Anda di halaman 1dari 9

Stefanus Daud F., I., “Hubungan Tingkat Kecemasan ....

” 63

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN CKD


(CHRONIC KIDNEY DISEASE) YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RS CONDONG CATUR
YOGYAKARTA.

The Corelation Between Anxiety And Cope Mechanism Of Ckd (Chronic Kidney Disease)
Hemodialysis Patient In Condong Catur Hospital,Yogyakarta
1 1
Stefanus Daud Fay , Istichomah
1
,STIKes Yogyakarta

ABSTRAK
Latar Belakang : Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada pasien gagal
ginjal sering mengalami khawatir karena kondisi sakit yang dialaminya hal ini dapat menjadi stressor
fisik yang mampu mengarahkan pasien pada tingkat stress, cemas bahkan depresi. Pada saat
menghadapi keadaan yang penuh stress pasien gagal ginjal harus beradaptasi dengan stressor. Hal
yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari koping.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan
mekanisme koping pada pasien CKD ( Chronic Kidney Disease) yang menjalani hemodialisa di RS
Condong catur Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan rancangan survey
analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari- Mei 2016. Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien hemodialisa di RS Condong catur Yogyakarta. Teknik pengambilan
sampel dengan total sampling, didapat 36 responden. Analisa data yang digunakan adalah chi
square untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat
kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa di RS
Condong catur Yogyakarta, dengan nilai dari chi square 3,333 atau P>0,05.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien
CKD yang menjalani hemodialisa di RS Condong catur Yogyakarta.
Kata Kunci : Kecemasan ,Mekanisme koping, CKD, Hemodialisa.

ABSTRACT
Background:Chronic kidney disease is a renal function disoreder where the body’s ability in
procesing metabolism and balancing body electroliyte is decreased.Hemodyalysis is a process that
should be taken by CKD patient, since they need a long term therapy. They usually depressed about
their disease because of their sicknees, this could become a phiscyal stressor that will the make CKD
patient become stress, anxious, and even depressed, when facing a nectic stress condition, the
patient should be able to adapt with the stressor. That is a part of cope mechanism.
The Purposed: This research aims to study the level of anxiety with cope mechanism to the chronic
kidney disease (CKD) patient that receiving hemodialysis therapy in Condong Catur Hospital,
Yogyakarta.
Research Methods: This is a non-experiment research with survey analitik construction and cross
sectional approach that done February -May 2016. The sample is the hemodialysis patient in
Condong catur, Yogyakarta , the sampling technique is totall sampling, so this research obtains 36
patients. Data analysis is based on Chi Square, to study the correlation between anxiety level and
cope mechanism.
The Result:The analysis showed that there was a level of anxiety with cope mechanism of CKD in
Condong catur Hospital,Yogyakarta,with a value of Chi Square 3,333 or P<0,05
Conclution :There is Corelation between anxiety and Cope Mechanism of CKD (Chronic Kidney
Disease) Hemodialysis patient in Condong catur Hospital,Yogyakarta.
Keywords: Anxiety, Cope Mechanism, Renal Failure, Hemodialysis.

PENDAHULUAN Disease Control (CDC) and Prevention


Penyakit CKD (Chronic Kidney and Health Promotion memperkirakan
Disease) merupakan masalah kesehatan bahwa dalam rentang 1999-2010 terdapat
masarakat di seluruh dunia. Center for lebih dari 10% Amerika Serikat dewasa
64 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 01 Januari 2017

