Oleh :
1. Asmar
2. Aufa Islami
3. Elfiyanti
4. Elvia Djohany
5. Gustina Yustisia
6. Harpeni
7. Ilman
8. Mardalinda
Pembimbing
Klinik Akademik
( ) ( )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
”Penulisan laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan
dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu kelompok mengucapkan Terima
yang telah memberi semangat dan kerja sama yang baik dalam penyusunan
laporan ini
Kepada yang teristimewa Bapak, Ibu, kakak dan adikku serta teman dan
Laporan ini. Terima kasih atas pengorbanan dan dorongan yang telah diberikan
pada kelompok, baik moril atau materil. Semoga Allah SWT senantiasa
i
3
membantu kelompok.
Kelompok
ii
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................ 4
C. Manfaat.......................................................................................... 4
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian......................................................................................54
B. Diagnosa........................................................................................55
C. Intervensi.......................................................................................56
D. Implementasi..................................................................................57
E. Evaluasi..........................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
iii
5
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
oxygen caring capacity). Secara praktis anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar
dalam Desmawati (2013) batasan kadar hemoglobin untuk laki-laki dewasa umur
yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju.
Asia dan Afrika. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia
berisiko tinggi anemia adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah, dan
Prevalensi anemia menurut WHO tahun 2018 sebesar 36%. World Health
daerah dikatakan ringan jika berada pada angka 10% dari populasi target, kategori
sedang jika 10-30% dan gawat jika lebih dari 30%. Menurut data hasil Riskesdas
berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur lebih dari 15
tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
1
2
tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu
hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun
sebesar 57,1% dan usia 19- 45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai risiko
terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri (Kemenkes RI, 2013).
faktor diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya seperti vitamin
A, C, folat, riboplafin dan B12 untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam
salah satu sumber zat besi yang mudah diserap, mengkonsumsi sumber makanan
nabati yang merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap (Briawan,
2014). Penyebab lain anemia itu adalah dari saluran cerna dan terjadi melena.
Menurut Sylvia, (2011) melena adalah buang air besar seperti aspal, umumnya
duodenum. Warna merah gelap atau hitam berasal dari konversi Hb menjadi
anemia yang mengakibatkan harus di transfuse darah. Keadaan klien pun menjadi
lemas, tampak pucat, tidak nafsu makan dan waktu istirahatnya terganggu.
Maka dari itu peran perawat disini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan klien
menciptakan lingkungan yang nyaman. Tak lupa dengan pemberian terapi obat
3
yang diresepkan oleh dokter. Dampak apabila tidak ada kadar hemoglobin dalam
tubuh, kapasitas pembawa oksigen darah dapat berkurang sampai 99% dan
keputusan etik dan peneliti. Memahami diri sendiri memungkinkan perawat untuk
keterampilan, pengetahuan, dan kasih sayang dengan kualitas pribadi yang unik
(Sarwono,2013).
kelelahan, masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan
gagal jantung, gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal dan juga
mengenai jumlah kasus anemia pada tahun 2020 sebanyak 96 kasus. Untuk tahun
2021 sejak bulan Januari sampai dengan April sebanyak 22 kasus (Medical
Berdasarkan uraian diatas maka dari itu kelompok merasa tertarik untuk
Tn.S dengan Anemia di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Lubuk Sikaping
Tahun 2021.
4
1. Tujuan Umum
pada Tn.S dengan Anemia di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Lubuk
2. Tujuan khusus
C. Manfaat
1. Bagi penulis
2. Bagi Pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Defenisi
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit)
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
yang paling umum ); faktor-faktor etiologi lainnya yaitu defisit zat besi dan
suddarth, 2013)
(Behrman, 2014).
6
7
bahwa anemia adalah gambaran keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin (HB) serta
2. Etiologi
produksi sel darah merah. Penyebab anemia adalah menurunnya produksi sel-
ertropoetin, misalnya pada gagal ginjal yang parah. Gejala yang timbul adalah
kelelahan, berat badan menurun, letargi, dan membran mukosa menjadi pucat.
gejala, sedangkan pada anemia akut yang terjadi adalah sebaliknya. Pasien
(Pedersen, 2013).
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
3. Kriteria Anemia
tersebut sangat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan ketinggian tempat
Batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO pada tahun 2013.
