Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

W
DENGAN KANKER SERVIKS
DI LANTAI II PAVILIUN IMAM SUDJUDI
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT
GATOT SOEBROTO JAKARTA

Kelompok E 1: Erine Amalia H


Kartika Amelia P
Marsa Aulia
Riafi Mahligai P
Rosiana Dwi Y
01
KANKER
SERVIKS
LATAR BELAKANG

Penyakit kanker serviks (cervical cancer) adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitu
suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Purwoastuti, 2015).

Kanker serviks merupakan kanker yang yang paling sering terjadi pada wanita, sebesar 7,5%
dari semua kematian disebabkan oleh kanker serviks. Diperkirakan lebih dari 270.000 kematian
diakibatkan oleh kanker serviks setiap tahunnya, dan lebih dari 85% terjadi di negara berkembang
(WHO, 2014).
Di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto dari bulan April sampai Juni tahun
2021 ditemukan 48 kasus kanker serviks dengan distribusi yang paling banyak terkena
kanker serviks yaitu pada usia 45-49 tahun.
Definisi

Kanker serviks merupakan kanker yang


menyerang area serviks atau leher rahim,
yaitu area bawah pada rahim yang
menghubungkan rahim dan vagina

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.


Etiologi

HPV (Human papilloma virus), merokok, hubungan seksual pertama dilakukan pada
usia dini, berganti-ganti pasangan seksual, gangguan sistem kekebalan, pemakaian pil
KB

Manifestasi Klinis
Keputihan, perdarahan setelah senggama, hilangnya nafsu makan dan berat badan yang
terus menurun, nyeri tulang panggul dan tulang belakang, nyeri disekitar vagina, nyeri
abdomen, nyeri pada anggota gerak (kaki).
Patofisiologi

Pada zona transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel progresif yang berakhir
sebagai karsinoma servikal invasif. Displasia servikal dan karsinoma in situ atau High-grade
Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL) mendahului karsinoma invasif. Karsinoma serviks
terjadi bila tumor menginvasi epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker servikal
menyebar luas secara langsung kedalam jaringan para servikal. Pertumbuhan yang
berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan
servikal. Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina,
ligamentum kardinale dan rongga endometrium. Invasi ke kelenjar getah bening dan
pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh.
Pemeriksaan penunjang

1. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)


2. Tes Pap Smear
Penatalaksanaan
1. Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP)
2. Terapi radiasi internal dan eksternal
3. Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah
bening
4. Kemoterapi
5. Tindakan klinis dengan obat-obatan anti kanker
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal 10 Juni 2021, klien
masuk rumah sakit tanggal 7 Juni 2021 di kamar 204
Lantai II Paviliun Imam Suyudi RSPAD Gatot
Soebroto, No. Register 01041665 dengan diagnosa
Kanker Serviks stadium 1B.

