Anda di halaman 1dari 58

PEMERIKSAAN TENGGOROKAN

Oleh :
Ni Putu Dhita Putri Indriani, S.ked
Nur Ain Tahtarini S, S.ked
Pembimbing :
dr. Novemi Elynawati, Sp.THT

Tenggorokan

berfungsi membantu proses menelan


makanan dan membantu untuk bernafas.
Namun lebih dari itu tenggorokan mempunyai bagian
dan fungsi .

Anatomi Tenggorokan

Anatomi faring
Faring

merupakan bentukan berupa kerucut yang


dibatasi oleh dinding yang terdiri dari jaringan
fibromuskuler.
Bentukan ini mulai dari dasar tengkorak, tempat
dinding faring melekat erat trus ke arah kaudal sampai
setinggi tepi bawah kartilago krikoid, dan bagian
terkahir dari faring dilanjutkan oleh esophagus.
Faring dibagian dorsal berbatasan dengan kolumna
vertebralis mulai dari basis kranii sampai vertebrata
servikalis ke 6.

Faring terbagi 3 bagian

Nasofaring (epifaring)

Orofaring
(mesofaring)

Hipofaring
(laringofaring)

Anatomi faring
Tampak belakang
Nasofaring

kavum nasi)

Orofaring

oris)

(dibelakang

(dibelakang kavum

Laringofaring

(dibelakang
dan lateral laring)

ANATOMI FARING
NASOFARING
- Letak paling tertinggi diantara bagian lain dari faring
- Tepatnya di sebelah dorsal kavum nasi dan dihubungkan dengan kavum
nasi oleh koane
- Batas batas :
atas

: basis kranii

bawah

: palatum mole

belakang

: vertebra servikalis

depan

: koane

lateral

: ostium tuba Eustachius , torus tubarius, fossa


Rosenmuler (resesus faringeus)

- Pada atap dan dinding belakang nasofaring terdapat adenoid atau tonsil
faringal

OROFARING

- Terdapat di sebelah dorsal dari kavum oris yang dihubungkan


dengan kavum oris oleh ismus fausium
- Batas batas :
Atas
: palatum mole
Bawah
: tepi atas epiglotis
Belakang
: vertebra servikal
Depan
: ismus fausium
Lateral
: m.konstriktor faring superior

HIPOFARING
- Bagian

paling kaudal dari faring


- Letak sangat berdekatan dengan laring
- Batas batas :
atas
:tepi atas epiglotis
bawah
:introitus esofagus
belakang
:vertebra servikalis
depan
:laring

FISIOLOGI NASOFARING

Fungsi utama : sebagai tabung kaku & terbuka untuk udara pernapasan

Saluran ventilasi & drainase dari auris media melalui tuba Eustachius

Saluran & drainase dari hidung

Sebagai ruang resonansi (pembentukan suara)

FISIOLOGI ORO & LARINGOFARING


Selalu terbuka, kecuali menelan dan muntah

Saluran pernapasan & drainase dari nasofaring

Saluran makanan/minuman dari mulut

Ruang resonansi suara

Cincin Waldeyer merupakan semua jaringan limfoid terbentuk


dari adenoid(tonsil faringal) yang terletak pada nasofaring,
granula dan lateral pharyngeal band pada orofaring, selain itu
masih ada kelompok jaringan limfoid pada radix lingual(tonsil
lingual)
11

Jaringan limfoid (cincin Waldeyer) berfungsi


sebagai pelindung, menghilangkan / menghancurkan
benda asing, membentuk antibodi

Proses menelan

ANATOMI TONSIL

Terletak di fosa tonsilaris, di orofaring


Anterior : m.palatoglosus (plika anterior)
Posterior : m.palatofaringeus (plika posterior)
Kedua otot bergabung di palatum mole
Permukaan tonsil dilapisi epitel skuamus berlapis, 8 20
kripta
Dinding lateral : melekat longgar pd m.konstriktor faringeus
superior

13

Ark
m us an
pa
lat terio
og
l o s r d ib
su ent
s
uk

ol e
h

Ar
ole kus
h m po
s
pa teri
lat or
o p te r
ha be
ry nt
ng uk
eu
s

Tonsil tltk diantara arkus anterior


dan posterior

14

14

15
15

ANATOMI LARING
Laring merupakan organ penting karena berfungsi sebagai :
1.Jalan atau pintu pernapasan : jika terganggu dapat terjadi
sesak dan berakibat fatal.
2.Sumber suara , untuk komunikasi : jika terganggu dapat
terjadi suara parau.
Laring terdiri dari beberapa tulang rawan yaitu tiroid ,
krikoid, dan aritenoid yang dihubungkan oleh ligamen atau
membrane elastis dan dapat digerakan oleh muskulus.Organ
penting dalam laring ini ialah korda vokalis.

ANATOMI LARING

Epiglotis

: ostium katup kartilago yang menutupi ostium ke


arah laring selama menelan

Glotis

: ostium antara pita suara dan laring

Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trachea, sebagian dari


kartilago membentuk jakun (Adams apple).

Kartilago krikoid
dalam

Kartilago critenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan


kartilago tiroid

Pita suara
yang

: satu-satunya cincin kartilago yang komplit


laring (terletak dibawah kartilago roid)

: ligamen yang terkontrol oleh gesekan otot


menghasilkan bunyi suara

18

Muskulus pada laring ada 2 macam :


a.Muskulus ekstrinsik yaitu muskulus yang berada di luar laring berfungsi
untuk menggerakkan laring waktu proses menelan.
b.Muskulus instrinsik yaitu muskulus yang berada di dalam laring yang
menggerakan korda vokalis.
Laring dipersarafi oleh sepasang N.Laringis superior dan inferior
yang merupakan cabang N.X (vagus). Inervasi muskulus laring sangat
kompleks baik ditinjau dari segi anatomi maupun fisiologi.
Dari sudut anatomi N. laringis inferior sinistra lebih panjang
karena harus membelok di aorta dahulu sebelum naik ke atas. Akibatnya
saraf ini mudah mengalami gangguan , misalnya cor pulmonal.
Dari sudut fisiologi N.laringis superior berfungsi sebagai motoris
dan sensoris. Fungsi sensoris penting untuk menerima rangsangan ,
sehingga jika ada benda asing dan rasa nyeri akan mengakibatkan reflek
batuk. Fungsi motoris yaitu dua gerak yang berlawanan yaitu aduksi dan
abduksi seperti membuka dan menutup rima glottis.

FISIOLOGI LARING

Organ penghasil suara


Proteksi jalan napas
Respirasi
Proses bicara (fonasi)
Proses Batuk

21

FARINGOSKOPI
Alat yang digunakan :
-Lampu kepala

Inspeksi, perhatikan:
- Ptialismus, trismus
- Gerakan bibir dan sudut mulut (N.VII)
- Mukosa dan ginggiva atau geraham rusak sinusitis
maksilaris (caries gigi P2, P1, M1, M2, M3)
- Lidah paresa N. XII, atrofi, tumor malignant
- Palatum durum (torus palatinus), prosesus alveolaris
bengkak radang atau tumor sinus maksilari

Palpasi :
- Bila ditemukan ulkus di lidah karsinoma
Perkusi :
- Gigi dan geraham rasa sakit radang

Alat-alat pemeriksaan tonsil dan faring

spatel

Lampu

kepala

Tonsil dan Faring


Teknik pemeriksaan:
1. Atur tempat duduk
2. Mulut dibuka lebar-lebar, lidah tarik ke dalam, dilunakkan,
lidah ditekan ke bawah,dibagian medial.

Penderita disuruh bernapas:


tidak boleh menahan napas
tidak boleh napas keras-keras
tidak boleh ekspirasi atau mengucap ch
Lidah ditekan dengan spatel anterior tonsil

a. Memeriksa besar tonsil


Penentuan besar tonsil:
T0

: tonsil dalam fosa tonsil atau telah diangkat

T1

: besarnya arkus anterior uvula

T2

: besarnya arkus anterior uvula

T3

: besarnya arkus anterior uvula

T4

: besarnya mencapai uvula atau


lebih

b. Memeriksa mobilitas tonsil


Digunakan 2 spatula
Spatula 1 : letakkan diatas lidah anterior tonsil
(paramedian)
Spatula 2 : posisi ujungnya vertikal
menekan jaringan peritonsil,
sedikit lateral dari arkus anterior
fiksasi
tumor tonsil
Mobile, nyeri tonsilitis kronik

c. Memeriksa patologi tonsil dan


palatum mole
Perhatikan patologinya:
semua merah, titik putih pada tonsil tonsilitis akut
arkus anterior merah tonsilitis kronik
nyeri penekanan aftae
isthmus faucium kecil, tonsil terdesak ke medial,
sekitar tonsil oedem dan hiperemi, uvula terdesak heterolateral,
oedem abses peritonsil
pseudomembran warna kotor, bila diangkat mudah berdarah, bull
neck difteri
tonsil keras, terfiksasi tumor tonsil
duri, tulang korpus alienum

Tonsil

normal

Tonsilitis

kronis

Peritonsiler

abses

Tonsilitis difteri

Ca tonsil

d. Memeriksa patologi faring


Faringitis

akut mukosa faring oedem, hiperemis


Faringtis kronik granulae hiperemi
Aftae nyeri penekanan
Difteri sakit tenggorokan, demam tinggi dan kesulitan
bernapas dengan selaput berwarna abu-abu yang
melapisi bagian belakang dari tenggorokan sehingga
menutup saluran nafas

ulkus

sifilis penyakit menular seksual disebabkan oleh


troponema pallidum
Sikatriks penonjolan kulit akibat penumpukan
jaringan fibrosa
korpus alienum benda asing

e. Memeriksa Paresis Palatum Mole


Normal

saat istirahat : uvula menunjuk ke bawah, konkavitas palatum


mole simetris ucapkan aa, ee : bergerak-gerak, dan tetap
simetris
Paresis

bilateral
istirahat : seperti normal ucapkan aaa, eee : mungkin
uvula sedikit bergerak

Paresis

unilateral
istirahat : seperti normal
ucapkan aaa, eee : palatum mole terangkat ke sisi
sehat, uvula miring, menunjuk ke sisi sehat, konkavitas
asimetris
tumor nasofaring, paresa N. X

f. Memeriksa Paresis Faring


Normal

saat faring disentuh spatula refleks muntah (+)


Paresis

bilateral
tumpukan air ludah saat faring disentuh spatula
refleks muntah (- )

Paresis

unilateral
saat faring disentuh spatula gerakan coulisse

Pemeriksaan Laring
Pemeriksaan laring terdiri dari:
- Pemeriksaan luar
: inspeksi, palpasi
- Laringoskopi indirek: cermin laring
- Laringoskopi direk : laringoskop rigid/ fiber optik
- Pemeriksaan kelenjar leher
- Pemeriksaan X foto rontgen

Pemeriksaan luar
Inspeksi

: warna dan keutuhan kulit, benjolan


daerah leher sekitar laring

Palpasi

: - mengenal bagian kerangka laring dan


cincin trakea
- adakah oedem, struma, kista, metastase
- laring normal mudah digerakkan
kanan kiri oleh pemeriksa

Laringoskopi direkta
Maksud : melihat laring secara langsung tanpa bantuan
cermin tetapi dngan prantara alat yaitu
laringoskop
Macam-macam laringoskop :
1. Laringoskop kaku
- Penderita di tidurkan di atas meja pemeriksaan
- Pemeriksaan baru dapat dimulai kira-kira 10 menit
setelah kedalam faring dan laring di teteskan tetralkain
1% (masing-ming 10 tetes)
- Pipa di masukkan sampai kedalam introitus laringis.

2. Laringoskop fiber
3. Mikrolaringoskop dengan memakai mikroskop
- Penderita berbaring, posisi kepala di depan pemeriksa
- Bagian kanan penderita adalah bagian kanan penderita

Laringoskopi indirek
Maksud : melihat laring tidak langsung dengan bantuan
cermin yang disinari dengan cahaya
Syarat :
- terdapat jalan lebar untuk cahaya yang dipantulkan cermin dari
faring ke laring
lidah dikeluarkan radiks lingua ke ventral
- tempat yang luas buat cermin, tidak tertutup uvula.
penderita bernapas lewat mulut uvula bergerak
ke atas menutup jalan nasofaring

Alat yang dipergunakan:


- Sumber cahaya : Lampu kepala

- Cermin

laringoskop

- Kasa
- Lampu

spiritus

Bahan:
- Tetrakain 1 % (untuk anastesi biar tidak merasa mual )

Cara pemeriksaan laringoskopi


indirect
Penderita

duduk tegak, pinggang membungkuk ke


depan, kepala sedikit tengadah
Penderita membuka mulut dan menjulurkan lidah
Lidah dipegang optimal dan dipertahankan dengan
jari tengah kiri menggunakan kasa

Cermin

dihangatkan diatas lampu spiritus atau alat


lainnya, suhu diperiksa pada punggung tangan pemeriksa
sebelum digunakan
Pasien bernafas melalui mulut agar uvula menutup
nasofaring
Cermin laring ditempatkan di depan palatum mole dan
diangkat ke atas sehingga tidak menyentuh lidah dan
faring posterior maka akan tampak pandangan hipofaring
dan laring
Penderita diminta untuk mengucap e e e, tindakan ini
diulang beberapa kali untuk melihat gerakan pita suara.

10/07/15

Perhatikan patologi laring :


- radang : semua merah laringitis akut
- ulkus
: pada komisura posterior, korda vokalis
laringitis TBC
- oedem : radang, alergi, tumor
- cairan
: sputum hemoragis TBC, keganasan
- tumor
: benigna papiloma, polip, nodul, kista
maligna karsinoma
Perhatikan pergerakan korda vokalis:
- normal simetris, gerakan abduksi dan adduksi
- tidak bergerak paresa unilateral/ bilateral

X-Foto Rontgen
Indikasi untuk membuat x-foto:
Fraktur laring
Karsinoma laring:
- untuk melihat pasage yang masih ada
- untuk melihat luasnya tumor
Macam-macam pemeriksaan:
- foto leher PA / lateral soft tissue
- laringogram dengan menggunakan kontras
- tomogram

Anda mungkin juga menyukai