Dinyatakan sebagai anemia bila tedapat nilai dengan criteria sebagai berikut :
a. Hb <10gr/dl
b. Hematokrit <30%
10
c. Eritrosit <2,8juta
kurangnya asupan zat gizi berupa besi yang penting dalam proses
4. Patofisiologi
Menurut Wiwik, h., & Hariwibowo, A. S (2015) patofisiologi pada klien
tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi. Pajanan toksik, invasi
tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi), hal ini dapat akibat
defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
WOC Anemia 12
Perdarahan masif Eritrosit prematur Defisiensi besi, B12, Fe Defisiensi sumsum tulang kongengital
/ akibat obat –obatan
HB menurun
ANEMIA
Intoleransi aktifitas
13
5. Klasifikasi Anemia
↓
Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler
↓
Gangguan sel induk di sumsum tulang
↓
Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai
↓
Pansitopenia
↓
Anemia aplastik
Gejala-gejala :
pusat.
Gejala-gejala :
dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses
↓
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi dari usus kurang
↓
sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin
↓
Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya :
d. Anemia megaloblastik
pecandu alkohol.
↓
Sintesis DNA terganggu
↓
Gangguan maturasi inti sel darah merah
↓
Megaloblas (eritroblas yang besar)
↓
Eritrosit immatur dan hipofungsi
6. Manifestasi Klinis
timbul pada saat menentukan diagnosis. Biasa terjadi diare dan berat
warna pucat membuat kulit berwarna kuning lemon, lidah halus, atrofi
yang fungsional.
7. Pemeriksaan penunjang
berikut :
1) Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap
darah tepi.
feritin serum.
Hb.
sitokimia.
1) Faal ginjal
2) Faal endokrin
3) Asam urat
4) Faal hati
5) Biakan kuman
3) Pemeriksaan sitogenetik.
8. Penatalaksanaan
a. Pencegahan Anemia
termasuk :
1) Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya.
kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang
dan kacang-kacangan.
2) Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di
3) Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
b. Penanggulangan Anemia
antara lain :
dan kalsium.
c. Penatalaksanaan terapi
berikut ini :
tambang
jenis ini, penderita harus diawasi dengan ketat. Jika terdapat respon
yang baik, terapi diteruskan, tetapi jika tidak terdapat respon, maka
merah.
membutuhkan oksigen
b) Pemberian preparat fe
9. Komplikasi
a. Cardiomegaly
c. Gastritis
d. Paralysis
e. Paranoia
g. Infeksi genoturia
penderita anemia akan mudah terkena infeksi, batuk-pilek, flu, atau terkena
infeksi saluran napas, jantung juga menjadi mudah lelah, karena harus
memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat
janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga
1998).
dapat dilakukan “chin lift” atau “jaw thrust”. Selama memeriksa dan
gas yang terjadi pada saat bernafas mutlak untuk pertukaran oksigen
timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas
terdengarronchi /aspirasi.
24
b) Kontrol Perdarahan
lanjut
4) Disability
b. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
transport.
imunisasi.
d) Riwayat keluarga
pernafasan
2) Pengkajian fisik
(N : 60 – 100 x/i)
RR : meningkat (N : 20 – 30 x/i ).
d) Kulit
e) Kepala
f) Mata
g) Hidung
h) Telinga
i) Mulut
j) Leher
k) Thoraks
l) Abdomen
m) Genetalia
n) Ekstremitas
akral dingin.
o) Anus
p) Neurologis
ditandai dengan pengisian kapiler 3 detik, akral teraba dingin, dan warna kulit
pucat
C. Intervensi Keperawatan
Edukasi
g. Jelaskan tujuan,
manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan
efek samping
h. Informasikan imunisasi
yang diwajibkan pemerintah
i. Informasikan imunisasi
yang melindungiterhadap penyakit
namun saat ini tidak diwajibkan
pemerintah
j. Informasikan vaksinasi
untuk kejadian khusus
k. Informasikan
penundaan pemberian imunisasi tidak
berarti mengulang jadwal imunisasi
kembali
l. Informasikan penyedia
layanan pekan imunisasi nasional yang
34
D. Implementasi Keperawatan
implementasi adalah mengatasi masalah yang terjadi pada manusia. Setelah rencana
keperawatan disusun, maka rencana tersebut diharapkan dalam tindakan nyata untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci sehingga dapat
diharapkan tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan Implementasi ini juga dilakukan oleh perawat dan harus menjunjung
tinggi harkat dan martabat sebagai manusia yang unik (Hidayat, 2012).