Nama klien W, jenis kelamin perempuan, usia 49


tahun, sudah menikah, agama islam, suku bangsa
jawa, pendidikan SMP, bahasa yang digunakan bahasa
Indonesia, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, sumber
informasi klien dan status pasien.
RESUME
Klien masuk melalui Poli Onkology RSPAD Gatot Soebroto. Klien mengeluh pernah perdarahan vagina
selama 1 bulan pada bulan februari 2021 kemudian memeriksakan diri ke Poli Onkology lalu dokter
menganjurkan pasien untuk rawat inap untuk dilakukan tindakan operasi. Pasien melakukan operasi
laparatomy HT radikal pada tanggal 8 Juni 2021, laporan hasil pembedahan: tampak uterus kecil setelur
ayam kesan mioma uteri multipel. Ketika melakukan pengkajian tanggal 10 Juni 2021, klien mengatakan
nyeri di bagian luka operasi, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, hilang timbul, skala nyeri 4, nyeri
hilang ketika beristirahat dan tidak melakukan banyak gerak dan timbul ketika melakukan pergerakan,
adanya sedikit keluaran darah dari genetalia pasien, pada bagian abdomen pasien tampak luka operasi
sepanjang 10cm, luka tertutup kassa, kassa tampak kotor, tidak ada tanda-tanda infeksi (KDRTF). Tanda-
tanda vital: TD: 120/70 mmHG, N: 81 kali/menit, RR: 20 kali/menit, T: 36,5C, terpasang IVFD RL
(30tpm) diberikan obat Ketorolac, Bactesyn, Asam Tranecxamat. Hemoglobin: 9.5* ( 13.0 – 16.0 g/dL)
Hematokrit: 27* ( 37 – 49 % ) Eritrosit: 3.1* ( 4,3 – 6,0 juta/µL ) Eosinofil: 0* (1 – 3%) Segmen: 75* (50 –
70%) Limfosit: 15* (20 – 40%) RDW: 15.80* (11.5 – 14.5%)
Dari data di atas ditemukan masalah keperawatan risiko perdarahan, nyeri dan resiko infeksi belum
teratasi. Telah dilakukan tindakan observasi TTV /8 jam, perawatan luka, pemberian antibiotik dan
analgesik.
DATA FOKUS
DS DO
Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka post Pasien tampak pucat
operasi Pasien post operasi laparotomy HT radikal hari ke
P: nyeri bertambah jika melakukan banyak 2, Terdapat luka post operasi sepanjang 10 cm
pergerakan, nyeri berkurang jika istirahat dibagian abdomen bawah, Balutan luka tampak
Q: seperti tertusuk-tusuk kotor, Tanda vital: TD: 130/80 mmHG, N: 81
R: abdomen bagian bawah hingga vagina kali/menit, RR: 20 kali/menit, T: 36,5C, Laporan
S: 4 hasil pembedahan: laporan hasil pembedahan:
T: hilang timbul tampak uterus kecil setelur ayam kesan mioma
Pasien mengatakan telah dilakukan operasi pada uteri multiple, Pasien tampak meringis ketika nyeri
8 Juni 2021 timbul, Pasien terlihat pucat ,Konjungtiva anemis
Pasien mengatakan keluar darah bergumpal dari CRT >2 detik ,Haemoglobin : 9,5 g/dl Hematokrit
kemaluan 27%, Pasien terlihat lemas Pasien terlihat pucat
Pasien mengatakan terkadang kepala terasa ,Pasien hanya berbaring dan sesekali duduk di
pusing dan badan terasa lemas tempat tidur
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1. DS:
-Pasien mengatakan keluar sedikit darah dari Perfusi perifer tidak Penurunan
kemaluan efektif konsentrasi
hemoglobin

DO :
-Pasien terlihat pucat
-Konjungtiva anemis
-CRT > 2 detik
-Hemoglobin 9,5 g/dl
-Hematokrit 27 %
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI

2. DS:
-Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka post operasi Nyeri akut Agen pencedera fisik
-P: nyeri bertambah jika melakukan banyak pergerakan,
nyeri berkurang jika istirahat
Q: seperti tertusuk-tusuk
R: abdomen bagian bawah hingga vagina
S: 4
T: hilang timbul

DO :
-Laporan hasil pembedahan: laporan hasil pembedahan:
tampak uterus kecil setelur ayam kesan mioma uteri
multipel
-Pasien terlihat meringis ketika nyeri timbul
-Nyeri tekan pada perut bagian bawah
-TD : 120/70 mmHg
-N : 81x/menit
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI

3. DS :
-Pasien mengatakan balutan selalu diganti setiap Risiko infeksi Masuknya
pagi oleh perawat mikroorganisme
sekunder terhadap
DO : pembedahan
-Balutan luka post operasi tampak kotor
-Pasien post operasi laparotomy HT radikal hari ke
2, Terdapat luka post operasi sepanjang 10 cm
dibagian abdomen bawah
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI

4. DS:
- Pasien mengatakan terkadang kepala terasa Intoleransi Aktivitas Ketidakseimbanga
pusing dan badan terasa lemas n antara suplai dan
kebutuhan oksigen

DO:
-Pasien terlihat lemas
-Pasien terlihat pucat
-Pasien hanya berbaring dan sesekali duduk di
tempat tidur
Intervensi Keperawatan
DX 1 : Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24jam. Perfusi perifer efektif,
dengan kriteria hasil:
-Tekanan systole dan diastole dalam rentang normal TD : 120/80 mmHg
-Kapilarirefil < 2 detik
-Hemoglobin normal (12 g/dl)

