OLEH:
• Jhonike Nawipa
• Nurhayati Fidmatan
• Rimay Riana Raharusun
PEMBIMBING:
dr. ROSMINI, Sp.THT-KL
dr. AGUSTINA, Sp.THT-KL
ANATOMI TENGGOROK
• Tonsila Palatina merupakan dua gumpalan jaringan limfoid yang terletak di sisi
kanan dan kiri oropharynx. Masing-masing tonsil terletak di dalam fossa
supratonsilaris dan dibatasi oleh arcus palatoglosus, arcus palatofaringeus
dan lidah.
Lidah
Sirkuler (Melingkar):
- M. Constrictor superior
- M. Constrictor medius
- M. Constrictor Inferior
Fungsi : kontraksi faring dan mendorong
bolus makanan
Longitudinal (memanjang):
- M. Salpingopharyngeus elevasi faring
- M. Palatopharyngeus elevasi faring dan
mempertemukan isthmus dan orofaring
- M. Stylopharingeus elevasi faring
Vaskularisasi Faring
Vena :
Superior : plexus pterigoid
Inferior : V. jugularis interna
Nasofaring
Batas Nasofaring
Superior : Basis Cranii
Inferior : Palatum molle
Anterior : Rongga hidung
Posterior : Vertebra servikal
Batas Orofaring
Superior : Palatum molle
Inferior : Epiglotis
Anterior : Cavum oris
Poaterior : Vertebra servikal
Fase FARINGEAL • Refleks palatum molle & uvula menutup rongga hidung.
• Laring terangkat menutup glottis
• Kontraksi M.Kontriktor Faringeus mendorong bolus melewati
epiglottis menuju faring & memasuki esofagus
XYLOCAIN
SPATEL LAMPU CERMIN SPRAY
LIDAH KEPALA NASOFARING
● Inspeksi :
• Trismus
• Gerakan bibir dan sudut mulut (nilai N.VII)
• Mukosa dan gingiva ( nilai apakah terdapat ulkus)
• Gigi-geligi
• Lidah (nilai apakah terdapat parese N.IX, atropi, atau tumor)
• Pergerakan palatum molle (nilai apakah terdapat tanda tumor atau ulkus)
● Palpalsi
• Bila terdapat ulkus pada lidah dan dugaan keganasan
● Perkusi
• Perkusi pada gigi akan terasa sakit pada gigi & geraham bila ada radang
Pemeriksaan tonsil & faring
● Prosedur pemeriksaan :
• Pasien diminta untuk menunjukkan lidahnya dan kemudian pemeriksa menggunakan spatel menekan lidah
ke bawah dan kemudian daerah faring dan tonsil dapat dievaluasi.
• Pasien diminta bernafas & santai, pasien tidak boleh menahan nafas, tidak boleh bernafas keras, tidak
boleh ekspirasi atau mengucap kata “eh”
Pemeriksaan tonsil & faring
● Inspeksi
a. Tonsil
• Warna: merah muda
• Tonsil meradang/infeksi: hiperemis
• Derajat pembesaran tonsil:
T0: Tonsil telah diangkat
T1: Tonsil masih berada dalam fossa tonsilaris
T2: Tonsil melewati arkus posterior hingga mencapai linea paramediana
T3: Tonsil melewati linea paramediana hingga mencapai linea mediana
(pertengahan uvula)
T4: Tonsil melewati linea mediana (uvula)
• Mobilitas tonsil: terfiksir atau dapat digerakkan
• Permukaan tonsil: rata, berbenjol-benjol, atau kripte melebar
b. Dinding belakang faring
• Warna: merah muda
• Peradangan: hiperemis
• Infeksi kronis: pembesaran granul pada dinding belakang faring dan berwarna merah
• Nilai apakah ada ulkus dan terdapat parese atau paralisis
Pemeriksaan Fisik Laring
Pemeriksaan Laringoskopi Indirek
Alat-alat yang dibutuhkan
Cermin laring, kasa, lampu kepala, lampu spiritus, xylocaine spray
OLEH:
• Jhonike Nawipa
• Nurhayati Fidmatan
• Rimay Riana Raharusun
PEMBIMBING:
dr. ROSMINI, Sp.THT-KL
dr. AGUSTINA, Sp.THT-KL
PENYAKIT – PENYAKIT TENGGOROK
● Tonsilitis
● Abses Peritonsil
● Faringitis
● Laringitis
● Carsinoma Laring
● Benda Asing Tenggorok
TONSILITIS
Pendahuluan
Terapi:
• Istirahat
• Minum cukup
• Analgetika
• Antivirus jika gejala berat
Gejala:
b. Tonsilitis bakteri • Masa inkubasi 2-4 hari
