PENDAHULUAN
Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda
asing eksogen (berasal dari luar tubuh) dan benda asing
endogen (berasal dari dalam tubuh) yang dalam keadaan normal
seharusnya benda tersebut tidak ada. Benda asing eksogen
dapat berupa benda padat, cair, ataupun gas. Benda asing
eksogen dapat terdiri dari zat organik seperti kacang-kacangan,
tulang, dan zat anorganik seperti peniti, jarum, batu dan lain-lain.
Benda asing eksogen cari dibagi dalam benda cair yang bersifat
iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan
dengan pH 7,4. Sedangkan benda asing endogen contohnya
sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkijuan,
membran difteri, bronkolit, cairan amnion, dan mekonium.1
Aspirasi benda asing ke dalam saluran napas dapat
menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas baik
pada orang dewasa maupun anak-anak. Peristiwa aspirasi benda
asing di Amerika Serikat pada tahun 2000 menyebabkan 160
anak meninggal dikarenakan komplikasi yang ditimbulkan dari
aspirasi benda asing. Lima puluh lima persen dari kasus benda
asing di saluran napas terjadi pada anak berumur kurang dari 4
tahun. Walaupun sering ditemukan pada anak-anak, aspirasi
benda asing dapat juga terjadi pada orang dewasa. Aspirasi
benda asing pada orang dewasa biasanya disebabkan karena
usia lanjut, kelainan neurologis yang mendasari, pertumbuhan
gigi yang jelek, konsumsi alkohol dan penggunaan sedatif.1,2
Misdiagnosis
menyebabkan
dari
benda
obstruksi
wheezing
kronik,
diagnosis
juga
saluran
batuk,
dapat
asing
dan
napas
napas
yang
pneumonia.
menyebabkan
saluran
akan
berbahaya,
Keterlambatan
perubahan-perubahan
anamnesis,
penunjang
pemeriksaan
sehingga
fisik,
dapat
serta
dilakukan
pemeriksaan
manajemen
belakang
disebut
nares
posterior
(koana)
yang
Gambar
1.
Dinding lateral kavum nasi.
rongga
tengkorak
dari
rongga
hidung.
Lamina
kribiformis
septum,
terdapat
anastomosis
a.sfenopalatina,
a.etmoid
anterior,
dari
a.labialis
cabang-cabang
superior
dan
silia, dan palut lendir. Debu dan bakteri akan melekat pada palut
lendir dan partikel besar dikeluarkan dengan refleks bersin.4,5
2.1.3 Etiologi
Berdasarkan asalnya, benda asing digolongkan menjadi dua
golongan yaitu benda asing eksogen dan benda asing eksogen.
Benda asing eksogen berasal dari luar tubuh, biasanya masuk
melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen terdiri dari
benda padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri
dari zat organik seperti kacang-kacangan (yang berasal dari
tumbuhan-tumbuhan),
tulang
(yang
berasal
dari
kerangka
konsistensinya
benda
asing
dapat
juga
gelap
pada
toraks
dan
pada
abdomen
bergaris
coklat
tua
atau
coklat
orange.
Lalat
dewasa
anggota hewan
tak
bertulang
mempunyai
warna
kecokelatan,
dan
bersifat
Benda
asing
seperti
karet
busa,
sangat
cepat
dan
menimbulkan
obstruksi
nasal
bila
rhinolith
2.1.5 Anamnesis
Pada anamnesis kasus benda asing dalam hidung perlu kita
tanyakan adanya riwayat memasukkan benda ke dalam hidung
terutama pada pasien anak-anak. Anak-anak sering memasukkan
benda asing ke dalam mulut, hidung, dan telinga. Jenis benda
yang sering dimasukkan adalah kancing, batu, manik-manik,
potongan mainan, potongan plastik, kertas, spons, dan makanan.
Benda organik akan cepat diuraikan dan menyebabkan gejala
infeksi. Sehingga pada anamnesis kita tanyakan adanya riwayat
hidung tersumbat, dan gejala infeksi berupa keluarnya lendir
berbau dari hidung unilateral atau bilateral yang terkadang
disertai darah. Gejala lain adalah adanya ekskoriasi di sekitar
lubang hidung. Selain itu kita juga perlu menanyakan tindakan
apa yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengeluarkan
benda
asing
tersebut.
Hal
ini
penting
ditanyakan
untuk
rontgen
dan
endoskopi
juga
dapat
memberikan
CT-scan
terkomputerisasi
bisa
digunakan
untuk
2.1.8 Tatalaksana
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengeluarkan
benda asing dari dalam hidung, di antaranya adalah dengan
menggunakan pengait (hook), suction-tip catheter, dan balloon
10
tindakan,
dilakukan
premedikasi
dengan
adalah
lampu
kepala,
vasokonstriktor
topikal,
11
instrumentasi
langsung
(direct
instrumentation)
13
dapat
catheter,
diekstraksi
misalnya
dengan
Frazier.
Ujung
menggunakan
kateter
suction-tip
secara
perlahan
dan
ml
pada
anak
yang
lebih
besar).
