Oleh:
Pembimbing:
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Benda asing (corpus alienum) di hidung adalah benda asing yang berasal dari luar
tubuh atau dalam tubuh, dimana pada keadaan normal tidak terdapat pada hidung tersebut.
Kasus benda asing di hidung sering ditemui oleh dokter di pelayanan kesehatan primer.
Kasus ini paling sering dialami oleh anak dan balita. Terdapat dua jenis benda asing, yaitu
benda hidup (organik) dan benda mati (anorganik). Contoh benda asing organik, antara lain
lalat, lintah, cacing, kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuh-tumbuhan), tulang (yang
berasal dari kerangka binatang) sedangkan benda asing anorganik, misalnya manik-manik,
Benda asing di hidung merupakan salah satu kedaruratan di bidang telinga hidung
tenggorok yang cukup sering terjadi pada anak-anak. Kebanyakan kasus benda asing
asimtomatik dan terdapat sekitar 11% dari seluruh kedaruratan dibidang telinga hidung dan
tenggorok.3
Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing dalam hidung antara lain
faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial dan tempat tinggal), kegagalan
mekanisme proteksi normal (keadaan tidur, penurunan kesadaran, alkoholisme, dan epilepsi),
ukuran, bentuk, serta sifat benda asing, serta faktor kecerobohan. Benda asing dapat dapat
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Hidung terdiri dari hidung bagian luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya
4. Ala nasi.
5. Kolumela.
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,
jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi melebarkan atau menyempitkan lubang
sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di
3
2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai kartilago ala
mayor.
Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang,
dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu
masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang nares
anterior disebut vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak
Tiap kavum nasi mempunyai empat buah dinding, yaitu dinding medial, lateral,
inferior, dan superior. Dinding medial adalah septum nasi yang dibentuk oleh tulang dan
tulang rawan. Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periostium
4
Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka. Yang terbesar dan letaknya paling bawah
ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, lebih kecil lagi ialah
konka superior, sedangkan yang terkecil disebut konka suprema ini biasanya rudimenter.1
Di antara konka-konka dan dinding lateral hidung. Terdapat meatus yaitu meatus
inferior, medius, dan superior. Pada meatus inferior terdapat muara (ostium) duktus
nasolakrimalis. Pada meatus medius terdapat muara sinus frontal, sinus maksila dan sinus
etmoid anterior. Pada meatus superior terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus
sfenoid.1
Dinding inferior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os maksila dan os
palatum. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina
kribriformis merupakan lempeng tulang berasal dari os etmoid, tulang ini berlubang-lubang
Vaskularisasi
Bagian atas rongga hidung divaskularisasi oleh arteri etmoidalis anterior dan posterior
yang merupakan cabang dari arteri oftalmika dari arteri karotis interna.1
Bagian bawah rongga hidung divaskularisasi oleh cabang arteri maksilaris interna,
diantaranya arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina. Arteri sfenopalatina keluar dari
foramen sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka
media.1
5
Bagian depan hidung divaskularisasi oleh cabang-cabang a. fasialis. Pada bagian
labialis superior, dan a. palatina mayor, yang disebut pleksus kiesselbach (little's area).1
Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan
arteri. Vena divestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke v.oftalmika yang
berhubungan dengan sinus kavernosus. Vena-vena di hidung tidak memiliki katup, sehingga
Jaringan limfatik
Jaringan limfatik berasal dari mukosa superfisial. Jaringan limfatik anterior bermuara
di sepanjang pembuluh fasialis yang menuju leher. Jaringan limfatik posterior terbagi
menjadi tiga kelompok. Kelompok superior bermuara pada kelenjar limfe retrofaringea.
