PENDAHULUAN
Massa lidah dan epiglottis merupakan suatu tantangan bagi ahli THT,
karena lidah dan epiglottis merupakan bagian integral dari traktus aerodigestif
bagian atas. Oleh karena, sempitnya akses ke bagian epiglottis dan terdapat
struktur-struktur penting disitu.
Evaluasi dan penanganan massa di lidah dan epiglottis sama ada ganas atau jinak
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang anatomi dan embriologi yang
relevan, keuntungan dan kelemahan sistem staging tumor, factor etiologi,
histopatologi, biologi massa dan sifat-sifat klinis massa. Pengetahuan yang baik
mengenai beberapa pilihan terapi bedah dan non bedah sangat penting untuk
melakukan konsultasi dengan pasien dan merencanakan terapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus faring
yang ekstensif. Pleksus ini dibentuk oleh cabang faring dari Nervus Vagus,
cabang dari Nervus Glossopharyngeus dan serabut simpatis. Cabang faring dari
Nervus Vagus berisi serabut motorik. Dari pleksus faring yang ekstensif ini keluar
cabang-cabang untuk otot-otot faring kecuali M.Stilofaring yang dipersarafi
langsung oleh cabang Nervus Glossopharyngeus.
Berdasarkan letaknya maka faring dapat dibagi menjadi Nasofaring,
Orofaring dan Laringofaring (Hipofaring).
Ada dua ruang yang berhubungan dengan faring yang secara klinik
mempunyai arti penting yaitu ruang retrofaring dan ruang parafaring. Dinding
anterior Ruang retrofaring (retropharyngeal space) adalah dinding belakang
faring yang terdiri dari mukosa faring, fasia faringobasilaris dan otot-otot faring.
Ruang ini berisi jaringan ikat jarang dan fasia prevetebralis. Ruang ini mulai dari
dasar tengkorak di bagian atas sampai batas paling bawah dari fasia servikalis.
Serat-serat jaringan ikat di garis tengah mengikatnya pada vertebra. Di sebelah
lateral ruang ini berbatasan dengan fosa faringomaksila.
Fungsi faring yang terutama adalah ialah untuk respirasi, pada waktu
menelan, resonansi suara dan artikulasi.
Proses menelan dibagi menjadi 3 fase, yaitu : fase oral, fase faringeal dan
fase esophagus yang terjadi secara berkesinambungan. Pada proses menelan akan
terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang
baik
Fase oral terjadi secara sadar. Makanan yang telah dikunyah dan
bercampur dengan air liur akan membentuk bolus makanan. Bolus ini akan
bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di tengah lidah akibat
kontraksi otot intrinsic lidah. Kontraksi M.Levator veli palatine mengakibatkan
rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian
atas dinding posterior faring (Passavants ridge) akan terangkat pula. Bolus
terdorong ke posterior karena lidah terangkat ke atas. Bersamaan dengan ini
terjadi penutupan nasofring sebagai akibat kontraksi M.Levator veli palatine.
Selanjutnya terjadi kontraksi M.Palatoglossus yang menyebabkan ismus fausium
tertutup, diikuti oleh kontraksi M.Palatofaring, sehingga bolus makanan tidak
akan berbalik ke rongga mulut.
Fase faringeal terjadi secara reflex pada akhir fase oral, yaitu perpindahan
bolus makanan dari faring ke esophagus. Faring dan laring bergerak ke atas oleh
kontraksi M.Stilofaring, M.Tirohioid dan M.Palatofaring. Aditus laring tertutup
oleh epiglottis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepligotika, plika
ventrikularis dan plika vokalis tertutup karena kontraksi M.Ariepliglotika dan
M.Aritenoid obligus. Bersamaan dengan ini terjadi juga penghentian aliran udara
ke laring karena reflex yang menghambat pernapasan, sehingga bolus makanan
akan meluncur ke arah esophagus, karena valekula dan sinus piriformis sudah
dalam keadaan lurus.
