Anda di halaman 1dari 13

Makassar, 05 Juli 2018

LAPORAN PBL

MODUL LUKA/TRAUMA

BLOK KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

DISUSUN OLEH:

Tutor

dr. Arina F Arifin,M.Kes

Kelompok 6 :

1. Nuryanti Utami Eka Putri Nasrul 110 2014 0032


2. A. Muh Yasser Mukti 110 2015 0022
3. Andi Suhriyana 110 2015 0041
4. Amirah Jihan Afry 110 2015 0042
5. Aridayana 110 2015 0063
6. Nur Azizah Fitriyana 110 2015 0108
7. R. Fausan Numyani.P 110 2015 0115
8. Nadiah An-Nur 110 2015 0120
9. Bakda Awalia Rahmayanti 110 2015 0146
10. Nur Khusnul Khatimah B.P 110 2015 0156

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2018
Skenario

Seorang laki-laki berusia 16 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan terjatuh dari sepeda
motor. Ia mengeluh pusing dan sakit kepala, namun tidak ada riwayat penurunan kesadaran
maupun muntah.
A. Kata kunci
1. Laki-laki umur 16 tahun
2. Terjatuh dari sepeda motor
3. Mengeluh pusing dan sakit kepala
4. Tidak ada riwayat penurunan kesadaran maupun muntah

B. Pertanyaan dan Jawaban


1. Deskripsikan luka/trauma berdasarkan skenario!

A. Jumlah dan Jenis Luka


Jumlah :1
Jenis : Luka Tertutup  Lecet
B. Regio Anatomi
Wajah : Tampak sebuah luka tertutup pada bibir dalam atas sebelah kiri
C. Bentuk dan Ukuran Luka
Lonjong tidak beraturan
Panjang : 1,5 cm
Lebar : 1 cm
Kedalaman : - (tidak teridentifikasi)
D. Koordinat Luka
Absis(x) : garis tengah tubuh untuk menentukan letak dan posisi luka tidak
diidentifikasi karena letak luka sudah jelas
Ordinat(y): garis khayal mendatar yang menghubungkan dua titik titik-titik
anatomis yang letaknya tetap tidak diidentifikasi karena letak luka sudah jelas

E. Karakteristik/ Sifat Luka

Aspek Luka Tertutup


Garis Batas Luka Batas Luka: Tegas
Daerah dalam luka Warna : Merah
Permukaan luka: Permukaan meninggi dibanding daerah
disekitar luka
Daerah di sekitar luka Kelainan tertentu: Tidak ada

Terdapat satu buah luka tertutup di bibir bagian dalam. Luka berbentuk
lonjong tidak beraturan dengan panjang 1,5 cm dan lebar 1 cm. Luka terletak di
bibir atas sebelah kiri bagian dalam. Luka berbatas tegas, berwarna merah,
tampak bengkak permukaan kulit terdiri dari kulit yang masih utuh dengan
sedikit pengelupasan disertai darah segar. Daerah sekitar luka tidak ditemukan
kelainan.

Kesimpulan

Satu buah luka memar pada bibir dalam bagian atas sebelah kiri akibat trauma tumpul.

Referensi:- Traumatologi(luka akibat benda tumpul)-Blunt force trauma.Nelwan J Berti.Bahan


ajar kuliah kedokteran Universitas Muslim Indonesia.2018
- Penjelasan modul PBL&CSL Blok Forensik dan Medikolegal FK-UMI 2018.
dr.Tjiang Sari Lestari Sp.F
2. Jelaskan penyebab luka/trauma (Cause of Damage) menggunakan pendekatan
proximus morbus!
Penentuan Multiple Cause Of Damage( MCOD )berdasarkan Proximus
Morbus Approach
Berbagai faktor terlibat dalam kecelakaan lalu lintas, mulai dari manusia
sampai sarana jalan yang tersedia.Secara garis besar ada 4 faktor yang berkaitan
dengan kecelakaan lalu lintas, yaitu faktor manusia, kendaraan, fasilitas jalan dan
lingkungan.
a. Faktor manusia, menyangkut masalah disiplin berlalu lintas
1) Faktor pengemudi dianggap salah saltu faktor utama terjadinya kecelakaan
dengan distribusi 75-80%. Faktor berkaitan adalah perilaku (mengebut, tidak
disiplin/ melanggar rambu), kecakapan mengemudi dan gangguan kesehatan
(mengantuk, letih) saat mengemudi.
2) Faktor penunjang (jumlah penumpang dan barang yang berlebihan)
3) Faktor pemakai jalan, yakni pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan lain-
lain.
b. Faktor kendaraan
Jalan raya penuh dengan berbagai kendaraan tidak bermotor dan kendaraan
bermotor. Kondisi kendaraan yang tidak baik atau rusak akan mengganggu lalu lintas
sehingga menyebabkan kemacetan bahkan kecelakaan.
c. Faktor jalan
Dilihat dari ketersediaan rambu-rambu lalu lintas, panjang dan lebar jalan yang
tersedia tidak sesuai dengan kendaraan yang melintasi, serta keadaan jalan yang tidak
baik misalnya berlobang-lobang dapat menjadi pemicu terjadinya kecelakaan
d. Faktor lingkungan
Adanya kabut, hujan, jalan licin, akan membawa resiko kejadian kecalakaan yang
besar.
Pada kecelakaan lalu lintas dikenal 2 istilah yaitu “a vehicle traffic accident” dan
“non-motor vehicle traffic accident”.“A motor-vehicle traffic accident” ialah setiap
kecelakaan kendaraan bermotor dijalan raya, sedangkan “non-motor-vehicle traffic
accident” ialah setiap kecelakaan yang terjadi di jalan raya, yang melibatkan pemakai
jalan untuk transportasi atau untuk mengadakan perjalanan, dengan kendaraan yang
bukan kendaraan bermotor. Suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai kecelakaan lalu
lintas, bila “
1) Terdapat kerusakan pada benda : Derajat 1
2) Terdapat luka non visihle : Derajat 2
3) Terdapat luka minor visihle : Derajat 3
4) Terdapat luka serious vesihle : Derajat 4
5) Terdapat korban yang tewas : Derajat 5
Untuk mengetahui sebab kematian dan mengetahui bagaimana terjadinya
kecelakaan tersebut, maka setiap korban sebaiknya dilakukan :
1) Otopsi
2) Pemeriksaan tambahan : radiologi dan laboratorium
Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui sebab luka, cara terjadinya luka pada
korban, serta faktor lain yang berpengaruh sehingga terjadi kecelakaan. Pola kelainan
pada pengemudi sepeda motor bisa berua luka akibat impak primer dan luka akibat
impak sekunder. Luka karena impak primerpada tungkai sedangkan impak sekunder
pada bagian tubuh lain sebagai akibat benturan tubuh dengan bagian lain dari aspal.
Maka Multiple Cause Of Damage (MCOD) pada skenario adalah :
Current Finding : Luka memar

A-1 : Perdarahan di bawah kulit

A- 2 : Kerusakan pembuluh darah di bawah kulit

A-3 : Benturan benda tumpul (gigi)

A-4 : Jatuh dari motor

Referensi: Tasmono H. Trauma kepala pada kecelakaan pada sepeda motor di Malang Raya
tahun 2006-2007. Vol. 7 No. 14. Januari 2011
3. Bagaimana patomekanisme terjadinya luka/trauma (anatomi,histologi dan
fisiologi) pada daerah bibir berdasarkan skenario?

