Abstrak
Granuloma piogenik merupakan lesi jinak vaskuler pada mukosa yang relatif sering terjadi. Iritasi menjadi penyebab
tersering kejadian pada ginggiva. Tidak ada data pasti angka kejadian granuloma piogenik pada ginggiva di Indonesia.
Granuloma piogenik dapat timbul pada segala umur, namun terbanyak pada usia dewasa muda. Angka kejadian granuloma
piogenik lebih banyak terjadi pada wanita akibat perubahan hormonal selama pubertas, kehamilan, dan menopause.
Gambaran klinis granuloma piogenik pada gingiva berupa benjolan berwarna merah kebiruan, kenyal, dan tidak nyeri.
Secara mikroskopis berupa lesi eksofitik dikelilingi jaringan yang normal dilapisi epitel gepeng berlapis yang rata, atrofi atau
ulserasi dengan lesi terdiri dari proliferasi pembuluh darah disertai jaringan granulasi. Etiopatogenesis dari granuloma
piogenik masih menjadi perdebatan. Beberapa peneliti memasukkan granuloma piogenik kedalam entitas infeksi yang
diakibatkan adanya infeksi oleh Stafilokokus dan botryomycosis. Faktor pertumbuhan yang berperan penting dalam
angiogenesis dan perkembangan granuloma piogenik adalah VEGF dan bFGF. Pemeriksaan imunohistokimia pada
granuloma piogenik akan memberikan ekspresi faktor VIII pada endotel dan negatif pada area seluler. Granuloma piogenik
didiagnosa banding dengan peripheral giant cell granuloma dan Peripheral ossifying fibroma karena secara makroskopis
identik. Granuloma piogenik juga memberikan ekspresi pada bFGF, anti-CD34, dan VEGF. Granuloma piogenik memiliki
prognosis yang sangat baik dengan terapi eksisi namun memiliki tendensi berulang bila eksisi inkomplit. Simpulan:
Granuloma piogenik pada ginggiva merupakan lesi vaskuler jinak yang sering terjadi pada usia muda akibat iritasi dan
memiliki prognosis sangat baik dengan terapi eksisi. [JK Unila. 2016; 1(2): 428-431]
Korespondensi: dr. Rizki Hanriko, Sp.PA. alamat : Jln. Sebiay Dusun II Hajimena Natar Lampung Selatan, HP. 081383665558,
e-mail: rizki.hanriko@gmail.com
Isi
Secara makroskopis granuloma piogenik
berupa massa polipoid berwarna merah
kebiruan, kenyal, bias pedunculated atau sessile,
ukuran beberapa millimeter sampai beberapa
sentimeter. Kadang-kadang ditemukan ulserasi
akibat trauma sekunder dimana lesi ulserasi
ditutupi membran fibrin berwarna kuning.1-7
atau kerusakan jaringan akibat kalkulus atau karena sama-sama merupakan lesi gingival
benda asing dalam gingival crevice. Beberapa reactive hyperplasia.2 Perbedaannya dapat
etiologi seperti trauma, kerusakan pada gigi, dilihat pada tabel 1:
iritasi kronis, hormon, obat-obatan, gingivitis,
overhang restoration, impaksi makanan, Tabel 1. Perbedaan Granuloma Piogenik dengan
periodontitis totalis diketahui dapat Peripheral Giant Cell
menyebabkan timbulnya lesi.2,3 Granuloma Peripheral giant
Enzinger dkk mengelompokkan Granuloma piogenik cell
granuloma piogenik sebagai Benign, acquired, Kemungkinan
Iritasi oleh
vascular, neoplasm. Adanya proliferasi trauma atau
trauma atau
iritasi. Tidak
vaskuler memberikan kesan granuloma Etiologi iritasi
berhubungan
piogenik sebagai neoplasma. dipengaruhi
dengan hormon/
Terdapat dua faktor yang berperan hormon, obat
obat
penting dalam angiogenesis pada granuloma Eksklusif di
piogenik yaitu VEGF dan bFGF. Setelah ginggiva,
Predominan
mengalami trauma maka terjadi pemulihan Lokasi biasanya di
ginggiva
jaringan dengan membentuk jaringan anterior molar
granulasi dengan diawali migrasi sel radang, satu
angiogenesis, proliferasi fibroblast dan sintesis Hiperplasia Hyperplasia
matriks ekstraseluler. Proses ini diatur oleh jaringan fibroblast dengan
Histopatolo granulasi, multinucleated
sitokin VEGF dan bFGF. bFGF merupakan
gi tidak ada pus giant cell. Bukan
factor pertumbuhan (a heparin binding maupun inflamasi
angiogenic protein) yang mitogenik tinggi granuloma granulomatosa
untuk sel endotel vaskuler dan menstimulasi Eksisi Eksisi
angiogenesis. Beberapa peneliti menemukan periosteum/ periosteum/
Terapi
bFGF yang tinggi pada granuloma piogenik membran membran
yang diyakini disintesa dan dilepaskan dari periodontal periodontal
makrofag dan sel mast kedalam matriks Beberapa
Beberapa
ekstraseluler selama neovaskularisasi jaringan rekurensi,
rekurensi,
granulasi.2,3,5 Rekurensi Tidak ada
Tidak ada potensi
potensi
Granuloma piogenik pada gingiva dapat keganasan
keganasan
terjadi selama kehamilan yang dikenal dengan
nama Granuloma gravidarum. Angka kejadian
Peripheral giant cell granuloma secara
granuloma gravidarum sekitar 1-5% dari
makroskopis berupa massa pedunculated atau
seluruh wanita hamil. Granuloma gravidarum
sessile atau nodul cerah, kenyal dan berbatas
biasanya muncul pada trimester I dan tumbuh
tegas. Pertumbuhan lesi relatif lebih cepat
pada area interdental gusi. Granuloma
dibanding granuloma piogenik. Lesi biasanya
gravidarum biasanya mengalami regresi
terletak antara gigi permanen molar I dan
setelah melahirkan dan dapat rekuren pada
insisivus. Secara mikroskopis elemen dasar lesi
kehamilan berikutnya.1,5,7
adalah hiperplasi fibroblas disertai
Pemeriksaan imunohistokimia pada
multinucleated giant cell dan sel radang kronis.
