Dosen pembimbing:
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
NesiaRossamurti (1033222070)
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilham-Nya. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
tugasmakalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Anak dengan
Anemia”.
Dalam Menyusun makalah ini kami banyak mendapat hambatan dan kesulitan.
Namun berkat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
Mahasiswa dan Khususnya bagi kami sendiri.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1 Definisi.......................................................................................... 4
2.2 Etiologi.......................................................................................... 4
2.3 Patofisiologi.................................................................................. 5
2.4 Klasifikasi Anemia......................................................................... 9
2.5 Manifestasi Klinis.......................................................................... 10
2.6 Penatalaksanaan.......................................................................... 11
2.7 Pengkajian Keperawatan.............................................................. 12
2.8 Diagnosa Keperawatan................................................................ 13
2.9 Perencanaan, penatalaksanaan, evaluasi keperawatan............. 13
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................... 26
4.2 Saran............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 27
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyebab anemia yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah akibat
kekurangan vitamin B12 dan asam folat. Selain itu, anemia yang paling banyak
ditemukan pada anak-anak diberbagai negara didunia adalah anemia gizi besi.
Anemia gizi besi merupakan anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi
dimana zat besi dalam tubuh tidak cukup untuk mempertahankan fungsi
fisiologis normal jaringan darah, otak, dan otot. Selain itu anemia gizi besi juga
dapat disebabkan karena kekurangan zat gizi mikro lainnya seperti vitamin C,
yang berfungsi sebagai enhancer untuk mencegah pengendapan zat besi di
dalam usus. Oleh karena itu, asupan zat gizi mikro harus seimbang untuk
menghindari terjadinya anemia gizi besi (izzania et al., 2021).
1
2
umur 11-14 tahun ≤ 2,0 g/L, remaja diatas 15 tahun untuk anak perempuan<
12,0 g/L dan anaklaki-laki< 3,0 g/L.
Penyebab mendasar kejadian anemia adalah rendahnya asupan zat besi serta
kesalahan dalam konsumsi zat besi (Nasrudin et al., 2021). Faktor lain
terjadinya anemia gizi besi pada remaja putri yaitu pengetahuan yang kurang
tentang anemia, dan sikap yang tidak mendukung (Listiana, 2016).
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam melaksanakan praktik keperawatan anak yang
dapat dipakai sebagai acuan dalam bekerja.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
1.1 Definisi
Anemia adalah kondisi berkurangnya sel darah merah atau yang biasa
disebut dengan eritrosit dalam sirkulasi darah atau hemoglobin sehingga
tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh
jaringan (Astuti & Ertiana, 2018).
Anemia merupakan istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah
dan kadar hematokrit dibawah nilai normal. Anemia bukan merupakan
penyakit tetapi merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin sebagai mengangkut oksigen keseluruh
jaringan tubuh (Wijaya & Putri, 2013).
1.2 Etiologi
Jenis anemia berdasarkan penyebabnya yaitu (Wijaya & Putri, 2013):
a. Anemia pasca pendarahan
Terjadi akibat pendarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan
persalinan dengan pendarahan.
b. Anemia defisiensi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Hasil
Penelitian dibagian Ilmu Kesehatan Anak penyebab anemia defisiensi
besi menurut umur adalah:
1) Bayi dibawah umur 1 tahun
Persediaan zat besi kurang karena berat badan lahir rendah atau
lahir kembar.
2) Anak berumur 1-2 tahun
Masukan besi yang kurang karena tidak mendapat makanan
tambahan, kebutuhan meningkat akibat infeksi berulang,
malabsorbsi, kehilangan darah berlebihan akibat pendarahan karena
infeksi parasite dan diverticulum meckeli.
3) Anak berumur 2-5 tahun
4
5
1.3 Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan. Kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, invasi tumor atau kebanyakan
akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui pendarahan destruksi, dapat mengakibatkan defekasi sel merah
yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.
Pecah atau rusaknya sel darah merah terjadi terutama dalam hati dan
limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel merah atau hemolisis segera
6
defisiensi zat besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan.