Anatomi

Rongga mulut merupakan sebuah bagian tubuh yang terdiri dari : lidah bagian oral
(dua pertiga bagian anterior dari lidah), palatum durum (palatum keras), dasar dari
mulut, trigonum retromolar, bibir, mukosa bukal, ‘alveolar ridge’, dan gingiva. Tulang
mandibula dan maksila adalah bagian tulang yang membatasi rongga mulut .Rongga
mulut yang disebut juga rongga bukal, dibentuk secara anatomis oleh pipi, palatum
keras, palatum lunak, dan lidah. Pipi membentuk dinding bagian lateral masing-masing
sisi dari rongga mulut. Pada bagian eksternal dari pipi, pipi dilapisi oleh kulit.
Sedangkan pada bagian internalnya, pipi dilapisi oleh membran mukosa, yang terdiri
dari epitel pipih berlapis yang tidak terkeratinasi. Otot-otot businator (otot yang
menyusun dinding pipi) dan jaringan ikat tersusun di antara kulit dan membran
mukosa dari pipi. Bagian anterior dari pipi berakhir pada bagian bibir.
Bibir

Bibir atau disebut juga labia, adalah lekukan jaringan lunak yang mengelilingi
bagian yang terbuka dari mulut. Bibir terdiri dari otot orbikularis oris dan dilapisi oleh
kulit pada bagian eksternal dan membran mukosa pada bagian. Secara anatomi, bibir
dibagi menjadi dua bagian yaitu bibir bagian atas dan bibir bagian bawah. Bibir bagian
atas terbentang dari dasar dari hidung pada bagian superior sampai ke lipatan
nasolabial pada bagian lateral dan batas bebas dari sisi vermilion pada bagian inferior.
Bibir bagian bawah terbentang dari bagian atas sisi vermilion sampai ke bagian
komisura pada bagian lateral dan ke bagian mandibula pada bagian inferior.

Kedua bagian bibir tersebut, secara histologi, tersusun dari epidermis, jaringan
subkutan, serat otot orbikularis oris, dan membran mukosa yang tersusun dari bagian
superfisial sampai ke bagian paling dalam. Bagian vermilion merupakan bagian yang
tersusun atas epitel pipih yang tidak terkeratinasi. Epitelepitel pada bagian ini melapisi
banyak pembuluh kapiler sehingga memberikan warna yang khas pada bagian tersebut.
Selain itu, gambaran histologi juga menunjukkan terdapatnya banyak kelenjar liur
minor. Folikel rambut dan kelejar sebasea juga terdapat pada bagian kulit pada bibir,
namun struktur tersebut tidak ditemukan pada bagian vermilion.

Permukaan bibir bagian dalam dari bibir atas maupun bawah berlekatan dengan
gusi pada masing-masing bagian bibir oleh sebuah lipatan yang berada di bagian
tengah dari membran mukosa yang disebut frenulum labial. Saat melakukan proses
mengunyah, kontraksi dari otot-otot businator di pipi dan otototot orbukularis oris di
bibir akan membantu untuk memosisikan agar makanan berada di antara gigi bagian
atas dan gigi bagian bawah. Otot-otot tersebut juga memiliki fungsi untuk membantu
proses berbicara.

Referensi : R.Putz & R.Pabst.Atlas anatomi manusia Sobotta.EGC.2014


Histologi

Bibir mempunyai 3 permukaan :

 Bibir Luar :
Struktur seperti kulit tipis,ada kelenjar keringat,folikel rambut dan kelenjar
sebasea.

 Merah Bibir :
Epitel berlapis pipih dengan keratin,kapiler dekat dengan permukaan -> berwarna
merah

 Bibir Dalam :
Struktur sama dengan mukosa rongga mulut dengan kelenjar ludah minor.

Referensi: dr.I Wayan sugiritama.2014.struktur histologi rongga mulut.universitas udayana


Fisiologi
Permukaan bibir bagian dalam dari bibir atas maupun bawah berlekatan dengan
gusi pada masing-masing bagian bibir oleh sebuah lipatan yang berada di bagian
tengah dari membran mukosa yang disebut frenulum labial. Saat melakukan proses
mengunyah, kontraksi dari otot-otot businator di pipi dan otot- otot orbukularis oris
di bibir akan membantu untuk memosisikan agar makanan berada di antara gigi
bagian atas dan gigi bagian bawah. Otot-otot tersebut juga memiliki fungsi untuk
membantu proses berbicara.

Referensi : Yamada A, etc. 2015. Association between tongue and lip functions and
masticatory performance in young dentate adults. Jurnal of Oral Rehabilitation ; Japan.

4. Jelaskan derajat keparahan luka sesuai hukum yang berlaku!

Derajat keparahan luka yaitu luka ringan sesuai rumusan hukum diatur dalam
pasal 352 (1) KUHP tentang penganiayaan ringan menyatakan bahwa “penganiayaan
yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan”. Jadi bila luka pada
seorang korban diharapkan dapat sembuh sempurna dan tidak menimbulkan penyakit
atau komplikasinya, maka luka tersebut dimasukkan ke dalam kategori tersebut.

Selanjutnya rumusan hukum tentang penganiayaan (sedang) sebagaimana diatur


dalam pasal 351 (1) KUHP tidak menyatakan apapun tentang penyakit. Sehingga bila
kita memeriksa seorang korban dan didapati “penyakit” akibat kekerasan tersebut,
maka korban dimasukkan ke dalam kategori tersebut.

Akhirnya, rumusan hukum tentang penganiayaan yang menimbulkan luka berat


diatur dalam pasal 351 (2) KUHP yang menyatakan bahwa Jika perbuatan
mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun”. Luka berat itu sendiri telah diatur dalam pasal 90 KUHP secara
limitatif. Sehingga bila kita memeriksa seorang korban dan didapati salah satu luka
sebagaimana dicantumkan dalam pasal 90 KUHP, maka korban tersebut dimasukkan
dalam kategori tersebut.4 Luka berat menurut pasal 90 KUHP adalah :

 jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut
 tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian
 kehilangan salah satu panca indera
 mendapat cacat berat
 mendapat sakit lumpuh
 terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih
 gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

Referensi: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Indonesia.
Pedoman teknik pemeriksaan dan interpretasi luka dengan orientasi medikolegal atas
kecederaan. Jakarta, 2010.

5. Jelaskan apa yang menyebabkan terjadinya pusing dan sakit kepala berdasarkan
skenario!
Penyebab terjadinya pusing dan sakit kepala berdasarkan skenario
Kemungkinan pasien jatuh dalam keadaan terjungkit kedepan dan kepala pasien
tersebut terbentur sehingga membuat pasien merasa pusing dan sakit kepala ringan.
Dan pasien juga tidak mengalami mual dan muntah yang menandakan tanda-tanda
cedera kepala ataupun geger otak.

Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
perdarahan interstisial substansi atau tanpa diikuti terputusnya konsistinuitas otak.
Cedera otak sering disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor seperti motor
dan mobil, tembakan yang merupakan trauma tembus ataupun pukulan langsung,
dan jatuh akbiat kecelakaan kerja. Cedera kepala sering ditandai dengan nyeri
kepala berat, amnesia pasca traumatic kurang lebih 30 menit, hematoma, dan
disertai mual dan muntah.

Referensi : Fatimah, Vita. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Cedera Kepala.Fakultas


Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2010.

6. Jelaskan diagnosis dari hasil pemeriksaan berdasarkan skenario!


Berdasarkan skenario,dapat dilihat bahwa terdapat satu buah luka memar pada
bibir dalam bagian atas sebelah kiri akibat trauma tumpul.

Referensi:- Traumatologi(luka akibat benda tumpul)-Blunt force trauma.Nelwan J


Berti.Bahan ajar kuliah kedokteran Universitas Muslim Indonesia.2018
- Penjelasan modul PBL&CSL Blok Forensik dan Medikolegal FK-UMI 2018.
dr.Tjiang Sari Lestari Sp.F

7. Bagaimana perspektif islam pada kasus tersebut !

Anda mungkin juga menyukai