Kelompok media menuju ke kelenjar limfe jugularis. Kelompok inferior menuju ke kelenjar
Innervasi
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n. etmoidalis
anterior yang merupakan cabang n. nasosiliaris yang bersal dari n. oftalmikus. Rongga
hidung lainnya, sebagian besar terdapat persarafan sensorik dari nervus maksilla melalui
ganglion sfenopalatina. Ganglion ini menerima serabut sensoris dari n. maksilaris, serabut
parasimpatis dari n. petrosus superfisialis mayor dan serabut saraf simpatis dari n. petrosus
profundus. Ganglion sfenopalatina terletak di belakang dan sedikit di ujung posterior konka
media.1
6
Fungsi penghidu berasal dari nervus olfaktorius. Saraf ini turun melalui lamina
kribrosa dari pemukaan bawah bulbus olfaktorius dan berakhir pada sel-sel reseptor penghidu
Berdasarkan teori struktural, teori evolusioner dan teori fungsional, fungsi fisiologis
1. Fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring udara,
lokal,
2. Fungsi penghidu karena terdapat mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk
3. Fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses bicara dan
4. Fungsi statik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma
5. Refleks nasal, dimana mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan
refleks bersin dan napas berhenti, rangsang bau tertentu akan menyebabkan sekresi
7
2.2 Benda Asing Di Hidung
2.2.1 Definisi
Benda asing (corpus alienum) di hidung adalah benda asing yang berasal dari luar
tubuh atau dalam tubuh, dimana pada keadaan normal tidak terdapat pada hidung tersebut.
Benda asing di hidung merupakan salah satu kedaruratan di bidang telinga hidung tenggorok
yang cukup sering terjadi pada anak-anak. Kebanyakan kasus benda asing asimtomatik dan
terdapat sekitar 11% dari seluruh kedaruratan dibidang telinga hidung dan tenggorok.3
Benda asing eksogen dapat berupa zat padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat
terdiri atas zat organik (yang berasal dari tumbuhan seperti kacang-kacangan dan yang
berasal dari kerangka binatang seperti tulang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti,
dan batu. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda asing yang bersifat iritatif dan non-
iritatif. Benda asing endogen berupa sekret kental, darah, bekuan darah dan lain-lain. Berikut
1. Benda asing eksogen, yaitu yang berasal dari luar tubuh, biasanya masuk melalui hidung
atau mulut. Benda asing eksogen dapat berupa zat padat, cair atau gas. Benda asing
eksogen padat terdiri dari zat organik seperti kacang-kacangan (yang berasal dari
tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik
seperti paku, jarum, peniti, batu, kapur barus (naftalen) dan lain-lain. Benda asing
eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda
2. Benda asing endogen, yaitu yang berasal dari dalam tubuh. Benda asing endogen dapat
berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkejuan, dan membran
8
difteri. Cairan amnion, mekonium dapat masuk ke dalam saluran napas bayi pada saat
proses persalinan.2
Berdasarkan sifatnya benda asing dibagi menjadi benda asing mati dan benda asing hidup.
1. Benda asing hidup, yang pernah ditemukan yaitu larva lalat, lintah, dan cacing.
a. Larva lalat
Beberapa kasus miasis hidung yang pernah ditemukan di hidung manusia dan
hewan di Indonesia disebabkan oleh larva lalat dari spesies Chryssomya bezziana.
ordo diptera, subordo Cyclorrapha, kelas Insecta. Lalat dewasa berukuran sedang
berwarna biru atau biru kehijauan dan berukuran 8-10 mm, bergaris gelap pada
toraks dan pada abdomen bergaris melintang. Larva mempunyai kait-kait di bagian
mulutnya berwarna coklat tua atau coklat orange. Lalat dewasa meletakkan telurnya
pada jaringan hidup dan hewan berdarah panas yang hidup liar dan juga pada
manusia misalnya pada luka, lubang-lubang pada tubuh seperti mata, telinga,
b. Lintah
Hirudinea adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filumannelida. Anggota jenis cacing ini tidak mempunyai rambut, parapodia,
dan seta. Tempat hidup hewan ini ada yang berada di air tawar, air laut, dan di darat.