Setelah
14
15
pada
saluran
napas,
paru,
dan
16
asing,
dipertimbangkan
untuk
berkonsultasi
dengan
pada
kasus
benda
asing
hidung
yang
telah
U,
permukaan
atasnya
17
dihubungkan
dengan
lidah,
krikoid,
kartilago
aritenoid,
kartilago
kornikulata,
18
kartilago
krikoid
dan
batas
posteriornya
ialah
m.aritenoid
superior
dan
n.laringis
inferior.
Kedua
saraf
ini
bagian,
yaitu: vestibulum
laring,
glotik,
dan
subglotik.
pada
tiap
sisinya
disebut
ventrikulus
laring
19
20
obstruksi
parsial.
Sumbatan
total
di
laring
akan
1,3
2:
Cekungan pada
waktu inspirasi di
daerah
21
3. Stadium
3:
Cekungan
selain
di
daerah
suprasternal,
tenaga,
pusat
pernafasan
paralitik
dan
adalah
pernapasan.
adanya
Gejala
gejala
lainnya
batuk,
adalah
mengi,
demam,
penurunan
hemoptysis,
kebanyakan
orangtua
dapat
mengidentifikasi
secara
menjadi
tertunda.
Masa
latensi
sampai
22
kronik
atau
asma.
Pada
anamnesis
dapat
pula
dan
laboratorium
untuk
membantu
keadaan
fleksi
dan
kepala
23
ekstensi
untuk
melihat
Pasien
dengan
benda
asing
di
laring
harus
diberi
terbalik,
kepala
di
bawah,
kemudian
daerah
Gambar 19.
Pertolongan pada
sumbatan laring total.
Cara
lain
untuk
mengeluarkan
14
benda
asing
yang
24
Gambar
20.
Perasat
Heimlich.1
25
sakit
terdekat
untuk
diberi
pertolongan
dengan
26
bermanfaat
untuk
pasase
udara
(konduksi)
langsung
ke
bronkus
respiratorius,
tempat
terjadinya
mengatur
keseimbangan
kardiovaskular,
mengatur
sering
28
disebabkan
oleh
adanya
gangguan
pada
reflex
menelan,
juga
gejala
suara
serak,
dispneu
dan
sianosis,
29
dan
laboratorium
untuk
membantu
30
keadaan
fleksi
dan
kepala
ekstensi
untuk
melihat
diperlukan
untuk
mengetahui
adanya
gangguan
dalam
bronkus. Pada
waktu
bronkoskopi,
benda
asing
31
utama kanan lebih luas dari bronkus utama kiri. Lumen bronkus
utama kanan pada potongan melintang seperempat lebih luas
dari bronkus utama kiri. Bronkus utama kanan lebih pendek dari
bronkus utama kiri, panjangnya pada orang dewasa 2,5 cm dan
mempunyai 6-8 cincin tulang rawan. Panjang bronkus utama kiri
sekitar 5 cm dan mempunyai cincin tulang rawan sebanyak 9-12
buah. Bronkus utama kanan membentuk sudut 25 derajat ke
kanan
dari
garis
tengah
sedangkan
bronkus
utama
kiri
32
pembuluh
darah
tersendiri.
Lobus
superior
kanan
anterior.
Cabang
inferior
atau
disebut
lingula,
yaitu
segmen
basal-medial,
segmen
basal-anterior,
33
primer
menuju
ke
arah
bawah
dan
luar
untuk
yang
lebih
besar,
epitelnya
bersilia
dan
ke
34
makin
sehingga
menghebat.
gejala
Akibatnya timbul
sumbatan
gejala
yang
perubahan
komplikasi,
lama
berada
patologik
antara
dibronkus
jaringan
lain penyakit
dapat
sehingga
paru
menyebabkan
menimbulkan
kronik
supuratif,
35
klasifikasi
Jackson,
sumbatan
bronkus
dibagi
(expiratory
check-valve
obstruction
katup
= katup
36
Gambar
23.
Sumbatan benda asing di dalam bronkus.16
A. Sumbatan sebagian
B. Sumbatan seperti pentil:
- Inspirasi: udara inspirasi masih dapat melalui benda asing, tetapi
pada:
C. Ekspirasi: lumen menyempit sebagian, udara ekspirasi tidak dapat
keluar
D. Sumbatan total, udara inspirasi dan ekspirasi tidak dapat masuk/keluar.
2.4.5 Anamnesis
Anamnesa yang teliti mengenai riwayat aspirasi dan gejala
inisial sangat penting dalam diagnosis aspirasi benda asing.