• Nyeri tenggorok
• Nyeri saat menelan
Terapi:
• Radang akut tonsil • Demam tinggi
• Radang akut tonsil oleh • Antibiotik spektrum
olehkumangrupA • Lesu, nyeri sendi-sendi
kumangrup A luas (penisilin,
Streptokokushemolitikus • Tidak nafsu makan
Streptokokushemolitikus eritromisin)
• Infiltrasipadalapisanepitelj • Nyeri telinga (otalgia)
• Infiltrasipadalapisanepiteljaringa • Antipiretik
aringantonsil
ntonsil • Obat kumur yang
menimbulkanreaksiradang Tanda:
menimbulkanreaksiradang -
• Tonsil membengkak, hiperemis, dan mengandung
->keluarnyaleukositPMN
>keluarnyaleukositPMN
terdapat detritus folikel, lakuna, atau disinfektan
sehinggaterbentukdetritus
sehinggaterbentukdetritus -
tertutup membran semu
>tosilitisfolikularisdan
->tosilitisfolikularisdantonsilitis
• Kelenjarsubmandibular
lakunaris
tonsilitis lakunaris membengkak dan nyeri tekan
Komplikasi
Definisi
Radang tenggorokan yang terjadi kurang dari 1 bulan
Etiologi
● Bisa berupa infeksi virus (Rhinovirus, Influenza, Parainfluenza, Epstein Barr) maupun
bakteri (S. ß hemolitikus, S. Viridans, S. Pyogenes)
Patologi
● Stadium awal terdapat hiperemis edema dan sekresi meningkat.
● Eksudat mula-mula serous menebal dan terbentuk mukus mengering dan
melekat pada dinding faring.
● Pada dinding faring bagian posterior tampak bercak-bercak yang membengkak dan
meradang.
Faktor Predisposisi
Kelelahann fisik
Definisi
• Faringitis dapat menjadi bagian dari infeksi saluran nafas atas atau infeksi terlokalosir
yang spesifik di faring.
• Pada sebagian besar kasus yang disebabkan oleh virus merupakan bagian dari common
cold dan influenza
• Gejala tambahan berupa demam disertai rinorea, mual dan sulit menelan
akibat nyeri tenggorokan.
berhubungan dengan common cold rendah. cold baik. Pada umumnya orang
Otitis media bakteri purulen dan sinusitis dewasa sembuh dalam seminggu
dapat terjadi. Faringitis herpetica dapat dan anak-anak sembuh dalam 2
menyebabkan necrotizing tonsillitis, minggu
epiglotitis dan kekambuhan. Pada influenza
Prognosis
Faringitis streptococcus adalah penyakit yang sembuh sendiri. Pada
pasien dengan faringitis streptococcus yang tidak teratasi, gejala
biasanya hilang dalam 4-10 hari.
Perkembangan ARF bervariasi dengan derajat faringitis kronis
Pemeriksaan Penunjang dan Penatalaksanaan
Pemeriksaan laboratorium :
Kultur tenggorokan
Rapid Antigen Detection Test (RADTs)
Test antibodi Streptococcus
Penatalaksanaan
• Antiobiotik
Pencillin G Banzatin 50.000 U/kgBB, (i.m.) dosis tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis
dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3x500 mg selama 6-10 hari atau eritromisin
4x500 mg/hari.
• Kortikosteroid
• Deksamethason 8-16 mg (i.m.) 1 kali. Pada anak 0,08 – 0,3 mg/kgBB, (i.m.), 1 kali.
• Analgetika dan antipiretik : paracetamol/ibuprofen
• Kumur dengan air hangat atau antiseptik
Faringitis Kronis
Etiologi:
Definisi :
• Rhinitis kronik
Radang kronis yang mengenai mukosa faring
• Sinusitis
dan jaringan limfo nodular di dinding faring. • Iritasi kronik oleh rokok dan
Terdapat 3 bentuk : minuman beralkohol
a) Faringitis kronik hiperplastik • Debu dan inhalasi uap yang
Terapi
• Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring menggunakan
zat kimia larutan nitras argenti atau dengan listrik (electro
cauter)
• Simptomatis obat kumur atau tablet hisap.
• Jika diperlukan obat batuk antitusif atau ekspektoran.
Faringitis Kronik Atrofi
Terapi
Pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofi
Untuk faringitis kronik atrofinya ditambahkan dengan obat kumur
dan menjaga kebersihan mulut.
Faringitis Kronik Spesifik
a. Faringitis Leutika
Disebabkan oleh Treponema pallidum
Gambaran klinis bergantung pada stadium.
1. Stadium Primer
3. Stadium Tersier
Terdapat bercak putih pada lidah, palatum Terdapat guma
molle, tonsil dan dinding posterior faring. Guma pada palatum molle, bila sembuh akan
Jika terus berlangsung dapat timbul ulkus pada
menimbulkan gangguan fungsi palatum secara
faring.
permanen.
Tampak predileksi pada tonsil dan palatum
2. Stadium Sekunder
Terapi : penisilim
Eritema pada dinding faring menjalar kearah
laring.
b. Faringitis tuberkulosa
Proses sekunder dari TB paru
Terdapat 2 cara infeksi :
1. Eksogen: kontak dengan sputum yang terinfeksi atau inhalasi kuman melalui udara
2. Endogen: penyebaran melalui udara pada TB miliaris
Definisi
Malnutrisi
2. Gejala Lokal:
Pemeriksaan fisik :
- PF (Inspeksi & Palpasi)
- Laringoskopi
Definisi
Etiologi
• Belum diketahui dengan pasti.
• Peneliti epidemiologik menggambarkan beberapa hal yang
diduga kuat menyebabkan terjadinya karsinoma laring ialah
perokok, peminum alkohol, dan terpajan oleh sinar radioaktif.
Histopatologi
Tumor
Supraglotik Glotik Subglotik ganas
transglotik
T1 Pada satu sisi pita suara/pita suara Pada 1 atau 2 sisi pita suara, tapi Terbatas di daerah subglotik
palsu (gerakan masih baik) gerakan suara masih baik, atau
tumor sudah terdapat pada komisura
anterior atau posterior
T2 Sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi Meluas ke supraglotik/subglotik, Meluas ke pita, pita suara masih
daerah supraglotis dan glotis masih gerakan pita suara masih dapat dapat bergerak atau sudah terfiksasi
bisa bergerak (tidak terfiksir) bergerak atau sudah terfiksasi
(impaired mobility)
T3 Terbatas di laring, fiksasi (+) dan Meliputi laring dg fiksasi pita suara Tumor sudah mengenai laring dan
atau meluas kedaerah krikoid bagian pita suara sudah terfiksasi
belakang, dinding medial dari sinus
piriformis, dan ke arah rongga pre
epiglotis
T4 Sudah meluas ke luar laring, Tumor sangat luar dengan Tumor yang luas dengan destruksi
menginfiltrasi orofaring jaringan kerusakan tulang rawan tiroid atau tulang rawan atau perluasan ke luar
lunak pada leher atau sudah sudah keluar dari laring laring
merusak tulang rawan tiroid
Klasifikasi Tumor Ganas Laring (AJCC dan
UICC 1988)
Pemeriksaan
Anamnesa Pemeriksaan Fisik
penunjang
• Gejala dini : suara • Pemeriksaan THT: • - Pemeriksaan laboratorium
parau ( > 2 minggu) • laringoskopi • - Pemeriksaan radiologik:
• Gejala lanjut : indirekta (LI), • - Tomogram laring atau “CT-
Scan”
dispnea & stridor, • Laringoskopi direkta • - Biopsi
kesulitan menelan (LD)
• laringoskopi serat
optic (LSO)
• Pemeriksaan leher:
• Inspeksi
(Perbesaran
kelenjar)
• Palpasi
(pembesaran
membran
krikotiroid / tirohioid)
• Diagnosis pasti ditegakkan dengan
pemeriksaan patologi anatomi
• Bahan biopsi laring, dan biopsi jarum
Diagnosis Pasti halus pada pembesaran kelenjar getah
bening di leher.
• Tuberkulosis laring
• Tumor jinak laring (papiloma, kista,
Diagnosa polip)
Banding • Nodul vokal
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Laringektomi totalis atau parsial → berdasarkan
lokasi dan penjalaran tumor
b. Diseksi leher radikal → bila terdapat
penjalaran ke kel. Limfa
(dg FOL)
Laringektomi
total
Stom
Rehabilitasi suara
Umum Khusus
Bolus
Proses Laring masuk ke
menelan ditutup jalan
epiglotis makan
● Chest
Thrust
Benda Asing Pada Trakea