Lintah merupakan hewan pengisap darah. Pada tubuhnya terdapat alat pengisap di
kedua ujungnya yang digunakan untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada saat
mengisap, lintah ini mengeluarkan zat penghilang rasa sakit dan mengeluarkan zat
9
anti pembekuan darah sehingga darah korban tidak akan membeku. Setelah kenyang
mengisap darah, lintah itu akan menjatuhkan dirinya ke dalam air. Bentuk tubuh
lintah ini pipih, bersegmen, mempunyai warna kecokelatan, dan bersifat hemaprodit.
Lintah menghisap darah pasien sehingga akan memperbesar ukurannya, itu akan
menyebabakan lintah sulit diambil. Pasien bisa saja mengalami syok akibat
c. Cacing
negara berkembang seperti Indonesia. Hidung dapat menjadi Port d’entry atau
tempat cacing tersebut bermigrasi dari usus untuk mendapatkan oksigen yang lebih
banyak.
2. Benda asing mati, yang tersering yaitu manik-manik, baterai logam, kancing baju. Kapur
barus merupakan kasus yang jarang namun mengandung naftalen yang bersifat sangat
mengiritasi. Kasus baterai logam di hidung juga harus diperlakukan sebagai kasus gawat
darurat yang harus dikeluarkan segera, karena kandungan zat kimianya yang dapat
10
Gambar 2.3 Manik-manik di bawah konka inferior
Berdasarkan konsistensinya benda asing dapat juga digolongkan menjadi benda asing
yang lunak seperti kertas, kain, penghapus, sayuran, dan benda asing yang keras seperti
a. Faktor Personal : Umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal
e. Faktor kecerobohan6
11
2.2.4 Epidemiologi
Sebesar lima puluh persen kasus benda asing di saluran nafas terjadi pada anak yang
berumur kurang dari 4 tahun. Bayi di bawah 1 tahun yang gawat napas karena aspirasi benda
asing merupakan penyebab utama kematian. Kacang atau biji tumbuhan lebih sering
teraspirasi pada anak yang berumur 2-4 tahun karena belum memiliki gigi molar yang
lengkap dan belum dapat mengunyah makanan dengan baik. Benda asing pada hidung lebih
sering terjadi pada anak-anak yang berusia 2-4 tahun karena anak yang berumur 2-4 tahun
cenderung memasukkan benda-benda yang ditemukan dan dapat dijangkau ke dalam lubang
hidung, mulut, atau oleh teman bermain. Selain itu pada anak yang berusia 1-3 tahun belum
terjadi koordinasi menelan dan penutupan glottis yang sempurna.3,4 Pada anak-anak juga
sering ditemukan benda asing pada bagian anterior kavum nasi hingga ke bawah konka
inferior dan medial. Kavum nasi kanan lebih sering terkena pada anak-anak, hal ini
disebabkan oleh karena bnyak anak yang lebih dominan memakai tangan kanan.7
2.2.5 Patogenesis
Benda asing mati (inanimate foreign body) pada hidung dapat menyebabkan edema
dan inflamasi mukosa hidung sehingga dapat terjadi ulserasi, epistaksis, jaringan granulasi,
dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Sedangkan benda asing hidup (animate foreign bodies)
dapat menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat yang bervariasi, dari infeksi lokal sampai
destruksi massif tulang rawan dan tulang hidung dengan membentuk daerah supurasi yang
dalam dan bau. Cacing askariasis dapat menimbulkan iritasi pada hidung karena gerakannya.3
12
2.2.6 Manifestasi Klinis
Gejala sering tidak ada sehingga luput dari perhatian orang tua dan bertahan untuk
waktu yang lama. Dapat timbul rinolith disekitar benda asing. Gejala yang paling sering
adalah:3
Hidung tersumbat
Nyeri
Demam
Epistaksis
Bersin