Kecurigaan adanya benda asing dan gejala timbul (choking)
adalah dua hal yang signifikan berhubungan dengan kasus
aspirasi benda asing. Pada anak-anak kadang episode inisial
belum dapat diungkapkan dengan baik oleh anak itu sendiri dan
tidak disaksikan oleh orang tua atau pengasuhnya sehingga
gejalanya mirip dengan penyakit paru yang lain. Gejala yang
sering ditemukan pada kasus aspirasi benda asing yang telah
berlangsung lama antara lain batuk, sesak nafas, wheezing,
demam dan stridor. Perlu ditanyakan juga telah berapa lama,
batuk,
ukuran
dan
jenis
benda
asing
untuk
mengetahui
radioopak
dan
kadang-kadang
bahkan
benda
asing
radiolusen pada laring dan trakea dan foto torak PA dan lateral.
Foto torak akhir inspirasi dan ekspirasi dapat memperlihatkan
atelektasis dan emfisema obstruktif juga dapat terlihat bukti
tidak langsung adanya benda asing radiolusen. Fluoroskopi dan
videofluoroskopi adalah
Foto
torak
cenderung
memberikan
gambaran
38
dan
terapi.
Bahkan
Barrios
dkk
menyarankan
untuk
mengeluarkan
benda
asing
tersebut. 1
dibuat
hanya
bila
gejala
pulmonum
tidak
39
untuk
menyelamatkan
nyawa
(life
saving).
Pada
akut,
tindakan
dapat
ditunda
sementara
dilakukan
asing
di
bronkus
dapat
dikeluarkan
dengan
sebaiknya
digunakan
bronkoskopi
kaku
untuk
dipakai
juga
menentukan
keberhasilan
tindakan.
kaku
mempunyai
keuntungan
antara
lain
untuk
mengekstraksi
benda
asing
tajam
dan
di
atas,
penggunaan
bronkoskop
kaku
juga
40
sehingga
benda
asing
tersebut
harus
segera
bronkodilator
dapat
dikeluarkan.1,3,16,17
Pemberian
kortikosteroid
dan
asam
basa,
Keterlambatan
diagnosis
dan
dapat
pemberian
terjadi
akibat
antibiotika.
kurangnya
41
mengenai
riwayat
keterlambatan
tersedak
penanganan.
sehingga
Kesulitan
menimbulkan
mengeluarkan
benda
harus
segera
dilakukan
untuk
menyelamatkan
dada
dilakukan
untuk
membantu
mengeluarkan
42
43
BAB III
KESIMPULAN
Benda asing di dalam suatu organ ialah benda yang
berasal dari luar tubuh benda asing eksogen) atau dari dalam
tubuh (benda asing endogen), yang dalam keadaan normal tidak
ada. Kelompok paling berisiko mengalami aspirasi benda asing
adalah
anak-anak.
Namun,
terdapat
pula
beberapa
faktor
menunjukkan
adanya
wheezing,
suara
vesikuler
radiologik
sebagai
pemeriksaan
penunjang.
44
DAFTAR PUSAKA
1. Junizaf, MH. Benda Asing di Saluran Nafas. Dalam: Soepardi EA,
Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh Cetakan
Ketiga. Jakarta: Badan Penerbit FK UI; 2014:p237-243.
2. Yunker, Warren K., Ellen, M. Friedman. Ingestion Injuries and
Foreign Bodies in the Aerodigestive Tract. Dalam Bailey BJ. Ed.5
Head and Neck Surgery Otolaringology. Vol. 2. Philadelphia. JB
Lippincot. h. 1961-1985.
3. Holinger, L.D., Sheri, A. Poznanovic.. Foreign Bodies of the Airway
and Esophagus. Dalam Flint, P.W. 2010. Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery E-Book, 5th Edition. Mosby. Philadelphia.
p1240-1250.
4. Soetjipto D, Mangunkusumo E, Wardani RS. Hidung. Dalam:
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Jakarta: Badan
Penerbit FK UI; 2014:p96-100.
5. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi
keenam. Jakarta: EGC. 2006.
6. Putz R dan Pabst R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22 Jilid 1.
Jakarta: EGC; 2006:p88,123,136.
7. Dong YC, Zhou GW, Bai C, Huang HD, Sun QY, Huang Y, et al.
Removal of tracheonbronchial foreign bodies in adults using a
flexible bronchoscope:experience with 200 cases in China. Intern
Med 2012;51:2515-9.
8. Philip A, Sundaresan R, George P, Dash S, Thomas R, Job A dan
Anand VK. A Reclusive Foreign Body in the Airway: A Case Report
and A Literature Review. Case Reports in Otolaryngology. 2013;p14.
9. Can D, Yilmaz O, Asilsoy S, Gulle S dan Yuksel H. Aspiration of
Foreign Bodies that Allow Air Passage Through. OJPed. 2011;1:p903.
10.Clarke, Ray. Diseases of the Ear, Nose and Throat Eleventh ed.
Wiley Blackwell. UK. 2014:p190-199
11.Zaupa P, Saxena AK, Barounig A dan Hollwarth ME. Management
Strategies in Foreign-Body Aspiration. Indian Journal of Pediatrics.
2009;76(2):p157-61.
12.Hermani B, Hutauruk SM. Disfonia. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,
Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh Cetakan Ketiga. Jakarta:
Badan Penerbit FK UI; 2014:p209-212.
45
46