E. Evaluasi Keperawatan
merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah
1. Evaluasi proses (formatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan.
2. Evaluasi hasil (sumatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN ANEMIA
Nama Klien : Tn S
Umur : 56 tahun
No RM : 15.21.06
A. Primary Survey
Respon : Alert
1. Air way
Jalan nafas : tidak bersih karena terdapat dahak yang mengental dan susah untuk
dikelurkan
2. Breating
Gerakan dada : simetris
frekuensi nafas : teratur 22x/i
suara nafas : ronkhi di basal paru kanan dan kiri
Perkusi dada : sonor
Sesak nafas : Ada
RR : 22x/ i dan SPO2 98 % dengan pemberian oksigen via nasal canul 3l/i
35
37
3. Circulation
Nadi : 121x/i
Akral : teraba dingin
CRT : >2 detik
Kesadaran : kompos mentis
Keluhan lain : tampak pucat, konjungtiva anemis
4. Disability
Respon : Verbal
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15
Eye :4
Verbal :5
Motorik :6
Pupil : Isokor kanan dan kiri
Reflek cahaya : ada kanan dan kiri
Kekuatan otot 5555 5555
4444 4444
5. Exposure : kulit tampak menguning, suhu : 370C, tidak terdapat luka dan
deformitas
B. Secondary survey
TTV
TD : 110/60 mmHg
N : 121 x/i
RR : 22x/i
S : 37 0C
1. Keluhan utama
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut sebelah kanan,
BAB bewarna hitam dan batuk sejak 2 minggu yang lalu
38
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Inspeksi : Tampak ada uban, kepala simetris, tidak ada luka, pupil isokor,
mulut kotor, hidung simetris dan telinga simetris, tampak meringis dan
mengerang ketika kesakitan
Palpasi : tidak ada pembengkakan
2. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan dan lesi pada leher
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjer tyroid dan limfe
3. Dada
a. Paru
Inspeksi : retraksi dinding dada simetris, penggunaan otot bantu nafas,
dan tampak sesak
Palpasi : Tidak ada teraba massa
Perkusi : Resonan/ sonor
Auskultasi : Ronkhi
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS5 mid clavikula sinistra
39
Terapi :
Data Fokus
41
leukosit 16.000/mm3
p. TTV
TD : 110/60 mmHg
N : 121 x/i
42
RR : 22x/i
S : 37 0C
Analisa Data
Data Objektif
d. Tampak sesak
e. TTV :
TD : 110/60 mmHg
N : 121 x/i
RR: 22x/i
S : 370C
2. Data subjective : Agen pencedera Nyeri akut
a. Pasien mengeluh nyeri pada perut fisiologis
Data objektif
a. Tampak meringis dan mengerang
ketika kesakitan
b. Tampak gelisah
c. TTV :
TD : 110/60 mmHg
N : 121 x/i
RR: 22x/i
S : 370C
3 Data Subjektif Penurunan Perfusi
hemoglobin perifer tidak
Pasien mengatakan pusing
efektif
Data objektif
b. Tampak pucat
c. Tampak kurus
d. Tampak lemas
f. HB : 4,6 gr/dl
44
ketika makan
Data objektif
a. Tampak pucat
b. Tampak kurus
c. Tampak lemas
d. IMT : 15,6
B. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
dengan pengisian kapiler >3 detik, akral teraba dingin dan warna kulit pucat
Perdarahan masif
Kehilangan banyak
darah
ANEMIA
Nyeri akut Bersihan jalan nafas Defisit nutrisi SLKI : perfusi perifer
tidak efektif SIKI : perawatan
sirkulasi
SLKI : tingkat nyeri SLKI : Bersihan jalan SLKI : Status Nutrisi
SIKI : managemen nyeri nafas SIKI : Managemen
SIKI : latihan batuk nutrisi
efektif
47
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan Intervensi keperawatan Managemen Nyeri
agen pencedera fisiologis selama 1 x 40 menit, maka diharapkan Observasi
ditandai dengan mengeluh nyeri ekspektasi menurun, dengan kriteria a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
a. Keluhan nyeri menurun b. Identifikasi respon nyeri non verbal
b. Gelisah menurun c. Identifikasi faktor yang memperberat
c. Meringis menurun dan memperingan nyeri
d. Frekuensi nadi membaik d. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
e. Diaforesis menurun nyeri
f. Kemampuan menggunakan teknik e. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
non farmakologis meningkat respon nyeri
f. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
kualitas Hidup
g. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
h. Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
i. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri dengan teknik
relaksasi nafas dalam
j. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan)
k. Fasilitasi istirahat dan tidur pasien
49
Edukasi
l. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
Kolaborasi
m. Kolaborasi pemberian analgesic
3 Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Sirkulasi
berhubungan dengan Penurunan selama 1x40 diharapkan perfusi perifer Observasi
hemoglobin ditandai dengan ekspektasi menurun dengan Kriteria a. Periksa sirkulasi periver (mis. Nadi
pengisian kapiler >3 detik, akral Hasil : perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
teraba dingin dan warna kulit a. Pengisian kapiler membaik suhu, ankle brachial index)
pucat b. Warna kulit membaik b. Identifikasi faktor resiko gangguan
c. Akral membaik sirkulasi
c. Monitor panans, kemerahan, nyeri atau
bengkak pada ekstermitas
Teraupetik
d. Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di daerah
keterbatasan perfusi
e. Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstermitas dengan keterbatasan perfusi
f. Hindari penekanan dan pemasangan
tourniquet pada area yang cidera
g. Lakukan pencegahan infeksi
h. Lakukan perawatan kaki dan kuku
Edukasi
50
IMPLEMENTASI
gelisah
c. Skala nyeri 5
A : Masalah keperawatan
nyeri akut belum teratasi
ditandai sering
dengan berat d. Menganjurkan makan A : masalah keperawatan
badan menurun ketika masih hangat deficit nutrisi belum teratasi
minimal 10%
e. Kolaborasi dengan ahli
di bawah P : intervensi dihentikn dan
rentang ideal gizi menentukan jumlah pasien dilanjutkan dirawat
kalori dan jenis nutrient diruang interne
yang dibutuhkan pada
pasien
55
BAB IV
PEMBAHASAN
teoritis dengan tinjauan kasus yang telah dibuat serta faktor-faktor penghambat dan
pendukung dalam pelaksananan asuhan keperawatan yang mengacu pada teori yang
ada.
A. Pengkajian
kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang didapat setelah
pengkajian pada Tn. S sudah cukup sesuai berdasarkan tinjauan teoritis yang
pada perut sebelah kanan, BAB bewarna hitam dan batuk sejak 2 minggu yang
lalu. Dari hasil pemeriksaan pasien mengeluh nyeri pada perut sebelah kanan
yang terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan hilang timbul dengan durasi
10 menit, gelisah, skala nyeri 6, BAB bewarna hitam, nafsu makan menurun,
mual dan muntah ketika makan, berat badan menurun 10 kg sejak 6 bulan
terakhir, IMT : 15,6, tampak kurus, tampak lemas, batuk dengan dahak sulit
54
56
untuk dikeluarkan, tampak pucat dan turgor kulit menurun, pasien lemah, lelah
dan pusing ketika bergerak, dan dada terasa sesak ketika bergerak.
B. Diagnosa
keperawatan dialami oleh Tn. S sesuai dengan data objektif dan data subjektif.
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
ditandai dengan pengisian kapiler >3 detik, akral teraba dingin dan warna
kulit pucat
ditandai dengan berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
Anemia meliputi :
ditandai dengan pengisian kapiler 3 detik, akral teraba dingin, dan warna
kulit pucat
dengan teori. Diagnosa yang tidak muncul pada teori adalah intoleransi aktivitas,
ansietas dan resiko infeksi. Diagnosa pada kasus bisa saja berbeda dengan teori
intolerasi aktivitas yang begitu berarti sehingga data ini tidak bersifat utama
untuk diangkat.
C. Intervensi
rencana keperawatan yang telah disusunkan oleh SDKI, SLKI dan SIKI sebagai
standar acuan asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam hal ini setiap rencana
Dalam hal ini Kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang begitu
berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor pendukung diantaranya
58
dukungan dari para pembimbing dan yang hubungan komunikasi yang baik
Diantara intervensi SIKI yang akan dilakukan sesuai teori dan kasus yang
telah dikaji adalah latihan batuk efektif, managemen nyeri, perawatan sirkulasi,
D. Implementasi
didelegasikan kepada keluarga dan yang dilakukan kepada pasien. Dalam tahap
E. Evaluasi
selama diruangan IGD kondisi pasien tidak mengalami perburukan, sesak agak
berkurang setelah dipasangkan oksigen via nasal canul 3l/I, nyeri akut berkurang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tn. S pada tanggal 16 April 2021 diruangan Instalasi gawat darurat dapat
disimpulkan :
1. Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
ditandai dengan pengisian kapiler >3 detik, akral teraba dingin dan warna
kulit pucat
ditandai dengan berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi pasien dengan Anemia.
61
B. Saran
59
Dengan selesainya dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia
Harapan sebagai masukan bagi rumah sakit dalam upaya promotif dan
dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan menghasilkan pelayanan yang
memuaskan pada pasien serta melihatkan perkembangan pasien yang lebih baik.
4. Bagi Mahasiswa
keperawatan pada pasien dengan anemia dan dapat menerapkan ilmu yang telah
DAFTAR PUSTAKA
Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC
Depkes RI. 2014. Anemia Gizi dan Tablet Tambah Darah untuk Wanita Subur. Jakarta:
Direktorat Gizi Masarakat
Prayitno, E.A. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Rineka Cipta
WHO. 2015. The Global Prevalence of Anaemia in 2011. World Health Organization:
Geneva
63