Benda asing seperti karet busa sangat cepat menimbulkan sekret yang berbau busuk. Hal
ini dikarena kan proses dari peradangan-peradangan yang terjadi di sekeliling benda asing
sehingga berakumulasinya jaringan epitel yang mati, sel-sel leukosit dan mediator-mediator
inflamasi. Tak jarang pula akibat benda asing yang tidak segera dikeluarkan, akan
2.2.7 Diagnosis
adanya riwayat tersedak sesuatu, tiba-tiba timbul "choking" (rasa tercekik), gejala, tanda,
pemeriksaan penunjang.2 Benda asing di hidung pada anak sering luput dari perhatian orang
tua karena tidak ada gejala dan bertahan untuk waktu lama. Gejala paling sering muncul
adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau. Diagnosis pasti
benda asing di saluran napas ditegakkan setelah dilakukan tindakan rinoskopi yaitu terlihat
13
benda asing di kavum nasi. Penggunaan nasoendoskopi atas indikasi diagnostik dan terapi
jika dengan rinoskopi anterior sulit dinilai lokasi benda asing tersebut. 3,7
Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan, karena kasus aspirasi benda asing sering
tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Dalam satu penelitian, presentasi pasien
datang lebih dari 48 jam setelah memasukkan benda asing di hidung menyumbang 14% dari
semua kasus. Anamnesis dengan pasien, orangtua, dan pegasuh haruslah menyeluruh agar
jelas dalam mengidentifikasi jenis benda asing dan memudahkan dalam penatalaksanaan
nantinya.7
Secara klinis yang paling umum adalah penyumbatan hidung unilateral. Dokter harus
memikirkan diagnosis benda asing pada semua pasien dengan iritasi hidung, epistaksis,
bersin, mendengkur, sinusitis, stridor, mengi, atau demam. Beberapa penulis bahkan telah
melaporkan menemukan benda asing sebagai etiologi pasien dengan klinis tidak biasa, seperti
mudah marah, halitosis (bau napas yang tidak menyenangkan), atau bromhidrosis umum
(malodor tubuh). Untuk menghindari komplikasi dan pengobatan tertunda, dokter harus
Kecurigaan benda asing di dalam hidung dapat muncul apabila pasien datang dengan
usia anak-anak, hidung terasa tersumbat unilateral, sekret unilateral kavum nasi yang kronik,
nyeri di hidung tanpa penyebab yang jelas, atau gejala yang menyertai seperti bersin-bersin,
mendengkur, dan bernapas melalui mulut. Gejala yang paling sering adalah hidung
tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau. Kadang-kadang terdapat rasa
nyeri, demam, epistaksis, dan bersin. Benda asing, seperti karet busa, sangat cepat
kerjasama yang baik dengan pasien maupun orangtua pasien. Pasien harus dalam keadaan
imobilisasi agar memudahkan pemeriksaan, oleh karena itu terkadang dibutuhkan obat-obat
14
sedatif pada pasien pediatrik. Kadang-kadang, bukti trauma lokal mungkin ada, dengan
eritema, edema, perdarahan, atau keduanya. Apabila benda asing sudah terlalu lama di dalam
rongga hidung, biasanya muncul temuan klinis lainnya seperti adanya discharge hidung dan
bau busuk. Pada pemeriksaan, tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan
Hampir seluruh kasus benda asing pada hidung tidak memerlukan pemeriksaan
penunjang. Namun terdapat pengecualian pada kasus benda asing berjenis metal yang
2.2.8 Penatalaksanaan
Prinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah mengeluarkan benda tersebut
dengan segera dalam kondisi paling maksimal dan trauma yang minimal. Pengeluaran benda