Anemia aplastic diakibatkan karena rusaknya sumsum tulang.
Gangguannya berupa berkurangnya sel darah dalam darah tepi sebagai
akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik (sel-sel sumsum tulang
yang memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan kepingan darah)
dalam sumsum tulang.
Aplasia dapat terjadi hanya pada satu, dua atau ketiga system hemopoetik
(eritropoetik, granulopoetik dan trombopoetik). Aplasia hanya mengenai
system eritropoetik disebut eritroblastopenia (anemia hipoplastik). Aplasia
mengenai system granulopoetik disebut agranulosistosis (Penyakit
Schultz), dan aplasia mengenai system trombopoetik disebut
amegakariositik trombositopenik (ATP). Bila mengenai ketiga-tiga system
disebut panmieloptisis atau lazimnyadisebut anemia aplastik.
Kekurangan asam folat akan mengakibatkan anemia megaloblastik. Asam
folat merupakan bahan esensial untuk sintesis DNA (Desoxyribonucleic
acid) dan RNA (Ribonucleid acid), yang penting sekali untuk metabolisme
inti sel dan pematangan sel (Wijaya & Putri, 2013).
8
Penurunan SDM
Hb berkurang
Anemia
Sumber :https://www.scribd.com/document/248448707/Pathway-Anemia
9
b. Anemia Mikrositik
Anemia Hipokromik mikroskotik, Mikroskotik adalah sel kecil, hipokronik
adalah pewarna yang berkurang. Sel-sel ini mengandung hemoglobin
dalam jumlah yang kurang dari jumlah normal, keadaan ini
menyebabkan kekurangan zat besi seperti anemia pada defisiensi besi,
kehilangan darah kronis dan gangguan sintesis globin.
1. Anemia kekurangan besi merupakan jenis anemia yang paling
umum dari semua jenis anemia dan yang paling sering adalah
microytic hypochromic. Anemia kekurangan besi disebabkan ketika
penyerapan atau masukan dari zat besi tidak cukup. Zat besi adalah
suatu zat di dalam tubuh yang erat dengan ketersediaan jumlah
darah yang diperlukan dan kekurangan zat besi mengakibatkan
berkurangnya hemoglobin di dalam sel darah merah.
10
c. Anemia Normositik
SDM memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung jumlah
hemoglobin normal. (MCV dan MHCH normal atau rendah) tetapi
mengalami anemia. Penyebab anemia jenis ini adalah pendarahan
yang akut, anemia dari penyakit yang kronis, anemia yang aplastic
(kegagalan sumsum tulang).
1.6 Penatalaksanaan
1.6.1 Terapi
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pemberian terapi
pada penderita anemia antara lain (Bakta, 2017).
a. Pengobatan diberikan berdasarkan hasil diagnose yang telah
ditegakkan.
b. Pemberian hematinik (obat yang membantu proses
pembentukan sel darah merah) tidak dianjurkan untuk pemberian
tanpa indikasi yang jelas.
c. Pengobatan anemia dapat berupa sebagai berikut:
1. Terapi untuk keadaan darurat misalnya pendarahan akut
akibat anemia aplastic yang mengancam jiwa atau anemia
pasca pendarahan akut yang disertai dengan gangguan
hemodinamik.
2. Terapi suportif, memberikan makan gizi seimbang terutama
mengandung kadar besi yang tinggi yang bersumber dari
hewani, yaitu hati, limfa, daging dan dari nabati yaitu bayam,
kacang-kacangan.
3. Terapi khusus untuk masing-masing jenis anemia.
4. Terapi kausal untuk mengobati penyakit dasar yang menjadi
penyebab anemia tersebut.
d. Dalam keadaan diagnose akurat tidak dapat ditegakkan,
terpaksa memberikan terapi percobaan ex juvan tivus. Kita
harus melakukan pemantauan yang ketat pada respon terapi
dan perubahan perjalanan penyakit dan melakukan evaluasi
tentang kemungkinan perubahan diagnosis.
e. Transfusi darah diberikan pada anemia setelah pendarahan
akut dengan tanda-tanda gangguan hemodinamik. Pada anemia
kronik transfuse hanya diberikan jika anemia bersifat adanya
ancaman pada jantung diberikan packed red cell jangan whole
blood. Anemia kronik sering dijumpai peningkatan volume darah
oleh karena itu transfuse darah harus diberikan tetesan secara
pelan. Dapat juga diberikan diuretic kerja cepat misalnya
furosemide sebelum transfusi.