atau kurang lebih 20 juta orang yang Kulon Progo 45 orang, dan Sleman 23
menderita penyakit CKD (Chronic Kidney orang.
Disease) dengan berbagai tingkat Saat seseorang berada dalam
1
keparahan (CDC, 2014). Data terbaru dari situasi yang terancam, maka respons
US NCHS (National Center for Health koping perlu segera di bentuk. Mekanisme
Statistics America) tahun 2012 koping yang dapat diterapkan oleh
menunjukkan bahwa penyakit ginjal masih individu yaitu mekanisme koping adaptif
menduduki peringkat 10 besar di Amerika dan mekanisme koping maladaptif. Jika
sebagai penyebab kematian individu mempunyai koping yang efektif
6
terbanyak. Laporan USRDS (The United maka kecemasan akan diturunkan dan
States Renal Data System) tahun 2013 energi digunakan langsung untuk istirahat
menunjukan angka prevelensi penderita dan penyembuhan. Tetapi jika koping
penyakit ginjal kronis tahap ahkir pada tidak efektif atau gagal akan cenderung
tahun 2011 Amerika Serikat sebesar menggunakan mekanisme koping yang
1.924 per 1 juta penduduk, di Singapura maladaptif maka keadaan tegang akan
sebesar 1.661 per 1 juta penduduk, dan di meningkat, terjadi peningkatan kebutuhan
Jepang sebesr 2.309 per 1 juta penduduk energi dan respon pikiran serta tubuh
7
per tahun . akan meningkat. Terapi dialisis dalam
Indonesia, dilaporkan pada acara waktu lama sering menimbulkan hilangnya
Asian Forum of CKD Initiative tahun 2012 kebebebasan, ketergantungan pada
di Hamamatsu Jepang bahwa antara pernikahan dan keluarga serta kehidupan
tahun 2005-2011 terdapat 973 kasus baru sosial,serta penurunan penghasilan
penderita cuci darah regular. Terjadi finansial. Berdasarkan hal tersebut, aspek
peningkatan kasus baru dari 176 menjadi fisik, psikologis, sosial-ekonomi, dan
301 kasus ketika biaya cuci darah lingkungan secara negatif terpengaruh
ditanggung negara melalui Askeskin dan mengarah pada perubahan kualitas
(Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin) hidup sehingga mempengaruhi tingkat
sejak tahun 2005 kcemasan pasien yang menjalani
Data dari depkes provinsi D.I hemodialisa.
Yogyakarta, menyebutkan bahwa Berdasarkan hasil studi
sepanjang tahun 2015 terdapat 461 kasus pendahuluan dari observasi awal serta
baru penyakit ginjal yang terbagi atas kota wawancara singkat dengan kepala ruang
Yogyakarta 175 kasus, kabupaten Bantul hemodialisis di ruang hemodialisis RS
73 kasus, kabupaten Kulon Progo 45 Condong catur Yogyakarta, mengatakan
kasus, dan kabupaten Sleman 168 kasus, bahwa tiga bulan terakhir didapatkan data
serta pasien yang meninggal di kota bahwa pada (bulan Januari–Februari
Yogyakarta 19 orang, Bantul 8 orang, 2016) dengan rentang usia 30-70 tahun
Stefanus Daud F., I., “Hubungan Tingkat Kecemasan ....” 65