Intervensi :
1)Periksa sirkulasi perifer
2)Identifikasi faktor resiko gangguan pada sirkulasi
3)Monitor adanya panas, kemerahan, nyeri atau bengkak ekstermitas
4)Catat hasil lab Hb dan Ht
5)Lakukan hidrasi
6)Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan pemberian tranfusi darah
7)Berikan tranfusi darah
Intervensi Keperawatan

Dx 2 : Nyeri akut b.d agen pencedera fisik


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24jam nyeri berkurang dengan
kriteria hasil:
-Tanda – Tanda Vital Normal
-Skala nyeri berkurang
-Klien menampakkan wajah rileks

Intervensi :
1)Kaji tingkat nyeri (lokasi, lama nyeri, dan intensitas nyeri)
2)Kaji TTV
3)Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4)Beri posisi yang nyaman
5)Berikan obat Analgetik sesuai anjuran dokter
Intervensi Keperawatan
Dx 3 : Risiko infeksi b.d masuknya mikroorganisme sekunder terhadap pembedahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Infeksi tidak terjadi dengan kriteria
hasil:
-Tidak ada tanda-tanda infeksi
-Balutan luka bersih
-TTV dalam batas normal

Intervensi :
1)Kaji luka dan tanda-tanda infeksi
2)Gunakan teknik aseptic ketika melakukan perawatan luka
3)Lakukan perawatan luka dengan meningkatkan prosedur cuci tangan yang baik dan benar
4)Dorong klien untuk makan makanan yang mengandung protein seperti putih telur dan ikan
5)Monitor TTV
6)Berikan Antibiotik sesuai anjuran dokter
Intervensi Keperawatan
Dx 4 : Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam intoleransi
aktivitas teratasi dengan kriteria hasil:
-Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap
-Sirkulasi status baik
-Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat

Intervensi :
1)Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2)Monitor pola dan jam tidur
3)Anjurkan melakukan aktivitas bertahap
4)Anjurkan menghubungi perawat jika ada tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
Implementasi Keperawatan
Dx 1 : Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin

Kamis, 10 Juni 2021


Pukul 08:15 Menanyakan adanya perdarahan pervaginam hasil: pasien mengatakan keluar darah bergumpal
dari kemaluan, Pukul 08:35 Memberikan obat injeksi Asam Traneksamat 1 amp/IV Hasil: tidak ada reaksi
alergi, Pukul 12:45 Melihat adanya tanda dan gejala gangguan sirkulasi perifer Hasil: CRT > 2 detik,
konjungtiva anemis, muka pucat, Pukul 13:05 Melihat hasil laboratorium (hemoglobin dan hematokrit)
Hasil: Hemoglobin 9,5 g/dl , Hematokrit 27 %, Pukul: 14:00 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga
tentang tindakan pemberian tranfusi darah Hasil: pasien dan keluarga memahami pentingnya pemberian
tranfusi, Pukul 14:30 memasang perlengkapan tranfusi Hasil: telah terpasang bloodset dengan NaCl 0,9% 20
tpm, Pukul 15:00 Mengukur tanda-tanda vital Hasil: TD: 130/80 mmHg S: 36,5c N: 81x/menit RR:
20x/menit, Pukul 15: 14 Memberikan tranfusi darah hasil: Pasien terpasang tranfusi darah Golongan Darah :
B No.PDUT : 14968 Jenis tranfusi : PRC Volume : 265 cc
Jum’at 11 Juni 2021
Pukul 08:15 Menanyakan adanya perdarahan pervaginam Hasil: Pasien
mengatakan darah yang keluar tidak sebanyak kemarin, Pukul 08.20
Memberikan obat injeksi Asam Traneksamat 1 amp/IV Hasil: Tidak ada reaksi
alergi, Pukul 14.15 Melihat hasil laboratorium Hasil: Hemoglobin 12,0g/dL,
Pukul: 14.30 Mengukur tanda-tanda vital Hasil: TD: 136/75 mmHg S: 36,2c
RR: 20x/menit N: 90x/menit
Sabtu, 12 Juni 2021
Pukul 08.15 Menanyakan adanya perdarahan pervaginam Hasil: Pasien
mengatakan perdarahan sudah tidak terlalu banyak Pukul 08.25 Memberikan
obat injeksi Asam Traneksamat 1 amp/IV Hasil: Tidak ada reaksi alergi Pukul
09.15 Mengukur tanda-tanda vital Hasil: TD: 135/70 mmHg S: 36,5c RR:
21x/menit N: 85x/menit
Implementasi Keperawatan
DX 2 : Nyeri akut b.d agen pencedera fisik