12
Eritrosit (juta/mikrolt) umur bbl 5,9 (4,1 – 7,5), 1 Tahun 4,6 (4,1 – 5,1), 5
Tahun 4,7 (4,2 -5,2), 8 – 12 Tahun 5 (4,5 -5,4).
Hb (gr/dl) Bayi baru lahir 19 (14 – 24), 1 Tahun 12 (11 – 15), 5 Tahun
13,5 (12,5 – 15), 8 – 12Tahun 14 (13 – 15,5).
Leokosit (per mikrolt) Bayi baru lahir 17.000 (8-38), 1 Tahun 10.000 (5
– 15), 5 Tahun 8000 (5 – 13), 8 – 12 Tahun 8000 (5-12).
Trombosit (per mikrolt) Bayi baru lahir 200.000, 1 Tahun 260.000, 5
Tahun 260.000, 8 – 12Tahun 260.0004.
Hemotokrit (%0) Bayi baru lahir 54, 1 Tahun 36, 5 Tahun 38, 8 – 12
Tahun 40.
3.1 PengkajianKeperawatan
Pengkajian dilakukan pada An. M. P dengan diagnosa medis Anemia aplastik
dilakukan pada minggu 26 Juni 2019 jam 10.00 WITA.
1. Keluhan utama Keluhan utama An. M.P adalah mengeluh lemas seluruh
badan &pusing. Keluhan lain yang dirasakan oleh An. M.P adalah sulit
beraktifitas, tidak ada nafsu makan dan sering muntah. Riwayat kesehatan
saat ini An. M. P masuk rumah sakit dengan keluhan lemas seluruh badan
dan pusing, An. M. P sempat di rawat di RSUD kabupaten TTS sebelum
dirujuk ke RSUD Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang.
Riwayat kehamilan dan persalinan. Prenatal: tempat pemeriksaan umum
(posyandu), frekuensi pemeriksaan kehamilan (5 kali), dengan keluhan
sakit kepala. Intranatal: Bersalin dirumah, dengan jenis pertolongan
spontan. Postnatal: pasien waktu bayi mendapat ASI kurang lebih 1 tahun,
dan ASI yang didapat adalah ASI ekslusif, imunisasi lengkap. Riwayat
masa lampau keluarga mengatakan bahwa waktu kecil pasien pernah
menderita panas tinggi, tapi tidak pernah dirawat di rumah sakit. Tidak
mempunyai riwayat alergi dan juga tidak pernah mengalami kecelakaan
serta imunisasi dasar yang didapat lengkap. Riwayat sosial, saat dilakukan
pengkajian riwayat sosial, pasien diasuh oleh orang tuanya, pasien
berstatus anak, hubungan dengan teman sebaya baik, lingkungan rumah
juga baik. Kebutuhan dasar saat dilakukan pengkajian nutrisi keluarga
mengatakan makanan yang disukai adalah sayur dan telur, selera makan
pasien menurun, alat makan yang digunakan adalah piring dan sendok,
pola makan 3x sehari, hanya menghabiskan ½ porsi makan. Pola istirahat
dan tidurPola tidur pasien teratur, kebiasaan pasien sebelum tidur adalah
menonton TV, pasien tidur siang dari jam 1- jam 4 dan jam tidur malam
dari jam 9 - jam 6 pagi. Personal hygiene pasien mandi 2x sehari, sikat gigi
2x sehari. Saat sakit eliminasi (urin dan bowel) dibantu keluarga. Saat
dilakukan pengkajian pasien tidak mempunyai tindakan operasi, status
nutrisi (tidak ada nafsu makan, mual dan muntah), status cairan (pasien
menghabiskan 400cc per hari). Terapi yang didapatkan An. M.P adalah
15
16
Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan setelah perencanaan kegiatan dirancang
dengan baik. Tindakan keperawatan mulai dilakukan tanggal 27- 29 Mei 2019.
Pada hari pertama tanggal 27 Mei 2019
Untuk diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan implementasi yang
dilakukan yaitu: 1) Pukul 07.00 mengkaji jenis perdarahan hasilnya tidak
terdapat perdarahan. 2) Pukul 07.15 Menganjurkan pasien untuk makan
makanan yang tinggi zat besi hasilnya pasien mengatakan bersdia makan
makanan tinggi zat besi. 3) Pukul 07.30 menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik. 4)
Pukul 07.45 mengukur tanda-tanda vital, hasilnya TD: 90/60 mmHg, Nadi:
78x/menit, Suhu: 36,30 c. 5) Pukul 08.00 Melakukan kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian transfusi darah & obat antikoagulan (pasien menyetujui
pemberian transfusi darah O (PRC). 6) Pukul 08.15 memasang transfusi darah
O PRC 20 tts/m, hasilnya pasien terpasang PRC 20 tts/m 7). Pukul 08.30
kolaborasi pemeriksaan laboratorium, hasilnya pasien menyetujui pemeriksaan
19
laboratorium. 8). Pukul 09.00 Memberikan obat sucralfat 1 x1 gram (IV). Hasil
pasien mau dan obat diberikan Untuk diagnosa keperawatan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekurangan asupan nutrisi
esensial implementasi yang dilakukan yaitu: 1) Pukul 08.45 memberikan
makanan yang hangat sesuai kesukaan pasien hasilnya pasien menyukai
makanan yang diberikan. 2) Pukul 09.00. memberi makanan dalam porsi kecil
tapi sering hasilnya pasien makan sesuai porsi yang diberikan. 3) Pukul 09.15
menimbang BB hasilnya BB 32 kg. 4) Pukul 09.30 melakukan kolaborasi
dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan dengan rasional
suplemen makanan dapat meningkatkan nafsu makan sehingga intake
adekuat hasilnya dokter menyetujui makan yg diberikan. 5) Pukul 09.45
memberikan makanan pada pasien sambil bercerita. Hasilnya pasien mau
makan dan menghabiskan ½ porsi saja. Untuk diagnosa keperawatan
intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik implementasi yang
dilakukan yaitu: 1) Pukul 10.15 mengkaji faktor yang menyebabkan kelelahan
dengan hasilnya faktor penyebab kelelahan adalah lemas seluruh badan. 2)
Pukul 10.30 memonitor kardiovaskuler terhadap aktivitas dengan hasilnya
kardiovaskuler pasien nampak baik. 3) Pukul 10.45 membantu pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan dengan hasilnya pasien
mengatakan bisa bercerita, duduk dan membaca buku.
Pada hari kedua tanggal 28 Mei 2019
dilakukan Untuk diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan implementasi yang
dilakukan yaitu: 1) Pukul 07.00 mengkaji jenis perdarahan hasilnya tidak
terdapat perdarahan. 2) Pukul 07.15 menganjurkan pasien untuk makan
makanan yang tinggi zat besi hasilnya pasien mengatakan bersedia makan
makanan tinggi zat besi. 3) Pukul 07.30 menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik. 4)
Pukul 07.45 mengukur tanda tanda vital, hasilnya TD:90/60 mmHg, Nadi:
78x/menit, Suhu: 36,30C. 5) Pukul 09.00 memberikan obat sucralfat 1 x 1gran
secara intra vena dan hasilnya pasien menyetujui dan obat diberikan. 6) Pukul
08.15 memasang transfusi darah O PRC 20 tts/m hasilnya: pasien terpasang
PRC 20 tts/m. 7) Pukul 08.30 melakukan kolaborasi pemeriksaan
laboratorium, hasilnya pasen menyetujui pemeriksaan laboratorium. Untuk
diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
20
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel
darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya keseluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
4.2 Saran
a. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan.
b. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan.
26
DAFTAR PUSTAKA
27