asing di hidung tampaknya sederhana tetapi terdapat morbiditas potensial karena dapat terjadi
kerusakan mukosa dan kematian akibat terjatuhnya benda asing ke dalam saluran napas
distal. 12,13,14
Pasien mungkin dapat mengeluarkan benda asing hanya dengan meniup hidung
sementara lubang hidung yang berlawanan ditutup. Jika ini gagal atau jika benda asing
hidung terdapat pada anak kecil yang tidak kooperatif, ventilasi tekanan positif dapat
disampaikan melalui mulut pasien. Orang tua meliputi mulut anak sekaligus menutup lubang
hidung yang tidak ada benda asing dengan jari lalu tiupkan udara dengan cepat, lembut, dan
tidak boleh menggunakan volume besar atau napas tekanan tinggi. Barotrauma telinga dapat
terjadi akibat ventilasi tekanan positif ini. Tekanan positif juga dapat disampaikan melalui
mulut menggunakan kantong masker (Ambu Bag) atau melalui hidung menggunakan oksigen
tubing.12
15
Cara mengeluarkan benda asing dari dalam hidung adalah dengan memakai pengait
(hook) yang dimasukkan ke dalam hidung di bagian atas menyusuri atap kavum nasi sampai
menyentuh nasofaring. Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik ke depan sehingga
benda asing ikut terbawa ke luar. Cunam nortman atau “wire loop” dapat juga digunakan
apabila tersedia. Anestesi lokal dengan premedikasi yang tepat, vasokonstriksi lokal, dan
visualisasi yang baik dapat mengurangi edema mukosa pada saat pengambilang benda asing
hidung. Pengambilan benda asing dapat menggunakan forceps, kait melengkung, loop
serumen, suction catheter atau balloon-tip catheter (5 atau 6 French Foley) yang dilewatkan
dari benda asing lalu digembungkan balonnya, dan tarik balon tersebut ke depan sehingga
menggerakkan benda asing ke nares anterior. Antibiotik sistemik selama 5-7 hari hanya
diberikan pada kasus benda asing hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun
sinus.12,13,14
Perlu diberikan edukasi kepada orangtua dan masyarakat tentang bahaya masuknya
benda asing ke dalam saluran napas. Orangtua diminta menjauhkan benda tersebut dari
dalam mendiagnosis dan menangani pasien dengan benda asing pada saluran napas.11
2.2.9 Komplikasi
Perdarahan merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, meskipun hal ini hanya
bersifat minimal dan hilang dengan tampon sederhana. Selain itu benda asing pada hidung
juga dapat menyebabkan iritasi dan reaksi inflamasi hingga menyebabkan hidung
mengeluarkan sekret yang mukopurulen dan mengalami obstruksi. Benda asing juga dapat
menyebabkan infeksi pada mukosa hidung. Tidak jarang pasien datang dengan sudah adanya
perforasi septum.9
16
Pada pasien dengan benda asing yang tidak dikeluarkan, akan mencetuskan terjadinya
rinolit. Rinolit terjadi karena adanya benda asing yang telah lama tinggal dalam hidung
(misalnya sejak kecil), kemudian terbungkus oleh endapan garam-garam kalsium atau
magnesium sebagai ikatan fosfat atau karbonat yang berasal dari lacrima. Kalsifikasi benda
asing di hidung dulunya dikenal dengan rinolit palsu (false rhinoliths) atau rinolit benar (true
rhinoliths). Saat ini, istilah-istilah ini telah digantikan oleh eksogen dan endogen, tergantung
apakah ada atau tidak ada inti. Rinolit dapat terbentuk dari bahan di luar tubuh manusia yang
masuk ke dalam hidung dan yang tersisa di dalam rongga hidung seperti batu berbentuk
cherry, batu, nasal swab yang tertinggal, atau benda semacam ini yang disebut eksogen.