Kamis, 10 Juni 2021


Pukul 08.35 Memberikan obat injeksi Ketorolac 1amp/IV Hasil: Tidak ada reaksi alergi,
Pukul 08.45 Mengkaji skala nyeri berdasarkan PQRST Hasil: P : nyeri Q : seperti
ditusuk-tusuk R :nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 5 T : hilang
timbul Pukul 08.47 Melihat reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Hasil: Pasien terlihat
meringis Pukul 13.00 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam Hasil: Pasien paham
dan mengikuti arahan dengan baik Pukul 15.00 Mengukur tanda-tanda vital Hasil: TD:
130/80 S: 36,5c N: 81x/menit RR: 20x/menit
Jum’at, 11 Juni 2021
Pukul 08.20 Memberikan obat injeksi Ketorolac 1amp/IV Hasil: Tidak ada reaksi alergi,
Pukul: 08:40 Mengkaji skala nyeri berdasarkan PQRST Hasil: P : nyeri timbul ketika ingin
bergerak Q : seperti ditusuk-tusuk R: nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala
nyeri 3 T : hilang timbul Pukul:14.30 Mengukur tanda-tanda vital Hasil: TD: 136/75
mmHg S: 36,2c RR: 20x/menit N: 90x/menit, Pukul 15.00 Menganjurkan pasien untuk
melakukan teknik relaksasi nafas dalam Hasil: Pasien mengikuti arahan dan mengikuti
dengan baik
Sabtu, 12 Juni 2021
Pukul 08.25 Memberikan obat injeksi Ketorolac 1amp/IV Hasil: Tidak ada reaksi alergi,
Pukul 09:00 Mengkaji skala nyeri berdasarkan PQRST Hasil: P : nyeri ketika ingin
bergerak Q : seperti ditusuk-tusuk R: luka bagian post operasi S : skala nyeri 1 T : hilang
timbul, Pukul 09.15 Mengukur tanda-tanda vital Hasil: TD: 135/70 mmHg S: 36,5c RR:
21x/menit N: 85x/menit.
Implementasi Keperawatan
Dx 3: Risiko infeksi b.d masuk mikroorganisme sekunder terhadap pembedahan

Kamis, 10 Juni 2021


Pukul 08.20 Melakukan perawatan luka Hasil: Tidak ada tanda tanda infeksi, balutan terpasang
rapih, Pukul 08.35 Memberikan obat injeksi Bactesyn 1g Hasil: Tidak ada reaksi alergi, Pukul
15.00 Mengukur tanda-tanda vital Hasil: TD: 130/80 S: 36,5c N: 81x/menit RR: 20x/menit

Jum’at, 11 Juni 2021


Pukul 08.20 Memberikan obat injeksi Bactesyn 1g Hasil: Tidak ada reaksi alergi, Pukul 08.25
Melakukan perawatan luka Hasil: Tidak ada tanda tanda infeksi, balutan terpasang rapih,
Pukul:14.30 Mengukur tanda-tanda vital Hasil: TD: 136/75 mmHg S: 36,2c RR: 20x/menit N:
90x/menit
Sabtu, 12 Juni 2021
Pukul 08.25 Memberikan obat injeksi Bactesyn 1g Hasil: Tidak ada reaksi alergi, Pukul 08.30
Melakukan perawatan luka Hasil: Tidak ada tanda tanda infeksi, balutan terpasang rapih,
Pukul 09.15 Mengukur tanda-tanda vital Hasil: TD: 135/70 mmHg S: 36,5c RR: 21x/menit
N: 85x/menit, Pukul 09.25 Mengajarkan kepada pasien dan keluarga cara mencuci tangan
yang benar Hasil: Pasien paham dan mengerti tentang cara mencuci tangan yang baik dan
benar
Implementasi Keperawatan
Dx 4: Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