terdapat 96 dewasa menderita CKD aktivitas ringan dengan tidur dan jalan-
(Chronic Kidney Disease) yang menjalani jalan.
terapi hemodialisis dan juga didapatkan Berdasarkan latar belakang
perubahan fisik yang terjadi pada mereka permasalahan diatas, maka peneliti
yang menjalani hemodialisis yaitu gatal- tertarik untuk melakukan penelitian
gatal, kulit kering dan belang, yang tentang “Hubungan tingkat kecemasan
merupakan efek dari proses hemodialisis. dengan mekanisme koping pada pasien
Peneliti juga melakukan wawancara dengan CKD (Chronic Kidney Disease)
singkat dan observasi terhadap sepuluh yang menjalani hemodialisa RS Condong
pasien yang menjalani hemodialisis dalam Catur Yogyakarta “.
dua bulan terakhir . Dari hasil wawancara
di dapatkan tujuh orang mengatakan METODE PENELITIAN
cemas sehingga menyebabkan stres Jenis penelitian ini adalah
dengan keadaan yang dialaminya kuantitatif menggunakan survey analitik
sekarang tiga diantaranya mengatakan yaitu penelitian yang mencoba menggali
tidak bisa tidur, tidak ada nafsu makan, bagaimana dan mengapa fenomena ini
dan merasa tidak berdaya, pusing, terjadi.3 Kemudian melakukan analisa
terkadang klien menyalahkan dirinya dinamika korelasi antara fenomenadengan
sendiri juga dan cepat marah jika pendekatan cross sectional yaitu dalam
mengetahui hasil didapatkan hasil terjadi pelaksanaan penelitian antara variabel
penurunan ginjal empat lainnya mereka independen dan variabel dependen
mengatakan stres, karena biaya yang dilakukan secara bersama dan pada saat
dikeluarkan sangat banyak, dan juga yang sama.4
membebani ekonomi keluarga. Dari faktor Lokasi dalam penelitian ini adalah
internal seperti perkembangan di RS Condong catur Sleman Yogyakarta
penyakitnya, sedangkan faktor eksternal dan waktu penelitian ini akan
terkait dengan biaya pengobatan. Pada dilaksanakan pada bulan Februari- Maret
saat dilakukan wawancara klien terlihat 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah
mengerutkan kening, tidak tenang seperti pasien gagal ginjal yang menjalani
sering melirik ke samping namun hemodialisa selama bulan Januari-
pernafasannya teratur. tiga pasien Februari 2016 sejumlah 96 orang pasien
diantaranya mengatakan sudah bisa yang menjalani hemodialisa rutin dengan
menerima keadaanya sekarang dan jadwal hemodialisa yaitu pada hari senin
mengatakan sebagai cobaan dari yang –sabtu. Sampel adalah terdiri dari bagian
kuasa. Pada saat mengalami kecemasan populasi terjangkau yang dapat
dan stres klien mengatakan melakukan dipergunakan oleh subjek penelitian
melalui sampling. Dalam penelitian ini
66 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 01 Januari 2017

sampel diambil dengan menggunakan HASIL


metode Total Sampling, yaitu merupakan Gambaran 36 pasien Chronik Kidney
cara pengambilan sampel jika populasi Disease (CKD) yang menjalani
digunakan sebagai sampel penelitian. Hemodialisa di Rs Condong Catur
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien Yogyakarta
CKD yang menjalani hemodialisa pada Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karekteristik
Jenis Kelamin pasien Hemodialisa
bulan Januari 2016 yaitu sejumlah 36 Jenis kelamin Frekuensi Prosentase
orang. Dalam penelitian ini sampel yang (n) (%)
Pria 14 38,9
diambil harus memenuhi kriteria inklusi Wanita 21 61,1
Total 36 100
dan eksklusi5
Sumber: Data Primer, 2016
a. Kriteria inklusi adalah karakteristik
Berdasarkan pada tabel 1 diketahui
umum subyek penelitian dari suatu
jumlah pasien CKD yang menjalani
populasi terjangkau dan akan diteliti.
hemodialisa di Rs Condong Catur
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
Yogyakarta sebagian besar berjenis
yaitu:
kelamin wanita yaitu hanya sebanyak 22
1) Pasien yang telah menjalani
orang (61,1%) dan pria sebanyak 14
hemodialisa selama 3 bulan
orang (38,9%).
2) Pasien berusia 17-65 tahun
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karekteristik Usia
3) Pasien kooperatif pasien Hemodialisa
4) Bersedia menjadi responden Usia Frekuensi Prosentase
(n) (%)
dengan mengisi inform consent 20-40
9 25.0
tahun
5) Bisa membaca dan menulis 41-60
16 44.4
b. Kriteria eksklusi adalah tahun
>61 tahun 11 30.6
menghilangkan subyek yang Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2016
memenuhi kriteria inklusi dari studi
5
karena berbagai sebab .kriteria Berdasarkan pada tabel 2 diketahui
eksklusi dalam penelitian ini adalah jumlah pasien CKD yang menjalani
1) Pasien yang menjalani hemodialisa di Rs Condong Catur
hemodialisa > dari 1 tahun Yogyakarta sebagian besar berusia 41-60
2) Pasien yang berpindah dari unit tahun sebanyak 16 orang (44,4%) dan
hemodialisa RS Condong Catur hanya ada 9 orang pasien berusia 20-40
ke rumah sakit lain tahun sebanyak (25,0%).
3) Pasien yang mengalami Tabel3 Distribusi Frekuensi Karekteristik
Pendidikan pasien Hemodialisa
penurunan kesadaran Pendidikan Frekuensi Prosentas
4) Tidak bersedia menjadi (n) e
(%)
responden SD 12 33.%
SMP 3 8.3
Stefanus Daud F., I., “Hubungan Tingkat Kecemasan ....” 67