Rinolit endogen adalah bahan-bahan yang dikembangkan yang berasal di sekitar tubuh
sendiri misalnya, gigi ektopik di sinus maksilaris, disekap tulang, bekuan darah yang
mengering di rongga hidung, dan lendir mengeras. Sekitar 20% dari rinolit berasal dari materi
endogen.10,11
17
BAB 3
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien:
Nama : An. AL
Umur : 3 tahun
No MR : 954697
Alamat : Padang
Anamnesis
Seorang pasien perempuan berusia 3 tahun datang ke IGD RSUP Dr.M.Djamil Padang pada
Keluhan Utama :
Hidung kanan masuk biji jeruk sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit.
- Hidung kanan masuk biji jeruk sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit.
- Awalnya pasien sedang makan jeruk, kemudian tiba-tiba pasien memasukkan biji
jeruk ke dalam hidung kanannya. Usaha untuk mengeluarkan benda asing tidak ada.
18
- Riwayat sesak napas tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Suhu : afebris
Pemeriksaan Sistemik
Kepala : normochepal
19
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thorax :
Paru
- Perkusi : sonor
Telinga
20
Edema Tidak ada Tidak ada
Membran timpani
21
Tesgarpu tala Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Kesimpulan
Hidung
Sinus paranasal
Rinoskopi Anterior
22
Vestibulum Vibrise Ada Ada
Permukaan Licin
23
Perforasi Tidak ada
Rinoskopi Posterior
24
Adenoid Ada/ tidak Tidak dilakukan Tidak dilakukan
eustachius
Permukaan -
Ukuran T1 T1
25
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perlengketan dengan
Tidak ada Tidak ada
pilar
Kesan -
Bentuk Normal
Epiglotis Bentuk - -
Warna - -
Edema - -
26
Pinggir rata/ tidak - -
Massa - -
Aritenoid Warna - -
Edema - -
Massa - -
Gerakan - -
Edema - -
Massa - -
Gerakan -
Pinggir medial - -
Massa - -
Sekretada / tidak - -
Sekret - -
Valekulae Massa - -
Sekret (jenisnya) - -
27
leher, tanda radang (-). leher, tanda radang (-).
Pemeriksaan penunjang : -
Tatalaksana :
- Evaluasi kavum nasi dekstra : kavum nasi lapang, konka inferior eutrofi, konka media
Prognosis :
28
RESUME (DASAR DIAGNOSIS)
Anamnesis
Hidung kanan masuk biji jeruk sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya pasien sedang makan jeruk, kemudian tiba-tiba pasien memasukkan biji
jeruk ke dalam hidung kanannya. Usaha untuk mengeluarkan benda asing tidak ada.
Riwayat tersedak, terbatuk batuk hebat dan sesak nafas tidak ada. Riwayat wajah
kebiruan tidak ada. Riwayat keluar darah dari hidung tidak ada. Nyeri pada hidung
Pemeriksaan Fisik :
Status THT:
Telinga :
AD : Liang telinga lapang, membran timpani utuh, reflek cahaya (+) arah jam 5
AS : Liang telinga lapang, membran timpani utuh, reflek cahaya (+) arah jam 7
Hidung :
Hidung kanan: cavum nasi kanan tampak benda asing berwarna putih diantara
Hidung kiri: cavum nasi kiri lapang, konka inferior eutrofi, konka media eutrofi,
Tenggorok :
29
Arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang, dinding faring
Diagnosis
Tatalaksana
Evaluasi: kavum nasi dextra: lapang, konka inferior : eutrofi, konka media : eutrofi,
benda asing (-), septum deviasi (-), laserasi (-), ekskoriasi (-)
Prognosis
Edukasi
1. Ingatkan orang tua bahwa kejadian seperti ini dapat berulang dan anak-anak
2. Ingatkan orang tua untuk selalu memperhatikan anak pada saat bermain dan
makan.
30
BAB 4
DISKUSI
Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 25 Agustus 2016 pukul 19:55 WIB di diagnosis dengan
Benda asing (corpus alienum) di hidung adalah benda asing yang berasal dari luar
tubuh atau dalam tubuh, dimana pada keadaan normal tidak terdapat pada hidung tersebut.