granuloma piogenik akan memberikan
Netrofil lebih sering ditemukan pada lesi yang
ekspresi faktor VIII pada endotel dan negative
mengalami ulserasi.2,4,9,10 Granuloma piogenik
pada area seluler. Granuloma piogenik juga
didiagnosa banding dengan peripheral ossifying
memberikan ekspresi pada bFGF, anti-CD34,
fibroma karena secara makroskopis
dan VEGF.5
memberikan gambaran yang sama namun
Granuloma piogenik didiagnosa banding
massanya berwarna lebih terang dan biasanya
dengan peripheral giant cell granuloma dan
terjadi pada area gigi molar permanen. Secara
Peripheral ossifying fibroma karena secara
mikroskopis peripheral ossifying fibroma
makroskopis identik. Pada satu penelitian, dari
berupa lesi lobuler terdiri dari hyperplasia
100 pasien yang didiagnosa awal dengan
fibroblast dengan tulangi matur dan osteoid.2
granuloma piogenik ternyata 10% peripheral
ossifying fibromadan 5% peripheral giant cell Ringkasan
granuloma.2,6 Granuloma piogenik merupakan lesi
Granuloma piogenik didiagnosa banding vaskuler sehingga sebenarnya tidak tepat
dengan peripheral giant cell granuloma secara penamaan. Granuloma piogenik paling
JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016 430
Rizki Hanriko | Glanuloma Piogenik pada Ginggiva
sering terjadi di ginggiva sebagai akibat respon 5. Kamal R, Dahiya P, Puri A. Oral pyogenic
dari iritasi oleh karena higiene oral granuloma: Various concepts of
perorangan yang jelek dan iritan kronik. Pada etiopathogenesis. J Oral Maxillofac Pathol.
wanita hamil dikenal sebagai granuloma 2012; 16:79-82.
gravidarum. Secara makroskopis berupa 6. Svirsky JA, Wells MJ, Eisen D, James WD,
massa polipoid berwarna merah kebiruan, dan ordoro KM. Oral Pyogenic Granuloma
mikroskopis berupa lesi eksofitik dikelilingi [internet]. New York: Medscape: 2012
jaringan yang normal dilapisi epitel gepeng [disitasi tanggal 4 Juli 2016].Tersedia dari
berlapis yang rata, atrofi atau ulserasi dengan http://emedicine.medscape.com/article/1
lesi terdiri dari proliferasi pembuluh darah 077040-overview#showall
disertai jaringan granulasi. VEGF dan bFGF 7. Rachappa MM, triveni MN. Capillary
merupakan faktor pertumbuhan yang hemangioma or pyogenic granuloma: A
berperan penting dalam angiogenesis. diagnostic dilemma. Contemp Clin Dent.
Granuloma piogenik memiliki tendensi 2010. 1(2):119-22.
berulang sebagai akibat eksisi yang inkomplit. 8. Pierson JC, Tam CC, Butler DF, Chan EF,
James WD, Belsito D. Dermatologic
Simpulan manifestations of pyogenic granuloma
Granuloma piogenik pada gingiva (Lobular Capillary Hemangioma)
merupakan lesi jinak vaskuler pada mukosa [internet]. New York: Medscape. 2012
akibat iritasi dan higiene oral perorangan yang [Disitasi 4 Juli 2016]. Tersedia dari
buruk. Lesi ini berupa benjolan merah www.emedicine.medscape.com/article/10
kebiruan yang kenyal dan tidak nyeri. Lesi ini 84701-overview#showall
memiliki prognosis yang sangat baik dengan 9. Allen CM, Butler DF, Eisen D, James WD.
terapi eksisi. Peripheral Giant Cell Granuloma
[internet]. NewYork: Medscape; 2012
Daftar Pustaka [disitasi 4 Juli 2016]. Tersedia dari
1. Weiss SW, Goldblum JR. Enzinger & www.emedicine.medscape.com/article/10
Weisss Soft Tissue Tumors. Edisi ke-6. 79711-clinical#showal
USA: Mosby Elsevier; 2014. 10. Adlakha VK, Chandna P, Rehani U, Rana V,
2. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. Oral Malik P. Peripheral giant cell granuloma.
pathology: Clinical patologic correlation. Journal of Indian Society of Pedodontics
Edisi ke-4. USA: Saunders Elsevier; 2003. and Preventive Dentistry. 2010; 4(28):293-
3. Robinson RA, Vinvent SD. Benign and Non 6.
Neoplastic Disease. Dalam: Barnes L,
Editor. Surgical Pathology of The Head
and Neck. USA: Informa Healthcare;
2009. hlm 227-8.
4. Eversole LR. Clinical Outline of Oral
Pathology. USA: PMPH-USA; 2011.