Kamis, 10 Juni 2021


Pukul 12:15Membantu pasien untuk duduk
Hasil: Pasien duduk secara perlahan,

Jum’at 11 Juni 2021


Pukul 11.00 Melihat reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Hasil: Pasien terlihat meringis Pukul
14.00 Menganjurkan pasien untuk banyak istirahat Hasil: Pasien akan mencoba untuk banyak
istirahat

Sabtu, 12 Juni 2021


Pukul 09.30 Membantu pasien untuk duduk Hasil: Pasien sudah bisa duduk secara perlahan tanpa bantuin keluarga
Evaluasi Keperawatan
Sabtu, 12 Juni 2021

Dx 2:
Dx 1:
S :Pasien mengatakan nyeri berkurang
S :Pasien mengatakan sudah tidak -Skala 1
darah yang keluar dari kemaluan -Pasien mengatakan lebih nyaman dengan
teknis nafas dalam
O :Akral hangat, CRT < 2 detik,
O:
konjungtiva ananemis, wajah -TTV
tidak pucat TD:135/70 mmHg
-Hemoglobin 12,0g/dL N:85 x/i
A : tujuan tercapai, masalah P:20 x/i
S:36,50C
teratasi A : tujuan tercapai, masalah teratasi
P :Implementasi dihentikan P : Implementasi dihentikan
Evaluasi Keperawatan
Sabtu, 12 Juni 2021

Dx 3: Dx 4:
S :Pasien mengatakan sudah bisa
melakukan aktivitas secara sendiri
S :- dan perlahan
O :Balutan luka bersih dan rapih O : TTV
-Tidak ada tanda tanda infeksi TD:135/70 mmHg
A : Masalah teratasi N:85 x/i
P :Implementasi dihentikan P:20 x/i
S:36,50C
A : Masalah teratasi
P :Implementasi dihentikan
PEMBAHASAN
• Pengkajian

Pada tahap pengkajian terdapat kesenjangan antara teori dan kasus


Pada pemeriksaan penunjang kesenjangannya meliputi pemeriksaan pelvik, pemeriksaan IVA
Test dan hasil pap smear.

Diagnosa
Pada tahap diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
yaitu:
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh.
Intervensi

Pada tahap perencanaan terdapat kesenjangan antara teori dan kasus


Pada penetapan tujuan ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Pada
teori sudah menggunakan SMART (spesifik, measurable, achievable, raelistic, time)
tetapi tidak dibatasi waktunya, sedangkan pada kasus dibuat berdasarkan SMART dan
dibuat batasan waktu atau timing yaitu 3x24 jam, karena penulis diberikan
kesempatan untuk memberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, Hal ini berdampak
pada penetapan kriteria hasil yang disesuaikan dengan waktu yang diberikan dalam
memberikan asuhan keperawatan

Implementasi
Tahap pelaksanaan pada kasus disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat dan semua rencana
tindakan dapat dilaksanakan, tindakan yang telah dilakukan didokumentasikan pada catatan
keperawatan meliputi waktu, tindakan dan respon klien

Evaluasi
Pada tahap evaluasi dari ketiga diagnosa keperawatan yang ditemukan masalah
teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, and H. K. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA. Edisi revisi jilid

1. Yogyakarta: MediAction.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Endang Purwoastuti, and E. S. M. (2015). Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial Bagi Kebidanan. Yogyakarta:

PUSTAKABARUPRESS

Price, and W. (2012). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta: EGC.

Reeder, D. (2013). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga, Edisi 18 Volume 1. Jakarta: EGC.

Sofia, F (2019). Kanker Serviks: Terintegrasi Dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran

Keperawatan Indonesia (SLKI), Dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) PPNI. Jakarta: Deepublish
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai