TENGGOROK
PEMBIMBING:
dr. ROSMINI, Sp.THT-KL
dr. AGUSTINA, Sp.THT-KL
ANATOMI TENGGOROK
Tenggorok merupakan bagian dari leher di area depan hingga kolumna vertebra. Tenggorok
terdiri dari faring dan laring. Bagian yang terpenting dari tenggorok ialah epiglotis yang
berfungsi menutup jika ada makanan dan minuman yang lewat dan menuju ke esophagus
RONGGA MULUT
• a. Maksilaris eksterna
RETIREMENT PLANS
TONSILA PALATINA
• Jaringan limfoid yang berbentuk ovoid
• Pada permukaan medial terdapat kripta
• Dibatasi oleh :
- Ant : arkus palatoglossal
- Post : m. palatofaringeus
- Lat : m. konstriktor faring superior
- Sup : palatum molle REQUIRED STUDIES
- Inf : tonsil lingual
VASKULARISASI
TONSILVASKULARISASI TONSIL
Longitudinal (memanjang):
- M. Salpingopharyngeus elevasi faring
- M. Palatopharyngeus elevasi faring dan
mempertemukan isthmus dan orofaring
- M. Stylopharingeus elevasi faring
Vaskularisasi Faring
Vena :
Superior : plexus pterigoid
Inferior : V. jugularis interna
Nasofaring
Batas Nasofaring
Superior : Basis Cranii
Inferior : Palatum molle
Anterior : Rongga hidung
Posterior : Vertebra servikal
Berhubungan dengan erat dengan beberapa struktur penting, seperti adenoid, jaringan
limfoid pada dinding lateral faring yang di sebut fossa Rossen muller, torus tubarius,
kantong Rathke, choanae, foramen jugulare, dan muara tuba Eustachius.
Orofaring
● Batas Orofaring
● Superior : Palatum molle
● Inferior : Epiglotis
● Anterior : Cavum oris
● Poaterior : Vertebra servikal
VASKULARISASI :
- a. Laringis superior mukosa dan otot-otot laring
- a. Laringis inferior mukosa dan otot
INERVASI :
- N. Laringeus superior campuran motoris & sensoris
- N. Laringeus inferior/rekurren motoris (abduksi & adduksi).
a. Sinistra : lebih panjang karena membelok di aorta
sebelum naik ke atas.
b. Dextra : melalui subclavia
Fisiologi Menelan
- Secara fisiologis proses menelan mempunyai hubungan koordinasi dengan respirasi dan mastikasi dimana
masing-masing proses tersebut di kontrol oleh brainstem. Menelan dibagi menjadi 3 fase berdasarkan
lokasi anatomi dari bolus. Ketiga fase ini juga bisa saling overlap dari segi waktu dan koordinasi.
Proses menelan dikendalikan oleh Nucleus tractus solitarius di batang otak, dan memiliki saraf eferen antara
lain : Nervus V (S. Trigerminal), Nervus IX (S. Glossofaringeal), Nervus X (S. Vagus)
Fase menelan
SPATEL LAMPU
LIDAH CERMIN XYLOCAIN
KEPALA
NASOFARING SPRAY
Inspeksi :
• Trismus
• Gerakan bibir dan sudut mulut (nilai N.VII)
• Mukosa dan gingiva ( nilai apakah terdapat ulkus)
• Gigi-geligi
• Lidah (nilai apakah terdapat parese N.IX, atropi, atau tumor)
• Pergerakan palatum molle (nilai apakah terdapat tanda tumor atau ulkus) Palpalsi
• Bila terdapat ulkus pada lidah dan dugaan keganasan Perkusi
• Perkusi pada gigi akan terasa sakit pada gigi & geraham bila ada radang
Pemeriksaan tonsil & faring
Prosedur pemeriksaan :
• Pasien diminta untuk menunjukkan lidahnya dan kemudian
pemeriksa menggunakan spatel menekan lidah ke bawah dan
kemudian daerah faring dan tonsil dapat dievaluasi.
• Pasien diminta bernafas & santai, pasien tidak boleh menahan
nafas, tidak boleh bernafas keras, tidak boleh ekspirasi atau
mengucap kata “eh”
Pemeriksaan tonsil & faring
Inspeksi
a. Tonsil
• Warna: merah muda
• Tonsil meradang/infeksi: hiperemis
• Derajat pembesaran tonsil:
T0: Tonsil telah diangkat
T1: Tonsil masih berada dalam fossa tonsilaris
T2: Tonsil melewati arkus posterior hingga mencapai linea paramediana
T3: Tonsil melewati linea paramediana hingga mencapai linea mediana
(pertengahan uvula)
T4: Tonsil melewati linea mediana (uvula)
• Mobilitas tonsil: terfiksir atau dapat digerakkan
• Permukaan tonsil: rata, berbenjol-benjol, atau kripte melebar
b. Dinding belakang faring
• Warna: merah muda
• Peradangan: hiperemis
• Infeksi kronis: pembesaran granul pada dinding belakang faring dan berwarna merah
• Nilai apakah ada ulkus dan terdapat parese atau paralisis
Pemeriksaan Fisik Laring
Pemeriksaan Laringoskopi Indirek
Alat-alat yang dibutuhkan
Cermin laring, kasa, lampu kepala, lampu spiritus, xylocaine spray
Tonsilitis
Faringitis
Laringitis
Carsinoma Laring
Benda Asing Tenggorok
TONSILITIS
Pendahuluan
• Merupakan peradangan tonsil palatina yang merupakan
bagian dari cincin Waldeyer
• Penyebaran infeksi melalui udara (air borne droplets),
tangan, dan ciuman
• Terjadi pada semua umur terutama anak
1. Tonsilitis akut
a. Tonsilitis viral
• Lebih menyerupai common cold disertai nyeri tenggorokan
• Penyebab tersering adalah virus Epstein Barr
• Hemofilus influenzae -> tonsilitis akut supuratif
• Virus coxschakie -> luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri
Terapi:
• Istirahat
• Minum cukup
• Analgetika
• Antivirus jika gejala berat
b. Tonsilitis bakteri Gejala:
• Masa inkubasi 2-4 hari
• Nyeri tenggorok
• Radang akut tonsil oleh • Nyeri saat menelan
kuman grup A • Demam tinggi
Terapi:
Streptokokushemolitikus • Lesu, nyeri sendi-sendi
• Antibiotik spektrum luas
• Tidak nafsu makan
• Infiltrasi pada lapisan epitel (penisilin, eritromisin)
• Nyeri telinga (otalgia)
jaringan tonsil menimbulkan • Antipiretik
• Obat kumur yang
reaksi radang -> keluarnya Tanda:
mengandung disinfektan
leukosit PMN sehingga • Tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat
Definisi
Radang tenggorokan yang terjadi kurang dari 1 bulan
Etiologi
Bisa berupa infeksi virus (Rhinovirus, Influenza, Parainfluenza, Epstein Barr) maupun
bakteri (S. ß hemolitikus, S. Viridans, S. Pyogenes)
Patologi
Stadium awal terdapat hiperemis edema dan sekresi meningkat.
Eksudat mula-mula serous menebal dan terbentuk mukus mengering dan melekat
pada dinding faring.
Pada dinding faring bagian posterior tampak bercak-bercak yang membengkak dan
meradang.
Faktor Predisposisi
Kelelahann fisik
• Faringitis dapat menjadi bagian dari infeksi saluran nafas atas atau infeksi
terlokalosir yang spesifik di faring.
• Pada sebagian besar kasus yang disebabkan oleh virus merupakan bagian
dari common cold dan influenza
Diagnosis
o Faringoskopi: mukosa faring hiperemis dan edema
o Kultur dan usap tenggorokan
Tatalaksana
berhubungan dengan common cold rendah. Otitis common cold baik. Pada umumnya orang
dewasa sembuh dalam seminggu dan anak-
media bakteri purulen dan sinusitis dapat terjadi.
anak sembuh dalam 2 minggu
Faringitis herpetica dapat menyebabkan
pneumonia bakterial.
Faringitis Bakterial
Gejala Klinis :
• Nyeri kepala yg hebat
• Nyeri tenggorokan,
• Demam dgn suhu yang sangat tinggi
• Malaise
• Pada anak-anak umumnya mual, muntah dan
nyeri abdomen, rhinorrhea, batuk, suara parau,
dan diare
Pemeriksaan Fisik
Tampak tonsil membesar
Faring dan tonsil tampak hiperemis dan terdapat eksudat
dipermukaannya
Beberapa hari kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan faring
Kelenjar limfe servikal membesar dan lunak; nyeri pada saat di tekan
Komplikasi
Komplikasi supuratif dan non-supuratif dapat terjadi.
Faringitis streptococcus jarang, tetapi dapat masuk melalui lubang dalam tubuh, penyebabnya
antara lain: Selulitis peritonsillar, Abses peritonsillar, Abses retrofaringeal, Abses parafaringeal,
Otitis media, Sinusitis, Mastoiditis, trombosis sinus venosus intrakranial, Pneumonia
Prognosis
Faringitis streptococcus adalah penyakit yang sembuh sendiri. Pada pasien
dengan faringitis streptococcus yang tidak teratasi, gejala biasanya hilang
dalam 4-10 hari.
Pemeriksaan Penunjang dan Penatalaksanaan
Pemeriksaan laboratorium :
Kultur tenggorokan
Rapid Antigen Detection Test (RADTs)
Test antibodi Streptococcus
Penatalaksanaan
• Antiobiotik
Pencillin G Banzatin 50.000 U/kgBB, (i.m.) dosis tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis
dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3x500 mg selama 6-10 hari atau eritromisin
4x500 mg/hari.
• Kortikosteroid
• Deksamethason 8-16 mg (i.m.) 1 kali. Pada anak 0,08 – 0,3 mg/kgBB, (i.m.), 1 kali.
• Analgetika dan antipiretik : paracetamol/ibuprofen
• Kumur dengan air hangat atau antiseptik
Faringitis Kronis
Etiologi:
dan jaringan limfo nodular di dinding faring. • Iritasi kronik oleh rokok dan minuman
Terapi
• Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring menggunakan zat
kimia larutan nitras argenti atau dengan listrik (electro cauter)
• Simptomatis obat kumur atau tablet hisap.
• Jika diperlukan obat batuk antitusif atau ekspektoran.
Faringitis Kronik Atrofi
Gejala Klinis :
Umumnya tenggorok kering dan tebal serta mulut
berbau
Pemeriksaan Fisik
mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat
tampak mukosanya kering
Terapi
Pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofi
Untuk faringitis kronik atrofinya ditambahkan dengan obat kumur
dan menjaga kebersihan mulut.
Faringitis Kronik Spesifik
a. Faringitis Leutika
Disebabkan oleh Treponema pallidum
Gambaran klinis bergantung pada stadium.
1. Stadium Primer
3. Stadium Tersier
Terdapat bercak putih pada lidah, palatum molle, tonsil dan
Terdapat guma
dinding posterior faring.
Guma pada palatum molle, bila sembuh akan
Jika terus berlangsung dapat timbul ulkus pada faring.
menimbulkan gangguan fungsi palatum secara
permanen.
Tampak predileksi pada tonsil dan palatum
2. Stadium Sekunder
Terapi : penisilim
Eritema pada dinding faring
menjalar kearah laring.
b. Faringitis tuberkulosa
Proses sekunder dari TB paru
Terdapat 2 cara infeksi :
1. Eksogen: kontak dengan sputum yang terinfeksi atau inhalasi kuman melalui udara
2. Endogen: penyebaran melalui udara pada TB miliaris
Definisi
Rhinitis Alergi
Malnutrisi
Makanan pedas atau air es
Menurunnya sistem imun
Tanda & Gejala
2. Gejala Lokal:
Laring
Proses Bolus masuk ke
ditutup
menelan jalan makan
epiglotis
Tatalaksana :
• Anak : abdominal thrust dan chest thrust
• Dewasa : heimlich manuver
• Bila manuver-manuver ini gagal maka harus dilakukan krikotiroidotomi atau
trakeostomi
• Jika sudah tidak ada tanda kegawatan napas (pasien stabil), benda asing dapat
dikeluarkan dengan laringoskopi direk
Heimlich Manuver
Abdominal
Thrust
Chest
Thrust
Benda Asing Pada Trakea
• Gejala : batuk disertai rasa tercekik, napas berbunyi saat ekspirasi,
palpatory thud, audible slap, suara serak, dispnea, sianosis.
• Tatalaksana :
- Trakeostomi
- Bronkoskopi
- Endoskopi
Benda Asing Pada Esofagus
• Gejala : disfagia, nyeri di epigastrium, muntah setelah makan atau
minum
• Tatalaksana :
- Foto rotngen untuk menentukan
lokasi benda asing
- Esofagoskopi
- Pembedahan
Benda Asing Pada Faring atau Tonsil
Tatalaksana :
Etiologi
Tumor
Supraglotik Glotik Subglotik
ganas
- Mengenai pita transglotik
Mulai dari suara asli. Tumbuh lebih Tumor yang
daerah tepi atas - Batas dari 10 mm di menyeberangi
epiglotis sampai bawah tepi ventrikel
inferior :10
batas atas glotis bebas pita mengenai pita
mm di bawah
termasuk pita suara asli suara asli dan
tepi bebas pita
suara palsu dan sampai batas pita suara palsu,
suara.
ventrikel laring inferior atau meluas ke
- Batas superior subglotik lebih
krikoid.
: ventrikel dari 10 mm
laring
• Klasifikasi Tumor Ganas Laring (AJCC dan UICC 1988)
T2 Sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daerah Meluas ke supraglotik/subglotik, gerakan pita Meluas ke pita, pita suara
supraglotis dan glotis masih bisa bergerak suara masih dapat bergerak atau sudah masih dapat bergerak atau
(tidak terfiksir) terfiksasi (impaired mobility) sudah terfiksasi
T3 Terbatas di laring, fiksasi (+) dan atau meluas Meliputi laring dg fiksasi pita suara Tumor sudah mengenai laring
kedaerah krikoid bagian belakang, dinding dan pita suara sudah terfiksasi
medial dari sinus piriformis, dan ke arah
rongga pre epiglotis
T4 Sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi Tumor sangat luar dengan kerusakan tulang Tumor yang luas dengan
orofaring jaringan lunak pada leher atau sudah rawan tiroid atau sudah keluar dari laring destruksi tulang rawan atau
merusak tulang rawan tiroid perluasan ke luar laring
Klasifikasi Tumor Ganas Laring (AJCC dan UICC
1988)
• Inspeksi (Perbesaran
kelenjar)
• Palpasi (pembesaran
membran krikotiroid /
tirohioid)
• Diagnosis pasti ditegakkan dengan
pemeriksaan patologi anatomi
Diagnosis Pasti • Bahan biopsi laring, dan biopsi
jarum halus pada pembesaran
kelenjar getah bening di leher.
• Tuberkulosis laring
• Tumor jinak laring (papiloma,
Diagnosa kista, polip)
Banding • Nodul vokal
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Laringektomi totalis atau parsial → berdasarkan
lokasi dan penjalaran tumor
b. Diseksi leher radikal → bila terdapat penjalaran ke
kel. Limfa
Stoma
REHABILITASI SUARA
Umum Khusus