SMA/SMK 11 30.6 hemodialisa di Rs Condong Catur


Sarjana/
10 27.8 Yogyakarta sebagian besarmengalami
Diploma
Total 36 100% cemas sedang sebanyak 20 orang
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan pada tabel 3 diketahui (55,6%) dan hanya terdapat 5 orang
jumlah pasien CKD yang menjalani (13,9%) mengalami cemas berat.
hemodialisa di Rs Condong Catur Tabel 5 Distribusi Frekuensi Mekanisme
Koping pasien Hemodialisa
Yogyakarta sebagian besar berpendidikan Mekanisme Frekuensi Prosentase
Koping (n) (%)
SD sebanyak 12 orang ( 33,3%) dan
Adaptif 28 77,8%
berpendidikan SMP sebanyak 3 orang Maladaptif 8 22,2%
Total 36 100%
(5,6%). Sumber: Data Primer, 2016
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Kecemasan Berdasarkan pada tabel 5 diketahui
pasien Hemodialisa
jumlah pasien CKD yang menjalani
Kecemasan Frekuensi Prosent
(n) ase hemodialisa di Rs Condong Catur
(%)
Cemas Yogyakarta sebagian besarmengalami
11 30.6
Ringan mekanisme koping adaptif sebanyak 28
Cemas
20 55.6
Sedang orang (77.8%) dan hanya 8 orang (22,2%)
Cemas Berat 5 13.9
mengalami mekanisme koping maladaptif.
Total 36 100%
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan pada tabel 4 diketahui
jumlah pasien CKD yang menjalani
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hubungan Kecemasan dengan Mekanisme Koping pasien
CKD yang Menjalani Hemodialisa
Mekanisme koping
Kecemasan Adaptif Maladaptif Total %

n % N %
Ringan 11 30,6% 0 ,0% 11 30,6%

Sedang 15 41.7% 5 13.9% 20 55,6%


Berat 2 5,6% 3 8,3% 5 13,9%

Total 24 66,7% 12 33,3% 36 100,0


%
Sumber: Data Primer, 2016
Berdasarkan pada tabel 6 diketahui sebanyak 15 orang (41,7%) dan
bahwa 11 orang (30,6%) pasien cenderung menggunakan mekanisme
hemodialisa mengalami tingkat adaptif dan sebanyak 5 orang (13,9 %)
kecemasan ringan dan cenderung cenderung menggunakan mekanisme
menggunakan mekanisme koping adaptif koping maladaptif, sedangkan untuk 5
yaitu sebanyak 11 orang (30,6%). Untuk orang (13,9%) pasien hemodialisa
20 orang (55,6%) pasien hemodialisa mengalami tingkat kecemasan berat
mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 orang (5,6%) menggunakan
68 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 01 Januari 2017

mekanisme koping adaptif dan sebanyak yang beragam dimana jumlah responden
3 orang (8,3%) cenderung menggunakan dengan tingkat kecemasan sedang
mekanisme koping maladaptif. berjumlah 20 orang (55,6%), dan
Analisa Bivariat kecemasan ringan 11 orang (30,0%) dan
Tabel 7 Tabel Korelasi Chi Kuadrat antara hanya terdapat 5 orang (13,9%)
Kecemasan dengan Mekanisme Koping
pasien CKD yang Menjalani Hemodialisa mengalami cemas berat.
Menurut peneliti hal ini bisa
Variabel Chi Sig- (p) Hasil
Kuadrat disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain jenis kelamin, umur, tingkat
Kecemasan
Mekanisme 3,333 0,000 Ho pendidikan, dan lama responden
koping Ditolak
menjalani hemodialisa. Pada penelitian ini

Sumber: Data Primer, 2016 responden dengan jenis kelamin wanita


Tabel 7 menunjukan korelasi Chi lebih banyak mengalami tingkat
Kuadrat sebesar 3,333 dengan signifikansi kecemasan dari pada pria.
p value 0,000<α =0,05. Hasil ini Menurut Santrock8 menjelaskan
menunjukan bahwa Ho di tolak, sehingga bahwa pendekatan psikologis
hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa perkembangan yang menekan adaptasi
ada hubungan yang signifikan antara selama perkembangan manusia
tingkat kecemasan dengan mekanisme menghasilkan kejiwaan berbeda antara
koping pada pasien CKD yang menjalani pria danwanita, hal ini sejalan dengan
hemodialisa di RS Condong catur penelitian Suharsono (2010), dimana
Yogyakarta. Nilai koefisien korelasi yang jumlah responden yang mengalami
positif mempunyai arti bahwa semakin kecemasan lebih banyak dialami oleh
rendah tingkat kecemasan maka semakin perempuan dari pada laki-laki.8 Namun
tinggi pula kecenderungan pasien berbeda dengan penelitian yang dilakukan
menggunakan mekanisme koping adaptif oleh Luna (2012) dimana rata-rata tingkat
begitupun sebaliknya semakin berat kecemasan pasien hemodialisa paling
tingkat kecemasan maka semakin tinngi sering banyak adalah tingkat kecemasan
pula kecenderungan pasien menggunakan ringan. Kecemasan dengan frekuensi
mekanisme koping maladaptif. tersering dan periode terlama justru hanya
mengalami cemas ringan, sedangkan
PEMBAHASAN penderita dengan frekuensi dan periode
1. Tingkat Kecemasan terpendek mengalami cemas sedang.
Hasil penelitian pada tingkat Menurut Kaplan dan Sadoc9,
kecemasan pasien hemodialisa dari 36 gangguan kecemasan dapat terjadi pada
orang pasien hemodialisa di Rs Condong semua umur dan sebagian besar
catur Yogyakarta memperlihatkan hasil kecemasan terjadi pada usia 41-60 tahun
Stefanus Daud F., I., “Hubungan Tingkat Kecemasan ....” 69

(44,4%)9 Selain itu, teori ini di dukung ini dapat dikaitkan dengan dukungan
olehh hasil penelitian yang dilakukan oleh keluarga terlihat dari keluarga selalu
Fajarina dkk (2012) dimana jumlah mendampingi responden selama
responden yang mengalami hemodialisa menjalani hemodialisa. Hal ini sejalan
adalah usia 41- 65 tahun. dengan penelitian yang dilakukan oleh
Selain itu faktor jenis kelamin dan Mutaroh (2007), bahwa tidak semua faktor
umur, menurut Rahmawati (2011) ada yang di teliti mempengaruhi mekanisme
beberapa faktor yang dapat koping klien gagal ginjal kronik yang
mempengaruhi tingkat kecemasan pasien menjalani hemodialisa. Menurut Friedman
selama menjalani hemodialisa yaitu Dan Carpenito (2005), ketika seseorang
pendidikan, dalam penelitian ini terdapat menggunakan mekanisme koping adaptif
12 orang (33,3%) yang berpendidikan SD. dikarenakan sesorang (1) dapat
Menurut Notoatmodjo4 bahwa pendidikan menceritakan secara verbal tentang
mempengaruhi pengetahuan baru perasaannya, (2) Mengembangkan tujuan
termasuk informasi kesehatan, semakin realitas, (3) Dapat mengidentifikasi
tinggi pengetahuan seseorang semakin sumber koping, (4) Dapat menimbulkan
baik dalam upaya pencegahan penyakit mekanisme koping yang efektif, (5)
begitupun sebaliknya. Mengidentifikasi alternativ strategi yang
tepat, (6) Memilih strategi yang tepat, (7)
2. Mekanisme Koping Menerima dukungan. Namun sebaliknya
Hasil penelitin yang telah dilakukan ketika seseorang menggunakan
menunjukan bahwa bentuk mekanisme mekanisme koping maladaptif disebabkan
koping responden yang adaptif sebanyak karena (1) Merasa tidak mampu, (2) Tidak
28 orang (77,8%) jauh lebih banyak dari mampu menyelesaikan masalah secara
pada responden yang mengunakan efektif, (3) Perasaan lemas, takut, marah,
mekanisme koping maladaptif yaitu iritable, tegang,gangguan fisiologis,
sebanyak 8 orang (22,2%). Menurut danadanya stres kehidupan, sampai pada
Kelliat (1999) dalam Arifah (2010) banyak perilaku bunuh diri, (4) Tidak mampu
faktor yang melatar belakangi responden memenuhi kebutuhan dasar (Taylor,
menggunakan mekanisme koping adaptif 2005).
seperti membicarakan masalah terkait dan
kondisi sakit dengan keluarga maupun 3. Hubungan Kecemasan dengan
orang yang profesional seperti dokter dan Mekanisme koping pasien CKD yang
perawat, untuk memecahkan masalah menjalani Hemodialisa di RS Condong
yang dihadapi secara positif, melakukan catur Yogyakarta
teknik relaksasi serta aktivitas Berdasarkan hasil uji bivariat
konstruktif.10 Menurut asumsi peneliti hal bahwa 11 orang (30,6%) pasien
70 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 01 Januari 2017

hemodialisa mengalami tingkat Hasil penelitian ini menunjukan


kecemasan ringan dan cenderung bahwa semakin rendah tingkat
menggunakan mekanisme koping adaptif kecemasan pasien maka akan semakin
yaitu sebanyak 11 orang (30,6%). Untuk tinggi pula kecenderungan pasien
20 orang (55,6%) pasien hemodialisa menggunakan mekanisme koping adaptif.
mengalami tingkat kecemasan sedang Hal ini dikarenakan responden yang
sebanyak 15 orang (41,7%) dan memiliki tingkat kecemasan rendah
cenderung menggunakan mekanisme cenderung membicarakannya dengan
adaptif dan sebanyak 5 orang (13,9 %) orang terdekat dan berusaha
cenderung menggunakan mekanisme memecahkan masalah yang dihadapi
koping maladaptif, sedangkan untuk 5 secara efektif.
orang (13,9%) pasien hemodialisa Penelitian ini hampir sama dengan
mengalami tingkat kecemasan berat penelitian yag dilakukan oleh Suharsono
sebanyak 2 orang (5,6%) menggunakan (2010), dengan hasil uji Chi-Square,
mekanisme koping adaptif dan sebanyak diperoleh p<0,05. Kemudian pada uji
3 orang (8,3%) cenderung menggunakan korelasi nilai sig.0,023. Ini berarti bahwa
mekanisme koping maladaptif. Ha di terima dan Ho di tolak, maka
Hasil analisa bivariat diketahui terdapat hubungan antara kecemasan
nilai dari korelasi chi kuadrat hitung 3,333 dengan mekanisme koping pada pasien
dan berdasarkan tabel chi kuadrat untuk yang menjalani hemodialisa.
derajat kebebasan 240 dan taraf signifikan
5% diperoleh nilai (0,000) dengan KESIMPULAN
demikian karena chi kuadrat hitung lebih 1. Tingkat kecemasan pada pasien
besar dari chi kuadrat tabel (3,333>0,000) Chronic Kidney Disease (CKD) yang
maka Ha diterima dan Ho ditolak menjalani hemodialisa di RS Condong
menunjukan bahwa terdapat hubungan catur Yogyakarta sebagian besar
antara tingkat kecemasan dengan berada dalam kategori kecemasan
mekanisme koping pada pasien CKD yang sedang sebanyak 20 orang (55,6%)
menjalani hemodialisa di RS Condong dan hanya terdapat 5 (13,9%) orang
catur Yogyakarta. Berdasarkan hasil mengalami kecemasan berat.
tersebut maka penelitian ini menunjukan 2. Mekanisme koping pada pasien
Ha diterima dan Ho ditolak. Hal tersebut Chronic Kidney Disease (CKD) yang
menunjukan bahwa hubungan yang ada menjalani hemodialisa di RS Condong
kuat dan signifikan antara tingkat catur Yogyakarta sebagian besar
kecemasan dengan mekanisme koping cenderung menggunakan mekanisme
pada pasien CKD. koping adapif yaitu sebanyak 24
orang (66,7%) dan hanya terdapat 12
Stefanus Daud F., I., “Hubungan Tingkat Kecemasan ....” 71

