oleh
Nindya Rahma Oktavierla, S.Kep
NIM 202311101040
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kista Ovarium di Ruang
Dahlia Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember. Telah dilaksanakan dan disahkan oleh
pembimbing pada :
Hari :
Tanggal : Maret 2021
Mengetahui,
Kepala Ruang Ruang Dahlia
RSD dr. Soebandi Jember
1. Diagnosa Medis
Kista Ovarium
a. Kista fungsional.
Kista fungsional merupakan hasil dari fungsi normal akibat naik turunnya hormon
selama masa mestruasi pada perkembangan kista ovari dan biasanya akan hilang
dengan sendirinya dalam jangka waktu 2-3 kali siklus haid. Kista folikel dan
korpus luteum merupakan contoh umum dari kista fungsional. Kista folikel
merupakan sel telur yang tumbuh dalam sebuah kantung yang bernama folikel
yang terletak didalam ovarium, selama siklus menstruasi. Kista korpus luteum
adalah Suatu keadaan dimana kantung folikel yang biasanya akan menghilang
setelah sel telur lepas namun kantung folikel ini tidak menghilang dan pada mulut
folikel terdapat bukaan, cairan juga akan menumpuk dalam kantung folikel
sehingga akan menyebabkan terbentuknya kista corpus luteum.
b. Kista hemoragik
Kista hemoragik merupakan adneksa atau benjolan yang menyerupai jaringan yang
terbentuk di ovarium tubuh wanita saat pendarahan terjadi ke dalam folikel atau
corpus luteum.
c. Kista patologis.
Kista ini terbentuk karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal dan
umumnya akan menyebabkan timbulnya kista yang bersifat jinak (benign) atau
tumor ganas (malignant). Kista patologis dibedakan menjadi empat yaitu ovarium
polikistik, endometriosis/endometrioma, kistadenoma, dan kista dermoid.
C. Penyebab
Menurut (Setyorini, 2014) terjadinya kista ovarium diakibatkan karena terganggunya
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofisis dan juga ovarium.
Kista ovarium juga dapat diakibatkan karena proses mensturasi itu sendiri atau kista
fungsional dan dapat timbul karena pertumbuhan sel yang abnormal atau kista patologis.
Kista fungsional yaitu terdapat kista folikel dan korpus luteum dimana kista ini terbentuk
saat indung telur melepaskan sel telur untuk dibuahi pada setiap bulan yang ukurannya
semakin bertambah. Selain itu terdapat kista patologis yang terdiri dari kitas dermoid,
adenoma dan endometrioma, kista tersebut tumbuh karena adanya pertumbuhan sel yang
tidak normal dan biasanya tidak berhubungan dengan mesnturasi (Willy,2019).
Selain itu, Terdapat faktor resiko terjadinya kista ovarium menurut, (Fatkhiyah,
2019) yaitu multipara (riwayat ibu melahirkan lebih dari 2) (42,3%), usia 20 sampai 45
tahun , anemia ringan sebesar (42,3%) dan berat badan < 50kg sebesar (26,9%). Namun
menurut (Suwandi,2012 dalam Putri, 2015) menyebutkan bahwa faktor resiko dari kista
ovarium yaitu :
1. Riwayat kista ovarium terdahulu
2. Mesturasi pada usia dini (kurang dari 11 tahun)
3. Mensturasi tidak teratur
4. Penderita hipotiroid
5. Penderita kanker payudara yang pernah kemoterapi
D. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium dapat menyebabkan penimbunan atau tertumpuknya
folikel yang terbentuk tidak sempurna dalam ovarium, folikel tidak berovulasi karena
rendahnya kadar FSH dan tingginya hormon LH, dalam keadaan ini akan mengakibatkan
pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel, folikel tersebut akan gagal dalam
mengalami pematangan dan juga gagal melepaskan sel telur sehingga kegegalan tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya kista dalam ovarium serta dapat mengakibatkan
infertilitas pada wanita.
Pre Op Post Op
Masalah yang mungkin muncul pada pasien dengan kista ovarium beserta data
yang perlu dikaji berdasarkan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2017)
1. Nyeri, dikaji karakteristik nyeri pada pasien, biasanya pada klien dengan kista
ovarium terdapat nyeri pada pada abdomen bagian bawah dan gelisah
2. Defisit nutrisi , mengkaji frekuensi mual dan muntah, catat input dan output
serta menghitung balance cairan dan timbang berat badan dan menghitung
IMT
3. Intoleransi Aktivitas, mengkaji adanya kelemahan pada tubuh klien, serta
aktivitas daily living (ADL), biasanya klien akan menglami perasaan tidak
nyaman setelah melakukan aktivitas yang berlebihan
4. Ansietas, berhubungan dengan pengetahuan klien mengenai penyakitnya, kurat
terpapar informasi mengenai kista ovarium
5. Hambatan mobilitas fisk, perlu dikaji kekuatan otot klien dan juga kemampuan
mobilisasi
5.Diagnosa Keperawatan
3. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan perawatan selama Pencegahan Infeksi (I.14539)
… x24 jam, diharapkan tingkat infeksi pasien O:
menurun dengan kriteria hasil: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
Tingkat Infeksi (L.14137) dan sistemik
1. Tidak ada gejala infeksi T:
2. Kebersihan tangan dan badan terjaga 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
3. Leukosit <10.000 melakukan tidakan perawatan,
3. Pertahankan teknik aseptic
4. Perawatan luka post Op
5. Batasi jumlah pengunjung
K:
6. Kolaborasi pemberian antibiotik
a) Implementasi Keperawatan
Tgal Hari dan No Implementasi Keperawatan Evaluasi formatif Nama dan TTD
Jam Dx
Hari dan 1 Pengertian implementasi Pengertian evaluasi formatif : Nama dan ttd
jam ditulis keperawatan : Evaluasi formatif (proses) adalah perawat
pada saat Implementasi keperawatan aktivitas dari proses keperawatan dan
akan adalah serangkaian kegiatan hasil kualitas pelayanan asuhan
melakukan yang dilakukan oleh perawat keperawatan. Evaluasi proses harus
implementa untuk membantu klien dilaksanakan segera setelah
si mengatasi masalah pada status perencanaan keperawatan yang
kesehatan yang dihadapi sesuai diimplementasikan untuk mrmbantu
dengan kriteria hasil yang menilai efektivitas evaluasi tersebut.
ditentukan oleh perawat. Evaluasi proses yaitu respon klien
Implementasi keperawatan setelah dilakukan implementasi
dilakukan sesuai dengan keperawatan, evaluasi formatif ini
rencana keperawatan dan harus terus dilakukan sampai tujuan
diagnosa keperawatan yang yang telah ditentukan tercapai
telah ditentukan sesuai masalah
kesehatan klien. Implementasi
keperawatan ada beberapa jenis
seperti observasi, terapeutik,
edukasi dan kolaborasi
b) Evaluasi Keperawatan
Fatkhiyah, N. 2019. Faktor resiko kejadian kista ovarium pada wanita usia reproduksi
di rskia kasih ibu kota tegal. Bhamada, JITK. 10:1.
Putri, Crishna. 2015. Pemakaian Kontrasepsi Oral dalam Mencegah Kista Ovarium.:
Universitas Lampung, Fakultas Keddokteran
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatan Perawat Nasional Indonesia.