluhan “ Diabetes Melitus dan Senam Kaki Diabetik

A. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) merupakan kondisi hiperglikemia kronik disertai
beraneka kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yg menimbulkan beraneka
komplikasi kronik yang terjadi pada mata, ginjal, saraf, & pembuluh darah, disertai
lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan menggunakan sebuah
mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007).
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yg ditandai oleh kelainan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yg disebabkan defisiensi insulin atau
akibat kerja insulin yg tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2010)
Jadi dapat disimpulkan diabetes militus adalah keadaan dimana seseorang akan
mengalami peningkatan gula darah di atas batas normal atau kelainan defisiensi dari
insulin dan kehilangan toleransi terhadap glukosa.
Berikut kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:
a. Sebelum makan: 70 - 130 mg/dL.
b. Dua jam setelah makan: kurang dari 180 mg/dL.
c. Gula darah puasa : kurang dari 100 mg/dL

B. Pengertian Senam Kaki Diabetik


Senam kaki diabetik adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan
terencana, disusun secara sistemik yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk
mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
(Syahriyadi,2017).

C. Manfaat Senam Kaki Diabetik


1. Mengontrol gula darah
2. Dapat menurunkan berat badan
3. Memberikan keuntungan psikologis
4. Mengurangi pemakaian obat oral dan insulin
5. Mencegah terjadinya diabetes melitus yang dini terutama bagi orang-orang dengan
riwayat keluarga
D. Cara Senam Kaki Diabetik
1. Persiapan alat : Kertas koran 2 lembar, kursi, (jika tindakan dilakukan dalam
posisi duduk), handscoon
2. Persiapan klien : kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam
kaki
3. Persiapan lingkungan: ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, jaga
privacy klien,
4. Prosedur Pelaksanaan:
a. Perawat cuci tangan
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak
diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
c. Dengan meletakkan tumult dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan
keatas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak
10 kali.
d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
keatas pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan dilantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan
secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
e. Tumit kaki diletakkan dilantai. Bagian ujung kaki diangkat keatas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali.
f. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan
turunkan kembali secara bergantian kekiri dan kekanan. Ulangi sebanyak
10 kali.
h. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
i. Angkat kedua kaki dan luruskan ulangi langkah ke delapan namun gunakan
kedua kaki secara bersamaan sebanyak 10 kali.
j. Angkat kedua kaki dan luruskan pertahankan posisi tersebut gerakkan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 secara bergantian,
gerakan ini sama dengan posisi tidur.
l. Letakkan selembar koran dilantai bentuk kertas itu seperti bola dengan
kedua belah kaki kemudian buka bola itu menjadi lembaran seperti semula,
menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya satu kali saja.
m. Lalu robek koran menjadi dua bagian, pisahkan 2 bagian koran.
n. Sebagian koran disobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh.
o. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut degan kedua kaki lalu
letakkan sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh.
p. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.
STANDAR OPERASIONAL PROSES (SOP)
SENAM KAKI DIABETIK

A. Pengertian
Senam kaki diabetik adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan terencana,
disusun secara sistemik yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.

B. Tujuan
Diharapkan pasien dapat mengikuti dan memperagakan senam kaki diabetik.

C. Metode
1. Presentasi
2. Demonstrasi senan kaki diabetik.

D. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan alat : Kertas koran 2 lembar, kursi, (jika tindakan dilakukan dalam posisi
duduk), handscoon
2. Persiapan klien : kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki
3. Persiapan lingkungan: ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, jaga privacy
klien,
4. Prosedur Pelaksanaan:
a. Perawat cuci tangan
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai
c. Dengan meletakkan tumult dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas
lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.
d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki keatas pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan dilantai dengan tumit kaki diangkatkan ke
atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan
diulangi sebanyak 10 kali.
e. Tumit kaki diletakkan dilantai. Bagian ujung kaki diangkat keatas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
f. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan kekanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
i. Angkat kedua kaki dan luruskan ulangi langkah ke delapan namun gunakan kedua
kaki secara bersamaan sebanyak 10 kali.
j. Angkat kedua kaki dan luruskan pertahankan posisi tersebut gerakkan pergelangan
kaki kedepan dan kebelakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 secara bergantian, gerakan ini sama
dengan posisi tidur.
l. Letakkan selembar koran dilantai bentuk kertas itu seperti bola dengan kedua belah
kaki kemudian buka bola itu menjadi lembaran seperti semula, menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya satu kali saja.
m. Lalu robek koran menjadi dua bagian, pisahkan 2 bagian koran.
n. Sebagian koran disobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh.
o. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut degan kedua kaki lalu letakkan
sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh.Bungkus semuanya dengan kedua
kaki menjadi bentuk bola.

E. Evaluasi
1. Respon Verbal
Pasien mengatakan senang untuk melakukan Senam Kaki Diabetik
2. Respon Non Verbal
Klien sangat antusias dengan senam kaki diabetic dan mengikuti setiap kegiatan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abata, Qorry A. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Yayasan PP Al-Furqon; Medan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar


Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Smeltzer, Bare (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi
8. Volume 2. Jakarta, EGC

Elizabeth, J, Corwin. (2009). Biku saku Fatofisiologi, EGC, Jakarta.

Tartowo. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : Tim)

Road, Ansari. 2012. RSSDI Textbook Of Diabetes Melitus. Edisi 2. India : Jaypee Brother
Medical Publishers.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapiu

Anda mungkin juga menyukai