orang (33,3%) menggunakan Keperawatan. Jakarta: Salemba


mekanisme koping maladaptif Medika.
3. Ada hubungan antara tingkat 6. Santoso.(2009). Askeskin (Asuransi
kecemasan dengan mekanisme Kesehatan Masyarakat Miskin).
koping pada pasien Chronic Kidney http:/www. Report Of Indonesian
Disease (CKD) yang menjalani Renal Registry.php. Diakses 28
hemodialisa di RS Condong catur februari 2016.
Yogyakarta yang ditunjukan dengan 7. USRDS, (2013). The United States
nilai dari korelasi bivariat sebesar Renal Data System. http:/ www.renal/
3,333 dengan signifikansi protect-datasystem/states-
pvalue<α=0,05 tabagisme/renal-
secondaire/index_e.php.
DAFTAR PUSTAKA Diaksestanggal 20 februari 2016.
1. Center For Disease Control (CDC), 8. Stuart & Sunden, (2005). Keperawatan
(2014). Prevention And Health Jiwa Edisi 3. Jakarta : EGC (R.P.
Promotion. http:/ Kapoh & E.K. Yudha, penerjemah).
www.renal.ca/protectprotegez/ 9. Sadock, B J & Sadock, V.A (2007)
preventivtabagisme/ second Kaplan & Saddock. Synopsis Of
secondaire Psyciatri: behavioral Sciences/Clinical
/index_e.php.Diaksestanggal 20 Psychiatry.10th ed. Lippinoct: Wiliam &
februari 2016. Wilkins.
2. Rakhamayanti, (2011). Tingkat 10. Ni Ketut, Fajarina. (2012). Hubungan
Kecemasan Pasien Dengan Tindakan Mekanisme Koping Individu Dengan
Hemodialisa Di BLUD RSU DR M.M Tingkat Kecemasan Pada Pasien GGK
Dunda Kabupaten Gorontalo. Jurnal Diunit Hemodialisa RSUP Dr.
Health & Sport, Vol.3, Nomor 2, Soeradji,Tirtonegoro Klaten.
Agustus 2011: 285-368. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.
3. Mahfoedz, (2015). Biostatika Edisi Yogyakarta.
revisi. Yogyakarta, Fitramaya.
4. Notoatmodjo, S (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan, Jakarta; Rineka
Cipta, Jakarta.
5. Nursalam, S. (2008). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi ,
Thesis Dan Instrumen Penelitian

Anda mungkin juga menyukai