Kasus benda asing di hidung sering ditemui oleh dokter di pelayanan kesehatan primer.
Kasus ini paling sering dialami oleh anak dan balita. Terdapat dua jenis benda asing, yaitu
benda hidup (organik) dan benda mati (anorganik). Contoh benda asing organik, antara lain
lalt, lintah, cacing, kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuh-tumbuhan), tulang (yang
berasal dari kerangka binatang) sedangkan benda asing anorganik, misalnya manik-manik,
Pasien datang dengan keluhan utama hidung kanan masuk biji jeruk sejak 1 jam
sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien sedang makan jeruk, kemudian tiba-tiba pasien
memasukkan biji jeruk ke dalam hidung kanannya. Kemudian pasien di bawa ke RSUP dr.
M. Djamil Padang. Keluar darah dari hidung tidak ada. Riwayat tersedak tidak ada Riwayat
terbatuk-batuk tidak ada Riwayat kebiruan tidak ada. Riwayat sesak napas tidak ada. Riwayat
batuk pilek tidak ada. Riwayat kemasukan benda asing sebelumnya tidak ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis tidak kooperatif, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu
afebris. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior, pada kavum nasi dekstra tampak benda asing
31
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah ekstraksi korpus alienum pada kavum nasi
dekstra. Ekstraksi berhasil dilakukan. Kemudian dilakukan evaluasi pada kavum nasi dekstra.
Setelah diekstraksi, kavum nasi dekstra lapang, benda asing (-), laserasi (-), ekskoriasi (-).
Penatalaksanaan benda asing di hidung pada anak-anak cukup sulit karena biasanya
pasien anak-anak sulit untuk kooperatif. Hal ini disebabkan oleh ketakutan anak-anak yang
berlebihan serta diperparah dengan ketakutan mereka akibat nyeri yang ditimbulkan saat
mengeluarkan benda asing di hidung sebelumnya baik oleh orang tua maupun tenaga
kesehatan.1
Kerjasama antara pasien dan pemeriksa sangat diperlukan untuk mengeluarkan benda
asing dari hidung. Pasien biasanya diperiksa dalam posisi duduk. Pada anak-anak, sebaiknya
dipangku dan dipegang erat oleh orang tuanya sambil duduk di kursi pemeriksaan agar
Terdapat beberapa metode dalam mengeluarkan benda asing di hidung, seperti dengan
memakai pengait (hook) yang dimasukkan ke dalam hidung bagian atas, menyusuri atap
kavum nasi sencara menyentuh nasofaring. Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik
kedepan. Dapat pula menggunakan forsep aligator, cunam Nortman atau “wire loop”. Bila
benda asing berbentuk bulat, maka sebaiknya digunakan pengait yang ujungnya tumpul.1
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjipto D, Mangunkusumo E, Wardani RS. 2012. Hidung. Dalam Buku Ajar Ilmu
2. Junizaf MH. 2012. Benda Asing di Saluran Nafas. Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
3. Novialdi, Rahman S. 2006. Benda Asing Batu Kerikil di Bronkus. Bagian Telinga
2016.
Universitas Indonesia.
5. Panduan praktis klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer. 2014.
6. Davies PH, Benge JR. 2000. Foreign Body. The Nose and Ear: A Review Techniques
8. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body. The Ear, Nose, and Throat. Virginia. Am
9. Gregori,Dario, Lorenzo Salerni, Cecilia Scarinzi. Foreign Body in the nose causing
33
11. Detlef B, Randolf R. The Rhinolith—A Possible Differential Diagnosis of a Unilateral
12. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Nose, and Throat. University of
2007:76(8): 1185-89.
13. Junizaf MF. Benda Asing di Saluran Napas. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N,
Bashirudin J, Restuti RD. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
and Head & Neck Surgery. Department of ENT Thanjavur Medical College. India.
2014:3:267-70.
34