Oleh :
NURHASANAH
19.19401.056
PROFESI NERS
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
B. ETIOLOGI
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak
diketahui secara pasti diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen.
Faktor –faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom (sindrom
down)
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus,
hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen
a. Riwayat kehamilan ibu
sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan
tanpa resep dokter seperti thalidmide, dextroamphetamine.
aminopterin, amethopterin, jamu)
b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
c. Pajanan terhadap sinar –X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut
jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih
dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan
terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan ,
oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin
sudah selesai. Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung
sianotik karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen
ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan)
dan sesak nafas. Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari,
dimana bayi mengalami serangan sianotik karena menyusu atau menangis.
1. Menurut (FK UNRI : 2010) pada tetralogi fallot terdapat empat macam
kelainan jantung yang bersamaan, maka:
2. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari
sebuah lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga
menerima darah dari kedua ventrikel.
3. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari
ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah
masuk ke aorta.
4. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang
septum
ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, mengaabaikan
lubang
ini.
5. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke
dalam
aorta yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang,
sehingga
terjadi pembesaran ventrikel kanan.
Kesulitan fisiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah
tidak melewati paru sehinggatidak mengalami oksigenasi. Sebanyak 75%
darah vena yang kembali ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel
kanan ke aorta tanpa mengalami oksigenasi.
TOF dibagi dalam 4 derajat :
1. Derajat I : tak sianosis, kemampuan kerja normal
2. Derajat II : sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang
3. Derajat III : sianosis waktu istirahat, kuku gelas arloji, waktu kerja sianosis
bertambah, ada dispneu.
4. Derjat IV : sianosis dan dispneu istirahat, ada jari tabuh.
E. PENEGAKAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat
saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan
16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.
BGA
Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida
(PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan
PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita
defisiensi besi.
Analisa Gas Darah
PCV meningkat lebih besar 65% dapat menimbulkan kelainan
koagulasi ; waktu perdarahan memanjang, fragilitas kapiler meningkat,
umur trombosit yang abnormal.
Desaturasi darah arterial
Anemia hipokrom mikrositer (karena defisiensi besi)
2. X foto dada (radiologi)
Jantung tidak membesar
Arkus aorta sebelah kanan (25%)
Aorta asendens melebar
Konus pulmonalis cekung
Apeks terangkat
Vaskularitas paru berkurang
Jantung berbentuk sepatu
3. EKG
Defisiasi sumbu QRS ke kanan (RAD) hipertrofi ventrikel kanan
(RVH): gelombang P diantara II sering tinggi.
4. Ekokardiogram
Overiding aorta
Defect septum ventrikel
Jalan keluar ventrikel kanan menyempit
Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek
septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi
stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen,
peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau
rendah.
KEPERAWATAN
1. Diagnosa
keperawatan
keperawatan.
makan.
oksigen.
2. Intervensi
Keperawatan
DX NOC NIC
Gangguan Tujuan : Setelah Airway
pertukaran dilakukan tindakan management
gas b.d keperawatan pertukaran Identifikasi
penurunan gas kembali adekuat pasien perlunya
alian darah ke Dengan Kriteria Hasil. pemasangan alat
pulmonal Respiratory status : Gas jalan nafas
exchange buatan
Mendemonstrasika lakukan
n peningkatan fisioterapi dada
ventilasi dan jika perlu
oksigenasi yang keluarkan sekret
adekuat dengan batuk
Memelihara atau suction
kebersihan paru- auskultasi suara
parudan bebas dari nafas, catat
tnda-tanda distress adanya suara
pernafasan tambahan
Mendemonstrasika Monitor
n batuk efektif dan respirasi dan
suara nafas yang status O2
bersih, tidak ada - Respiratory
sianosis dan Montoring
dyspneu (mampu Monitor rata-
mengeluarkan rata, kedalaman,
sputum, mampu irama dan usaha
bernafas dengan respirasi
mudah, tidak ada Auskultasi suara
pursed lips) nafas, catat area
Tanda-tanda vital penurunan /
dalam rentang tidak adanya
normal ventilasi dan
suara tambahan
Auskultasi suara
paru setelah
tindakan untuk
mengetahui
hasilnya
I. PERAN PERAWAT
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan Memperhatikan keadaan kebutuhan
keperawatan.
3. Sebagai educator
4. Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari semua tenaga medis seperti dokter, fisioterapi, ahli gizi dll
diperlukan.
5. Sebagai konsultan
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah awal dari tahapan proses keperawatan. Dalam
melakukan pengkajian, harus memperhatikan data dasar pasien. Pengkajian
yang perlu dilakukan pada klien anak dengan Tetralogi of fallot diantaranya
adalah:
1. Pengkajian Umum
a. Identitas pasien
Pada sebagian besar kasus, diagnosis kelainan ini ditegakkan setelah
Keluhan utama
- kebiruan
bawaan.
Adanya penyakit rubela atau infeksi virus lainnya pada ibu saat hamil
talidomid,dextroamphetamine,aminopterin,jamu.
f. Imunisasi
2. Pengkajian Khusus
yang cukup, teratur, dan lebih banyak daripada anak normal untuk
berada pada rentang gizi sedang dan gizi buruk. Status gizi seorang
anak dapat dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB standar) X
e. Pola eliminasi
g. Konsep diri
h. Pola koping
3. Pemerikaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran
Kesadaran pasien ventrikel septum defek dapat mengalami
Sirkulasi
obstruksi.
Respirasi
kematian.
Eliminasi
normal.
Neurosensori
Gastrointestinal
Muskuloskeletal
Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih
Integumen
Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,
usia 6 bulan
Endokrin
normal.
Reproduksi
normal.
2. Inspeksi
a. Status nutrisi
b. Warna
c. Deformitas dada
e. Ekskursi pernafasan
f. Jari tabuh
Berhubungan dengan beberapa tipe penyakit jantung congenital,
clubbing finger
g. Perilaku
a. Dada
b. Nadi perifer
ketidaksesuaian.
4. Auskultasi
a. Jantung
d. Paru-paru
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Radiologis
c. Elektrokardiogram
Pada neonatus EKG tidak berbeda dengan anak normal. Pada anak
d. Ekokardiografi
e. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek
rendah.
ditandai dengan terdengar bising sistolik yang keras di daerah pulmonal yang
cepat dan dalam, lemas, sinkop bahkan sampai koma dan kematian.
dengan penambahan berat badan yang buruk, cepat lelah saat menyusu
oksigen yang ditandai dengan dyspnea, pada gambaran EKG Tampak pula
ditandai dengan penurunan nafsu makan yang dapat berakibat status nutrisi
pada pasien tetralogi of fallot berada pada rentang gizi sedang dan gizi buruk.
Status gizi seorang anak dapat dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB
standar) X 100 %, dengan interpretasi yaitu <60% (gizi buruk), <30% (gizi
5. Cemas (orang tua) b.d kurang terpapar informasi yang ditandai denggan
merasa khawatir
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Edukasi
a. Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
a. Klaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan
1. Observasi
Terapi aktivitas (1.05186)
a. Identifikasi deficit tingkat aktivitas
b. Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
2. Teraupetik
d. Libatkan dalam permaianan kelompok
yang tidak kompetitif, terstruktur, dan
aktif
e. Libatkan keluarga dalam aktifitas
3. Edukasi
a. Anjurkan melakukan aktivitas fisik,
social, spiritual dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan kesehatan
1. Observasi
Promosi BB (I.03136)
d. Identifikasi kemungkinan
penyebab BB turun
e. Monitor jumlah kalori yang
dikonsumsi sehari-hari
f. Monitor BB
g. Monitor albumin, limfosit dan
elktrolit serum
2. Teraupetik
a. Sediakan makanan sesuai kondisi
pasien (makanan dengna tekstur
halus, atau cair
b. Hidangkan makanan secara
menarik
c. Berikan suplemen, jika perlu
d. Berikan pujian pada pasien/
keluarga untuk peningkatan yang
dicapai
e. distraksi yang menyenangkan
f. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur
jika tidak dapat berpindah dan
berjalan
3. Edukasi
a. Jelakan jenis makanan yang
bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
b. Jelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selma 3x24 jam diharapkan ansietas menurun
dengan kreteria hasil:
5. Tingkat ansietas (L.09093)
Indikator Saat ini Target SIKI
Verbalisasi 2 4 Reduksi ansietas (I.09314)
kebingungan 1. Monitor tanda-tanda ansietas
Verbalisasi 3 4 2. Ciptakan suasaa terupetik untuk
khawatir akibat menumbuhkan kepercayan
kondisi yang
3. Dengarkan dengan penuh perhatian
dihadapi
Perilaku gelisah 3 4 4. Anjurkan mengungkapkan perasaan
Perilaku tegang 3 4 Terapi relaksasi (I.09326)
1. Ciptakan suasana yang tenang
2. Aarkan teknik mengurangi cemas
(dengarkan music, relaksasi nafas
dalam, hipnoterapi dll)