2.2.1 Definisi
Granuloma adalah suatu tumor vaskuler benigna yang didapat pada kulit
atau membran mukosa yang tampak sebagai papul atau nodul vaskular yang cepat
tumbuh. Granuloma merupakan bentukan yang kecil, benjolan kemerahan pada
kulit yang mudah berdarah karena jumlah pembuluh darah yang banyak secara
abnormal. Granuloma adalah pertumbuhan kulit yang relatif umum yang muncul
sebagai massa merah terang. Hal ini kadang-kadang disebut 'granuloma
telangiectaticum'. Permukaannya seperti raspberry atau seperti daging mentah
cincang. Meskipun mereka jinak (non-cancer), granuloma dapat menyebabkan
masalah ketidaknyamanan dan pendarahan yang banyak.
Granuloma atau biasa juga disebut hemangioma kapiler lobular (lobular
capillary hemangioma)1-3 atau granuloma telangiektatik (granuloma
telangiectaticum) 3-5 adalah lesi vaskuler yang berkembang dengan cepat atau
merupakan suatu hemangioma tipe kapiler yang berhubungan dengan trauma
sebelumnya.
2.2.2 Epidemiologi
2.2.3 Etiologi
2.2.4 Patofisiologi
2.2.6 Diagnosis
2.2.7 Biopsi
Mendapatkan biopsi dari setiap lesi dicurigai sebagai granuloma (PG) untuk
mengkonfirmasikan diagnosis.
Temuan histologis
Proliferasi dari kapiler, dengan sel endotel yang menonjol tertanam dalam
stroma edematous gelatinous dalam karakteristik konfigurasi lobular.
2.2.8 Terapi
Granuloma kecil dapat hilang secara tiba-tiba. Lesi yang lebih besar
diperlakukan dengan operasi, elektrokauter, pembekuan, atau laser. Bila tidak
ditangani maka lesi granuloma cenderung menetap.3 Pada granuloma yang kecil
dan superfisial dapat terjadi regresi spontan. Penanganan granuloma meliputi
bedah eksisi, kauterisasi dan kuretase, laser. Granuloma pada wanita hamil dapat
hilang dengan sendiri setelah melahirkan sehingga menunggu adalah strategi
terbaik dalam kasus ini. Jika karena obat, mereka biasanya menghilang ketika
obat dihentikan.Granuloma dalam kasus lain cenderung bertahan. Ada beberapa
metode yang digunakan untuk menghilangkannya :
Kuret dan cauterisation: lesi dikerok dengan kuret dan pembuluh darah dikauter
untuk mengurangi kemungkinan pertumbuhan kembali
Imiquimod telah dilaporkan efektif dan mungkin sangat berguna pada anak-anak
2.2.9 Komplikasi
2.2.10 Prognosa
2.3.1 Definisi
Kista Hipofaring adalah massa tumor yang timbul dari lipatan epiglotis
dan plica aryepiglottic. Hal ini jarang terjadi dan biasanya jinak, tetapi dapat
menyebabkan stridor inspirasi atau tersedak saat makan. Kista ini termasuk kista
retensi dan tumor limfatik seperti lymphangioma. Sebuah radiograf leher lateral
mungkin menunjukkan massa jaringan lunak yang melibatkan lipatan epiglotis
atau aryepiglottic. USG laring menunjukkan massa kistik.
2.3.2 Insidens
Di seluruh dunia, kira-kira ditemukan 390,000 kasus baru massa cavum oris dan
faring yang didiagnosis setiap tahun. Insidens massa ini sangat tinggi di Asia
Tengah, Afrika Selatan dan Eropah. Data dari Negara berkembang menunjukkan
bahawa insidensnya pun turut meningkat.
Gejala klinis dapat dibagi ke dalam tanda-tanda awal dan tanda-tanda lanjut.
Tanda-tanda awal berupa iritasi tenggorok, rasa terbakar bila memakan makanan
asam, benjolan pada leher dan odynophagic . Tanda-tanda lanjut meliputi disfagia,
disertai atau Hot potato voice, trismus, gejala sumbatan jalan napas. Selain itu,
sesetengah pasien mengalami Pembengkakan kelenjar getah bening di leher (tanda
pertama dari masalah di setengah dari semua pasien sakit tenggorok yang menetap
walaupun setelah pengobatan, sulit atau sakit saat menelan dan juga perubahan
suara yaitu suara serak.
2.3.3 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis massa hipofaring dapat dimulai dari anamnesa yang
cermat dan dilakukan pemeriksaan evaluasi tenggorok dan leher. Pada kista
hipofaring akan tampak massa yang mengisi ruang hipofaring.
2.3.5 Tatalaksana
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. SR
Umur : 17 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jambo Ayee
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Periksa : 3 Oktober 2017
No. RM :
3.2 ANAMNESA
A. Keluhan Utama
A. STATUS GENERALISATA
Kesadaran : Composmentis
Aktivitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status Gizi : Baik
B. STATUS LOKALIS
Aurikula KANAN KIRI
Pinna
Kelainan kongenital - -
Othematoma - -
Fistel retroaurikula - -
Perikondritis - -
Canalis aurikularis
Hiperemis - -
Oedem - -
Hiperemis - -
Tragus sign - -
Serumen - -
Lain-Lain - -
Membran Timpani
Bentuk Konkaf Konkaf
Warna Putih mutiara Putih mutiara
Refleks Cahaya + (jam 5) + (jam 7)
Perforasi - -
Bulging - -
Retraksi - -
- -
Lain-Lain
HIDUNG & SINUS KANAN KIRI
Nasal eksternus
Deformitas - -
Hematoma - -
Pembengkakan - -
Hiperemis - -
Krepitasi - -
Lain-lain - -
Sinus Frotalis
Nyeri Tekan - -
Nyeri Ketok - -
Sinus Ethmodalis
Nyeri Tekan + +
Nyeri Ketok + +
Sinus Maksilaris
Nyeri Tekan + +
Nyeri Ketok + +
Rhinoskopi Anterior
Lapang + +
Secret - -
Mukosa Merah muda Merah muda
Septum - -
Lain-Lain - -
Rhinoskopi Posterior
Post Nasal Drip -
Mukosa Merah muda
Cavum Oris
Bibir Dbn
Lidah Massa pangkal lidah uk 5x4x2 mm
Gigi Dbn
FARING KANAN KIRI
Orofaring
Palatum Merah muda Merah muda
Uvula Di tengah Di tengah
Arcus Faring Simetris Simetris
Dinding Belakang - -
Faring
Tonsil
Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Membran - -
- -
Lain-lan
Laringoskopi indirect
Epiglottis Kista uk 6x5x3mm
Valekula Dbn
3.5 RINGKASAN
A. ANAMNESA
Pasien perempuan usia 17 thn datang ke poliklinik THT
RSUD Cut Meutia Aceh Utara dengan keluhan terasa seperti ada
benjolan di tenggorokan. Keluhan ini timbul sejak 3 bulan yang
lalu sebelum masuk RS. Pasien mengeluh sulit menelan terasa
seperti terganjal di tenggorokan. Pasien juga mengeluh nyeri saat
menelan. Keluhan demam, batuk disangkal oleh pasien. Pasien
merasa nafsu makannya menurun. Pasien pernah mengalami nyeri
pada gigi namun membaik setelah diberi obat anti nyeri. Keluhan
pada kuping dan tenggorok tidak ada. Pasien belum pernah
memeriksakan ke dokter. Riwayat alergi, asma dan trauma pada
kepala leher disangkal oleh pasien. Keluhan sesak nafas
disangkal oleh pasien. Kebiasaan minum alkohol, kopi, makan
makanan asin juga disangkal oleh pasien.
B. PEMERIKSAAN FISIK
TELINGA : dbn
HIDUNG & SINUS : dbn
Cavum oris :
Bibir : dbn
Lidah : massa uk 5x4x2 mm
Gigi :dbn
Laringoskopi :
Epiglottis : kista uk 6x5x3mm
3.8 Terapi
Medikamentosa:
o Cefixime 100 mg 2x1
o Natrium diklofenak 50 mg 2x1
o Asam traneksamat 50 mg 2x1
Operatif :
o Eksisi marginal
LAPORAN OPERASI
Asisten : martinis
Penata : Effendi
3.10 PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Bonam
Quo Ad Fungtionam : Bonam
Quo Ad Sanationam : Bonam
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA